Professional Documents
Culture Documents
PASANG SURUT
(Disusun untuk memenuhi prasyarat mata kuliah Survey Hidrografi)
Disusun oleh :
Kelompok VII A
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini telah disetujui dan disahkan oleh Dosen Pengampu Suvey
Hidrografi, Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik, Universitas
Diponegoro.
Disusun oleh:
Kelompok VII-A
Mengetahui,
Asisten Dosen
Menyetujui,
Dosen Pengampu I Dosen Pengampu II
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang lebih mulia selain memanjatkan puja dan puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat, taufik, hidayah
serta inayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Perhitungan Pasang Surut
ini tanpa menemui hambatan yang berarti dan tepat waktu. Tidak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir.Sawitri Subiyanto, M.Si. selaku Ketua Departemen Teknik
Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
2. Bapak Arief Laila Nugraha, ST., M. Eng. dan Bapak Bandi Sasmito, ST.,
MT. selaku dosen pengampu mata kuliah Survey Hidrografi yang telah
membimbing kami dalam penyusunan laporan ini.
3. Icha Oktaviana Putri Kalinda selaku asisten dosen mata kuliah Survey
Hidrografi yang telah membimbing kami dalam penyusunan laporan ini.
4. Seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyusun laporan Survey
Hidrografi yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu persatu
Kami sadar bahwa laporan yang kami susun masih sangat jauh dari
sempurna, oleh karena itu masukan dan kritikan yang bersifat membangun sangat
kami harapkan sebagai acuan agar menjadi lebih baik lagi. Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
LAPORAN PERHITUNGAN ................................................................................. i
I.1 IV-17
DAFTAR GAMBAR
Gambar II-1 Pengaruh Posisi Bulan dan Matahari Terhadap Pasang Surut di Bumi
(Academia, 2017) ................................................................................................ II-2
Gambar II-2 Pasang surut harian ganda (Wyrtki, 1961) ..................................... II-3
Gambar II-3 Pasang surut harian tunggal (Wyrtki, 1961)................................... II-3
Gambar II-4 Pasang surut campuran condong ke harian ganda (Wyrtki, 1961) . II-4
Gambar II-5 Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (Wyrtki, 1961) II-
4
Gambar II-6 Komponen Harmonik Pasang Surut Air Laut (Slideshare, 2017) .. II-8
Gambar II-7 Tampilan SLP64 dalam command prompt .................................. II-10
Gambar III-1 Data Pasut Semarang bulan Juli 2017 (DISHIDROS AL) .......... III-1
Gambar III-2 Data Pasut Semarang bulan Agustus 2017 (DISHIDROS AL) ... III-2
Gambar III-3 Data Pasut Semarang bulan September 2017 (DISHIDROS AL) III-2
Gambar III-4 Data Data Pasut Semarang untuk Pengolahan SLP64 ................. III-3
Gambar III-22 Matriks A .................................................................................. III-4
Gambar III-23 Matriks ATA ............................................................................... III-5
Gambar III-24 Matriks (ATA)-1 .......................................................................... III-5
Gambar III-25 Matriks ATL ............................................................................... III-6
Gambar III-26 Matriks X ................................................................................... III-7
Gambar III-27 Hasil hitungan Amplitudo dan Fase ........................................... III-7
Gambar III-28 Cleaning data pasut .................................................................... III-8
Gambar III-29 Tampilan STAINFO .................................................................. III-9
Gambar III-30 Pengecekan DTDCNV.DIN ....................................................... III-9
Gambar III-31 Langkah-langkah convert data ................................................ III-10
Gambar III-32 Proses convert data .................................................................. III-11
