You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia
gestasi. Bayi berat lahir rendah merupakan indikator penting kesehatan reproduksi
dan kesehatan umum pada masyarakat dan merupakan prediktor utama penyebab
kematian pada bulan pertama kelahiran seorang bayi. Kejadian BBLR akan
menyebabkan berbagai dampak kesehatan baik dimasa bayi dilahirkan maupun
pada masa perkembangannya di waktu yang akan datang.1
Angka kematian bayi (AKB) adalah salah satu indikator penting dalam
menentukan tingkat kesehatan masyarakat. Bayi yang lahir dengan berat badan
lahir rendah akan dapat menimbulkan permasalahan bahkan dapat menyebabkan
kematian, oleh karena itu bayi yang memiliki berat badan lahir rendah perlu
diberikan perhatian khusus, sehingga akan berpengaruh kepada derajat kesehatan.2
World Health Organization (WHO) melaporkan, bayi dengan berat lahir
rendah berkonstribusi sebanyak 60 hingga 80% dari seluruh kematian neonatus
dan memiliki risiko kematian 20 kali lebih besar dari bayi dengan berat normal.
Berdasarkan data WHO dan UNICEF, pada tahun 2013 sekitar 22 juta bayi
dilahirkan di dunia, dimana 16% diantaranya lahir dengan berat badan lahir
rendah. Adapun persentase BBLR di negara berkembang adalah 16,5 % dua kali
lebih besar dari pada negara maju (7%). Indonesia adalah salah satu negara
berkembang yang menempati urutan ketiga sebagai negara dengan prevalensi
BBLR tertinggi (11,1%), setelah India (27,6%) dan Afrika Selatan (13,2%).
Selain itu, Indonesia turut menjadi negara ke dua dengan prevalensi BBLR
tertinggi diantara negara ASEAN lainnya, setelah Filipina (21,2%).3
Pada lebih dari 50% bayi yang lahir dari kehamilan kembar di Indonesia,
memiliki berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Pertumbuhan intrauterin yang
terganggu, mungkin dapat berhubungan dengan kegagalan mencapai pertumbuhan
mental dan fisik yang maksimal.4 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Triana A (Pengaruh Penyakit Penyerta Kehamilan dan Kehamilan Ganda dengan

1
Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau),
didapatkan hubungan antara angka kejadian BBLR dengan kehamilan ganda. Hal
ini disebabkan karena pertumbuhan janin pada kehamilan kembar rentan
mengalami hambatan, karena penegangan uterus yang berlebihan oleh karena
besarnya janin, 2 plasenta dan air ketuban yang lebih banyak menyebabkan
terjadinya partus prematurus. Berat badan janin kembar berselisih antara 50 –100
gram. Berat badan 1 janin pada pada kelahiran kembar rata-rata lebih ringan dari
pada janin tunggal yaitu kurang dari 2500 gram.5
Penyakit penyerta kehamilan seperti infeksi juga merupakan salah satu
penyebab terjadinya kejadian BBLR, salah satu infeksi yang dimaksud adalah
hepatitis B yang dapat ditularkan melalui transplasenta. Penyakit tersebut dapat
mengganggu proses fisiologis metabolisme dan pertukaran gas pada janin yang
akan berakibat terjadinya kelahiran premature sehingga beresiko BBLR.5
Pada laporan kasus kali ini akan dibahas mengenai dua bayi laki-laki yang
lahir secara spontan dengan diagnosis BBLR, Gemeli, dan ibu dengan HbsAg (+)
yang dirawat di Ruang Perinatologi RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

2
BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 Identitas
Identitas bayi 1
Nama : Bayi Ny. L 1
Jenis Kelamin/Usia : Laki-laki/0 hari
Identitas bayi 2
Nama : Bayi Ny. L 2
Jenis Kelamin/Usia : Laki-laki/0 hari
Identitas orang tua/wali
AYAH :Nama : Tn. M (38 tahun)
Pekerjaan : Swasta
IBU : Nama : Ny. M (36 tahun)
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Manduhara, Palangkaraya
2.2 Riwayat Kelahiran
Bayi Ny. L1
Telah lahir bayi laki-laki secara spontan dari G4P3A0, skor APGAR
8/9, gemeli, air ketuban jernih, tali pusat layu. ANC (+), penyakit
kehamilan (+) dengan HbsAg (+). Bayi lahir pada usia kehamilan 27-
28 minggu dengan berat lahir 800 gram, panjang badan lahir 32 cm,
lingkar kepala 24 cm, dan lingkar dada 20 cm, anus (+), cacat (-),
caput suksedenum (-),

