You are on page 1of 16

AKAR-AKAR PERSAMAAN

METODE NUMERIK
AKAR-AKAR PERSAMAAN

Pendahuluan Jumlah Akar


Akar-akar suatu persamaan dari suatu fungsi Bila f(xi) dan f(xu) mempunyai tanda yang
x sebenarnya adalah harga x yang membuat sama, maka jumlah akar biasanya
f(x) = 0. merupakan bilangan genap.
Sebelum kemajuan komputer, menyelesaikan
suatu akar persamaan menggunakan metode
analitis dan grafik.
Analitis → f(x) = x2 - 4x → x2 - 4x = 0
x(x-4) = 0
x1 = 0 atau x2 = 4

Jumlah Akar Jumlah Akar


Bila f(xi) dan f(xu) mempunyai tanda yang Meskipun generalisasi ini biasanya benar,
berbeda, maka jumlah akar biasanya tetapi ada kasus tertentu dimana suatu fungsi
merupakan bilangan ganjil. mempunyai akar kembar atau fungsi tersebut
diskontinu.
Pendahuluan
Berapa akar dari suatu f(x) = e-x-x ?
Dengan analitis sulit tetapi masih x f(x)
bisa diselesaikan dengan metode 0 1
grafik, dengan cara:
0,2 0,6187
0,3 0,4408

1 -0,632

Metode Pendekatan Mencari


Akar Persamaan Metode Tertutup (Akolade)
Metode Tertutup (Metode Akolade) Metode ini sering disebut metode
Metode Grafik (selang bisa ditentukan lebih kecil terkurung/tertutup karena membutuhkan dua
dari manual) tebakan awal untuk menentukan akar suatu
Metode Bisection (Metode bagi dua) f(x).
Metode Regulafalsi (Interpolasi Linier) Dua tebakan harus mengapit akarnya, berarti
Metode Terbuka harus ditentukan sebelum akar dan setelah
Metode Secant akar
Metode Newton Raphson Dalam metode Tertutup, grafik fungsi harus
digambar secara kasar.

Metode Grafik Metode Grafik


Metode paling sederhana untuk memperoleh
tafsiran akar suatu f(x) dengan membuat
grafik dari fungsi tersebut dan kemudian
mengamati berapa nilai x yang menyebabkan
f(x) berharga 0.
Jika selang dari tiap perubahan nilai x
ditentukan semakin kecil, maka akan
menghasilkan nilai yang semakin teliti.
Metode Grafik (Ex.) Metode Grafik (Ex.)
Ingin dicari suatu akar dari f(x) = ex - 2 - x2 Tebakan awal x0 = 0,5 dan x1 = 1,5 dan
Tebakan awal x0 = 0,5 dan x1 = 1,5 dan selangnya (∆x) = 0,25
selangnya (∆x) = 0,5
x f(x)
x f(x) 0,5 − 0,60128
0,5 − 0,60128 0,75 − 0,4455
1 − 0,28172
1 − 0,28172 1,25 − 0,07216
1,5 0,23169
1,5 0,23169

Metode Grafik (Ex.)


Tentukan akar riel dari : F(X)= -0.9X^2+1.7X+2.5
Tebakan awal x0 = 0,5 dan x1 = 1,5 dan 1. Metode grafis
2. Dengan menggunakan rumus kuadrat
selangnya (∆x) = 0,2 3. Dengan menggunakan tiga iterasi metode bagi dua dengan terkaan awal Xl=2.8 dan Xu=3.0

x f(x)
0,5 − 0,60128 − Dengan selang ∆x = 0,25, akarnya
0,7 − 0,47625 adalah x = 1,25.
0,9 − 0,3504 − Dengan selang ∆x = 0,2, akarnya
adalah x = 1,3. Dengan selang ini
1,1 − 0,20583 lebih teliti karena menghasilkan f(x)
1,3 − 0,02070 yang nilainya lebih dekat dengan 0.
1,5 0,23169