Gambar III-33 Tampilan file wa92512 ............................................................ III-11
Gambar III-34 Proses fill data ......................................................................... III-12
Gambar III-35 Tampilan file fill....................................................................... III-13
Gambar III-36 Proses tideanl ........................................................................... III-13
Gambar III-37 Tampilan stasiun yang digunakan ............................................ III-14
Gambar III-38 Pengisian parameter untuk analisis harmonik.......................... III-14
Gambar III-39 Proses analisis harmonik .......................................................... III-14
DAFTAR TABEL
Table III-4 Konstanta Harmonik Least Square data pasut bulan Juli 2017 ....... III-4
Table IV-1 Tabel Data Pasut Bulan Juli 2017 ................................................... IV-2
Table IV-2 Tabel Data Pasut Bulan Agustus 2017 ............................................ IV-3
Table IV-3 Tabel Data Pasut Bulan September 2017 ........................................ IV-4
Table IV-4 Tabel komponen Amplitudo dan Phase bulan Juli 2017 .............. IV-14
Table IV-5 Tabel komponen Amplitudo dan Phase bulan Agustus 2017 ........ IV-14
Table IV-6 Tabel komponen Amplitudo dan Phase bulan September 2017 .... IV-14
Table IV-7 Tabel Hasil Kalkulasi data pasut bulan Juli 2017 ......................... IV-15
Table IV-8 Tabel Hasil Kalkulasi data pasut bulan Agustus 2017 .................. IV-15
Table IV-9 Tabel Hasil Kalkulasi data pasut bulan September 2017 .............. IV-15
Table IV-10 Komponen Harmonic Utama ....................................................... IV-20
Table IV-11 Table Perbandingan ..................................................................... IV-23
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
Membahas mengenai latar belakang laporan, rumusan masalah laporan,
maksud dan tujuan laporan, serta sistematika penulisan laporan.
BAB II DASAR TEORI
Membahas mengenai pengertian Pasang Surut yang di dalam bahasan itu
dibahas mengenai teori pasang surut, tipe pasang surut dan arus pasut,
kemudian membahas metode Admiralty, metode Least square, serta pada
pengolahan software SLP64.
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Gambar II-1 Pengaruh Posisi Bulan dan Matahari Terhadap Pasang Surut di Bumi
(Academia, 2017)
Berdasarkan Gambar II-1 dapat kita ketahui posisi Bumi, Bulan dan
Matahari yang berbeda dan menyebabkan perbedaan ketinggian pasang surut pada
saat posisi konfigurasi tertentu.
II.2 Tipe Pasang Surut
Menurut Dronkers (1964), ada tiga tipe pasut yang dapat diketahui, yaitu :
1. Pasang Surut Diurnal.
Yaitu bila dalam sehari terjadi satu satu kali pasang dan satu kali surut.
Biasanya terjadi di laut sekitar katulistiwa.
2. Pasang Surut Semi Diurnal.
Yaitu bila dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang
hampir sama tingginya.
3. Pasang Surut Campuran.
Yaitu gabungan dari tipe 1 dan tipe 2, bila bulan melintasi khatulistiwa
(deklinasi kecil), pasutnya bertipe semi diurnal, dan jika deklinasi bulan
mendekati maksimum, terbentuk pasut diurnal.
Menurut Wyrtki (1961), pasang surut di Indonesia dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Pasang Surut Harian Ganda (semi diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali air surut dengan tinggi
yang hampir sama dan pasang surut terjadi secara berurutan secara teratur.
Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit. Jenis harian tunggal
misalnya terdapat di perairan sekitar selat Karimata, antara Sumatra dan
Kalimantan.
Gambar II-4 Pasang surut campuran condong ke harian ganda (Wyrtki, 1961)
4. Pasang Surut Campuran Condong ke Harian Tunggal
Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air
surut, tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang
dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda.
Sedangkan jenis campuran condong ke harian tunggal (mixed tide,
prevailing diurnal) contohnya terdapat di pantai selatan Kalimantan dan
pantai utara Jawa Barat.
