You are on page 1of 5

PROGRAM KESELAMATAN KERJA

DAN KESELAMATAN PASIEN


INSTALASI LABORATORIUM RSU SARASWATI
TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN
Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau laboratory safety (K3)
memerlukan perhatian khusus. Laboratorium adalah tempat dimana staf
laboratorium melakukan pemeriksaan dengan bahan kimia, alat gelas dan alat
khusus. Penggunaan bahan kimia dan alat tersebut berpotensi terjadinya
kecelakaan kerja. Pada umumnya kecelakan kerja penyebab utamanya adalah
kelalaian atau kecerobohan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara membuat program kerja yang sesuai
prosedur untuk membina dan mengembangkan kesadaran akan pentingnya K3 di
laboratorium.
Selain resiko kecelakaan kerja pada staf instalasi laboratorium, yang
melayani pemeriksaan laboratorium klinik, maka staf laboratorium berhubungan
dengan pasien. Oleh sebab itu, harus dipastikan juga keselamatan terhadap pasien
yang melakukan pemeriksaan laboratorium.
Sehingga instalasi laboratorium harus menjamin keselamatan staf ketika
bekerja serta pasien yang melakukan pemeriksaan laboratorium, baik rawat jalan
maupun rawat inap.

II. LATAR BELAKANG


Pelayanan laboratorium di Rumah Sakit Umum Saraswati dapat berisiko
terhadap keselamatan baik bagi staf laboratorium maupun paisen, terkait dengan
penggunaan bahan berbahaya yang digunakan untuk pemeriksaan, specimen yang
digunakan sebagai pemeriksaan serta pasien yang akan diambil spesimennya.
Oleh karena itu untuk menghindari bahaya terhadap keselamatan staf
laboratorium dan pasien, maka perlu adanya program yang mengatur keselematan
staf dan pasien.
III. TUJUAN

1
1. Umum
Untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan staf, pasien di instalasi
laboratorium, pengunjung dan lingkungan rumah sakit.
2. Khusus
a. Staf laboratorium mengerti kebijakan dan prosedur penanganan bahan
berbahaya dan infeksius.
b. Kelancaran kegiatan laboratorium yang aman
c. Terlaksananya orientasi prosedur dan praktek keamanan kerja staf
laboratorium
d. Pemahaman terhadap tujuan penggunaan APD
e. Keamanan dan keselamatan pasien

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Pembuatan atau revisi regulasi terkait keamanan di laboratorium
a. Identifikasi alat laboratorium yang beresiko
b. Refresh SPO penggunaan APD
c. Identifikasi resiko keamanan staf
2. Pembuatan, revisi dan regulasi tentang penanganan dan pembuangan bahan
infeksius dan bahan berbahaya.
a. Pembuatan MSDS bahan berbahaya di Laboratorium
b. Pembuatan berita acara pembuangan limbah
3. Pengelolaan peralatan keamanan laboratorium
a. Pengadaan spill kit dan APD
b. Pengadaan lemari besi untuk bahan berbahaya yang mudah terbakar
c. Pengadaan safety box untuk limbah benda tajam
4. Orientasi kebijakan keamanan kerja
a. Sosialisasi Jenis APD di laboratorium
b. Sosialisasi pemakaian APD
c. Orientasi penggunaan APD bagi karyawan baru

5. Melaksanakan pencatatan dan Pelaporan KPRS


a. Melakukan Identifikasi pasien rawat jalan dan rawat inap
b. Mencocokkan identitas pasien dengan form permintaan pameriksaan
c. Mencatat kejadian KPRS
d. Melaporkan kejadian KPRS

V. CARA PELAKSANAAN
1. Pembuatan atau revisi regulasi terkait keamanan di laboratorium
a. Identifikasi alat laboratorium yang beresiko
- Memasang rambu – rambu pada alat laboartorium
b. Refresh SPO penggunaan APD
- Merefresh seluruh staf laboartorium tentang SPO penggunaan APD

2
c. Identifikasi resiko keamanan staf
- Menentukan kegiatan yang beresiko terhadap staf
2. Pembuatan, revisi dan regulasi tentang penanganan dan pembuangan bahan
infeksius dan bahan berbahaya.
a. Pembuatan MSDS bahan berbahaya di Laboratorium.
- Membuat MSDS di setiap tempat bahan berbahaya
b. Pembuatan berita acara pembuangan limbah
- Membuat berita acara serah terima pengambilan limbah dari instalasi
laboratorium ke TPS RSU Saraswati atau Laboratorium Klinik
Biomedilab
3. Pengelolaan peralatan keamanan laboratorium
a. Pengadaan spill kit dan APD
- Membeli spill kit dan perlengkapan APD (handscoon, masker, jas
lab)
b. Pengadaan lemari besi untuk bahan berbahaya yang mudah terbakar
- Membeli lemari yang berbahan besi
c. Pengadaan safety box untuk limbah benda tajam
- Membeli safety box

