You are on page 1of 18

PROSIDING

Volume 1
(Geoteknik, Kawasan & Lingkungan, Keairan, Manajemen Konstruksi)

Meningkatkan Daya Saing Industri Konstruksi Dalam


Persaingan di Tingkat Global Menuju Pembangunan
Infrastruktur Berkelanjutan

Editor:
Anissa Noor Tajudin, S.T., M.Sc.
Arif Sandjaya, S.T., M.T.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik


Universitas Tarumanagara
PROSIDING

Meningkatkan Daya Saing Industri Konstruksi Dalam


Persaingan di Tingkat Global Menuju Pembangunan
Infrastruktur Berkelanjutan

Volume 1

ISBN: 978-602-60662-2-0

Editor:
Anissa Noor Tajudin, S.T., M.Sc.
Arif Sandjaya, S.T., M.T.

Desain Sampul:
Anastasia Andrea Gunawan, S.Ds.

Penerbit
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Tarumanagara Jakarta

Redaksi
Jl. Let. Jend. S. Parman No. 1
Jakarta Barat
Telp: 021-5672548 ext. 331
Email: sipil@untar.ac.id

Cetakan pertama, Oktober 2017

Hak cipta dilindungi Undang-undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk
dan dengan cara apapun tanpa memiliki izin
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR......................................................................................................... iii

SAMBUTAN KETUA PANITIA KoNTekS 11 ................................................................. v

SAMBUTAN KETUA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FT UAJY ........................... vii

SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS TARUMANAGARA ....................................... ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... xi

KELOMPOK PEMINATAN GEOTEKNIK

ANALISIS TIMBUNAN DI ATAS TANAH LUNAK TERSTABILISASI SERBUK GEO-1


KACA DAN SERBUK KERAMIK DENGAN PROGRAM GEO5
Dyah Pratiwi Kusumastuti, Indah Handayasari dan Irma Sepriyanna

KARAKTERISTIK DAYA DUKUNG LATERAL PONDASI HELICAL PADA GEO-11


TANAH GAMBUT
Ferry Fatnanta, Syawal Satibi dan Muhardi

KECEPATAN ALIRAN HORISONTAL DENGAN IJUK DAN LIMBAH PLASTIK GEO-19


SEBAGAI DRAINASI VERTIKAL
Sumiyati Gunawan dan Agatha Padma Laksitaningtyas

KONTRIBUSI AKAR BAMBU KEPADA PARAMETER KEKUATAN GESER GEO-29


TANAH TERHADAP STABILITAS LERENG
Mukhsin, Maimun Rizalihadi, Banta Chairullah dan Haris Novian Saputra

DAYA DUKUNG PONDASI KACA PURI PADA TANAH ALUVIAL PASANG GEO-37
SURUT DI MANDOMAI KALIMANTAN TENGAH
Putu Ratna Suryantini dan I Ketut Suwantara

KAJIAN RENTANG KADAR AIR TERHADAP NILAI KUAT GESER PERBAIKAN GEO-47
SIRTU DENGAN METODE CTB
Soewignjo Agus Nugroho, Suratman dan Dodi Pratama

STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN GEO-55


MENGGUNAKAN SEMEN
Parea Russan Ranggan, Hendrianto Masiku, Marthen Luther Paembonan, Israel Padang
dan Yudistira Upa

ANALISIS PENGARUH BEBAN GEMPA DAN PONDASI TIANG BOR GEO-65


TERHADAP KEAMANAN LERENG DI TEGALALANG, GIANYAR-BALI
I Gusti Ngurah Putu Dharmayasa dan Dewa Ayu Nyoman Ardi Utami

PENGEMBANGAN ALAT UJI PNEUMATIC RAPID IMPACT COMPACTION GEO-75


PADA SKALA UJI MODEL LABORATORIUM
Arifin Beddu, Lawalenna Samang, Tri Harianto dan Achmad Muhiddin

xi
PENGARUH PEMILIHAN TARGET SPEKTRA PADA ANALISIS RESIKO GEO-83
GEMPA BENDUNGAN LEUWIKERIS, PROVINSI JAWA BARAT
Fioliza Ariyandi dan Muhammad Riza.H