Gambar II-5 Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (Wyrtki, 1961)
II.3 Metode Perhitungan Pasang Surut
Data tinggi muka air laut pada rentang waktu tertentu diperlukan untuk
menentukan tinggi muka air laut rata-rata yang digunakan sebagai referensi
kedalaman atau tinggi suatu titik. Selain itu data tersebut juga dapat digunakan
untuk perhitungan pasut, dan mengetahui karakteristik pasut di suatu daerah.
Metode perhitungan pasut sendiri ada dua, yaitu:
tahun
Dengan mengetahui nilai komponen harmonik maka tahapan selanjutnya
untuk mengenal karakteristik pasut adalah dengan memprediksikan kondisi pasut
itu. Itulah sebabnya sebelum dilakukan pengolahan pasut harus dilakukan
smoothing data pasut agar dapat diketahui kecenderungan pasut itu. Data pasut
dapat diolah dari pengamatan pasut selama 15 atau 29 hari. Namun saat ini kita
diperkenalkan dengan pengamatan pasut selama 29 hari (piantan 29). Perbedaan
lama pengamatan pasut akan memberikan data tabelyang berbeda.
Analisis pasut dilakukan untuk menemukan pola–pola harmonik atau
periode pada periodisasi gerak vertikal muka laut, karenanya analisis pasut sering
juga disebut sebagai analisis harmonik. Jika faktor meteorologis dihilangkan dari
model gelombang pasut, maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut:
Yp(t) = Yo+ ∑Aicos (ωit – Pi ) ……………………… 2.3
Keterangan :
Yp(t) = Tinggi muka air karenapasut saat t
Yo = Tinggi muka air rata – rata
Ai = Amplitudo komponen pasut ke-i
Ti = Periode komponen pasut ke-i
T = Waktu
n = Jumlah komponen
Metode kuadrat terkecil didasarkan pada penentuan tinggi muka air model
yang memberikan kuadrat kesalahan terhadap tinggi muka air pengamatan yang
minimum.
Dalam hal ini panjang pengamatan harus dapat menggambarkan
perubahan kecepatan sudut dalam satu bulan untuk kemudian digunakan untuk
menghitung besarnya pengaruh dari komponen-komponen pasang surut tersebut.
Perubahan kecepatan sudut ini dapat didekati dengan pengamatan setengah bulan
yaitu dengan asumsi bahwa perubahan kecepatan sudut untuk setengah bulan
berikutnya bisa tergambarkan dari data pengamatan setengah bulan tersebut.
Metode ini dapat digunakan untuk :
1. Penentuan Konstanta Harmonik Pasut : K1, O1, P1, M2, S2, N2, K2, M4,
dan MS4. Dalam besaran amplitudo dan fase. Besarnya komponen
amplitudo dan fase selalu berubah secara periodik dan bervariasi dari satu
tempat ke tempat lainnya.
2. Penentuan tinggi Mean Sea Level (So).
3. Penentuan chart datum berdasarkan Zo (merupakan fungsi dari komponen
pasut yang dianalisis).
4. Penentuan kedalaman terhadap chart datum.
Model matematika yang dapat digunakan untuk menyatakan hubungan
antara pengamatan dengan parameter dalam hitung perataan parameter adalah :
persamaan tersebut menyatakan bahwa pengamatan merupakan fungsi dari
parameter.
Data hasil pengamatan akan selalu dihinggapi oleh berbagai kesalahan,
baik itu kesalahan sistematik, acak, maupun blunder. Metode kuadrat terkecil
hanya dapat digunakan untuk data yang mengandung kesalahan yang bersifat acak
saja (artinya kesalahan sistematik dan blunder sudah tidak ada lagi). Selanjutnya,
untuk mengeliminasi kesalahan pada hasil pengamatan yang bersifat acak, maka
dalam model matematikanya akan selalu disertai dengan vektor koreksi V. Setelah
melalui proses linierisasi diperoleh persamaan dasar parameter dalam bentuk
matriks :
V = A.X + F ………………………......……………… 2.4
Dengan:
V : Adalah matriks koreksi
A : Adalah matriks koefisien dengan n banyaknya pengamatan
L dan u : Banyaknya parameter X
F : Adalah vektor komponen (L – Xo)
X : Adalah vektor parameter
harmonik terhadap kondisi bumi setimbang yang nantinya akan dinyatakan dalam
sebuah konstanta.