4. Orientasi kebijakan keamanan kerja


a. Sosialisasi Jenis APD di laboratorium
- Mensosialisasi jenis – jenis APD yang digunakan di instalasi
laboratorium
b. Sosialisasi pemakaian APD
- Pembuatan absen
- Mensosialisasikan waktu pemakaian APD
c. Orientasi penggunaan APD bagi karyawan baru
- Mengorientasi karyawan baru tentang penggunaan APD
5. Melaksanakan pencatatan dan Pelaporan KPRS
a. Melakukan Identifikasi pasien rawat jalan dan rawat inap
- Mencocokkan form permintaan pemeriksaan dengan kwitansi
pembayaran saat pengambilan hasil pemeriksaan untuk rawat jalan
- Mencocokkan form permintaan pemeriksaan dengan gelang identitas
pasien untuk rawat inap
b. Mencatat kejadian KPRS
- Melakukan pencatatan jika terjadi KPRS
c. Melaporkan kejadian KPRS
- Melaporkan ke sub komite KPRS maksimal 2 x 24 jam

VI. SASARAN
1. Pembuatan atau revisi regulasi terkait keamanan di laboratorium
a. Identifikasi alat laboratorium yang beresiko

3
-Seluruh alat laboratorium teridentifikasi 100%
b. Refresh SPO penggunaan APD
- Seluruh staf laboratorium
c. Identifikasi resiko keamanan staf
- Seluruh staf laboartorium
2. Pembuatan, revisi dan regulasi tentang penanganan dan pembuangan bahan
infeksius dan bahan berbahaya.
a. Pembuatan MSDS bahan berbahaya di Laboratorium
- Seluruh tempat bahan berbahaya dan beracun (B3) 100% terpasang
MSDS
b. Pembuatan berita acara pembuangan limbah
- 100% terisi saat pengambilan limbah
3. Pengelolaan peralatan keamanan laboratorium
a. Pengadaan spill kit dan APD
- Adanya spill kit dan APD
b. Pengadaan lemari besi untuk bahan berbahaya yang mudah terbakar
- Adanya lamari besi
c. Pengadaan safety box untuk limbah benda tajam
4. Orientasi kebijakan keamanan kerja
a. Sosialisasi Jenis APD di laboratorium
- Seluruh staf laboratorium mengetahui jenis APD
b. Sosialisasi pemakaian APD
- Seluruh staf laboratorium memakai APD
c. Orientasi penggunaan APD bagi karyawan baru
- Seluruh karyawan baru
5. Melaksanakan pencatatan dan Pelaporan KPRS
a. Melakukan Identifikasi pasien rawat jalan dan rawat inap
- 100% ketepatan identifikasi pasien
b. Mencocokkan identitas pasien dengan form permintaan pemeriksaan
- 100% identitas pasien dicocokkan
c. Mencatat kejadian KPRS
- 100% KPRS tercatat
d. Melaporkan kejadian KPRS
- 100% kejadian KPRS terlaporkan maksimal 2x24 jam

VII. JADWAL PELAKSANAAN


Jadwal pelaksanaan kegiatan terlampir

VIII. PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. Penanggung jawab instalasi laboratorium mencatat dan melaporkan setiap
ada pembuangan limbah berbahaya, infekius, dan benda tajam.
2. Penggung jawab instalasi laboratorium mencatat dan melaporkan apabila ada
peralatan baru yang direalisasikan

4
3. Penggung jawab instalasi laboratorium mencatat dan melaporkan apabila
terdapat kecelakaan akibat kerja
4. Penanggung jawab instalasi laboratorium mencatat kejadian KPRS
5. Penanggung jawab melaporkan ke sub komite KPRS setiap ada KPRS
6. Penanggung jawab instalasi laboratorium melaporkan kegiatan tersebut
kepada Kepala instalasi laboratorium
7. Kepala Instalasi Laboratorium melanjutkan laporan ke Ketua K3RS dan
Direktur Rumah Sakit

IX. EVALUASI
1. Evaluasi dilakukan oleh kepala instalasi laboratorium
2. Evaluasi terhadap prosedur pengananan dan pembuangan bahan infeksius
dan bahan berbahaya oleh kepala instalasi laboratorium
3. Evaluasi terhadap pengadaan peralatan keamanan di laboratorium oleh
kepala instalasi laboratorium
4. Evaluasi program dilakukan 1 tahun sekali

Mengetahui, Cikampek, Januari 2016


Direktur RSU Saraswati PJ.Instalasi Laboratorium

( dr. Dewvi Lo, MARS ) ( Nur Fadhillah, Amd. AK )

You might also like