You are on page 1of 56

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DABETES MELITUS

OLEH :
IMROATUL MAFRUHAH
NIM : 20174663013

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURABAYA
2018

A. Konsep Dasar Keluarga


I. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,
dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya,
dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial
dari tiap anggota keluarga ,Duvall dan Logan ( 1986 )
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka
saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. Bailon dan
Maglaya ( 1978 )
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Departemen
Kesehatan RI ( 1988 )
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka
tetap memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
I. Struktur Keluarga
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
ayah
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah ibu
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
II. Ciri-Ciri Struktur Keluarga
1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga
2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka
juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya
masing-masing
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.
III. Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk Keluarga
1. Tradisional :
a. The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak
sudah memisahkan diri
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena
mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam
satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua
(kakak-nenek), keponakan, dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan
anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian
dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu
kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja
diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir
pekan (week-end)
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan
yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)

j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya

k. The single adult living alone / single-adult family


Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau
ditinggal mati
2. Non-Tradisional
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak
dari hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber
dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak
dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa
melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang
lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan
anaknya

h. Group network family


Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang
rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab
membesarkan anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya.
IV. Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik,
namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers
cit Friedman, 199:
1. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi
kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30
bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan
anak yang lain juga harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di
luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang
paling repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai
jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak
meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas
anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih
besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat
otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap
ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak
yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

7. Keluarga usia pertengahan


Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal
damapi keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
A. PENGERTIAN
Diabetes Melitus adalah gangguan yang melibatkan metabolisme
karbohidrat primer dan ditandai dengan defisiensi (relatif/absolute) dari
hormon insulin. (Dona L. Wong, 2003)
Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemi kronik yang disertai dengan
berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah,
disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop
elektron. (Mansjoer, Arif, 2002)
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
(Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif
(Arjatmo, 2002).
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolik kronis yang tidak dapat
disembuhkan tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan
hiperglikemia karena defisiensi insulin atau ketidakadekutan penggunaan
insulin. (Engram , 2005)
B. KLASIFIKASI
Klasifikasi yang ditentukan oleh National Diabetes Data Group of The
National Institutes of Health, sebagai berikut :
1. Diabetes Melitus tipe I atau IDDM ( Insulin Dependent Diabetes Melitus )
atau tipe juvenil
Yaitu ditandai dengan kerusakan insulin dan ketergantungan pada
terapi insulin untuk mempertahankan hidup. Diabetes melitus tipe I juga
disebut juvenile onset, karena kebanyakan terjadi sebelum umur 20 tahun.
Pada tipe ini terjadi destruksi sel beta pankreas dan menjurus ke defisiensi
insulin absolut. Mereka cenderung mengalami komplikasi metabolik akut
berupa ketosis dan ketoasidosis.
2. Diabetes Melitus tipe II atau NIDDM ( Non Insulin Dependent Diabetes
melitus)
Dikenal dengan maturity concept, dimana tidak terjadi defisiensi
insulin secara absolut melainkan relatif oleh karena gangguan sekresi
insulin bersama resistensi insulin. Terjadi pada semua umur, lebih sering
pada usia dewasa dan ada kecenderungan familiar.
NIDDM dapat berhubungan dengan tingginya kadar insulin yang beredar
dalam darah namun tetap memiliki reseptor insulin dan fungsi post
reseptor yang tidak efektif.

3. Gestational Diabetes
Disebut juga DMG atau diabetes melitus gestational. Yaitu intoleransi
glukosa yang timbul selama kehamilan, dimana meningkatnya hormon –
hormon pertumbuhan dan meningkatkan suplai asam amino dan glukosa
pada janin yang mengurangi keefektifitasan insulin.
4. Intoleransi glukosa
Berhubungan dengan keadaan atau sindroma tertentu., yaitu
hiperglikemi yang terjadi karena penyakit lain. Penyakit pankreas, obat –
obatan, dan bahan kimia. Kelainan reseptor insulin dan sindrome genetik
tertentu. Umumnya obat – obatan yang mencetuskan terjadinya
hiperglikemia antara lain : diuretik furosemid ( lasik ), dan thiazide,
glukotikoid, epinefrin, dilantin, dan asam nikotinat ( Long, 2006 ).