Dasar dari analisa harmonik adalah hukum Laplace “gelombang komponen
pasang surut setimbang perjalanannya akan mendapatkan respons dari laut yang
dilewatinya, sehingga amplitodenya akan mengalami perubahan, dan fasenya
mengalami keterlambatan, namun frekuiensi atau kecepatan sudut masing-masing
komponen adalah tetap”. Jadi variasi tinggi muka air laut di suatu tempat dapat
dinyatakan sebagai superposisi dari berbagai gelombang komponen harmonik
pasang surut (Wibawa, dkk, 2014).
Gambar II-6 Komponen Harmonik Pasang Surut Air Laut (Slideshare, 2017)
Dalam analisis pasang surut air laut yang menghitung konstanta amplitudo
dan fase dari komponen – komponen harmonik, sangat bergantung pada
panjangnya data pengamatan tinggi muka laut. Panjang data pengamatan
mempengaruhi, banyaknya gelombang komponen harmonik pasang surutlaut yang
akan ditentukan konstantanya. Salah satu kriteria yang dapat digunakan ialah
kriteria Reyleigh yang apabila terdapat dua komponen A dan B hanya dapat
dipisahkan satu sama lain jika panjangnya data lebih dari suatu periode tertentu
yang disebut periode sinodik.Periode sinodik dapat dirumuskan sebegai berikut
(Emery, 1998):
360
PS = 𝜔𝐴− 𝜔𝐵.....................................................................2.5
Dimana:
PS : Periode Sinodik (jam)
ωA = Kecepatan sudut komponen harmonik A (º/jam)
ωB = Kecepatan sudut komponen harmonik B (º/jam)
III.1.2 Bahan
Bahan yang kelompok kami gunakan untuk melakukan pengolahan adalah
1 buah data pasang surut Kota Semarang bulan Juli sampai September tahun
2017.
Gambar III-1 Data Pasut Semarang bulan Juli 2017 (DISHIDROS AL)
Gambar III-2 Data Pasut Semarang bulan Agustus 2017 (DISHIDROS AL)
Gambar III-3 Data Pasut Semarang bulan September 2017 (DISHIDROS AL)
1. So
2. Ar.Cos(ωr.t)
3. Br.-Sin(ωr.t)
Berikut adalah contoh sampel perhitungannya, yaitu data pasut bulan Juli
2017:
So = 1
A = cos (0.50587 x 1) = 0.874754152
B = -sin (0.50587 x 1) = -0.484566996
Berikut adalah data dari konstanta harmonik :
Table III-1 Konstanta Harmonik Least Square data pasut bulan Juli 2017
Amplitudo
Type Keterangan Phase (P)
(H)
M2
12,4206 0,50587
S2
12,0000 0,52360
semi diurnal
N2
12,6582 0,49637
K2
11,9673 0,52503
K1
23,9346 0,26251
O1 diurnal
25,8194 0,24335
P1
24,0658 0,26108
M4
6,2103 1,01174
quarterly
MS4
6,1033 1,02947
M2 0,145475924 -1,352999037
S2 0,095692344 0,966817379
N2 0,042471618 1,143983329
K2 0,022236834 0,990271513
K1 0,197770362 0,09316688
O1 0,041826284 -0,429751922
P1 0,069567918 -0,08097554
M4 0,011487403 -0,80592674
MS4 0,010826359 -0,562239246
Untuk bulan, tanggal, dan jam dengan 1 angka maka didepan angka tersebut
harus diberi 0. Contoh tanggal 1, maka penulisannya menjadi 01.
pada data DTDCNV sehingga sesuai. Begitupula untuk bulan, tanggal, jam,
dan data ketinggian.
