Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Essai ini diangkat dari artikel berita dari situs web Coastal science and societies
yang dimuat pada laman situs web environmental health news, yang ditulis oleh
Joshua Rapp Learn dan diterbitkan pada 14 Juni 2018. Judul aslinya adalah “Is a
Chemical Used in MRIs a Threat to Marine Ecosystems?” (diakses dari:
https://www.hakaimagazine.com/news/is-a-chemical-used-in-mris-a-threat-to-
marine-ecosystems/ ). Artikel ini mengidentifikasi penggunaan Gadolinium (Gd)
yang merupakan unsur kimia yang sangat penting untuk pengujian medis terutama
pada Magnetic Resonance Imaging (MRI), pemberian Gadolinium kepada pasien
di seluruh dunia dan, ditemukan Gadolinium pada sebagian besar perairan dunia.
Isu-isu yang muncul dalam artikel ini adalah pencemaran laut, rusaknya ekosistem
laut, terganggunya spesies tertentu pada kehidupan biota laut hingga resiko
hilangnya spesies laut.
Gadolinium merupakan unsur yang memiliki nomor atom 64 terdapat pada tabel
periodik unsur dengan symbol Gd. Gd adalah Lanthanides, Lanthanides disebut
sebagai “bone seekers” karena mereka cenderung tersimpan dalam tulang.
Gadolinium adalah logam dengan sifat paramagnetik yang kuat. Ia tidak memiliki
penggunaan biologis yang diketahui dalam tubuh manusia. Ion bebas Gd3+
diketahui dapat mengandung racun (8).
Gadolinium merupakan unsur tanah langka “Rare Earth Element (REE)” yang
penting untuk pengujian medis, Unsur tanah langka yang penting untuk diagnosis
kondisi medis kini terakumulasi di lautan dunia dan tidak ada yang tahu persis
bagaimana, dan jika, itu akan mempengaruhi ekosistem laut (9). Jika pasien
memiliki MRI atau MRA dengan kontras dan mereka menunjukkan gejala yang
tidak jelas penyebabnya, masalah kesehatan mereka mungkin merupakan hasil dari
Toksisitas Gadolinium (7).
Penggunaan Gadolinium
Hasil identifikasi yang dilakukan oleh Chiara Martino menunjukkan efek berbahaya
dari paparan Gadolinium (Gd) pada pengembangan empat spesies landak laut
geografis dan filogenetik jauh (dua dari Eropa dan dua dari Australia),
menunjukkan tidak hanya efek beracun gadolinium pada konsentrasi yang relevan
secara lingkungan, tetapi juga efek yang diinduksikan pada tingkat seluler dan
molekuler, menimbulkan minat khusus terhadap konsekuensi pada proses
biomineralisasi dan pada strategi pertahanan. Penyimpangan morfologi terutama
mengubah pertumbuhan kerangka, sangat mempengaruhi proses biomineralisasi.
Keempat spesies landak laut, secara geografis dan filogenetik jauh, memiliki
kepekaan yang berbeda terhadap Gd, tetapi efek dari agen ini pada fenotip larva
adalah serupa (4,5).
Kesimpulan
1. Gadolinium yang dilepaskan ke lingkungan laut mempengaruhi banyak
makhluk dan reaksi terhadap elemen tersebut bervariasi.
2. Cnidaria (termasuk ubur-ubur) dan rotifera mikroskopis (plankton kecil) lebih
sensitif daripada krustasea ke unsur tanah langka seperti gadolinium, yang
dapat menjadi racun bagi spesies ganggang tertentu.
3. Anomali Gd dari air laut di sekitar daerah perkotaan yang padat penduduk telah
sangat meningkat dari waktu ke waktu yang menunjukkan anomali Gd adalah
karena pelepasan dari sumber antropogenik.
4. tidak hanya efek beracun gadolinium pada konsentrasi yang relevan secara
lingkungan, tetapi juga efek yang diinduksikan pada tingkat seluler dan
molekuler
5. pencemaran gadolinium masih menjadi masalah yang baru muncul dan
pemerintah tidak memiliki undang-undang yang mengharuskan
pemindahannya
6. ilmuwan tidak mengetahui dampak kesehatan ekosistem, jika ada, peningkatan
lingkungan ini di gadolinium.
Referensi
1. American Chemical Society 2011, NMR and MRI: Applications in Chemistry
and Medicine, ACS, Washington DC.
2. Humphries M. 2013. “Rare earth elements: The global supply chain”. CRS
Report for Congress R41347. Congressional Research Service, Washington
DC, USA. [cited 2017 August 15]. Available from:
https://fas.org/sgp/crs/natsec/R41347.pdf .
3. Kulaksiz S, Bau M. 2013. “Anthropogenic dissolved and
colloid/nanoparticlebound samarium, lanthanum and gadolinium in the Rhine
River and the impending destruction of the natural rare earth element
distribution in rivers”. Earth Planet Sci Lett 362:43–50.
4. Martino C., et al, 2017 “Effects of exposure to gadolinium on the development
of geographically and phyloge- netically distant sea urchins species”. Marine
Environmental Research 128 : 98-106.
5. Martino C., et al, 2017 “Gadolinium Toxity on Marine Organisms”. Ec
Pharmacology and Toxicology.
6. Martino C., et al. 2017, “Induction of skeletal abnormalities and autophagy in
Paracentrotus lividus sea urchin embryos exposed to gadolinium”. Marine
Environmental Research.
7. Notosiswoyo, M & Suswati, S 2004, “Pemanfaatan Magnetic Resonance
Imaging (MRI) Sebagai Sarana Diagnosa Pasien”. Media Litbang Kesehatan
Volume XIV, Nomor 3, Tahun 2004.
8. “Overview of Gadolinium Toxicity from MRIs with Contrast” 2013,
GadoliniumToxicity.com, Coming Spring 2013.
9. Rapp Learn, J 2018, Is a Chemical Used in MRIs a Threat to Marine
Ecosystems?, Hakai magazine coastal science and societies, dilihat 17 Juni
2018, https://www.hakaimagazine.com/news/is-a-chemical-used-in-mris-a-
threat-to-marine-ecosystems/.
10. Rogowska, J, Olkowska, E, Ratajczyk, W & Wolska, L, 2018. “Gadolinium as
a New Emerging Contaminant of Aquatic Environments”. Environmental
Toxicology and Chemistry, Volume 37, Number 6, pp. 1523-1534.
11. “Time To Get Clean” 2015. Nature 526.7572.
12. Zhu Y., et al. “Gadolinium anomaly in the distributions of rare earth elements
observed for coastal seawater and river waters around Nagoya City”. Bulletin
of the Chemical Society of Japan 77.10 (2004): 1835-1842.