You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan
daya attenuasi sinar-X atau dengan kata lain pemanfaatan bahan kontras ini
dipakai untuk lebih meningkatkan radiolucent maupun radioopaque suatu
gambaran organ. Bahan kontras ditemukan pertama kali pada tahun 1896 dan
dipakai untuk pemeriksaan traktus digestivus. Bahan yang dipakai ialah barium
sulfat. Penelitian mengenai bahan kontras ini terus berkembang hingga pada tahun
1923 ditemukan garam senyawa iodin yang digunakan untuk pemeriksaan traktus
urinarius. Pemeriksaan traktus urinarius dengan bahan kontras yang dimasukan
secara intra vena ke dalam tubuh manusia ini disebut pemeriksaan BNO IVP.
Selain itu dapat dipakai untuk melakukan pemeriksaan colon yang disebut
pemeriksaan Colon In Loop. Baik traktus urinarius dan colon sebagai bagian dari
sistem ekskresi manusia sangatlah penting, sehingga perlu suatu pemeriksaan
yang akurat apabila kedua bagian ini mengalami suatu gangguan atau penyakit.
Sehingga penulis tertarik untuk membahas tentang pemakaian bahas kontras yang
sangat membantu dalam menentukan dan menegakkan diagnosis pada penyakit-
penyakit pada bagian tersebut.

B. Anatomi traktus urinarius


Traktus urinarius atau yang sering disebut dengan saluran kemih terdiri dari
sepasang ginjal, sepasang ureter, vesika urinaria dan uretra.
a. Ginjal
Ginjal merupakan sepasang organ retroperitoneum yang terletak
sepanjang batas musculus psoas di bawah diafragma dan dekat dengan
columna vertebralis. Ren dextra letaknya lebih rendah daripada ren sinistra
karena besarnya lobus hepatis dextra. Masing masing ren mempunyai facies
anterior dan posterior, margo medialis dan lateralis, extremitas superior dan
posterior. Bentuknya seperti kacang dengan sisi cekung ke arah medial. Pada

1
sisi ini terdapat hilus ginjal yaitu tempat struktur-struktur pembuluh darah,
sistem limfatik, sistem saraf dan ureter.
Berat dan besar ginjal sangat bervariasi, hal ini tergantung dari jenis
kelamin, umur, dan ada tidaknya ginjal di sisi yang lain. Ginjal dibungkus oleh
jaringan fibrous tipis. Di sebelah kranial terdapat kelenjar anak ginjal atau
adrenal/suprarenal yang berwarna kuning. Ginjal dibatasi oleh otot-otot
punggung serta tulang rusuk ke XI dan XII pada bagian posterior. Bagian
anterior oleh organ-organ intraperitoneal. Ginjal kanan dibatasi oleh hepar,
kolon, dan duodenum. Sedangkan yang kiri oleh lien, lambung, pankreas,
jejunum dan kolon.
Secara anatomis dibagi dua, yaitu medula dan korteks. Didalam korteks
terdapat nefron-nefron dan di medula terdapat banyak duktuli ginjal. Nefron
sendiri terdiri dari tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distalis, dan
duktus koligentes.

b. Ureter
Ureter merupakan saluran retroperitoneum yang menghubungkan ginjal
dengan vesika urinaria. Ureter berbentuk tabung kecil yang berfungi
mengalirkan urine dari pielum ginjal ke dalam buli-buli. Dindingnya terdiri
atas mukosa yang dilapisi oleh sel-sel transisional, otot polos sirkuler dan
longitudinal yang dapat melakukan gerakan peristaltik guna mengeluarkan
urine ke buli-buli.

c. Vesika Urinaria
Vesika urinaria atau buli-buli merupakan organ otot yang berfungsi
sebagai resevoir utama traktus urinarius dan mempunyai kapasitas 350-450 ml.
Terdiri dari tiga lapis otot destrusor yang saling beranyaman. Di sebelah dalam
adalah otot longitudinal, di tengah adalah otot sirkuler dan di luar juga
merupakan otot longitudinal. Pada dasar bulu-buli kedua muara ureter dan
meatus uretra internum membentuk suatu segitiga yang trigonum buli-buli.
Secara anatomi bentuk buli-buli teridiri dari 3 permukaan, yaitu
permukaan superior yang berbatasan dengan rongga peritoneum, dua
permukaan inferolateral, dan permukaan posterior.