2.3 Pemeriksaan Fisik (26 September 2017)

Keadaan umum : tampak sesak, sianosis


Antrpometri
Berat badan : 800 gram
PB/LK/LD : 32/24/20 cm
Tanda-tanda vital

3
Suhu: 36,3 oC, HR: 135x/menit, RR: 80x/menit, SpO2: 94%
Ballard score : 16
Downe score :4
Kepala : Normosefal (lingkar kepala 24cm), Ubun-ubun
besar (UUB) dan ubun-ubun kecil (UUK) belum
menutup, caput (-), cephal hematom (-), rambut
hitam,tipis, distribusi merata, konjungtiva anemis
(-), napas cuping hidung (+), palatoschizis (-),
telinga simetris, pinna sedikit melengkung,
lunak, rekoil lambat.
Thoraks : Simetris, retraksi substernal (+), areola datar
tidak teraba benjolan. Pulmo; Perkusi sonor (+),
vesikuler +/+, rh (-), wh (-), nafas regular, takipnea
(+). cor ; S1 S2 tunggal regular (HR: 135x/menit),
bising (-).
Abdomen : Datar, supel, BU (+), perkusi timpani (+),
organomegali (-) Tali pusat layu
Genital : Hidrokel (-), skrotum kosong, ruggae testis (+)
samar, anus (+)
Ekstremitas : pada plantar dan palmar : garis-garis merah tipis,
Akral hangat, CRT <2”, sklerema (-)
Integumen : kuning (-), lanugo (-)
Neurologi : Refleks moro (+), isap (+) lemah, pegang (+),
rooting (+)

2.3 Pemeriksaan Laboratorium

Indikator 24/9/17 28/9/17 17/10/17 19/10/17 21/10/17 Nilai rujukan

Hemoglobin 16,4 21,4 16,9 - 13,8 17,0 – 20,0

Hematokrit 56,2 % 68,9 % 50% - 43,9% 38,0 – 58,0

Leukosit 21,24 x 103 11,73 x 103 19,7 x 103 - 7,54 x 103 4,00 – 20,00 x 103

Eritrosit 4,60 x 106 6,02 x 106 4,93 x 106 - 4,19 x 106 3,50 – 7,00 x 106

Trombosit 186 x 103 196 x 103 592 x 103 - 529 x 103 100 – 300 x 103

GDS 92 128 - - <200

4
TSH 2,62 0,25-5

FT4 5,07 9-20

2.4 Diagnosis Klinis

- NKB/SMK/SC
- BBLASR
- Distres respirasi Neonatal infeksi

2.5 Penatalaksanaan

- Injeksi vitamin K 1x1mg IM


- Gentamisin salep
- Rawat di inkubator
- O2 1 lpm
- IVFD D5% 4 tpm
- Cefotaxime 1x80 mg (IV)
- Gentamisin 1x5 mg (IV)
- Aminophilin 3x0,2 cc + D5% 0,2 cc
- Pasang OGT
- Diit ASI 8 x 1-2 cc

2.6 Follow up

Lampiran 1

5
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat
badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. Bertahun-tahun
lamanya bayi baru lahir berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram
disebut bayi premature. Pembagian menurut berat badan ini sangat mudah tetapi
tidak memuaskan. Lama kelamaan ternyata bahwa morbiditas dan mortalitas
neonatus tidak hanya bergantung pada berat badannya tetapi juga pada maturitas
bayi itu.1
Untuk mendapat keseragaman pada Kongres European Perinatal Medicine ke II di
London (1970) telah diusulkan definisi yang berikut : 1
 Bayi kurang bulan ialah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
minggu (259)
 Bayi cukup bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu
sampai 42 minggu (259 sampai 293)
 Bayi lebih bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau
lebih (294 hari atau lebih)

