Professional Documents
Culture Documents
Volume 1
(Geoteknik, Kawasan & Lingkungan, Keairan, Manajemen Konstruksi)
Editor:
Anissa Noor Tajudin, S.T., M.Sc.
Arif Sandjaya, S.T., M.T.
Volume 1
ISBN: 978-602-60662-2-0
Editor:
Anissa Noor Tajudin, S.T., M.Sc.
Arif Sandjaya, S.T., M.T.
Desain Sampul:
Anastasia Andrea Gunawan, S.Ds.
Penerbit
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Tarumanagara Jakarta
Redaksi
Jl. Let. Jend. S. Parman No. 1
Jakarta Barat
Telp: 021-5672548 ext. 331
Email: sipil@untar.ac.id
DAYA DUKUNG PONDASI KACA PURI PADA TANAH ALUVIAL PASANG GEO-37
SURUT DI MANDOMAI KALIMANTAN TENGAH
Putu Ratna Suryantini dan I Ketut Suwantara
KAJIAN RENTANG KADAR AIR TERHADAP NILAI KUAT GESER PERBAIKAN GEO-47
SIRTU DENGAN METODE CTB
Soewignjo Agus Nugroho, Suratman dan Dodi Pratama
xi
PENGARUH PEMILIHAN TARGET SPEKTRA PADA ANALISIS RESIKO GEO-83
GEMPA BENDUNGAN LEUWIKERIS, PROVINSI JAWA BARAT
Fioliza Ariyandi dan Muhammad Riza.H
UJI KUAT TEKAN BEBAS PADA STABILITASI TANAH LEMPUNG DENGAN GEO-93
CAMPURAN SEMEN DAN ADITIF ALKALIN
Tri Harianto, Abd. Rahman Djamaluddin dan Jasruddin
UJI KOMPAKSI DAN CBR DENGAN CARA MANUAL DAN OTOMATIS GEO-145
PENGARUHNYA PADA NILAI CBR, DAN KEPADATANNYA
Aniek Prihatiningsih, Gregorius Sandjaja Sentosa dan Djunaidi Kosasih
xii
FITOREMEDIASI AIR TERCEMAR LOGAM KADMIUM (Cd) DENGAN KL-31
TANAMAN ECENG GONDOK
Achmad Zubair, Nurelly dan Lawalenna Samang
EMISI GAS RUMAH KACA PADA BUDIDAYA PADI SYSTEM OF RICE AIR-55
INTENSIFICATION (SRI) DENGAN BERBAGAI PERLAKUAN IRIGASI
Chusnul Arif, Budi Indra Setiawan, Deka Trisnardi Munarso, Muhammad Didik Nugraha,
Paradha Wihandi Simarmata, Ardiansyah dan Masaru Mizoguchi
xiii
PENGISIAN DATA HUJAN YANG HILANG DENGAN PENGUJIAN DEBIT AIR-75
ANDALAN DI DAS TIRTOMOYO
Siti Dwi Rahayu, Rintis Hadiani dan Setiono
xiv
ANALISA FAKTOR PENGHAMBAT PENERAPAN BUILDING INFORMATION MK-45
MODELING DALAM PROYEK KONSTRUKSI
Handika Rizky Hutama dan Jane Sekarsari Tamtana
xv
ANALISIS PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP PENYEBAB DAN AKIBAT MK-169
CONTRACT CHANGE ORDER (CCO) PADA BIAYA DAN WAKTU DI PROYEK
KONSTRUKSI JALAN RAYA
Subrata Aditama K.A.Uda
xvi
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11
Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017
I Gusti Ngurah Putu Dharmayasa1 dan Dewa Ayu Nyoman Ardi Utami 2
1
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Pendidikan Nasional, Jl. Bedugul39Denpasar
Email: ngurah.dharmayasa@gmail.com
2
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Pendidikan Nasional, Jl. Bedugul39Denpasar
Email: ardee_utami@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di daerah Banjar Dukuh, Tegalalang, Kabupaten Gianyar. Pengambilan
sampel serta pengujian tanah di lapangan dilakukan pada dua lokasi lereng yaitu lereng 1-1 dan