2
Pada saat kosong, buli-buli terletak dibelakang simfisis pubis dan pada
saat penuh berada di atas simfisis sehingga dapat dipalpasi dan diperkusi. Buli-
buli yang terisi penuh memberikan rangsangan pada saraf aferen dan
menyebabkan aktivasi pusat miksi di medulla spinalis segmen sakral S2-4. Hal
ini menyebabkan kontraksi otot detrusor, terbukanya leher buli-buli, dan
relaksasi sfingter uretra sehingga terjadi proses miksi.

d. Urethra
Urethra merupakan saluran urine dan produk sistem genitalia pria.
Urethra pria terbentang sekitar 23 cm dari cerviks vesika urinaria ke meatus
dan dibagi menjadi bagian anterior dan posterior.
Bagian anterior memiliki panjang 18-25 cm. Saluran ini dimulai dari meatus
urethra, pendulans urethra dan bulbus urethra. Bagian posterior memiliki
panjang 3-6 cm. Urethra yang dikelilingi kelenjar prostat dinamakan urethra
prostatika. Bagian selanjutnya adalah urethra membranasea, yang terpendek
dari semua urethra, dan terdapat otot yang membentuk sfingter. Sfingter ini
bersifat volunter sehingga kita dapat menahan berkemih.

Gambar 1. Gambaran traktur urinarius manusia

3
BAB II
PEMERIKSAAN IVP

C. Definisi
Intravena Pyelography (IVP) atau dikenal juga dengan urografi adalah foto
yang dapat menggambarkan keadaan sistem urinaria melalui bahan kontras
radioopaque. Pencitraan ini dapat menunjukkan adanya kelainan anatomi dan
kelainan fungsi ginjal.

D. Fungsi
Untuk mendapatkan gambaran radiografi dari letak anatomi dan fisiologi serta
mendeteksi kelainan patologis dari ginjal, ureter dan buli.

E. Indikasi
Indikasi pemeriksaan IVP antara lain nephrolithiasis (batu ginjal),
ureterolithiasis (batu ureter), vesicolithiasis (batu vesika urinaria), hipertrofi
prostat, kelainan kongenital seperti (duplication of ureter and renal pelvis, ectopia
kidney, horseshoe kidney, malrotasi) juga radang atau infeksi, massa atau tumor,
dan trauma.

F. kontra indikasi

 Alergi terhadap media kontras


 Pasien yang mempunyai kelainan atau penyakit jantung
 Pasien dengan gagal ginjal kronik
 Neonates
 Pasien yang sedang dalam kolik
 Diabetes mellitus tidak terkontrol
 Ureum dan kreatinin meningkat

4
G. Persiapan Pasien
1. Sehari sebelum pemeriksaan, pasien diminta untuk makan makanan lunak
tanpa serat (contoh : bubur)
2. Makan terakhir pukul 19.00 (malam sebelum pemeriksaan)
3. Malam hari pukul 21.00 pasien diminta meminum laksatif (dulcolax)
4. 8 jam sebelum pemeriksaan, pasien disarankan tidak minum untuk
menjaga kadar cairan
5. Pagi hari (pada hari pemeriksaan) pasien diminta memasukan dulcolax
suppositoria melalui anus, agar usus benar-benar bersih dari sisa
makanan/faeces
6. Selama persiapan pasien diminta tidak banyak berbicara dan tidak merokok
supaya tidak ada intestinal gas
7. Tujuannya untuk membersihkan usus dari udara dan faeces yang dapat
mengganggu visualisasi dari foto IVP atau menutupi gambaran ginjal dan
saluran-salurannya.