Bayi kurang bulan (prematur) seringkali memiliki berat lahir yang rendah.
Tanda dan gejala bayi prematur adalah berat badan <2500 gram, panjang badan
<45 cm, lingkar dada <30 cm, lingkar kepala <33 cm, tanda-tanda anatomis
seperti kulit keriput tipis, merah, penuh bulu-bulu halus (lanugo) pada dahi,
pelipis, telinga, dan lengan, lemak dalam jaringan subkutis sedikit, kuku jari
tangan dan jari kaki belum mencapai ujung jari, dan pada bayi prematur laki-laki
testis belum turun dan pada wanita labia minora lebih menonjol.6,7 Tanda-tanda

6
fisiologis yang tampak berupa gerak pasif dan tangis hanya merintih walau lapar
tidak menangis, bayi lebih banyak tidur dan malas, serta suhu tubuh mudah
berubah menjadi hipotermia.
Pemeriksaan penunjang untuk BBLR adalah dilakukan pemeriksaan
Ballard Score dan pemeriksaan laboratorium seperti darah rutin, gula darah, kadar
elektrolit, dan AGD serta dapat juga dilakukan foto dada ataupun babygram pada
bayi kurang bulan untuk mengetahui adanya distres respirasi atau gangguan nafas.
Prinsip penatalaksanaan BBLR, meliputi:
a. Mempertahankan suhu tubuh bayi.
b. Pengaturan dan pengawasan intake nutrisi
c. Pencegahan infeksi
d. Penimbangan berat badan
e. Pemberian oksigen
f. Pengawasan jalan nafas

Kebutuhan nutrisi pada neonatus diketahui bervariasi menurut berat


lahir dan usia kehamilan, cara pemberian, serta perubahan metabolik yang
disebabkan oleh penyakit. Bayi prematur hanya mempunyai sedikit cadangan
energi karena kurangnya cadangan glikogen pada hati dan lemak bawah kulit,
maka kebutuhan energinya jauh lebih besar. Kebutuhan energi BBLSR dibagi
menjadi dua komponen penting, yaitu kebutuhan untuk pemeliharaan fungsi tubuh
dan kebutuhan untuk tumbuh. Kebutuhan untuk pemeliharaan fungsi tubuh antara
lain meliputi metabolisme basal, aktivitas otot, regulasi suhu tubuh dan ekskresi.
Volume cairan ekstraseluler pada bayi prematur lebih tinggi
dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Kebutuhan meningkat pada keadaan
seperti: memerlukan perawatan dengan inkubator, fototerapi, mengalami distres
pernapasan, keadaan hipermetabolik, dan diare. Kebutuhan menurun pada
keadaan bayi dirawat dengan doble walled incubator, di ruangan dengan
kelembaban tinggi, atau mengalami oliguria. Tubuh kehilangan cairan melalui
jalur renal dan ekstrarenal. Kehilangan ini meningkat karena aktivitas, stres
respirasi, kelembaban udara rendah, atau temperatur tinggi. Kebutuhan cairan
BBLR lebih banyak daripada bayi dengan berat normal yaitu 80 ml/kgbb/hari,
yang bertambah secara bertahap sampai 100–120 ml/kgbb/hari sesudah minggu

7
pertama. Cairan parenteral awal dapat diberikan Dekstrose 5% atau Dekstrose
10%.
Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi BBLR antara lain hipotermia,
hipoglikemia, gangguan cairan dan elektrolit, ikterik, distres respirasi, infeksi,
perdarahan intraventrikuler, apnea of prematurity, retinopati prematur dan
anemia.8 Prognosis bayi berat lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya
masalah perinatal, misalnya masa gestasi, dan komplikasi yang timbul pasca natal
bayi dengan berat lahir rendah.8