C. ETIOLOGI
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada
individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana
antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai
jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans
dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
D. PATOFISIOLOGI
Penyakit Diabetes Mellitus disebabkan oleh karena gagalnya hormon
insulin. Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi
glikogen sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal
tidak dapat menahan hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah
adalah 180 mg% sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak bisa
menyaring dan mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan
dengan sifat gula yang menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan
bersama urine yang disebut glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka
sejumlah air hilang dalam urine yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan
dehidrasi intra selluler, hal ini akan merangsang pusat haus sehingga pasien
akan merasakan haus terus menerus sehingga pasien akan minum terus yang
disebut polidipsi.
Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya
transport glukosa ke sel-sel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan
simpanan karbohidrat, lemak dan protein menjadi menipis. Karena digunakan
untuk melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar
sehingga menyebabkan banyak makan yang disebut poliphagia. Terlalu
banyak lemak yang dibakar maka akan terjadi penumpukan asetat dalam darah
yang menyebabkan keasaman darah meningkat atau asidosis. Zat ini akan
meracuni tubuh bila terlalu banyak hingga tubuh berusaha mengeluarkan
melalui urine dan pernapasan, akibatnya bau urine dan napas penderita berbau
aseton atau bau buah-buahan. Keadaan asidosis ini apabila tidak segera diobati
akan terjadi koma yang disebut koma diabetik (Price,2006).
E. MANIFESTASI KLINIK
1. Gejala klasik pada DM adalah :
a. Poliuri ( banyak buang air kecil ), frekuensi buang air kecil
meningkat termasuk pada malam hari.
b. Polidipsi ( banyak minum ), rasa haus meningkat.
c. Polifagi ( banyak makan ), rasa lapar meningkat.
2. Gejala lain yang dirasakan penderita
a. Kelemahan atau rasa lemah sepanjang hari.
b. Keletihan.
c. Penglihatan atau pandangan kabur.
d. Pada keadaan ketoasidosis akan menyebabkan mual, muntah dan
penurunan kesadaran.
3. Tanda yang bisa diamati pada penderita DM adalah :
a. Kehilangan berat badan.
b. Luka, goresan lama sembuh.
c. Kaki kesemutan, mati rasa.
d. Infeksi kulit.
F. KOMPLIKASI
Komplikasi diabetes mellitus terbagi menjadi 2 yaitu komplikasi akut dan
komplikasi kronik. (Smeltzer, 2002)
1. Komplikasi Akut,
Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka
pendek dari glukosa darah.
a. Diabetik Ketoasedosis ( DKA )
Ketoasedosis diabatik merupakan defisiensi insulin berat dan akut
dari suatu perjalananpenyakit diabetes mellitus. Diabetik ketoasedosis
disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah
insulin yang nyata.
b. Koma Hiperosmolar Nonketotik (KHHN)
Koma Hiperosmolar Nonketotik merupakan keadaan yang
didominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai
perubahan tingkat kesadaran. Salah satu perbedaan utama KHHN
dengan DKA adalah tidak terdapatnya ketosis dan asidosis pada
KHHN.
c. Hypoglikemia
Hypoglikemia ( Kadar gula darah yang abnormal yang rendah)
terjadi aklau kadar glukoda dalam darah turun dibawah 50 hingga 60
mg/dl. Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian preparat insulin atau
preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit.
2. Komplikasi kronik
Umumnya terjadi 10 sampai 15 tahun setelah awitan.
a. Mikrovaskuler
1) Penyakit Ginjal
Salah satu akibat utama dari perubahan – perubahan mikrovaskuler
adalah perubahan pada struktural dan fungsi ginjal. Bila kadar
glukosa darah meningkat, maka mekanisme filtrasi ginjal akan
mengalami stress yang menyebabkan kebocoran protein darah
dalam urin.
2) Penyakit Mata (Katarak)
Penderita Diabetes melitus akan mengalami gejala penglihatan
sampai kebutaan. Keluhan penglihan kabur tidak selalui
disebabkan retinopati. Katarak disebabkan karena hiperglikemia
yang berkepanjanganyang menyebabkan pembengkakan lensa dan
kerusakan lensa.
3) Neuropati
Diabetes dapat mempengaruhi saraf - saraf perifer, sistem saraf
otonom, Medsulla spinalis, atau sistem saraf pusat. Akumulasi
sorbital dan perubahan – perubahan metabolik lain dalam sintesa
atau funsi myelin yang dikaitkan dengan hiperglikemia dapat
menimbulkan perubahan kondisi saraf.
b. Makrovaskuler
1) Penyakit Jantung Koroner
Akibat kelainan fungsi pada jantung akibat diabetes melitus
maka terjadi penurunan kerja jantung untuk memompakan
darahnya keseluruh tubuh sehingga tekanan darah akan naik atau
hipertensi. Lemak yang menumpuk dalam pembuluh darah
menyebabkan mengerasnya arteri (arteriosclerosis), dengan resiko
penderita penyakit jantung koroner atau stroke
2) Pembuluh darah kaki
Timbul karena adanya anesthesia fungsi saraf – saraf sensorik,
keadaan ini berperan dalam terjadinya trauma minor dan tidak
terdeteksinya infeksi yang menyebabkan gangren. Infeksi dimulai
dari celah – celah kulit yang mengalami hipertropi, pada sel –sel
kuku yang tertanam pada bagian kaki, bagia kulit kaki yang
menebal, dan kalus, demikian juga pada daerah – daerah yang
tekena trauma.
Terdapat lima grade ulkus diabetikum antara lain:
a) Grade 0 : tidak ada luka
b) Grade I : kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit
c) Grade II : kerusakan kulit mencapai otot dan tulang
d) Grade III : terjadi abses
e) Grade IV : gangren pada kaki bagian distal
f) Grade V : gangren pada seluruh kaki dan tungkai bawah distal
3) Pembuluh darah otak
Pada pembuluh darah otak dapat terjadi penyumbatan sehingga
suplai darah keotak menurun.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Doengoes, dkk. (2003) pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan
pada penderita penyakit diabetes mellitus antara lain :
1. Pemeriksaan darah, yang meliputi:
a. Glukosa darah biasanya meningkat antara
100-200 mg/dl atau lebih. Nilai normalnya: GDP 70-100 mg/dl. GD2
JPP < 140 mg/dl.
b. Aseton plasma atau keton, positif secara
mencolok. Normalnya nagatif.
c. Asam lemak bebas. Kadar lipid dan
kolesterol meningkat. Nilai normalnya : 450-1000 mg /100ml.
d. Osmolalitas serum meningkat, tetapi biasnya
kurang dari 330 mOsm/lt. Nilai normalnya 500-850 mOsm/lt.
e. Elektrolit
Natrium : Mungkin normal, meningkat atau menurun. (Normal :
135-145 mEq/lt).
Kalium : Normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler),
selanjutnya akan menurun. (Normal: 3,5-5,0 mEq/lt).
Fosfor : Lebih sering menurun. (Normal 1,7-2,6 mEq/lt).
f. Hemoglobin glikosilat, kadarnya meningkat
2-4 kali lipat dari normal yang mencerminkan kontrol DM yang
kurang selama 4 bulan terakhir. ( Normal : P 13-18 gr/dl ; W 12-16
gr/dl ).
g. Gas darah arteri, biasanya menunjukkan pH
rendah dan penurunan pada HCO3 ( asidosis metabolik ) dengan
kompensasi alkalosis respiratorik. (Normal : pH 7,25-7,45).
h. Trombosit darah, Ht mungkin meningkat
(dehidrasi), leukositosis, hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap
stress atau infeksi. (Normal : 150-400 ribu/lt).
i. Ureum/kreatinin mungkin meningkat atau
normal (dehidrasi/ penurunan fungsi ginjal). Nilai normalnya : 110-150
mg/mnt.
j. Amilase darah mungkin meningkat, yang
mengindikasikan adanya pankreatitis akut sebagai penyebab dari
diabetes ketoasidosis (DKA). (Normal : 80-180 unit/100ml)
k. Insulin darah mungkin menurun / bahkan
sampai tidak ada (tipe I) atau normal sampai tinggi (tipe II) yang
mengindikasikan insufisiensi insulin dalam penggunaannya (endogen
atau eksogen ).
l. Pemeriksaan fungsi tiroid. Peningkatan
aktivitas hormon tiroid dapat meningkatkan glukosa darah dan
kebutuhan akan insulin.
2. Pemeriksaan urin, yang meliputi :
a. Urin
Gula dan aseton positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin
meningkat. Normal : Bj : 1,003-1,030
b. Kultur dan sensitivitas
Kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi pernapasan
dan infeksi pada luka.
H. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin
dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi
vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah
mencapai kadar glukosa darah normal (euglikemia) tanpa terjadi hipoglikemia
dan gangguan series pada pola aktivitas pasien.
Ada lima konponen dalam penatalaksanaan DM, yaitu:
1. Diet
- Syarat diet DM hendaknya dapat:
a. Memperbaiki kesehatan umum penderita
b. Mengarahkan pada berat badan normal
c. Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda
d. Mempertahankan kadar KGD normal
e. Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik
f. Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita.
g. Menarik dan mudah diberikan
- Prinsip diet DM, adalah:
a. Jumlah sesuai kebutuhan
b. Jadwal diet ketat
c. Jenis: boleh dimakan/tidak
- Diit DM sesuai dengan paket-paket yang telah disesuaikan dengan
kandungan kalorinya.
a. Diit DM I : 1100 kalori
b. Diit DM II : 1300 kalori
c. Diit DM III : 1500 kalori
d. Diit DM IV : 1700 kalori
e. Diit DM V : 1900 kalori
f. Diit DM VI : 2100 kalori
g. Diit DM VII : 2300 kalori
h. Diit DM VIII : 2500 kalori
Diit I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk
Diit IV s/d V : diberikan kepada penderita dengan berat badan normal
Diit VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus. Diabetes remaja,
atau diabetes komplikasi.
Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti
pedoman 3 J yaitu:
J I : Jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau
ditambah.
J II : Jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya.
J III : Jenis makanan yang manis harus dihindari
Penentuan jumlah kalori Diit Diabetes Mellitus harus disesuaikan oleh
status gizi penderita, penentuan gizi dilaksanakan dengan menghitung
Percentage of relative body weight (BBR= berat badan normal) dengan
rumus:
BB (Kg)
BBR = X 100 %
TB (cm) – 100
Kurus (underweight)
a. Kurus (underweight) : BBR < 90 %
b. Normal (ideal) : BBR 90 – 110 %
c. Gemuk (overweight) : BBR > 110 %
d. Obesitas, apabila : BBR > 120 %
1) Obesitas ringan : BBR 120 – 130 %
2) Obesitas sedang : BBR 130 – 140 %
3) Obesitas berat : BBR 140 – 200 %
4) Morbid : BBR > 200 %
Sebagai pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari-hari untuk
penderita DM yang bekerja biasa adalah:
a. Kurus : BB X 40 – 60 kalori sehari
b. Normal : BB X 30 kalori sehari
c. Gemuk : BB X 20 kalori sehari
d. Obesitas : BB X 10-15 kalori sehari
2. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah:
a. Meningkatkan kepekaan insulin (glukosa uptake), apabila dikerjakan
setiap 1 ½ jam sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten
pada penderita dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor
insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin dengan reseptornya.
b. Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore
c. Memperbaiki aliran perifer dan menambah supply oksigen
d. Meningkatkan kadar kolesterol-high density lipoprotein
e. Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan
dirangsang pembentukan glikogen baru
f. Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena
pembakaran asam lemak menjadi lebih baik.
3. Penyuluhan
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS)
merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita DM,
melalui bermacam-macam cara atau media misalnya: leaflet, poster, TV,
kaset video, diskusi kelompok, dan sebagainya.
4. Obat
a. Tablet OAD (Oral Antidiabetes)
 Mekanisme kerja sulfanilurea
1) Kerja OAD tingkat prereseptor : pankreatik, ekstra pancreas
2) Kerja OAD tingkat reseptor
 Mekanisme kerja Biguanida
Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi mempunyai
efek lain yang dapat meningkatkan efektivitas insulin, yaitu:
1) Biguanida pada tingkat prereseptor ekstra pankreatik
a) Menghambat absorpsi karbohidrat
b) Menghambat glukoneogenesis di hati
c) Meningkatkan afinitas pada reseptor insulin
2) Biguanida pada tingkat reseptor : meningkatkan jumlah
reseptor insulin
3) Biguanida pada tingkat pascareseptor : mempunyai efek
intraseluler