lereng 2-2. Terhadap lereng ini dilakukan empat macam analisis yaitu pertama analisis keamanan
lereng terhadap kondisi lereng alami yaitu tanpa beban gempa dan tanpa perkuatan bore pile, kedua
adalah analisis keamanan lereng tanpa beban gempa dengan perkuatan bore pile, ketiga adalah
analisis terhadap lereng dengan beban gempa dan tanpa perkuatan bore pile, serta keempat adalah
analisis keamanan lereng dengan beban gempa dengan perkuatan bore pile. Hasil analisis keamanan
lereng setelah dilakukan analisis pada lereng 1-1 untuk analisis 1, 2, 3 dan 4 adalah 1.00, 1.244,
0.533 dan 0.597. Sedangkan untuk lereng 2-2 adalah 1.431, 1.681, 0.709 dan 0.774. Angka
keamanan tertinggi adalah analisis 2 yaitu dengan perkuatan bore pile tanpa beban gempa dengan
angka keamanan (SF) =1,681 pada lereng 2-2. Sedangkan angka keamanan terendah adalah analisis
3 yaitu analisis dengan beban gempa tanpa perkuatan bore pile dengan angka keamanan (SF) =
0.533 pada lereng 1-1. Berdasarkan keempat analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
dengan pemasangan bore pile dan tanpa beban gempa dapat meningkatkan nilai angka keamanan
(SF) > 1.25 seperti pada analisis 2, kondisi ini mengurangi terjadinya resiko longsor. Pengaruh
beban gempa terhadap keamanan lereng cukup besar mengurangi angka keamanan walaupun
dengan perkuatan bore pile yaitu (SF) <1 seperti pada analisis 3 dan 4 sehingga dapat meningkatkan
peluang terjadinya longsor.
Kata kunci: lereng, angka keamanan lereng, bore pile, beban gempa
1. PENDAHULUAN
Analisis keamanan lereng sangat penting dilakukan untuk mengetahui keamanan lereng dan bentuk bidang
gelincirnya. Dengan diketahuinya bidang gelincir maka akan dapat diperkirakan kedalaman bidang longsor yang
mungkin terjadi.
Agar analisis keamanan lereng dapat dilakukan dengan cepat, makabantuan program atau perangkat lunak yang
khusus dibuat untuk menghitung keamanan suatu lereng sangat diperlukan. Dalam analisis keamanan lereng ini
digunakan program SLOPE/W sehingga dapat diperoleh nilai kemanan yang memadai untuk lereng yang diteliti
termasuk didalamnya pengaruh gempa dan perkuatan oleh pondasi tiang bor (bore pile). Dalam penelitian ini
dilakukan empat macam analisis yaitu pertama analisis keamanan lereng terhadap kondisi lereng alami yaitu tanpa
beban gempa dan tanpa perkuatan pondasi tiang bor (bor pile). Analisis kedua adalah analisis keamanan lereng
tanpa beban gempa dengan perkuatan pondasi tiang bor (bore pile). Analisis ketiga dilakukan analisis terhadap
lereng dengan beban gempa dan tanpa perkuatan pondasi tiang bor (bore pile). Analisis terakhir atau keempat
adalah analisis keamanan lereng dengan beban gempa dengan perkuatan pondasi tiang bor (bore pile).