UJI KUAT TEKAN BEBAS PADA STABILITASI TANAH LEMPUNG DENGAN GEO-93
CAMPURAN SEMEN DAN ADITIF ALKALIN
Tri Harianto, Abd. Rahman Djamaluddin dan Jasruddin

PENGARUH PENAMBAHAN BAKTERI (BACILLUS SUBTILIS) PADA TANAH GEO-101


LUNAK TERHADAP KARAKTERISTIK KUAT TEKAN
Hasriana, Lawalenna Samang, M.Natsir Djide dan Tri Harianto

MENAMBAH KUALITAS INVESTIGASI GEOTEKNIK LAPANGAN DENGAN GEO-109


MENGGUNAKAN METODE GELOMBANG PERMUKAAN
Khaizal Jamaluddin, Banta Chairullah, Muhazir, Irwandi dan Ibnu Rusydy

STUDI PENGENDALIAN EROSI LERENG DI WILAYAH BUKIT WONGGE GEO-115


KABUPATEN ENDE
Veronika Miana Radja, Fransiskus Xaverius Ndale dan Kristoforus Je

DAYA LAYAN UJI GEOLISTRIK UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR GEO-121


TANAH
I Wayan Redana, I Nengah Simpen dan Kadek Suardika

TUNTUTAN DAN TANTANGAN PEMBUATAN PETA BAHAYA GEMPA BUMI : GEO-129


STUDY KASUS PIDIE JAYA DAN BANDA ACEH
Irwandi, Yunita Idris, Khaizal Jamaluddin dan Mohamad Ridwan

KEMAMPUAN BAMBU PETUNG MENERIMA TEKANAN TANAH LATERAL GEO-137


PADA TANAH NON KOHESIF DENGAN MUKA AIR TINGGI
Kurniadi Wahyudianto, Yusep Muslih Purwana dan Niken Silmi Surjandari

UJI KOMPAKSI DAN CBR DENGAN CARA MANUAL DAN OTOMATIS GEO-145
PENGARUHNYA PADA NILAI CBR, DAN KEPADATANNYA
Aniek Prihatiningsih, Gregorius Sandjaja Sentosa dan Djunaidi Kosasih

KELOMPOK PEMINATAN KAWASAN DAN LINGKUNGAN

DESAIN IPAL KOMUNAL UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN SANITASI KL-1


DI DESA LUENGBARO, KABUPATEN NAGAN RAYA, ACEH
Meylis Safriani dan Cut Suciatina Silvia

PERENCANAAN DESAIN TANGKI SEPTIK KOMUNAL DI KAMPUNG CIHIRIS, KL-9


DESA CISARUA KECAMATAN NANGGUNG, BOGOR
Femylia Nur Utama, Lina Aryani, Yanuar Chandra Wirasembada dan Yudi Chadirin

PERANAN BAMBU DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN WILAYAH YANG KL-15


BERKELANJUTAN
Noverma

PEMANFAATAN TUMBUHAN AIR UNTUK MEREDUKSI LIMBAH LOGAM KL-21


TIMBAL DAN BESI MODEL REAKTOR “CONSTANT HEAD” TIPE FILTRASI
Nurul Fitri Rasyid, Lawalenna dan Achmad Zubair

xii
FITOREMEDIASI AIR TERCEMAR LOGAM KADMIUM (Cd) DENGAN KL-31
TANAMAN ECENG GONDOK
Achmad Zubair, Nurelly dan Lawalenna Samang

STUDI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR SUNGAI KARAJAE SEBAGAI KL-41


SUMBER AIR BERSIH UNTUK KOTA PAREPARE
Rahmawati, Muh. Saleh Pallu, Mary Selintung dan Farouk Maricar

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA PENGELOLAAN TEMPAT KL-47


PEMROSESAN AKHIR SAMPAH (TPA) MANDUNG DI KABUPATEN TABANAN
Kadek Diana Harmayani, Anak Agung Diah Parami Dewi
dan I Gusti Agung Bagus Kresna Indrawijaya