b. Insulin
1) Indikasi penggunaan insulin
a) DM tipe I
b) DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat
dengan OAD
c) DM kehamilan
d) DM dan gangguan faal hati yang berat
e) DM dan infeksi akut (selulitis, gangren)
f) DM dan TBC paru akut
g) DM dan koma lain pada DM
h) DM operasi
i) DM patah tulang
j) DM dan underweight
k) DM dan penyakit Graves
2) Beberapa cara pemberian insulin
a) Suntikan insulin subkutan
Insulin reguler mencapai puncak kerjanya pada 1-4 jam,
sesudah suntikan subcutan, kecepatan absorpsi di tempat
suntikan tergantung pada beberapa factor antara lain:
(1) Lokasi suntikan
Ada 3 tempat suntikan yang sering dipakai yaitu dinding
perut, lengan, dan paha. Dalam memindahkan suntikan
(lokasi) janganlah dilakukan setiap hari tetapi lakukan
rotasi tempat suntikan setiap 14 hari, agar tidak memberi
perubahan kecepatan absorpsi setiap hari.
(2) Pengaruh latihan pada absorpsi insulin
Latihan akan mempercepat absorbsi apabila dilaksanakan
dalam waktu 30 menit setelah suntikan insulin karena itu
pergerakan otot yang berarti, hendaklah dilaksanakan 30
menit setelah suntikan.
(3) Pemijatan (Masage)
Pemijatan juga akan mempercepat absorpsi insulin.
(4) Suhu
Suhu kulit tempat suntikan (termasuk mandi uap) akan
mempercepat absorpsi insulin.
(5) Dalamnya suntikan
Makin dalam suntikan makin cepat puncak kerja insulin
dicapai. Ini berarti suntikan intramuskuler akan lebih cepat
efeknya daripada subcutan.
(6) Konsentrasi insulin
Apabila konsentrasi insulin berkisar 40 – 100 U/ml, tidak
terdapat perbedaan absorpsi. Tetapi apabila terdapat
penurunan dari u –100 ke u – 10 maka efek insulin
dipercepat.
b) Suntikan intramuskular dan intravena
Suntikan intramuskular dapat digunakan pada koma diabetik
atau pada kasus-kasus dengan degradasi tempat suntikan
subkutan. Sedangkan suntikan intravena dosis rendah
digunakan untuk terapi koma diabetik.
5. Cangkok pancreas
Pendekatan terbaru untuk cangkok pancreas adalah segmental dari donor
hidup saudara kembar identik (Tjokroprawiro, 2005).
A. Pengkajian
1. Data Dasar
a. Kepala Keluarga
1) Nama : Ny. S
2) Umur : 56 tahun
3) Jenis Kelamin : Perempuan
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : SD
6) Pekerjaan : Ibu rumah tangga
7) Alamat : Keputih Surabaya

b. Komposisi Keluarga
Hubunga
Jenis Agam Pekerjaa
No Nama Umur n dengan Pendidikan
Kelamin a n
KK
1 Ny. S 83 th Perempua Islam Ibu Ny. S Tidak -
n sekolah
2 Tn. A 25 th Laki-laki Islam Anak SMP Wiraswast
a
3 An. D 7 th Perempua Islam Cucu SD Pelajar
n

c. Genogram

1976
Stroke

Ny. S
56 th
DM
1992

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Penderita
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal

d. Tipe Keluarga
Keluarga klien merupakan tipe keluarga besar yang terdiri dari ibu,
anak, dan cucu.

e. Latar Belakang Budaya


Suku keluarga Ny. S adalah suku Jawa, begitu pula anak dan cucunya.
Berkomunikasi sehari-hari antar keluarga menggunakan bahasa Jawa,
kebiasaan yang berpengaruh terhadap kesehatan tidak ada. Struktur
keluarga banyak dipengaruhi oleh budaya tradisional dalam
masyarakat yang berpengaruh pada keluarga yaitu suku Jawa, karena
di masyarakat tempat keluarga tinggal mayoritas suku Jawa. Keluarga
memanfaatkan fasilitas kesehatan modern yaitu rutin memeriksakan
kesehatan ke tempat pelayanan kesehatan/Puskesmas.

f. Identifikasi Agama
Agama yang ada di keluarga Ny. S yaitu agama Islam, di dalam
keluarga tidak ada perbedaan agama, antara anggota keluarga terlihat
taat dalam menjalankan ibadahnya dan dalam keluarga agama
dijadikan sebagai dasar keyakinan dalam kehidupan.

g. Rekreasi Keluarga
Dalam keluarga Ny. S pernah melaksanakan reksreasi ke tempat wisata
(pantai, taman). Selama ini, Ny. S rekreasi 4 bulan sekali dibiayai oleh
lurah/kepala desa.