Penelitian keamanan lereng dilakukan di daerah Tegalalang, Kabupaten Gianyar, Bali dan lereng yang dianalisis
cukup curam karena kemiringannya mencapai lebih dari 25°. Pada lokasi penelitian banyak dibangun villa sehingga
sangat penting dilakukan analisis terhadap keamanan lereng sehingga bangunan yang akan dibangun dapat berdiri
dengan aman.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Penyelidikan Tanah
Tujuan dari penyelidikan tanah adalah untuk mengetahui lapisan tanah sehingga diketahui lapisan tanah yang cukup
kuat untuk bangunan dapat berdiri dengan stabil. Penyelidikan tanah meliputi penyelidikan lapangan (lokasi
pembangunan) yaitu pengeboran, pengambilan contoh tanah dan uji penetrasi (sondir). Sedangkan penyelidikan
GEO - 65
laboratorium meliputi uji kadar air (water content), uji berat volume (γ) dan uji berat jenis (specific gravity) dan uji
geser langsung (direct shear test). (Gunawan, 1991)
i
(ci'/F ) Li
xi i/F) tan i'
Wi i+1 Wi
Li i
Vi
i'
i ci' Li + i tan i')/F
i
i
Ui
i
Ui
Bishop menyatakan nilai angka keamanan lereng sesuai dengan persamaan (3):
SF = c i Δx i (Wi ui Δx)cos tan i / Mαi (3)
W sin α
i i
Jika tekanan air pori (ui) diabaikan (Dharmayasa, 2014) maka menjadi persamaan (4):
SF = c i Δx i Wi cos tan i / Mαi (4)
W i sin α i
GEO - 66
Perhitungan keamanan kereng terhadap gempa dilakukan dengan metode pseudostatik yaitu memasukkan koefisien
gaya gaya gempa horizontal (Fh) dan gaya gempa vetikal (Fv) kedalam persamaan 4, sehingga menghasilkan
persamaan (6):
1
c i Δx i Wi Fv cos α i Fh sinα tan i
SF = Mα (6)
Wi Fv sin α i Fh cosα
dengan Fv = gaya gempa arah vertikal (W×kv), Fh = gaya gempa arah horizontal (W×kh), kh = koefisien gempa
horizontal (berdasarkan daerah gempa) dan kv = koefisien gempa vertikal dapat digunakan 0,5 kh (Choudhury dkk,
2006).
Hubungan beberapa variasi nilai faktor keamanan terhadap kemungkinan longsoran lereng maupun pada
perancangan lereng menurut Bowles (1989) dapat dilihat pada Tabel 1.
3. METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Dalam suatu penelitian sangat penting untuk menentukan daerah yang diteliti karena ketepatan pemilihan lokasi
penelitian akan dapat memenuhi data-data yang diperlukan untuk penelitian. Karena penelitian ini adalah mengenai
keamanan lereng maka daerah Tegalalang, Kabupaten Gianyar, Bali sangat memenuhi syarat untuk melakukan
penelitian karena terletak pada daerah perbukitan. Lokasi penelitian diperlihatkan pada gambar 2.
GEO - 67
Penyelidikan tanah dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Penyelidikan tanah di lapangan meliputi pengujian
dengan sondir dan SPT. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui daya dukung tanah secara langsung di lapangan
serta untuk mengetahui lapisan tanah di lapangan. Sedangkan pengujian tanah di laboratorium dilakukan untuk
mengetahui data – data tanah yaitu kekuatan mekanis tanah dengan tes geser langsung (direct shear test) dan siaft
fisik tanah meliputi kadar air, berat jenis, dan berat volume (γ)
Analisis Keamanan Lereng dengan SLOPE/W
Analisis keamanan lereng dengan program SLOPE/W dilakukan dengan tahapan:
1. Membuat model dari lereng yang dianalisis dengan software SLOPE/W 2007.
2. Selanjutnya dipilih menu KeyIn Analyses maka akan muncul jendela KeyIn Analyses dan pada klik pada
tombol Add untuk menambah analisis yang akan dilakukan. Kemudian pada kolom Analysis Type dapat
dipilih beberapa jenis analisis, misalnya Bishop, Ordinary and Janbu. Pada tab Setting di kolom PWP
Condition from diisi Parent Analysis, kemudian dilanjutkan ke tab SlipSurface. Pada tombol Direction of
movement dipilih Right to left karena arah gelincir lereng dari kanan ke kiri. Sedangkan untuk Slip Surface
Option dipilih Entry and Exit kemudian jendela KeyIn Analyses dapat ditutup dengan menglik tombol
Close.