Metode Bisection (Bagi Dua) Metode Bisection (Bagi Dua)


Syarat: f(x) real/nyata dan kontinu dalam f(Xr) |f(Xr) |

interval xi s/d xu, dimana f(xi) dan f(xu)


berbeda tanda sehingga f(xi).f(xu) < 0 f(Xu)

Metode ini digunakan untuk menentukan


salah satu akar dari f(x).
f(Xr)
Dasar dari metode bagi 2 adalah metode Xi
carian inkremental. Xr Xu
f(Xi)
Metode Carian Inkremental Algoritma Metode Bisection
Proses dimulai dengan menentukan sebuah interval 1. Pilih harga xi yaitu harga x yang terendah
dimana fungsi tersebut bertukar tanda. kemudian dan xu yaitu harga x yang tertinggi, agar
penempatan perubahan tanda dari akar ditandai
fungsi berubah tanda sepanjang interval
lebih teliti dengan cara membagi interval tersebut
menjadi sejumlah subinterval (pada metode bagi 2, tersebut sehingga f(xi).f(xu) < 0
pencarian subintervalnya dengan cara membagi 2. Taksiran pertama akar sebut dengan xr
dua). Setiap subinterval dicari untuk menempatkan ditentukan oleh:
perubahan tanda. Proses tersebut diulangi dengan x + xu
xr = i
subinterval yang semakin lama semakin kecil hingga 2
dicapai suatu proses konvergensi

Algoritma Metode Bisection Algoritma Metode Bisection


3. Evaluasi harga xr untuk menentukan 4. Buat taksiran akar baru = xr baru dari
subinterval mana yang akan memuat harga x + xu
akar dengan cara sebagai berikut xr = i
2
Jika f(xi).f(xr) < 0, akar terletak pada subinterval
pertama, maka xu baru = xr. 5. Putuskan apakah taksiran baru cukup
Jika f(xi).f(xr) > 0, akar terletak pada subinterval
akurat dengan kebutuhan yaitu biasanya |εa|
kedua, maka xi baru = xr. ≤ |εs| yang ditentukan. Jika ya hentikan
Jika f(xi).f(xr) = 0, maka proses komputasi komputasi, jika tidak kembali lagi ke
berhenti dan akarnya = xr. evaluasi.

Flowchart Metode Bisection Metode Bisection (Ex.)


f(x) = ex – 2 – x2, cari akarnya dengan
Cari posisi akar
f(Xi), f(Xu) beda metode bisection dimana xi = 0.5; xu = 1.5;
Xi + Xu
εs = 1%
Xr f(Xr)

Xi=Xr
f(Xi), f(Xr)
f(Xi)=f(Xr)

Xu = Xr
f(Xu) = f(Xr)

galat

galat
Metode Bisection (Ex.) Metode Bisection (Ex.)
Langkah 1: Langkah 2:
1. xi = 0,5; xu = 1,5; f(xi) = −0,60128; f(xu) = 0,23169 3. f(xr) = f(1,25) = −0,07216
2. x = x i + xu = 0,5 + 1,5 = 1 f(xi).f(xr) = (−0,28172).(−0,07216) > 0
r
2 2 maka xi baru = 1,25
3. f(xr) = −0,28172 4. x + xu 1,25 + 1,5
xr = i = = 1,375
f(xi).f(xr) = (−0,60128).(−0,28172) > 0 2 2
maka xi baru = 1 5. 1,375 − 1,25
4. x i + xu 1 + 1,5
εa = ∗ 100% = 9,1%
xr = = = 1,25 1,375
2 2

5. ε = 1,25 − 1 ∗ 100% = 20%


a
1,25

Metode Bisection (Ex.) Metode Bisection (Ex.)