3.2 Distres Respirasi

Distres respirasi atau gangguan napas adalah suatu keadaan meningkatnya


kerja pernapasan yang ditandai dengan takipnea, retraksi (suprasternal, interkostal,
dan substernal), nafas cuping hidung, merintih (grunting), sianosis (sianosis
sentral pada bibir), dan apnea. Dalam jam-jam pertama sesudah lahir, gejala
distress pernapasan seringkali dijumpai pada bayi baru lahir. Gejala ini
disebabkan karena perubahan fisiologis akibat reabsorpsi cairan dalam paru bayi
dan masa transisi dari sirkulasi fetal ke sirkulasi neonatal.7
Defiensi surfaktan paru pada bayi kurang bulan seringkali menjadi
penyebab terjadinya gangguan pernapasan. Surfaktan paru dibentuk pada
pneumosit alveolar tipe II dan disekresi kedalam rongga udara kecil sekitar usia
kehamilan 22 minggu dan diproduksi sempurna pada kehamilan 37 minggu.
Fungsinya adalah untuk mengurangi ketegangan permukaan dan menstabilkan
saluran nafas kecil selama ekspirasi yang memungkinkan stabilisasi dan
pemeliharaan sisa volume paru.8 Keadaan ini dapat dievaluasi dengan
menggunakan skor downe untuk menentukan berat ringannya gangguan nafas
yang terjadi.
Diagnosis gangguan napas dapat ditegakkan secara klinis maupun dengan
analisis gas darah. Dilakukan perhitungan indeks oksigenasi untuk
menggambarkan beratnya hipoksemia yang terjadi. Penilaian serial tentang
kesadaran, gejala respirasi, analisis gas darah dan respon terapi merupakan kunci
yang penting untuk menentukan perlunya intervansi selanjutnya.

8
Prinsip dari penatalaksaan untuk mengatasi masalah kegawatan pernafasan
meliputi:8

1. Mempertahankan ventilasi dan oksigenasi adekuat


2. Mempertahankan keseimbangan asam basa
3. Mempertahankan suhu lingkungan netral
4. Mempertahankan perfusi jaringan adekuat
5. Mencegah hipotermia
6. Mempertahankan cairan elektrolit adekuat

Komplikasi yang dapat terjadi untuk keadaan akut berupa ruptur alveoli,
infeksi karena perubahan jumlah leukosit dan trombositopenia, perdarahan
intrakranial akibat kedaan hipoksemia. Komplikasi jangka panjang berupa
displasia bronkopulmoner akibat pemakaian oksigen jangka panjang dan
retinopati prematur. Prognosis tergantung pada latar belakang etiologi gangguan
nafas. Prognosis baik jika gangguan nafas akut dan tidak berhubungan dengan
keadaan hipoksemia yang lama.

3.3 Neonatal Infeksi

Neonatal infeksi adalah infeksi yang terjadi pada bayi baru lahir. Ada dua
jenis yaitu: early infection (infeksi dini) dan late infection (infeksi lambat).
Disebut infeksi dini karena infeksi diperoleh dari si ibu saat masih dalam
kandungan sementara infeksi lambat adalah infeksi yang diperoleh dari
lingkungan luar, bisa lewat udara atau tertular dari orang lain.2,4 Infeksi pada
neonatus dapat melalui beberapa cara. Blanc membaginya dalam 3 golongan,
yaitu infeksi antenatal, infeksi intranatal, dan infeksi pascanatal.
Observasi yang teliti, anamnesis kehamilan dan persalinan yang teliti dan
akhirnya dengan pemeriksaan fisik dan laboratarium. Walaupun demikian
diagnosis dini dapat ditegakkan kalau kita cukup wasdpada terhadap kelainan
tingkah laku neonatus yang seringkali merupakan tanda permulaan infeksi umum.
Neonatus terutama BBLR yang dapat hidup selama 72 jam pertama dan bayi
tersebut tidak menderita penyakit atau kelaianan kongenital tertentu, namun tiba –

9
tiba tingkah lakunya berubah, hendaknya harus selalu diingat bahwa kelainan
tersebut mungkin sekali disebabkan oleh infeksi. 9
Menegakkan kemungkinan infeksi pada bayi baru lahir sangat penting,
terutama pada bayi BBLR, karena infeksi dapat menyebar dengan cepat dan
menimbulkan angka kematian yang tinggi. Disamping itu, gejala klinis infeksi
pada bayi tidak khas. Adapun gejala yang perlu mendapat perhatian yaitu ; mala
menyusu, bayi nampak tidak aktif, tampak gelisah, napas cepat, berat badan
menurun, diare, demam, kejang, dan ikterik. Faktor risiko neonatal infeksi
diantaranya adalah ; BBLR, ketuban pecah dini, cairan amnion keruh dan berbau,
resusitasi yang tidak bersih, sosio-ekonomi rendah. Penatalaksanaan neonatal
infeksi ; pertahankan tubuh bayi tetap hangat ,ASI tetap diberikan, diberi injeksi
antibiotik, perawatan sumber infeksi.

10

You might also like