ANALISIS PENERAPAN GREENSHIP NEIGHBORHOOD VERSION 1.0 PADA KL-55


KAWASAN PERUMAHAN
Iqbal Sadjarwo dan Arianti Sutandi

KELOMPOK PEMINATAN KEAIRAN

UNJUK KERJA SUMUR PERESAPAN DALAM SISTEM DRAINASE AIR-1


Bambang Sulistiono dan Khalis Fatmawati

APLIKASI ALGORITMA SAWAH PADA PROGRAM SWAT UNTUK AIR-9


MEMPREDIKSI HASIL AIR SUB-DAS CISADANE HULU
Asep Sapei, Yuli Suharnoto, Sutoyo dan Eri Stiyanto

SISTEM LOCK-BRICK MENDUKUNG PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR AIR-19


BIAYA RENDAH DAN BERKELANJUTAN
Susilawati, Veronika dan Shuayib

ANALISIS JENIS LUBANG RESAPAN BIOPORI SEBAGAI UPAYA AIR-27


MENINGKATKAN INFILTRASI PADA LAHAN KAMPUS UNIVERSITAS TEUKU
UMAR
Muhammad Ikhsan, Meidia Refiyanni dan Teuku Rizkika Agusti

EVALUASI SISTEM PEMBAGIAN AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI BISOK AIR-37


BOKAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Siti Nurul Hijah dan Ahmadi Sahraen

KEBUTUHAN SUMUR RESAPAN SEBAGAI KONSERVASI AIR TANAH UNTUK AIR-47


BERBAGAI TIPE RUMAH
Zufrimar

EMISI GAS RUMAH KACA PADA BUDIDAYA PADI SYSTEM OF RICE AIR-55
INTENSIFICATION (SRI) DENGAN BERBAGAI PERLAKUAN IRIGASI
Chusnul Arif, Budi Indra Setiawan, Deka Trisnardi Munarso, Muhammad Didik Nugraha,
Paradha Wihandi Simarmata, Ardiansyah dan Masaru Mizoguchi

SYSTEM PLANNING KEBUTUHAN AIR BAKU KECAMATAN SUKAKARYA AIR-63


KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN
Anna Emiliawati

xiii
PENGISIAN DATA HUJAN YANG HILANG DENGAN PENGUJIAN DEBIT AIR-75
ANDALAN DI DAS TIRTOMOYO
Siti Dwi Rahayu, Rintis Hadiani dan Setiono

POTENSI PENGENDALI BANJIR DENGAN EMBUNG DI SUNGAI TUNGGUL AIR-85


KABUPATEN JEPARA
Hannah Nuril Layaliya, Rintis Hadiani dan Adi Yusuf Muttaqien

SIMULASI STOKASTIK PENENTUAN LUAS LAYANAN EMBUNG SURUHAN, AIR-93


BLORA
Hari Abrianto, Adeline Larisa, Suharyanto dan Hari Nugroho

KALIBRASI MODEL HEC-HMS PADA SIMULASI DEBIT AKIBAT PERUBAHAN AIR-103


TATAGUNA LAHAN DI SUBDAS KAMPAR KANAN
Bambang Sujatmoko, Ferry Vergiawan dan Mudjiatko

ANALISIS EMBUNG PADA DAERAH TOMRA UNTUK MENGATASI RAWAN AIR-113


AIR
Ony Frengky Rumihin

PENANGANAN BANJIR DAN GENANGAN DI DAERAH JALAN KYAI TAPA AIR-123


DENGAN KONSEP SISTEM DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN
Ivan Fahreza Wiratama, Sih Andayani dan Dina P.A. Hidayat

STUDI ANGKUTAN SEDIMEN DASAR SUNGAI SERAYU DI LABORATORIUM AIR-133


Wati A. Pranoto dan Lucky Sumanton

KELOMPOK PEMINATAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

ANALISIS KEBUTUHAN TULANGAN PELAT LANTAI BETON BERTULANG MK-1


PADA KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG
Tripoli, Nurisra dan Mubarak

PERCEPATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN METODE PERTUKARAN MK-11