Langkah 3: Langkah 4:
3. f(xr) = f(1,375) = −0,06445 3. f(xr) = f(1,3125) = −0,0072
f(xi).f(xr) = (−0,07216).(−0,06445) < 0 f(xi).f(xr) = (−0,07216).(−0,0072) > 0
maka xu baru = 1,375 maka xi baru = 1,3125
4. x i + xu 1,25 + 1,375 4. x i + xu 1,3125 + 1,375
xr = = = 1,3125 xr = = = 1,34375
2 2 2 2
5. 1,3125 − 1,375 5. 1,34375 − 1,3125
εa = ∗ 100% = 4,76% εa = ∗ 100% = 2,3%
1,3125 1,34375

Metode Bisection (Ex.) Metode Bisection (Ex.)


Langkah 5: Langkah 6:
3. f(xr) = f(1,3125) = −0,0072 3. f(xr) = f(1,328125) = 0,010
f(xi).f(xr) = (−0,0072).(0,0277) > 0 f(xi).f(xr) = (−0,0072).(0,010) < 0
maka xi baru = 1,34375 maka xu baru = 1,328125
4. x + xu 1,3125 + 1,34375 4. x + xu 1,3125 + 1,328125
xr = i = = 1,328125 xr = i = = 1,3203
2 2 2 2
5. 1,328125 − 1,34375 5. 1,3203 − 1,328125
εa = ∗ 100% = 1,176% εa = ∗ 100% = 0,59%
1,328125 1,3203
Metode Bisection (Ex.) Metode Bisection
Iterasi xr |εa| %
Tentukan akar riel dari : F(X)= X^3-7X+1

1 1 − Jika εs = 1 %, Dengan menggunakan tiga iterasi metode bagi dua dengan terkaan awal Xl=2.5 dan Xu=2.6

2 1,25 20 maka akarnya


3 1,375 9,1 adalah x = 1,3203
4 1,3125 4,76
5 1,34375 2,3
6 1,328125 1,176
7 1,3203 0,59

Metode Bisection Metode Regulafalsi


Kelemahan: Yang membedakan antara metode
Membagi interval dengan subinterval dengan Regulafalsi dan Bisection dalam menentukan
membagi 2 tanpa ada perhitungan mengenai f(xi) sebuah akar dari suatu fungsi adalah dalam
dan f(xu) yang mana sebenarnya yang lebih menentukan besarnya xr.
mendekati akarnya
f (xu )(x i − xu )
x r = xu −
f (x i ) − f (xu )

Penentuan pergantian besarnya subinterval


tetap dipengaruhi oleh f(xi).f(xr).

Metode Regulafalsi (Ex.) Metode Regulafalsi (Ex.)


Tentukan salah satu akar dari metode Langkah 1
1. xi = 0,5; xu = 1,5;
Regulafalsi dalam suatu fungsi f(x) = ex – 2 –
f(xi) = f(0,5) = − 0,60128; f(xu) = f(1,5) = 0,23169
x2, dimana xi = 0,5; xu = 1,5; εs = 1% ! 2.
x r = (1,5) −
(0,23169)(0,5 − 1,5) = 1,2219
(− 0,60128) − (0,23169)
3. f(xr) = f(1,2219) = −0,0994
f(xi).f(xr) = (−0,60128).(−0,09941) > 0
maka xi baru = 1,2219; f(xi) = −0,09941
4. ( ) (0,23169)(1,2219 − 1,5)
x r = 1,5 − = 1,3054
(− 0,09941) − (0,23169)
5. 1,3054 − 1,2219
εa = ∗ 100% = 6,397%
1,3054
Metode Regulafalsi (Ex.) Metode Regulafalsi (Ex.)
Langkah 2: Iterasi xr εa %
3. f(xr) = f(1,3054) = −0,014905 1 1,2219 −
f(xi).f(xr) = (−0,09941).(−0,014905) > 0 2 1,3054 6,397
maka xi baru = 1,3054; f(xi) = −0,014905 3 1,31716 0,8928
4.
x r = (1,5) −
(0,23169)(1,3054 − 1,5) = 1,31716
(− 0,014905) − (0,23169) Dari hasil ini ternyata metode Regulafalsi lebih cepat
konvergen, daripada Bisection, tetapi belum tentu teliti. Hal
1,31716 − 1,3054 ini dibuktikan dengan εa dari kedua metode. Untuk xr =
5. ε a = 1,31716
∗ 100% = 0,8928%
1,3203; εa = 0,59 pada metode Bisection, sedangkan pada
metode Regulafalsi xr = 1,31716; εa = 0,8928 (εa Bisection <
εa Regulafalsi)