H. Peralatan dan Bahan


Peralatan :
1. Spuit 1 cc (untuk skin test)
2. Spuit 3 cc (untuk persiapan obat emergency)
3. Spuit 50 cc (untuk bahan kontras)
4. Wing needle
5. Jarum no 18
6. Kapas alkohol
7. Stuwing
8. Gunting
9. Plester
Bahan :
1. Media Kontras ( contoh : iopamiro,ultravist), jumlahnya disesuaikan
dengan berat badan pasien
2. Obat-obatan emergency ( contoh : antihistamin seperti dipenhydramine)

5
I. Prosedur Pemeriksaan
1. Pasien diwawancara untuk mengetahui klinis dan riwayat alergi
2. Pasien diminta mengisi informed consent
3. Buat plain foto BNO terlebih dahulu
4. Jika hasil foto BNO baik, lanjutkan dengan skin test dan IV test sebelum
dimasukannya bahan kontras melalui fossa cubiti, diamkan sesaat untuk
melihat reaksi alergi
5. Sebelum disuntik bahan kontras,pasien ditensi terlebih dahulu
6. Menyuntikkan bahan kontras secara perlahan dan menginstruksikan pasien
untuk tarik nafas dalam lalu keluarkan dari mulut guna meminimalkan rasa
mual yang mungkin dirasa pasien
7. Jika tidak ada reaksialergi penyuntikan dapat dilanjkan dengan memasang
alat compressive ureter terlebih dahulu disekitar SIAS kanan dan kiri
(biasa digunakan alat compressive berupa bola tenis)
8. Setelah itu lakukan foto nephrogram dengan posisi AP Supine 1 menit
setelah injeksi media kontras untuk melihat masuknya media kontras ke
collecting system
9. Lakukan foto 5 menit post injeksi dengan posisi AP supineuntuk melihat
system pelviocalyses dan ureter proksimal terisi media kontras
10. Foto 15 menit post injeksi dengan posisi AP supine mencakup gambaran
pelviocalyses, ureter dan vesikaurinariamulai terisi media kontras
11. Foto 30 menit post injeksi dengan posisi AP supine melihat gambaran
vesika urinaria terisi penuh media kontras
12. Sebelum disuntik bahan kontras,pasien ditensi terlebih dahulu
13. Pasien diminta untuk turun dari meja pemeriksaan untuk buang air kecil,
kemudian lakukan foto post void (post miksi)
14. Foto kontras IVP bisa saja dibuat sampai interval waktu berjam-jam jika
kontras belum turun.

6
J. Teknik Pemeriksaan
Teknik pemeriksaan IVP dilakukan dengan interval waktu tertentu yang
disesuaikan dengan lamanya aliran bahan kontras untuk mengisi ginjal sampai
bahan kontras itu masuk ke buli.
1. Plain Foto BNO AP ( Sebelum Injeksi)
- Pembuatan foto polos abdomen bertujuan untuk melihat kemungkinan
adanya batu radioopak di saluran kemih
- Menggunakan kaset 30x40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang
diletakkan memanjang.
- PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh
sejajar dengan garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai lurus dan
kedua tangan lurus disamping tubuh.

2.Foto 5 Menit Post Injeksi


- Fase dimana kontras menunjukkan nefron ginjal, pelvis renalis, ureter
proximal.
- Menggunakan kaset 24x30 yang diletakkan melintang
- PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh
sejajar dengan garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai lurus dan
kedua tangan lurus disamping tubuh.
Fase dimana kontras menunjukkan nefron ginjal, pelvis renalis, ureter
proximal.

7
Gambar 2. Fase nefrogram normal

3. Foto 15 Menit Post Injeksi


- Fase dimana kontras media memperlihatkan nefron, Pelvis renalis dan
ureter proksimal terisi maksimal dan ureter distal mulai mengisi kandung
kemih
- Menggunakan kaset 30x40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang
diletakkan memanjang
- PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh
sejajar dengan garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai lurus dan
kedua tangan lurus disamping tubuh.