7. Selanjutnya mulai dilakukan pengolahan data pasut menggunakan software
slp64. Sebelumnya pastikan bahwa folder slp64 sudah di copy kedalam drive
C. Pengolahan data pasut menggunakan software slp64 memerlukan
command prompt untuk memasukkan perintah-perintah yang digunakan.
8. Melakukan convert data pasut ke dalam format slp64 seperti berikut:
Buka command prompt Folder slp64 Folder Util Ketik convert.py
Setelah proses selesai akan dihasilkan file dengan nama HARM925 yang
berformat LIS dan INP925 yang berformat PRD pada folder harm.
Maka akan muncul tampilan seperti pada gambar dibawah ini. Akan muncul
perintah untuk memasukkan nomor stasiun, waktu awal prediksi, waktu akhir
prediksi, dan juga zona nya.
a. Nomor stasiun yang digunakan adalah 925.
b. Waktu awal prediksi dipilih tahun 2012.
c. Waktu akhir prediksi 2031, karena prediksi dilakukan untuk 19 tahun
kedepan.
d. Zona nya yaitu 105
IV.1.3 Hasil AT
Pada tabel ini terdapat hasil transpose dari matrik A pada Microsoft Excel
dimana sebelumnya data data matrik A tersebut didapat dari perhitungan
menggunakan Rumus. Ukuran dari matrik A Transpose ini adalah 19 x 744 untuk
data pasut bulan Juli dan Agustus 2017 dan ukuran matrik A transpose 19 x 720
untuk data pasut bulan September 2017, atau kebalikan dari ukuran matrik A.
Gambar IV-7 Hasil Matrik AT*A data pasut bulan Juli 2017
Gambar IV-8 Hasil Matrik AT*A data pasut bulan Agustus 2017
Gambar IV-9 Hasil Matrik AT*A data pasut bulan September 2017
Gambar IV-10 Hasil Matrik (AT A)-1 data pasut bulan Juli 2017
Gambar IV-11 Hasil Matrik (AT A)-1 data pasut bulan Agustus 2017
Gambar IV-12 Hasil Matrik (AT A)-1 data pasut bulan September 2017
Gambar IV-13 Hasil Matrik L data pasut bulan Juli, Agustus dan September 2017
0.59992
0.03143
-0.14204
-0.05435
-0.07876
-0.01758
-0.03866
0.01220
0.01859
X = AtA-1 * AtL (19 x 1)
-0.19691
-0.01840
-0.03802
0.01743
-0.06934
0.00563
-0.00795
0.00829
0.00916
-0.00577
0.60136
-0.12602
-0.07258
-0.05315
-0.07014
0.00798
0.04085
-0.01337
-0.00509
X = AtA-1 * AtL (19 x 1)
-0.07307
-0.17938
0.04285
0.01079
-0.02585
0.05693
0.01003
-0.00463
-0.00544
-0.00889
Table IV-4 Tabel komponen Amplitudo dan Phase bulan Juli 2017
dengan fenomena 2x pasang sehari dengan perbedaan tinggi dan interval yang
berbeda
3. Chart Datum
Sedangkan untuk chart datum metode least square untuk bulan Juli sampai
Desember, kita bisa mendapatkan HHWL, MHWL, MSL, MLWL, CDL,
LLWL, LAT. Dengan nilai yang tidak terlalu berbeda jauh. Sedangkan
pada pennggunaan SLP64 kami ambil sempel pada prediksi untuk 6 bulan
di tahun 2017.
BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Perhitungan pasut menggunakan metode Least Square pada bulan
Juli sampai September tahun 2017 dilakukan dengan tahapan awal
melakukan cleaning data, menghitung matriks A, matriks A
transpose, matriks A transpose dikali matriks A dan diinverskan,
kemudian memasukkan data tinggi per jam untuk matriks L dan
menghitung matriks X, sehingga di dapatkan hasil 9 komponen
harmonik berupa M2, S2,N2,K2,K1,01,P1,M4 dan MS4 hasilnya
dapat dilihat pada Gamabar dalam satuan cm seperti pada Tabel
IV.4.