Metode Terbuka Metode Newton Raphson


Hanya membutuhkan sebuah harga tunggal
dari x untuk harga awalnya atau 2 harga x
tetapi tidak perlu harus mengurung akar.
Metode ini berbeda dengan metode tertutup
yang memerlukan 2 harga awal dan harus
dalam posisi mengapit atau mengurung akar

Metode Newton-Raphson Kelemahan Newton -Raphson


1. Tentukan harga awal xi. Harus menentukan turunan dari f(x)
2. Garis singgung terhadap f(xi) akan Karena kita menentukan titik awal hanya 1,
diekstrapolasikan ke bawah pada sumbu x maka sering didapatkan/ditemukan akar yang
untuk memberikan sebuah taksiran akar divergen. Hal ini disebabkan karena
Dalam menentukan xi yang sembarang ternyata
pada xi+1, sehingga xi+1 dirumuskan: dekat dengan titik belok sehingga f(xi) dekat
f (x i ) dengan 0, akibatnya
x i +1 = x i −
f (x i )
x i +1 = x i − f ′(x i )
f ′(x i ) menjadi tidak terhingga/tak tentu sehingga xi+1
semakin menjauhi akar yang sebenarnya
Kelemahan Newton -Raphson Saran
Kalau xi dekat dengan titik ekstrim/puncak maka Disarankan sebelum menentukan titik awal
turunannya dekat dengan 0, akibatnya xi+1 akan dilakukan sketsa grafik terlebih dahulu.
semakin menjauhi akar sebenarnya
Konvergen → kesalahan semakin lama semakin
Kadang−kadang fungsi tersebut tidak punya akar kecil
tetapi ada penentuan harga awal, sehingga
Divergen → kesalahan semakin lama semakin
sampai kapanpun tidak akan pernah ditemukan
besar
akarnya.

Metode Newton-Raphson (Ex.) Metode Newton-Raphson (Ex.)


Hitung salah satu akar dari f(x) = ex – 2 – x2 Langkah 1
pada titik awal 1,5; εs = 1 % 1. xi = 1.5 ; f(xi) = 0,23169
f’(xi) = ex – 2x f’(1.5) = 1.4817

0,23169
2. x i +1 = 1,5 − = 1,3436
1,4817
1,3436 − 1,5
3. ε a = ∗ 100% = 11,64%
1,3436

Metode Newton-Raphson (Ex.) Metode Newton-Raphson (Ex.)


Langkah 2 Langkah 3
1. xi = 1.3436 ; f(xi) = 0,027556 1. xi = 1.319547 ; f(xi) = 0.0085217
f’(xi) = ex – 2x f’(1.3436) = 1.145617 f’(xi) = ex – 2x f’(1.319547) = 1.102632

0,027556 0,0085217
2. x i +1 = 1,3436 − = 1,319547 2. x i +1 = 1,319547 − = 1,319074
1,145617 1,102632

3. ε a = 1,319547 − 1,3436 ∗ 100% = 1,8228% 3. ε a = 1,319074 − 1,319547 ∗ 100% = 0,036%


1,319547 1,319074
Metode Newton-Raphson (Ex.) Metode Secant
Iterasi xi+1 εa % Kelemahan dari metode Newton Raphson
1 1.3436 11.64 adalah evaluasi nilai turunan dari f(x), karena
2 1.319547 1.8228 tidak semua f(x) mudah dicari turunannya.
3 1,319074 0,036 Suatu saat mungkin saja ditemukan suatu
fungsi yang sukar dicari turunannya. Untuk
Jadi akar dari f(x) = ex – 2 – x2 adalah x = 1,319074 menghindari hal tersebut diperkenalkan
metode Secant.