B. Riwayat Kesehatan Keluarga


1. Riwayat kesehatan keluarga dalam 6 bulan terakhir
Pada 6 bulan terakhir ini Ny. S mengatakan menderita diabetes mellitus
dari awal Januari 2008. Ny. S mengatakan saat ini yang dirasakan adalah
lutut, ngilu-ngilu, saat lapar klien mengatakan keluar keringat dingin dan
merasa ingin pingsan, Ny. S bila makan nasinya lebih sedikit dari
sayurnya, kencingnya biasa, penglihatan baik. Untuk mengatasi keluhan
ini Ny. S rutin memeriksakan diri ke Puskesmas dan saat ini masih rutin
minum obat glibenklamid 1 x 1, arthrifen dan B-komplek 3 x 1 diminum
saat kaki terasa capek atau ngilu-ngilu. Sebelumnya Ny. S mengatakan
kurang mengerti tentang diit dan penyakit yang dideritanya. Saat
dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil TD: 130/80 mmHg, nadi: 78
x/menit, suhu: 36,10C, respirasi: 20 x/menit, BB: 53 kg. Test urin negatif
dan hasil terakhir GDS Ny. S pada bulan Mei: 192 mg/dl, Juni: 209 mg/dl,
dan Juli: 250 mg/dl. Sebelumnya Ny. S mempunyai kebiasaan minum
yang manis-manis (kopi). Diit yang dilakukan Ny. S adalah hanya
mengurangi porsi makan dan menghindari mengkonsumsi makanan yang
manis-manis.

2. Pemeriksaan Fisik
No Pemeriksa Fisik Ny. S Ny. Sym Tn. A An. D
1 Keadaan umum Baik Baik Baik Baik
- TD 130/80 130/90 - 120/80
- Nadi mmHg mmHg 90 x/menit mmHg
- Suhu 78 x/menit 80 x/menit 36,10C 80 x/menit
- TB 36,10C 36,30C - 36,50C
- RR 159 cm - 21 x/menit -
- Berat badan 20 x/menit 22 x/menit 16 kg 20 x/menit
- Kesadaran 53 kg - Composment -
- Tes urine Composment Composment is Composment
- LK perut is is - is
- LK lengan Normal - - -
83 - - -
No Pemeriksa Fisik Ny. S Ny. Sym Tn. A An. D
26 - -
2 Kepala
- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
- Kulit kepala Bersih Bersih Bersih Bersih
- Warna rambut Beruban Beruban Hitam Hitam
- Luka Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
3 Mata
- Penglihatan Jelas Kabur Jelas Jelas
- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
- Pupil Isokor Isokor Isokor Isokor
- Skela Anikterik Anikterik Anikterik Anikterik
- Konjungtiva Ananemis Ananemis Ananemis Ananemis
- Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
4 Telinga
- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
- Pengeluaran Cairan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Ketajaman Dapat Dapat Dapat Dapat
pendengaran menjawab menjawab menjawab menjawab
pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan
dengan baik dengan dengan baik dengan baik
diulang
5 Hidung
- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
- Polip Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
6 Mulut
- Mukosa bibir Lembab Lembab Lembab Lembab
- Gigi Caries Caries/ompo Tidak caries caries
- Kebersihan Bersih ng Bersih Bersih
Bersih
7 Leher
- P.Kelenjar tonsil Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
No Pemeriksa Fisik Ny. S Ny. Sym Tn. A An. D
- Peningkatan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
tekanan vena
jugularis Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Lesi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Nyeri
8 Paru
- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
- Suara nafas Vesikuler Vesikuler Vesikuler Vesikuler
9 Abdomen
- Bentuk dada Simetris Simetris Simetris Simetris
- Turgor Elastis Tidak elastis Elastis Elastis
- Lesi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Asites Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Pemb. Hepar Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
10 Ektremitas
- Turgor Elastis Elastis Elastis Elastis
- Lesi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Capillary refill <3 detik <3 detik <3 detik <3 detik
- Sianosis tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
- Kaki Normal Normal Normal Normal
- Kekuatan otot 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5

C. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Ny. S saat ini adalah tahap keluarga dengan
usia dewasa (pelepasan) karena anak-anaknya sudah menikah dan hanya
tinggal satu anak bungsu (Tn. A) yang belum menikah dan tinggal bersama
Ny. S
2. Tugas perkembangan yang belum terpenuhi
Menurut keluarga selama ini tugas perkembangan dapat terpenuhi dengan
baik meskipun selama ini yang mencari nafkah adalah anaknya atau
dibantu anaknya. Tetapi ada tugas-tugas perkembangan yang belum
terpenuhi yaitu menikahkan anak bungsunya dan meningkatkan keakraban
dengan pasangan karena suami Ny. S tidak ada.
3. Riwayat keluarga inti
Dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam keluarga, keluarga
Ny.S mengatasinya dengan bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah
yang ada dalam keluarga dan yang mengambil keputusan adalah anak laki-
lakinya yang nomor 2. Keluarga Ny. S mengatakan mampu menyelesaikan
masalah keluarganya sendiri.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Dalam keluarga Ny. S sebelumnya tidak ada yang menderita penyakit
diabetes mellitus seperti yang dialami Ny. S saat ini, orang tua Ny. S atau
bapak Ny. S meninggal karena stroke.

D. Lingkungan

1. Karakteristik rumah
Status kepemilihan rumah adalah milik sendiri, tipe rumah permanen
dengan lantai semen dan dinding tembok, luas rumah 6 x 9 m 2, jumlah
ruangan terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang TV/keluarga, 1
ruang dapur, dan setiap ruangan mempunyai jendela yang setiap hari
dibuka dan memiliki ventilasi yang cukup. Perabot rumah tangga
diletakkan sesuai pada tempatnya. Jenis WC yang digunakan adalah
bowel, dengan jarak septic tank  10 m dari sumber air dan sumber air
minum berasal dari sumur gali. Halaman dan pekarangan sekitar rumah
tampak kotor oleh sampah plastik dan daun-daunan.

Gambar 2. Denah Rumah (Skala: 1:3) H


 10 m

F
E Keterangan:

A : Ruang tamu
D
B, C, D : Kamar tidur
E : Dapur
F : Sumur + WC
G G : Ruang keluarga
H : Septic tank
C : Jendela
: pintu

A
B

2. Karakteristik komunikasi dan tetangga


Keluarga tinggal di daerah yang tidak jauh dari pusat kota, hubungan
anggota keluarga dengan tetangga sekitar baik, mayoritas penduduk petani
dan aturan atau norma dalam lingkungan daerah tempat tinggal Ny. S
ditentukan bersama-sama dengan jalan musyawarah.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Ny. S tinggal di daerah tersebut sejak Ny. S masih kecil dan
keluarga tidak pernah pindah-pindah tempat tinggal.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga melakukan sosialisasi dengan masyarakat seperti setiap malam
Jum’at secara rutin mengikuti yasinan, dan setiap Selasa siang mengikuti
kegiatan pengajian ke masjid dan klien juga mengikuti kegiatan senam
lansia setiap hari Jum’at dan minggu, keluarga sangat akrab dengan
lingkungan sekitar.

E. Struktur Keluarga
1. Pola dan proses komunikasi keluarga
Pola komunikasi yang digunakan oleh keluarga yaitu pola terbuka antara
Ny. S dan anaknya yang berusia 25 tahun dan ibunya Ny. S. Keluarga yang
dominant berbicara di rumah Ny. S, dalam berkomunikasi tidak ada
masalah.

2. Struktur kekuatan keluarga


Dalam mengambil keputusan biasanya dilakukan oleh anak ke-2 Ny. S
dengan jalan musyawarah untuk mencapai kesepakatan demi kepentingan
keluarga.
3. Struktur peran
Keluarga tidak pernah mengeluh tentang peran masing-masing. Ny. S
menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga, dan yang bertugas
sebagai pencari nafkah anaknya yang membantu Ny. S, semenjak Ny. S
sakit diabetes mellitus dan keluarga yang lain menjalankan perannya
dengan baik.
4. Nilai atau norma dalam keluarga
Di dalam keluarga tidak ada kesepakatan yang mempengaruhi kesehatan, jika
ada keluarga yang sakit keluarga selalu membawa ke pelayanan kesehatan
terdekat.

F. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Hubungan dengan keluarga harmonis, keluarga merasa nyaman dengan
keadaan saat ini, antara keluarga saling menghargai, menghormati, dan
tidak saling memaksakan kehendak.
2. Fungsi sosialisasi
Hubungan keluarga Ny. S dengan tetangga sekitar bejalan dengan baik
tidak pernah ada pertengkaran dengan tetangga sekitar, kegiatan
kemasyarakatan yang diikuti oleh anggota keluarga Ny. S adalah
pengajian yang dilaksanakan Selasa siang dan yasinan setiap malam
Jum’at dan Minggu.
3. Fungsi ekonomi
Setiap anggota keluarga tidak semua mempunyai penghasilan. Semenjak
sakit, Ny. S tidak diperbolehkan bekerja oleh anak-anaknya, yang
mempunyai penghasilan adalah Tn. A. dan dibantu oleh anak ke-2 Ny. S
setiap bulan  Rp. 250.000 – Rp. 300.000, penghasilan tersebut belum
digabung dengan penghasilan Tn. A. Dengan uang dari pemberian anaknya
tersebut, Ny. S mengatakan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
4. Fungsi reproduksi
Keluarga Ny. S tidak memiliki rencana untuk menambah keluarga baru
dan tidak ada upaya yang dilakukan untuk mengendalikan jumlah keluarga
karena Ny. S sudah menopause. Pandangan keluarga terhadap pendidikan
seks yaitu keluarga menganggap pendidikan seks pada anak-anak harus
disesuaikan pada usia anak.
5. Fungsi Perawatan/Pemeliharaan Kesehatan Keluarga dalam Bidang
Kesehatan
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Keluarga menganggap kesehatan merupakan hal yang sangat penting
dan karena berkaitan dengan kehidupan dan apabila salah satu anggota
keluarga ada yang sakit, keluarga segera mengatasinya dengan
membawa ke Puskesmas terdekat. Namun, karena keterbatasan
pendidikan, keluarga kurang mengerti tanda dan gejala, akibat lanjut
serta perawatan bagi penderita diabetes mellitus.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Ny. S mengatakan sudah  8 bulan menderita penyakit diabetes
mellitus dan tiap tanggal 24 setiap bulannya Ny. S rutin memeriksakan
diri ke Puskesmas untuk mengetahui perkembangan penyakit dan
untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai. Keluarga selalu
memberikan dorongan kepada Ny. S untuk memeriksakan
kesehatannya dan keluarga merasa senang karena Ny. S selalu
mengikuti apa yang dianjurkan oleh keluarga.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Ny. S dan keluarga kurang mengetahui bagaimana cara merawat
penderita penyakit diabetes mellitus, Ny. S hanya mengetahui nama
penyakit yang dideritanya adalah kencing manis dimana Ny. S tidak
boleh mengkonsumsi banyak gula. Namun, keluarga Ny. S tidak
mengetahui bagaimana perjalanan penyakit, faktor penyebab dan cara
merawat anggota keluarga yang menderita penyakit diabetes mellitus.
Ny. S hanya tahu cara merawat penderita diabetes mellitus yaitu
dengan memakai sandal dan mengurangi porsi makan.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan
Keluarga kurang mengerti tentang manfaat dan pemeliharaan
kebersihan lingkungan bagi kesehatan lingkungan luar rumah yang
kurang terawat banyak sampah plastik dan daun-daun, dalam rumah
klien rapi, namun Ny. S tetap menjaga faktor resiko yang
menyebabkan terjadinya luka.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
Keluarga mengetahui keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan yang
ada dan juga mengetahui manfaat yang diperoleh dari fasilitas
kesehatan yaitu tempat mendapatkan pelayanan kesehatan yang
efisien. Keluarga percaya terhadap petugas kesehatan sebagai pemberi
pelayanan dengan sarana fasilitas yang ada keluarga belum pernah
mengalami pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan
dan fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.

G. Masalah Kesehatan Spesifik


- Usia lanjut
Kegiatan sehari-hari Ny. Sym ibu dari Ny. S hanya tinggal di rumah saja dan
terkadang membantu Ny. S untuk membersihkan rumah. Sedang Ny. S selalu
mengikuti program kesehatan yang diadakan oleh Puskesmas misalnya senam
lansia, Ny. S selalu aktif mengikuti senam lansia setiap minggu 2 x (Jum’at
dan Minggu), Ny. S menderita diabetes mellitus sejak  8 bulan yang lalu.

H. Stress dan Koping Keluarga


1. Stress
Dalam kurun waktu 6 bulan terakhir, tidak terdapat permasalahan dalam
anggota keluarga kecuali Ny. S yang mengalami permasalahan yaitu
menderita penyakit diabetes mellitus sejak  8 bulan yang lalu.
2. Koping
Dalam keluarga Ny. S apabila ada permasalahan diselesaikan secara
bersama-sama seperti yang sedang dialami saat ini yakni anak-anak Ny. S
selalu memberi dorongan dan semangat terhadap Ny. S untuk selalu
berobat ke Puskesmas atau pelayanan kesehatan.

I. Harapan Keluarga
Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yaitu dapat memberikan
pelayanan yang lebih baik pada masyarakat.

J. Analisa Data
N
Data Masalah Etiologi
o
1 Ds:
- Ny. S mengatakan kurang tahu tentang Kurang pengetahuan Ketidakmampuan
penyakit diabetes mellitus (pengertian, keluarga tentang keluarga dalam
tanda, gejala, akibat lanjut dan penyakit diabetes mengenal penyakit
pengobatan atau perawatan) mellitus di keluarga diabetes mellitus
- Ny. S mengatakan kurang begitu Ny. S khususnya
mengerti tentang diit penderita pada Ny. S
diabetes mellitus.
- Ny. S mengatakan jika makan nasinya
lebih sedikit dan sayurnya banyak.
- Ny. S mengatakan takut dan stres
setelah mengetahui terkena penyakit
diabetes mellitus.
- Ny. S mengatakan kurang tahu tentang
penyakit diabetes mellitus penyakit
keturunan.
N
Data Masalah Etiologi
o
DO:
- Klien terlihat menggelengkan kepala
saat ditanya penyakit diabetes mellitus
(pengertian, penyebab, dan
perawatannya).
2 DS: Resiko hipoglikemia Ketidakmampuan
- Ny. S mengatakan keluar keringat penyakit diabetes keluarga dalam
dingin bila lapar dan rasa ingin mellitus di keluarga merawat anggota
pingsan Ny. S khususnya keluarga yang sakit.
- Ny. S mengatakan makannya lebih pada Ny. S
sedikit dari biasanya
- Ny. S mengatakan makanan yang
dimakannya tidak ditimbang
DO:
- Klien mengkonsumsi glibenclamid
- Klien mengkonumsi diabetasol susu
- Glucotes urine tgl 7-08-2008 hasilnya
negatif
- Makan klien hanya sedikit
- Ny. S selalu beraktivitas sendiri

N
Data Masalah Etiologi
o
3 DS: Resiko terjadi Ketidakmampuan
- Ny. S mengatakan semenjak sakit serangan ulang keluarga dalam
klien tinggal di rumah. penyakit diabetes merawat anggota
- Ny. S mengatakan selama ini mellitus di keluarga keluarga yang sakit.
berobatnya hanya di Puskesmas Ny. S khususnya
- Ny. S mengatakan kadar gulanya tidak pada Ny. S
stabil
N
Data Masalah Etiologi
o
- Ny. S mengatakan keluar keringat
dingin bila lapar, dan terasa ingin
pingsan.
- Ny. S mengatakan lututnya terasa
capek dan linu-linu
- Ny. S mengatakan makanan yang
dimakannya tidak di timbang.
DO:
- Glukotes urine tgl 7-08-2008 hasilnya
negatif
- GDS: 3 bulan terakhir
- Mei : 192 mg/dl
- Juni : 209 mg/dl
- Juli : 250 mg/dl
- Jumlah makanan tidak ditimbang
- BB : 53 kg
- TD : 130/80 mmHg
- TB: 162 cm
K. Prioritas Masalah Keperawatan
1. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit diabetes mellitus di keluarga
Ny. S khususnya pada Ny. S.