2. Perhitungan pasut menggunakan metode Least square dengan data
pasut selama setahun pada tahun 2017, namun pada praktikum ini
hanya ada data dari bulan Juli sampai bulan Desember. Data yang
sudah di cleaning di save dalam format.DAT dalam folder dat.
Selanjutnya melakukan convert data menjadi convert.py dan
melakukan pengecekan stainfo. Apabila ada data pasut yang
kosong maka dapat dilakukan analisa komponen harmonic dan
melakukan prediksi pasut.
3. Jenis pasut yang dihasilkan dari perhitungan SLP64 pada tahun
2017 adalah harian tunggal, MSL =0 dengan nilai bilangan Form
Zal = 1,1647
Saran
1. Gunakan data pasut untuk perhitungan leastsquare yang setiap harinya
diamati selama 24 jam
2. Jangan menggunakan dua data dengan tahun yang berbeda untuk
mengolah SLP64.
3. Lakukan pengecekan untuk semua data sebelum di proses.
V-1
Kelompok II-A, 2017
Laporan Perhitungan Pasut
DAFTAR PUSTAKA
Academia. 2017. Makalah Pasang Surut Air Laut (Perencanaan Pelabuhan).
http://www.academia.edu/8539470/Makalah_Pasang_Surut_Air_L
aut_Perencanaan_Pelabuhan_. Diakses pada tanggal 25 April 2017.
Dronkers, J. J. 1964. Tidal Computations in rivers and coastal waters. North-
Holland Publishing Company. Amsterdam
Miharja, D. K., S. Hadi, dan M. Ali, 1994. Pasang Surut Laut. Kursus Intensive
Oseanografi bagi perwira TNI AL. Lembaga Pengabdian
masyarakat dan jurusan Geofisika dan Meteorologi. Institut
Teknologi Bandung. Bandung.
Priyana, 1994. Studi pola Arus Pasang Surut di Teluk Labuhantereng Lombok.
Nusa Tenggara Barat. Skripsi. Skripsi. Program Studi Ilmu dan
Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanandan Kelautan.Institut
Pertanian Bogor
Rufaida, Nida H. 2008. Perbandingan Metode Least Square (Program World
Tides Dan Program Tifa) dengan Metode Admiralty Dalam
Analisis Pasang Surut. Tugas Akhir. Program Studi Oseanografi.
Institut Teknologi Bandung.
Slideshare. 2017. Pasang Surut. https://www.slideshare.net/guest01cdf1/pasang-
surut-pasut. Diakses pada tanggal 25 April 2017.
Wibawa, dkk. 2014. Studi Naiknya Muka Air Laut di Kawasan Semarang.
http://geometocean.blogspot.co.id/2014/02/peramalan-pasang-
surut.html. Diakses pada 25 April 2017.