Metode Secant Metode Secant (Ex.)


Metode Secant memerlukan 2 tebakan awal Hitung salah satu akar dari f(x) = ex – 2 – x2
yang tidak harus mengurung/ mengapit akar dengan tebakan awal 1.4 dan 1.5; εs = 1 %
Yang membedakan antara metode Secant
dan Newton-Raphson dalam menentukan
sebuah akar dari suatu fungsi adalah dalam
menentukan besarnya xi+1.

f (x i )(x i −1 − x i )
x i +1 = x i −
f (x i −1 ) − f (x i )

Metode Secant (Ex.) Metode Secant (Ex.)


Langkah 1 Langkah 1
1. xi-1 = 1,4 → f(xi-1) = 0,2317 1. xi-1 = 1.5 → f(xi-1) = 0,0952
xi = 1.5 ; f(xi) = 0,2317 xi = 1,3303 → f(xi) = 0,0125

(0,2317) − (1,4 − 1,5) = 1,3303 (0,0125) − (1,5 − 1,3303) = 1,3206


2. x i +1 = 1,5 − 2. x i +1 = 1,3303 −
(0,0952) − (0,2317) (0,2317) − (0,0125)
f(xi+1) = 0,0125 3. 1,3206 − 1,3303
εa = ∗ 100% = 0,7%
1,3206
3. ε a = 1,3303 − 1,4 ∗ 100% = 5,24%
1,3303
Metode Secant (Ex.) Metode Iterasi Titik tetap
Metode ini menggunakan suatu persamaan untuk memperkirakan nilai akar persamaan.
Iterasi xi+1 εa % Persamaan tersebut dikembangkan dari fungsi f (x) = 0, sehingga parameter x berada
pada sisi kiri dari persamaan, yaitu:
1 1.3303 5.24 x = g(x)
Transformasi ini dapat dilakukan dengan manipulasi aljabar atau dengan menambahkan
2 1.3206 0.7 parameter x pada kedua sisi dari persamaan aslinya.
Sebagai contoh, persamaan berikut:

x3 + x 2 − 3
Jika dibandingkan dengan Newton Raphson dengan x3 + x2 – 3x – 3 = 0, dapat ditulis menjadi bentuk x=
3

akar = 1,3191 dan εa = 0,03%, maka metode Secant


Persamaan x = g(x) menunjukkan bahwa nilai x merupakan fungsi dari x, sehingga dengan
lebih cepat, tapi tingkat kesalahannya lebih besar memberi nilai perkiraan awal dari akar xi dapat dihitung perkiraan baru xi + 1 dengan rumus
iteratif berikut:
xi + 1 = g(xi)

Besarnya kesalahan dihitung dengan rumus berikut:

xi + 1 − xi
εa = × 100%
xi + 1

Metode Iterasi Titik tetap Metode Iterasi Titik tetap

Carilah akar pers f(x) = x2-2x-3


x2-2x-3 = 0
X2 = 2x + 3

x = 2x + 3
Tebakan awal = 4
E = 0.00001

Hasil = 3

Metode Iterasi Titik tetap Metode Iterasi Titik tetap


x2-2x-3 = 0 •Hitung akar dari persamaan berikut ini, dengan metode iterasi.
f (x) = x3 + x2 – 3x – 3 = 0.
X(x-2) = 3
X = 3 /(x-2)
Tebakan awal = 4
E = 0.00001
Hasil = -1

Bagaimana Jika X= (x2-3)/2


1 2

Apa itu algoritma dan flowchart dan Apa fungsinya

Algoritma adalah urutan langkah-langkah logika dalam proses pembuatan suatu program atau
software, sedangkan flowchart adalah sebuah schema dalam bentuk chart (diagram alir
algoritma) yang menggambarkan step –step atau alur perbuatan dan tindakan

Fungsinya :
adalah untuk membuat sistematika pada program ,
sehingga program tersusun dengan baik dan benar.
Algoritma dan flowchart berfungsi dalam menyusun
main program (program utama).