No Kriteria Bobot Skor Pembenaran


1 Sifat masalah Keluarga memerlukan
- Aktual 3 3 tindakan segera untuk
1 x1  1
- Resiko 2 3 memperoleh perawatan dan
- Potensial 1 pengobatan
2 Kemungkinan masalah untuk
diubah 2 Sumber-sumber dan tindakan
- Mudah 1 1 untuk memecahkan masalah
2 x2  1
- Sebagian 0 2 dapat dijangkau oleh
- Tidak keluarga.
dapat
3 Potensial masalah untuk
Keluarga mempunyai
dicegah 3
2 2kemauan dalam tindakan
- Tinggi 2 1 x1 
3 3perawatan dan
- Cukup 1
penatalaksanaan
- Rendah
4 Menonjolnya masalah
- Segera 2
ditangani 1
2
- Masalah 0 x Keluarga menyadari adanya
1 2
ada tapi tidak perlu segera masalah yang harus ditangani
1=1
ditangani
- Masalah
tidak dirasakan
2
Total - 3
3

2. Resiko Hipoglikemia penyakit diabetes mellitus di keluarga Ny. S khususnya


pada Ny. S
No Kriteria Bobot Skor Pembenaran
1 Sifat masalah
Resiko akan terjadi bila tidak
- Aktual 3 2 2
1 x1  dilakukan tindakan
- Resiko 2 3 3
keperawatan
- Potensial 1
2 Kemungkinan masalah untuk
diubah 2
Sumber-sumber dan tindakan
- Mudah 1 1
2 x 2  1untuk memecahkan masalah
- Sebagian 0 2
dapat dijangkau oleh keluarga
- Tidak
dapat
3 Potensial masalah untuk
2 Keluarga mempunyai
dicegah 3 x1=
3 kemauan dalam tindakan
- Tinggi 2 1
2 perawatan dan
- Cukup 1
3 penatalaksanaan
- Rendah
4 Menonjolnya masalah
- Segera 2
ditangani 1
2
- Masalah 0 x Keluarga menyadari adanya
1 2
ada tapi tidak perlu segera masalah yang harus ditangani
1=1
ditangani
- Masalah
tidak dirasakan
1
Total - 3
3

3. Resiko terjadi serangan ulang penyakit diabetes mellitus di keluarga Ny. S


khususnya Ny. S
No Kriteria Bobot Skor Pembenaran
1 Sifat masalah
Resiko akan terjadi bila tidak
- Aktual 3 2 2
1 x1  dilakukan tindakan
- Resiko 2 3 3
keperawatan
- Potensial 1
2 Kemungkinan masalah untuk
diubah 2
Sumber-sumber dan tindakan
- Mudah 1 1
2 x 2  1untuk memecahkan masalah
- Sebagian 0 2
dapat dijangkau oleh keluarga
- Tidak
dapat
3 Potensial masalah untuk
Keluarga mempunyai
dicegah 3
2 2kemauan dalam tindakan
- Tinggi 2 1 x1 
3 3perawatan dan
- Cukup 1
penatalaksanaan
- Rendah
4 Menonjolnya masalah
- Segera 2
ditangani
2
- Masalah 1 x Keluarga menyadari adanya
1 2
ada tapi tidak perlu segera 0 masalah yang harus ditangani
1=1
ditangani
- Masalah
tidak dirasakan
1
Total - 3
3
L. Diagnosa Keperawatan
1. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit diabetes mellitus di
keluarga Ny. S khususnya pada Ny. S b.d ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal penyakit diabetes mellitus ditandai dengan:
DS:
- Ny. S mengatakan kurang tahu tentang penyakit diabetes mellitus
(pengertian, tanda, gejala, akibat lanjut dan pengobatan atau perawatan)
- Ny. S mengatakan kurang begitu mengerti tentang diit penderita diabetes
mellitus.
- Ny. S mengatakan jika makan nasinya lebih sedikit dan sayurnya banyak.
- Ny. S mengatakan takut dan stres setelah mengetahui terkena penyakit
diabetes mellitus
- Ny. S mengatakan kurang tahu tentang penyakit diabetes mellitus penyakit
keturunan
DO:
- Klien terlihat menggelengkan kepala saat ditanya penyakit diabetes mellitus
(pengertian, penyebab, dan perawatannya).

2. Resiko hipoglikemia penyakit diabetes mellitus di keluarga Ny. S


khususnya pada Ny. S b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit ditandai dengan:
DS:
- Ny. S mengatakan keluar keringat dingin bila lapar dan rasa ingin pingsan
- Ny. S mengatakan makannya lebih sedikit dari biasanya
- Ny. S mengatakan makanan yang dimakannya tidak ditimbang
DO:
- Klien mengkonsumsi glibenclamid
- Klien mengkonumsi diabetasol susu
- Glucotes urine tgl 7-08-2008 hasilnya negatif
- Makan klien hanya sedikit
- Ny. S selalu beraktivitas sendiri
3. Resiko terjadi serangan ulang penyakit diabetes mellitus di keluarga Ny. S
khususnya Ny. S b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit ditandai dengan:
DS:
- Ny. S berumur 56 tahun
- Ny. S mengatakan kurang mengerti tentang diit bagi penderita diabetes
mellitus.
- Ny. S mengatakan sering naik sepeda untuk menjemput cucunya di sekolah.

DO:
- Glukotes urine tgl 7-08-2008 hasilnya negatif
- GDS: 3 bulan terakhir
- Mei : 192 mg/dl
- Juni : 209 mg/dl
- Juli : 250 mg/dl
- Jumlah makanan tidak ditimbang
- BB : 53 kg
- TD : 130/80 mmHg
- TB: 162
49

M. Rencana Keperawatan
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Standar Intervensi
Keperawatan
Kurang Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Jelaskan pengertian DM
pengetahuan selama 3x kunjungan rumah - Jelaskan tanda dan gejala DM
keluarga kunjungan rumah selama 1x60menit - Jelaskan penyebab DM
tentang diharapkan keluarga dapat Keluarga dapat - Jelaskan komplikasi atau akibat
penyakit DM keluarga dapat TUK I menyebutkan: lanjut
di keluarga mengetahui Mengenal masalah Respon a. Pengertian DM - Demontrasikan diit yang tepat
Ny. S penyakit yang kesehatan verbal Kumpulan gejala untuk penderita diabetes
khususnya diderita oleh Ny. a. Menyebutkan yang timbul pada mellitus
pada Ny. S S pengertian DM seseorang yang - Demontrasikan tes urine dengan
disebabkan karena glukotest
meningkatnya kadar
gula dalam darah
karena kekurangan
Respon insulin
b. Menyebutkan verbal b. Menyebutkan
penyebab DM 3 dari 5 penyebab
DM
50

Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Kriteria Standar
Keperawatan
1. Faktor
keturunan
2. Obesita
s/kegemukan
3. Faktor
lingkungan (gaya
hidup yang kurang
c. Menyebutkan Respon sehat; merokok,
tanda dan gejala verbal stress, alkohol)
DM 4. Makan
an
5. Faktor
penuaan
c. Menyebutkan
3 dari 6 tanda dan
gejala
1. Sering
BAK
51

Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Kriteria Standar
Keperawatan
d. Menyebutkan Respon 2. Banyak
komplikasi atau verbal minum
akibat lanjut dari 3. Banyak
DM makan
4. Cepat
lelah walau
aktivitas ringan
5. Penuru
nan berat badan
TUK II 6. Kesem
Merawat anggota utan dan gatal-
keluarga yang sakit gatal
a. Memberi diit Respon d. Menyebutkan
yang tepat untuk verbal dan 3 dari 5 komplikasi
penderita DM motorik atau akibat lanjut
dari DM
b. Menjaga Respon 1. Ganggu
aktivitas dan verbal dan an persarafan
52

Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Kriteria Standar
Keperawatan
istirahat klien motorik 2. Kebuta
an/rabun
3. Tekana
n darah tinggi
4. Luka
yang sukar sembuh
5. Ganggu
an fungsi ginjal

Keluarga dapat
menyediakan menu
makanan untuk
penderita DM
Keluarga mampu
menjaga aktivitas dan
istirahat bagi klien
Resiko Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Ucapkan salam
hipoglikemia asuhan kunjungan rumah - Lakukan kunjungan rumah
53

Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Kriteria Standar
Keperawatan
penyakit keperawatan selama 1x60 menit sesuai dengan kontrak yang
diabetes selama 3 hari keluarga dapat: telah disepakati
mellitus di keluarga TUK I: Keluarga dapat - Jelaskan prinsip diit diabetes
keluarga Ny. diharapkan Keluarga dapat menyebutkan: mellitus
S khususnya hipoglikemia mengenal masalah Respon a. Prinsip - Jelaskan tentang penyebab
pada Ny. S penyakit diabetes kesehatan. verbal diit diabetes hipoglikimia diabetes mellitus
b.d mellitus tidak a. mellitus: - Jelaskan tujuan diit diabetes
ketidakmamp terjadi pada Ny. S Menyebutkan prinsip - mellitus
uan keluarga diit diabetes mellitus Tepat waktu - Anjurkan klien untuk
dalam dengan tiga tepat. (ditentukan waktu mengontrolkan diri ke
merawat makan) puskesmas secara rutin
anggota - - Jelaskan tentang diit diabetes
keluarga yang Tepat macam mellitus
sakit Respon (makanan yang - Demontrasikan diit diabetes
verbal boleh dimakan) mellitus
b. - - Anjurkan keluarga untuk
Menyebut gejala Tepat jumlah (kalori memberi atau menyajikan
hipoglikimea diabetes yang diberikan) makanan sesuai diit
54

Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Kriteria Standar
Keperawatan
mellitus b. Menye - Jelaskan tentang batasan
babkan 5 dari 8 aktivitas dan istirahat untuk
penyebab penderita diabetes mellitus
hipoglikimea
diabetes mellitus
-
Respon Mengkonsumsi
verbal makanan yang
c. terlalu sedikit
Menyebutkan tujuan diit -
diabetes mellitus Aktivitas fisik yang
berat
-
Ketidak seimbangan
nutrisi dan cairan
Respon akibat mual muntah
TUK II: motorik -
Mengambil keputusan Konsumsi alkohol
55

Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Kriteria Standar
Keperawatan
a. c. Menye
Mengontrol diri secara butkan 3 dari 3
rutin ke Puskesmas tujuan diit diabetes
TUK III: Respon mellitus
Merawat anggota verbal -
keluarga yang sakit Mempertahankan
a.Menyebutkan diit kadar gula darah
diabetes mellitus -
Mencegah komplikasi
-
Respon Meningkatkan
b. Memberikan verbal kwalitas hidup
makanan sesuai diit Klien dapat
memeriksakan diri
c.Menjaga aktivitas dan Respon secara rutin ke
istirahat klien verbal Puskesmas

Keluarga dapat
56

Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Kriteria Standar
Keperawatan
menyebutkan:
a. 2 dari 3 diit
DM
-
Memenuhi
kebutuhan energi
-
Rendah lemak
-
Mengandung
vitamin dan
mineral
Keluarga dapat
menyajikan menu
makan untuk penderita
diabetes mellitus
Menjaga aktivitas dan
istirahat bagi klien
Resiko terjadi Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Ucapkan salam
57

Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Kriteria Standar
Keperawatan
serangan asuhan kunjungan rumah - Lakukan kunjungan rumah
ulang di keperawatan selama 1x60 menit sesuai dengan kontrak yang
keluarga selama 3 hari keluarga dapat: telah disepakati
Ny. S keluarga TUK I: Keluarga dapat - Jelaskan tentang perawatan
khususnya diharapkan Keluarga dapat menyebutkan: diabetes mellitus
pada Ny. S serangan ulang mengenal masalah Respon a. Menye - Jelaskan penatalaksanaan
b.d tidak terjadi pada kesehatan. verbal butkan 3 dari 4 diabetes mellitus
ketidakmamp Ny. S a. perawatan diabetes - Jelaskan tentang pemeriksaan
uan keluarga Menyebutkan mellitus: diabetes mellitus
dalam perawatan diabetes - Selalu memakai - Anjurkan klien untuk
merawat mellitus alas kaki di dalam/di mengontrolkan diri ke
anggota luar rumah puskesmas secara rutin
keluarga yang - Olahraga - Jelaskan pencegahan serangan
sakit ringan secara teratur ulang
- Mematuhi diit - Jelaskan tindakan pengobatan
Respon yang diberikan - Demontrasikan diit diabetes
verbal - Biasakan pola mellitus
hidup sehat - Anjurkan keluarga untuk
58

Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Kriteria Standar
Keperawatan
b. b. Menyebutkan 2 dari memberi atau menyajikan
Menyebutkan tentang 3 penatalaksanaan makanan sesuai diit
penatalaksanaan diabetes mellitus - Jelaskan tentang batasan
diabetes mellitus - aktivitas dan istirahat untuk
Respon Diit rendah gula penderita diabetes mellitus
verbal -
Olahraga secara
c. teratur
Menyebutkan tentang -
pemeriksaan diabetes Kontrol gula darah
mellitus secara berkala
c. Menyebutkan 3 dari
4 pemeriksaan
Respon diabetes mellitus
motorik -
TUK II: Pemeriksaan air
Mengambil keputusan kencing
a. -
59

Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Kriteria Standar
Keperawatan
Mengontrol diri secara Pemeriksaan darah
rutin ke Puskesmas -
TUK III: Respon Pemeriksaan secara
Merawat anggota verbal berkala
keluarga yang sakit -
a. Pemeriksaan kadar
Menyebutkan gula darah
pencegahan serangan
ulang diabetes Klien dapat
mellitus memeriksakan diri
Respon secara rutin ke
verbal Puskesmas
dan respon
motorik Keluarga dapat
b. menyebutkan:
Menyebutkan tindakan a. Menye
pengobatan diabetes butkan 2 dari 3
mellitus pencegahan
60

Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Kriteria Standar
Keperawatan
serangan ulang
-
Mengatur makanan
sesuai diit
-
Melakukan olahraga
ringan
-
Mengontrol gula darah
secara berkala
kepuskesmas
b. Menye
butkan 3 dari 3
tindakan
pengobatan diabetes
mellitus
- Mengat
ur makanan
61

Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Kriteria Standar
Keperawatan
- Olahra
ga
- Obat-
obatan
62

N. Implementasi dan Evaluasi


Tangga
Dx.
Tujuan Khusus l/ Implementasi Paraf Evaluasi
Keperawatan
Waktu
Kurang Setelah dilakukan 23-07- - Mengucapkan salam S : Keluarga dan Ny. S dapat menyebutkan
pengetahuan asuhan keperawatan 18 dan menjelaskan tanda dan gejala dari diabetes mellitus
keluarga tentang selama 1x60menit Pukul kegiatan hari ini akan 1. Sering BAK
penyakit keluarga dapat 10.30 melakukan penyuluhan 2. Banyak minum
diabetes TUK I WIB tentang diabetes 3. Banyak makan
mellitus di Mengenal masalah mellitus 4. Cepat lelah walau aktivitas
keluarga Ny. S kesehatan - Menjelaskan pada ringan
khususnya pada 1. Menyebutkan keluarga dengan flip 5. Penurunan berat badan
Ny. S pengertian diabetes card pengertian 6. Kesemutan dan gatal-gatal
mellitus diabetes mellitus O: Keluarga dan Ny. S tampak
2. Menyebutkan - Menjelaskan pada memperhatikan saat diberikan penyuluhan
penyebab diabetes keluarga dengan flip dan mendemontrasikan diit untuk
mellitus card tanda dan gejala penderita DM
3. Menyebutkan diabetes mellitus A : Keluarga dan Ny. S telah mengerti
tanda dan gejala - Menjelaskan pada penyakit tanda dan gejala, akibat lanjut,
diabetes mellitus keluarga dengan flip penyebab, dan diit untuk penderita
63

Tangga
Dx.
Tujuan Khusus l/ Implementasi Paraf Evaluasi
Keperawatan
Waktu
4. Menyebutkan card penyebab diabetes diabetes mellitus
komplikasi atau akibat mellitus P : Anjurkan kepada keluarga untuk
lanjut dari diabetes - Mendemontrasikan diit memeriksakan kesehatan secara rutin ke
mellitus yang tepat untuk Puskesmas
TUK III penderita diabetes - Anjurkan kepada Ny. S untuk
Merawat anggota mellitus beristirahat yang cukup
keluarga yang sakit - Mendemontrasikan - Anjurkan kepada keluarga dalam
1. M test urine dengan memberikan makanan sesuai diit untuk
emberi diit yang tepat menggunakan penderita diabetes mellitus
untuk penderita glukotest
diabetes mellitus
2. M
enjaga aktivitas dan
istirahat klien
Resiko Setelah dilakukan 23-07- - Mengucapkan salam S: - Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 3
hipoglikemia asuhan keperawatan 18 dan menjelaskan prinsip diit diabetes mellitus
penyakit selama 1x60 menit Pukul kegiatan hari ini akan 1. Tepat waktu
64

Tangga
Dx.
Tujuan Khusus l/ Implementasi Paraf Evaluasi
Keperawatan
Waktu
diabetes keluarga dapat : 10.30 melakukan penyuluhan 2. Tepat macam
mellitus di TUK I: WIB tentang diabetes 3. Tepat jumlah
keluarga Ny. S Keluarga dapat mellitus O : - Keluarga menanyakan tentang penyakit
khususnya pada mengenal masalah - Menjelaskan dengan yang diderita oleh Ny S
Ny. S b.d kesehatan dengan cara: flip card pada keluarga - Keluarga dan Ny. S tampak
ketidakmampua a. Menyebutkan tentang prinsip diit memperhatikan saat dilakukan
n keluarga prinsip diit diabetes diabetes mellitus penyuluhan
dalam merawat mellitus dengan tiga - Menjelaskan dengan A : Keluarga dan Ny. S telah mengetahui
anggota tepat klien dan keluarga tentang prinsip diit diabetes mellitus dan
keluarga yang b. Menyebutkan tentang penyebab mencegah hipoglikemia
sakit penyebab hipoglikemia hipoglikemia diabetes P : Anjurkan pada keluarga untuk
diabetes mellitus mellitus memberikan makanan sesuai diit untuk
c. Menyebutkan - Menjelaskan dengan penderita diabetes mellitus
tujuan diit diabetes klien dan keluarga
mellitus tentang tujuan diit
diabetes mellitus
TUK II:
- Menganjurkan klien
65

Tangga
Dx.
Tujuan Khusus l/ Implementasi Paraf Evaluasi
Keperawatan
Waktu
Mengambil keputusan untuk memeriksakan
- Mengontr diri secara rutin ke
ol diri secara rutin ke Puskesmas/pusat
Puskesmas pelayanan kesehatan
terdekat
TUK III: - Menjelaskan dan
Merawat anggota mendemontrasikan
keluarga yang sakit: tentang diit untuk
a. Menyebutkan diit penderita DM
diabetes mellitus
b. Memberikan makanan - Menganjurkan kepada
yang sesuai diit keluarga untuk
c. Menjaga aktivitas dan menyajikan makanan
istirahat klien sesuai diit DM
Resiko terjadi Setelah dilakukan 23-07- - Mengucapkan salam S: - Keluarga dapat menyebutkan 3
serangan ulang asuhan keperawatan 18 dan menjelaskan pencegahan serangan ulang.
di keluarga Ny. selama 1x60 menit Pukul kegiatan hari ini akan 1. Mengatur makanan sesuai diit
66

Tangga
Dx.
Tujuan Khusus l/ Implementasi Paraf Evaluasi
Keperawatan
Waktu
S khususnya keluarga dapat : 10.30 melakukan penyuluhan 2. Melakukan olahraga ringan
pada Ny. S b.d TUK I: WIB tentang diabetes 3. Mengontrol gula darah secara
ketidakmampua Keluarga dapat mellitus berkala kepuskesmas
n keluarga mengenal masalah - Menjelaskan dengan O : - Keluarga menanyakan tentang penyakit
dalam merawat kesehatan dengan cara flip card pada keluarga yang diderita oleh Ny S
anggota menyebutkan: tentang perawatan - Keluarga dan Ny. S tampak
keluarga yang a. Menyebutkan diabetes mellitus memperhatikan saat dilakukan
sakit perawatan diabetes - Menjelaskan tentang penyuluhan
mellitus pemeriksaan diabetes A : Keluarga dan Ny. S dapat mengerti
b. Menyebutkan tentang mellitus tentang pencegahan serangan ulang
penatalaksanaan - Menjelaskan dengan diabetes melitus
diabetes mellitus klien dan keluarga P : Menganjurkan pada Ny. S untuk
c. Menyebutkan tentang tentang pencegahan memeriksakan diri secara rutin ke
pemeriksaan diabetes serangan ulang Puskesmas
mellitus diabetes mellitus

TUK II: - Menjelaskan tindakan


67

Tangga
Dx.
Tujuan Khusus l/ Implementasi Paraf Evaluasi
Keperawatan
Waktu
Mengambil keputusan pengobatan.
- Mengontr
ol diri secara rutin ke
Puskesmas

TUK III:
Merawat anggota
keluarga yang sakit
a.
Menyebutkan
pencegahan serangan
ulang
b.
Menyebutkan tindakan
pengobatan

You might also like