8
Gambar 3. Terlihat gambaran klingkin yang menandakan adanya batu pada
ureter kanan bagian proximal.

4. Foto 30 Menit Post Injeksi


- Fase dimana kontras media memperlihatkan nefron, pelvis renalis, ureter
hingga kandung
- kaset 30x40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan
memanjang
- PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh
sejajar dengan garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai lurus dan
kedua tangan lurus disamping tubuh.

9
Gambar 4. . Kontras tidak memenuhi vesica urinaria menandakan
kemungkin batu pada vesica urniaria.

5. Foto Post Miksi


- Fase dimana kontras media memperlihatkan nefron, pelvis renalis,
ureter hingga kandung kemih
- Menggunakan kaset 30x40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang
diletakkan memanjang.
Semua foto dikonsulkan ke dokter spesialis radiologi. Jika kemudian
diminta foto post miksi, maka pasien diminta untuk buang air kecil
untuk mengosongkan vesika urinaria dari media kontras.

10
Gambar 5. Foto post miksi

Tujuan foto tiap 5,15,30 menit adalah :


 Foto 5 menit untuk melihat dan menilai fungsi ginjal
 Foto 15 menit untuk melihat ureter
 Foto 30 menit untuk melihat vesika urinaria apakah sudah terisi bahan
kontras atau belum
 Foto post miksi untuk melihat pengosongan vesika urinaria

K. Alur Perjalanan Bahan Kontras


Bahan kontras yang disuntikkan melalui vena fossa cubiti akan mengalir ke
vena capilaris, vena subclavia, kemudian ke vena cava superior. Dari VCS
bahan kontras akan masuk ke atrium kanan jantung, kemudian ke ventrikel
kanan dan mengalir ke arteri pulmonalis. Kemudian mengalir ke vena
pulmonalis menuju atrium kiri kemudian ke ventrikel kiri dan mengalir ke
aorta, terus menuju aorta desendens kemudian kedalam aorta abdominalis dan
masuk ke arteri renalis dan mulai memasuki korteks ginjal.

11
Gambar 6. Alur perjalanan bahan kontras

12
BAB III
PENUTUP

 Intravena pyelografi ( IVP ) adalah pemeriksaan foto rontgen dengan cara


memasukkan zat kontras melalui vena yang kemudian akan mengisi traktus
urinarius.

 Indikasi dari IVP adalah bila ada kecurigaan patologis pada traktus urinarius,

 Media Kontras yang digunakan ( contoh : iopamiro,ultravist), jumlahnya


disesuaikan dengan berat badan pasien

 Keuntungan dari IVP adalah kita bisa mendapatkan informasi yang terperinci
untuk membantu diagnosa dan terapi pada kelainan – kelainan traktus
urinarius.

 Kerugiannya adalah bila terjadi komplikasi dari bahan kontras yang diberikan
dan adanya efek radiasi.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim.IntravenousPyelogram(IVP).Diunduhdari
http:/www.radiologyinfo.org/en/photocat/gallery2.cfm?pg=ivp. 30 juli 2009,15.30.
2. Rasad, Sjahriar, Radiologi Diagnostik edisi kedua, Balai penerbit FKUI, Jakarta,
2009.
3. Bontrager,2001.,Text Book of Radiographic Positioning and Related Anatomy,edisi
ke- 5,Mosby Inc,St.Louis,Amerika.
4. Lee Jr FT,Thornbury JR.The Urinary Tract.Dalam : Juhl JH,Crummy AB,Kuhlman
JE.Essentials of radiologic imaging,7th Ed.Lippincott-Raven Publishers ;24
5. Mark,H.,Swartz., 1995, Buku Ajar Diagnostik Fisik, Penerbit Buku
Kedokteran,Jakarta.

14

You might also like