Paduan membuat algoritma dan flowchart…

Mendefinisikan masalah dan menganalisanya Secara umum, struktur suatu program terdiri dari beberapa bagian yaitu :
Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasikan masalah antara lain tujuan
dari pembuatan program, parameter-parameter yang digunakan, fasilitas apa saja yang akan Input
disediakan oleh program. Kemudian menentukan metode atau algoritma apa yang akan Bagian ini merupakan proses untuk memasukkan data ke komputer melalui device yang ada
diterapkan untuk menyelesaikan masalah tersebut dan terakhir menentukan bahasa misalnya keyboard, mouse, scanner dll. Program melakukan proses membaca data yang akan
program yang digunakan untuk pembuatan program. diolah dari device tersebut.
Output
Merealisasikan dengan langkah-blangkah berikut : Bagian ini merupakan proses untuk menampilkan data yang telah diolah, melaporkan hasil
pegolahan data melalui device seperti monitor, printer dll. Program melakukan proses
mencetak data ke device tersebut.
Proses Pengolahan Data
Bagian ini merupakan proses mengolah data yang diinputkan dengan nenerapkan metode-
metode, teknik-teknik, algoritma-algoritma yang ada. Proses ini menghasilkan data output
yang akan dioutputkan kepada pengguna program.
Penyimpanan Data
Bagian ini merupakan proses menyimpan data dalam memori atau device penyimpanan data
seperti disket, harddisk, CD dll.
Berikut ini adalah blok diagram struktur dari suatu program secara umum. Algoritma

Dalam pembuatan algoritma itu sendiri sebenarnya sepele, namun algoritma merupakan
salah satu bagian terpenting dalam pemograman.

Contoh sederhana:
Buat algoritma untuk menentukan apakah suatu bilangan merupakan bilangan ganjil atau
bilangan genap.

Algoritmanya :

Bagi bilangan dengan bilangan 2


Hitung sisa hasil bagi pada langkah 1.
Bila sisa hasil bagi sama dengan 0 maka bilangan itu adalah bilangan genap tetapi bila sisa
hasil bagi sama dengan 1 maka bilangan itu adalah bilangan ganjil.

 Bagan-bagan yang mempunyai arus


 Menggambarkan langkah-langkah
penyelesaian suatu masalah
 Merupakan salah satu cara penyajian
algoritma

9 10

 Menggambarkan suatu tahapan penyelesaian  System Flowchart


masalah  Program Flowchart
 Secara sederhana, terurai, rapi dan jelas
 Menggunakan simbol-simbol standar

11 12
Keyboard

 Menggambarkan suatu sistem peralatan


komputer yang digunakan dalam proses
pengolahan data serta hubungan antar
peralatan tersebut CPU Disket
 Tidak digunakan untuk menggambarkan
urutan langkah untuk memecahkan masalah
 Hanya untuk menggambarkan prosedur
dalam sistem yang dibentuk
VDU

Contoh penggunaan system flowchart

13 14

Data jawaban
ujian
 Menggambarkan urutan logika dari suatu
prosedur pemecahan masalah
Koreksi  Dua jenis metode penggambaran program
flowchart :
Daftar Koreksi ◦ Conceptual flowchart, menggambarkan alur
File Tabel
Data
utama Siswa pemecahan masalah secara global
ujian ◦ Detail flowchart, menggambarkan alur pemecahan
masalah secara rinci
Periksa Ujian