3. Untuk menentukan lapisan tanah ditambahkan dari menu KeyIn sehingga muncul jendela KeyIn Materials
dan material lapisan tanah akan terlihat. Pada kolom Material Model dipilih Morh-Coulomb. Pada tab
Basic ,kolom Unit Weight diisi dengan berat jenis material timbunan, kolom Cohesion diisi dengan nilai
kohesi material timbunan dan kolom Phi diisi dengan nilai sudut geser tanah.
4. Selanjutnya adalah menentukan kemungkinan daerah gelincir pada lereng yaitu dengan memilih menu
DrawSlip SurfaceEntry and Exit sehingga tampil jendela Draw Slip Surface Entry and Exit Range.
Kemudian pilih lereng yang akan dihitung keruntuhannya dengan menarik garis dari satu ujung ke ujung
yang lainnya.
5. Setelah menentukan daerah gelincir pada lereng maka perhitungan dapat dilakukan yaitu dengan menglik
tombol Solve Analyses pada toolbar. Setelah selesai jendela Solve Analyses dapat ditutup dengan mengklik
tombol Close. Selanjutnya untuk melihat hasil perhitungan dapat di lakukan dengan menglik tombol
Switches the CONTOUR view to display computed results, sehingga muncul nilai angka keamanan dan
bentuk gelincir pada lereng.
Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian ini dilakukan dengan melakukan penyelidikan tanah di lokasi penelitian. Data yang digunakan
untuk analisis ini adalah data hasil penyondiran (CPT) dan data hasil pengujian di laboratorium. Hasil penyondiran
digunakan untuk mengetahui kedalaman tanah keras dan data hasil pengujian laboratorium digunakan untuk
melakukan analisis dengan program SLOPE/W.
Setelah dilakukan pengujian terhadap tanah dan diperoleh hasilnya, selanjutnya dilakukan pemodelan lereng yang
dianalisis dengan program SLOPE/W terhadap kondisi lereng masih alami tanpa beban gempa dan perkuatan pile,
kondisi lereng dengan beban gempa tanpa perkuatan pondasi tiang, serta kondisi lereng dengan beban gempa dan
perkuatan pondasi tiang.
Berdasarkan hasil analisis diharapkan dapat dibandingkan akibat pengaruh beban gempa dan pondasi tiang bor (bore
pile) terhadap keamanan lereng. Pertama keamanan lereng terhadap kondisi lereng alami yaitu tanpa beban gempa
dan tanpa perkuatan pondasi tiang bor (bore pile), kedua adalah keamanan lereng tanpa beban gempa dengan
perkuatan pondasi tiang bor (bore pile), ketiga yaitu keamanan lereng dengan beban gempa dan tanpa perkuatan
pondasi tiang bor (bore pile) dan yang terakhir adalah keamanan lereng dengan beban gempa dengan perkuatan
pondasi tiang bor (bore pile).