Wyrtki, K. 1961. Phyical Oceanography of the South East Asian Waters. Naga
Report Vol. 2 Scripps, Institute Oceanography, California
x
Kelompok II-A, 2017
Laporan Perhitungan Pasut
LAMPIRAN
V-1
Kelompok II-A, 2017
Laporan Perhitungan Pasut
AT*L
446,3
9,4994
-54,6371
-20,9289
-24,2145
-3,93607
-21,0148
-30,5248
-12,0263
-92,5791
9,07258
-21,806
-1,57422
-84,2034
-38,733
-3,12284
3,111022
3,15092
-1,92174
V-2
Kelompok II-A, 2017
Laporan Perhitungan Pasut
X
0,59992 z0
0,03143 A1
-
0,14204 B1
-
0,05435 A2
-
0,07876 B2
-
0,01758 A3
-
0,03866 B3
0,01220 A4
0,01859 B4
-
0,19691 A5
-
0,01840 B5
-
0,03802 A6
0,01743 B6
-
0,06934 A7
0,00563 B7
-
0,00795 A8
0,00829 B8
0,00916 A9
-
0,00577 B9
M2 0,145475924 -1,352999037
S2 0,095692344 0,966817379
N2 0,042471618 1,143983329
K2 0,022236834 0,990271513
K1 0,197770362 0,09316688
O1 0,041826284 -0,429751922
P1 0,069567918 -0,08097554
M4 0,011487403 -0,80592674
MS4 0,010826359 -0,562239246
V-3
Kelompok II-A, 2017
Laporan Perhitungan Pasut
V-4
Kelompok II-A, 2017
Laporan Perhitungan Pasut
AT*L
445,8
-25,586
-49,2341
-26,1172
-25,0976
-15,7222
-4,25132
-36,9455
-8,65488
-66,2557
-20,3621
-1,90141
7,044883
-49,3632
-48,6655
V-5
Kelompok II-A, 2017
Laporan Perhitungan Pasut
2,768136
2,633599
0,897881
-3,8279
AT*L
0,59930 So
-0,06107 A1
-0,13178 B1
-0,04269 A2
-0,06544 B2
-0,03806 A3
0,01071 B3
-0,01996 A4
0,01149 B4
-0,15992 A5
-0,13259 B5
0,00492 A6
0,04344 B6
-0,06348 A7
0,05434 B7
0,00826 A8
0,00693 B8
0,00238 A9
-0,01114 B9
M2 0,145243266 1,136845463
S2 0,078131164 0,992808746
N2 0,039536882 -0,274325833
K2 0,023031176 -0,522320486
K1 0,207734378 0,692219214
O1 0,043716649 1,457903223
P1 0,083561445 -0,707902443
M4 0,010780264 0,69804015
MS4 0,011387512 -1,360686703
V-6
Kelompok II-A, 2017
Laporan Perhitungan Pasut
V-7
Kelompok II-A, 2017
Laporan Perhitungan Pasut
AT*L
432,9
-45,4643
-25,4365
-22,6047
-28,576
-1,36219
10,48384
-35,0208
-13,4926
-21,8292
-43,7858
14,86132
-2,17709
-1,72928
-45,9382
3,478732
-1,45627
-1,90804
-3,02088
V-8
Kelompok II-A, 2017
Laporan Perhitungan Pasut
X
0,60136 So
-0,12602 A1
-0,07258 B1
-0,05315 A2
-0,07014 B2
0,00798 A3
0,04085 B3
-0,01337 A4
-0,00509 B4
-0,07307 A5
-0,17938 B5
0,04285 A6
0,01079 B6
-0,02585 A7
0,05693 B7
0,01003 A8
-0,00463 B8
-0,00544 A9
-0,00889 B9
M2 0,145426937 0,522529365
S2 0,088001381 0,922317676
N2 0,041625322 1,377865946
K2 0,014311653 0,363821313
K1 0,193694185 1,183978804
O1 0,044190172 0,246625313
P1 0,062523127 -1,144593006
M4 0,011050496 -0,432776518
MS4 0,010426377 1,021473419
V-9
Kelompok II-A, 2017
Laporan Perhitungan Pasut
V-10
Kelompok II-A, 2017
Laporan Perhitungan Pasut
V-11
Kelompok II-A, 2017
Laporan Perhitungan Pasut
V-12
Kelompok II-A, 2017
Laporan Perhitungan Pasut
V-13
Kelompok II-A, 2017
Laporan Perhitungan Pasut
V-14
Kelompok II-A, 2017
Laporan Perhitungan Pasut
V-15
Kelompok II-A, 2017
Laporan Perhitungan Pasut
V-16
Kelompok II-A, 2017
Laporan Perhitungan Pasut
V-17
Kelompok II-A, 2017
Laporan Perhitungan Pasut
V-18
Kelompok II-A, 2017