Laporan Hasil
File Ujian
siswa
lulus
15 16

 Flow direction symbols


◦ Digunakan untuk menghubungkan simbol satu
dengan yang lain
◦ Disebut juga connecting line
 Processing symbols
◦ Menunjukan jenis operasi pengolahan dalam
suatu proses / prosedur
 Input / Output symbols
◦ Menunjukkan jenis peralatan yang digunakan
sebagai media input atau output

17 18
 Simbol process
◦ Menyatakan suatu tindakan (proses) yang
 Simbol arus / flow dilakukan oleh komputer
◦ Menyatakan jalannya arus suatu proses  Simbol manual
◦ Menyatakan suatu tindakan (proses) yang tidak
 Simbol communication link dilakukan oleh komputer
◦ Menyatakan transmisi data dari satu lokasi ke  Simbol decision
lokasi lain ◦ Menujukkan suatu kondisi tertentu yang akan
menghasilkan dua kemungkinan jawaban : ya
/ tidak
 Simbol connector  Simbol predefined process
◦ Menyatakan sambungan dari proses ke proses ◦ Menyatakan penyediaan tempat penyimpanan
lainnya dalam halaman yang sama suatu pengolahan untuk memberi harga awal
 Simbol terminal
 Simbol offline connector ◦ Menyatakan permulaan atau akhir suatu
◦ Menyatakan sambungan dari proses ke proses program
lainnya dalam halaman yang berbeda
19 20

 Simbol keying operation  Simbol input/output


◦ Menyatakan proses input atau output
◦ Menyatakan segal jenis operasi yang tanpa tergantung jenis peralatannya
diproses dengan menggunakan suatu  Simbol punched card
mesin yang mempunyai keyboard ◦ Menyatakan input berasal dari kartu atau
output ditulis ke kartu
 Simbol offline-storage
 Simbol magnetic tape
◦ Menunjukkan bahwa data dalam ◦ Menyatakan input berasal dari pita
simbol ini akan disimpan ke suatu magnetis atau output disimpan ke pita
media tertentu magnetis
 Simbol disk storage
 Simbol manual input ◦ Menyatakan input berasal dari dari disk
◦ Memasukkan data secara manual atau output disimpan ke disk
dengan menggunakan online keyboard

21 22

Start
 Simbol document
◦ Mencetak keluaran dalam bentuk
Input
dokumen (melalui printer)
 Simbol display
◦ Mencetak keluaran dalam layar Proses
monitor

Output

End
23 24
a. Terdapat tiga macam struktur berulang :

N
1? y N
 FOR LOOP : badan loop dilakukan untuk sejumlah tertentu
1
y
1 pengulangan
2  DO WHILE : lakukan pengujian, selama kondisi masih
2 2 4
dipenuhi, lakukan badan loop
3  DO UNTIL : lakukan badan loop satu kali, uji kondisi dan
3 3
lakukan badan loop sampai kondisi tidak dipenuhi

(1) (2) (3)


1

1 2
Y
Bentuk umum dari 3 struktur kendali proses ?
2 T
T
?
Y
DO WHILE DO
25 UNTIL 26

b. Struktur Bersyarat dapat dibedakan :


o Struktur 2 pilihan : IF – THEN – ELSE

o Struktur lebih dari 2 pilihan : NESTED IF/ DO CASE

Y T
?
Y
?

Nested If Do Case
If - Then - Else

27 28

START Start

READ Input panjang

Ya Input lebar
HABIS ?

Tidak Luas  panjang * lebar


PROCESS
Print Luas
WRITE

End
END
29 30
FLOWCHART AKAR PERSAMAAN KUADRAT

• Menampilkan tulisan 'hello world' 10


kali
Start

for i = 1 to 10

Cetak “Hello World!!”

Stop

31 32

33 34

You might also like