GEO - 68
1
1 B1= Bor 1 B3= Bor 3
2 B2= Bor 2
S1= Sondir 1
B4= Bor 4
S3= Sondir 3
NK
BM4
TL
TL
2
Tabel 2. Hasil pengujian sondir pada lereng 1-1 dan dan lereng 2-2
Titik Kedalaman tanah keras Nilai rata-rata konus (qc)
No
sondir (m) (kg/cm2)
1 Sondir 1 6 250
2 Sondir 2 1.6 250
3 Sondir 3 8 183.33
4 Sondir 4 2.6 250
Sumber: Data pengujian laboratorium Mektan Undiknas 2017
Pengujian SPT pada lereng 1-1 dilakukan pada titik bor 1 dan 2 sedangkan pada lereng 2-2 dilakukan pada titik bor
3 dan 4. Sesuai hasil SPT pada bor 1 diperoleh tanah keras berada pada kedalaman 8 meter dan pada bor 2 tanah
keras berada pada kedalaman 2 meter. Sedangkan untuk bor 3 tanah keras berada pada kedalaman 8 meter dan pada
bor 4 tanah keras berada pada kedalaman 2 meter. Hasil pengujian SPT diperlihatkan pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil pengujian SPT pada lereng 1-1 dan lereng 2-2
Kedalaman Tanah Jumlah Pukulan Jenis tanah
No Titik
Keras (m) (N)
1 Bor 1 8 77 Cadas padat dan keras, berwarna coklat kehitaman
2 Bor 2 2 65 Cadas padat dan keras, berwarna coklat kehitaman
3 Bor 3 8 47 Cadas padat dan keras, berwarna coklat kehitaman
4 Bor 4 2 85 Cadas padat dan keras, berwarna coklat
Sumber: Data pengujian laboratorium Mektan Undiknas 2017
GEO - 69
Tabel 4. Hasil pengujian tanah di laboratorium
Lokasi Berat Berat Jenis Sudut
No lereng Bor Kedalaman Kadar Air volume (γ) (Gs) geser Kohesi
(m) (%) (g/cm3) (°) (kg/cm2)
1 1 Bor 1 1 17.29 1.686 2.678 21.8 0.04
2 1 Bor 1 9 14.48 1.677 2.594 33.8 0.03
3 1 Bor 2 1 14.62 1.632 2.688 38.6 0.01
4 1 Bor 2 7.5 13.95 1.629 2.636 38.6 0.01
5 2 Bor 3 2.5 19.70 1.660 2.637 10.2 0.08
6 2 Bor 3 7 16.46 1.630 2.61 36.9 0.02
7 2 Bor 4 1 17.23 1.648 2.683 12.4 0.03
8 2 Bor 4 3 12.60 1.598 2.663 41 0
Sumber: Data pengujian laboratorium Mektan Undiknas 2017
Analisis Struktur
Analisis struktur dilakukan untuk memperoleh beban maksimum dari beban struktur. Dari analisis struktur pada
bangunan yang akan dibangun dihasilkan beban aksial maksimum pada pondasi adalah 68456.67 kg atau 684,57
kN.
Koefisien Gempa untuk Keamanan Lereng
Untuk perhitungan gempa di Indonesia digunakan batuan tipe C karena secara umum batuan di Indonesia adalah
batuan lunak dan perhitungan gempa untuk keamanan lereng ini menggunakan periode ulang 100 tahun.
Koefisien zona gempa untuk lokasi penelitian:
z = 1,3
Percepatan gempa dasar untuk periode ulang 100 tahun :
ac = 0,289g
= 0,289 × 981
= 283,509 cm/detik2
Faktor koreksi jenis batuan :
v = 1,2
Percepatan gempa terkoreksi :
ad = z × ac × v
= 1,3 × 283,509 × 1,2
= 442,274 cm/detik2
Koefisien gempa horizontal:
kh = ad/g
= 442,274/981
= 0,45
kv = 0,5 kh
= 0,5 × 0,45
= 0,225
Analisis Keamanan Lereng Dengan Software SLOPE/W
Untuk melakukan analisis keamanan lereng ini diperlukan data-data hasil penyelidikan tanah di laboratorium,
seperti pada tabel 5. Untuk lereng 1 kemiringan lereng mencapai 25° dan lereng 2 mempunyai kemiringan 33º
GEO - 70
Analisis 1: Keamanan Lereng Pada Kondisi Alami (Tanpa Beban Gempa dan Tanpa Perkuatan)
Dari hasil analisis untuk lereng kondisi alami tanpa mendapat beban gempa dan tanpa pemasangan pondasi tiang bor
(bore pile) dengan program SLOPE/W dihasilkan bidang longsor sedalam 10 meter dari permukaan lereng untuk
lereng1-1dan lereng 2-2. Sedangkan angka keamanan (SF) yang diperoleh untuk lereng 1-1 adalah 1,00 dan untuk
lereng 2-2 angka keamanan yang diperoleh 1.431 seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.
a. lereng 1 b. lereng 2
Gambar 4. Hasil analisis lereng tanpa beban gempa dan tanpa tiang bor (bore pile)
Analisis 2: Keamanan Lereng Tanpa Beban Gempa dan Dengan Pondasi Tiang Bor (Bore Pile)
Untuk pemasangan pondasi tiang bor (bore pile) pada lereng digunakan panjang pondasi tiang bor tunggal (single
bore pile) sampai ke lapisan tanah keras yaitu pada kedalaman 10 meter, beban yang bekerja pada pondasi tiang bor
(bore pile) adalah beban maksimum dari hasil analisis struktur yaitu 68456.67 kg. Jarak antar pondsi tiang bor
(bore pile) adalah 4 m dengan posisi tiang sesuai dengan rencana pondasi bangunan yang akan dibangun seperti
terlihat pada gambar 5.
a. lereng 1 b. lereng 2
Gambar 5. Hasil analisis lereng tanpa beban gempa dengan perkuatan pondasi tiang bor (bore pile)
Hasil analisis keamanan lereng dengan SLOPE/W dengan perkuatan pondasi tiang bor tanpa memperhitungkan
beban gempa menghasilkan angka keamanan (SF) pada lereng 1-1 sebesar 1.244 dan pada lereng 2-2 sebesar 1.681.
Analisis 3: Keamanan Lereng Dengan Beban Gempa dan Tanpa Pondasi Tiang Bor (Bore Pile)
Analisis keamanan lereng tanpa perkuatan pondasi tiang bor (bore pile) terhadap beban gempa digunakan koefisien
gempa horizontal (kh) = 0.45 dan koefisien gempa vertikal (kv) = 0.225. Hasil analisis ditampilkan pada gambar 6.
GEO - 71
a.lereng 1 b. lereng 2
Gambar 6. Hasil analisis lereng dengan beban gempa tanpa perkuatan tiang bor (bor pile)
Dari hasil analisis keamanan lereng dengan program SLOPE/W diperoleh angka keamanan (SF) pada lereng 1-1
dengan beban gempa sebesar 0.533 dan pada lereng 2-2 sebesar 0.709.
Analisis 4: Keamanan Lereng Dengan Beban Gempa dan Dengan Pondasi Tiang Bor (Bore Pile)
Pada analisis keamanan lereng dengan beban gempa dan dengan pondasi tiang bor (bore pile), pemasangan pondasi
tiang bor (bor pile) pada lereng digunakan pondasi tiang bor tunggal (single bore pile) seperti pada analisis 1 dan
koefisien gempa seperti pada analisis 3. Dari hasil analisis keamanan lereng dengan program SLOPE/W diperoleh
angka keamanan (SF) pada lereng 1-1 dengan beban gempa sebesar 0.597 dan pada lereng 2-2 sebesar 0.774 seperti
pada gambar 7.
a. lereng 1 b. lereng 2
Gambar 7. Hasil analisis lereng dengan beban gempa dan perkuatan pondasi tiang bor (bor pile)
Hasil seluruh analisis keamanan lereng dirangkum pada tabel 6 dan hubungan kombinasi analisis dan angka
keamanan (SF) diperlihatkan pada gambar 8.
GEO - 72
Gambar 8. Grafik hubungan kombinasi analisis dengan angka keamanan (SF)
5. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dari analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan:
1. Berdasarkan analisis dengan program SLOPE/W diperoleh kedalaman bidang longsor pada lereng 1 dan
lereng 2 adalah 10 meter dari muka lereng.
2. Untuk hasil analisis yang dilakukan yaitu analisis 1, analisis 2, analisis 3 dan analisis 4, diperoleh angka
keamanan tertinggi adalah analisis 2 yaitu analisis dengan perkuatan pondasi tiang bor (bor pile) tanpa
beban gempa dengan angka keamanan (SF) =1.244 pada lereng 1 dan angka keamanan (SF) pada lereng 2
= 1.681. Sedangkan angka keamanan terendah adalah analisis 3 yaitu analisis dengan beban gempa tanpa
perkuatan pondasi tiang bor (bore pile) dengan angka keamanan (SF) = 0.533 pada lereng 1 dan angka
keamanan (SF) = 0.709 pada lereng 2.
3. Pemasangan pondasi tiang bor (bore pile) dapat meningkatkan nilai angka keamanan. Dapat dilihat dari
hasil analisis dengan perkuatan pondasi tiang bor (bore pile) pada analisis 2 lebih besar terhadap analisis 1
yaitu analisis keamanan lereng tanpa perkuatan. Hal ini dapat juga dibandingkan antara analsis 4 dengan
analisis 3. Pada analisis 4 keamanan lereng dengan beban gempa dan dengan perkuatan pondasi tiang bor
menghasilkan angka keamanan yang lebih besar daripada pada analisis 3 yaitu analisis keamanan lereng
dengan beban gempa tanpa perkuatan pondasi tiang bor (bore pile). Kondisi ini mengurangi terjadinya
resiko longsor karena angka keamanan (SF) > 1.25.
4. Pengaruh beban gempa terhadap keamanan lereng cukup besar mengurangi angka keamanan yaitu dapat
dilihat dari perbandingan analisis 1 dan analisis 3 atau analisis 2 dan analisis 4. Walaupun telah diperkuat
dengan pondasi tiang bor (bore pile) sangat menurunkan nilai angka keamanan (SF) <1 sehingga dapat
meningkatkan peluang terjadinya longsor.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan
Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi atas bantuan hibah dosen pemula sehingga
dapat menghasilkan penelitian ini dan semoga dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Bowles, J. E., (1989). Sifat-sifat Fisik & Geoteknis Tanah, Erlangga, Jakarta, 562 hal.
Choudhury D., Nimbalkar S.S., dan Mandal J.N.(2006). “Comparison of Pseudo-Static and Pseudo-Dynamic
Methods for Seismic Earth Pressure on Retaining Wall”, J. Ind. Geophys.Union( October 2006 ),10(4),263-
271
Departemen P.U. (2004). Peta Zona Gempa Indonesia Sebagai Acuan Dasar Perencanaan dan Perancangan
Bangunan, Puslitbang Sumber Daya Air, Bandung
Dharmayasa, I. G., Redana, I. W., & Suwarsa Putra, T. G. (2014). “Analisis Keamanan Lereng Bendungan Utama
Pada Bendungan Benel di Kabupaten Jembrana”, Jurnal Spektran, 2(2), 68-77
Dharmayasa, I., & Eratodi, I. (2017). Analisis Dinding Penahan Tanah Dengan Pondasi Tiang Bor (Studi Kasus
Tower PLN No. 71 SUTT 150 KV Di Jalan Gatot Subroto Barat Denpasar). Dinamika Rekayasa, 12(2), 71-78.
GEO - 73
Google (2017). Map Data@2017 Google Indonesia. Retrieved August 25, 2017, from
https://www.google.co.id/maps/search/banjar dukuh desa kendran tegalalang gianyar bali/@-
8.4601036,115.2809802,338m/data=!3m1!1e3?hl=en
Geo-Slope International Ltd. (2016). SLOPE/W.diakses 09 Juli 2017, https://www.geo-slope.com/products/slope-w
Gunawan, R. (1991). Pengantar Teknik Fondasi. Cetakan Kelima, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Pujianto H., Purwanta Y. M., dan Surjandari N.S.(2017). “Analisis Pengaruh Beban Gempa Terhadap Stabilitas
Lereng di Desa Sendangmulyo, Tirtomoyo, Wonogiri”, Matriks Teknik Sipil, 5(1), 202-207
Redana. I W.(2010).Teknik Pondasi, Udayana University Press, Denpasar
GEO - 74