WAKTU DAN BIAYA (STUDI KASUS: PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG
SEKOLAH SMP ISLAM FARADISA TANGGERANG SELATAN)
Mardiaman, Iwan Bahtiar dan Kristina Sembiring

PEMBOROSAN MATERIAL DAN TINDAKAN PENCEGAHANNYA: SURVAI MK-21


PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI YOGYAKARTA
Albani Musyafa

KAJIAN DAYA SAING KONTRAKTOR BESAR INDONESIA MK-27


Peter Kaming, Ferianto Raharjo dan Putu Ika Swantari

IDENTIFIKASI PENYEBAB, DAMPAK, SERTA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MK-37


RISIKO CHANGE ORDER PADA PROYEK WISATA EDUKASI AKUARIUM DI
JAKARTA
Adi Nugroho Hudiono, Andreas F. V. Roy dan Adrian Firdaus

xiv
ANALISA FAKTOR PENGHAMBAT PENERAPAN BUILDING INFORMATION MK-45
MODELING DALAM PROYEK KONSTRUKSI
Handika Rizky Hutama dan Jane Sekarsari Tamtana

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TENAGA KERJA WANITA DALAM MK-55


PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN PAMEKASAN
Dedy Asmaroni

EFEKTIVITAS PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SECARA MK-65


SWAKELOLA DI KABUPATEN PAMEKASAN
Muhammad Saifuddin

MODEL FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH PADA PERBAIKAN PROYEK MK-75


KONSTRUKSI JALAN RAYA
Darmawan Pontan dan Nurluthfi Kusumawardhani

PEMODELAN SYSTEM DYNAMICS UNTUK ALIRAN KNOWLEDGE MK-85


MANAGEMENT DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI: SEBUAH STUDI KASUS
Rudi Waluyo

PENGARUH KOMUNIKASI DAN TIM KERJA TERHADAP KEBERHASILAN MK-93


KOLABORASI DESAIN PADA KONSULTAN TEKNIK DI JAWA TENGAH
Raflis, Yani Rahmawati, Yuni Ulfiyati dan Christiono Utomo

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS MK-101


TENAGA KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUANG KELAS SMK
NEGERI 1 SESEAN
Parea Russan Ranggan, Hendrianto Masiku, Harni E Tarru dan Novianty Ylimbu

STANDARISASI PENATAAN PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA (STUDI MK-111


KASUS REVITALISASI PASAR DI KOTA SEMARANG)
Gita Anggraini, Dina Amalia, Ferry Hermawan dan Ismiyati

KONFLIK ANTARA KONTRAKTOR DAN PEMILIK PROYEK YANG MK-121


BERPOTENSI MENIMBULKAN KLAIM
Sondang Dwiputra Paiding Lewa dan Harijanto Setiawan

EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG PERKANTORAN RAMAH MK-131


LINGKUNGAN (GREEN OFFICE BUILDING)
Lina Yuliastina dan Johny Johan

RASIO KEBUTUHAN TULANGAN PONDASI BETON BERTULANG PADA MK-141


KONSTRUKSI GEDUNG DI PROVINSI ACEH
Nurul Malahayati, Saiful Husin, Fachrurrazi dan Febriyanti Maulina

PENGEMBANGAN PROFIL KINERJA PEMBINA JASA KONSTRUKSI DI MK-147


INDONESIA
Adrianto Oktavianus dan Anjar Pramularsih

ESTIMASI DURASI PROYEK PEMBANGUNAN TERMINAL PETIKEMAS MK-157


KALIBARU
Dian Setyowati dan Muhamad Abduh

xv
ANALISIS PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP PENYEBAB DAN AKIBAT MK-169
CONTRACT CHANGE ORDER (CCO) PADA BIAYA DAN WAKTU DI PROYEK
KONSTRUKSI JALAN RAYA
Subrata Aditama K.A.Uda

KAJIAN DAYA SAING KONTRAKTOR MENENGAH DAN KONTRAKTOR MK-179


KECIL DI INDONESIA
Peter F Kaming, Wulfram I. Ervianto dan Eveline N. Anggriawan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN MK-187


PROYEK KONSTRUKSI
I.A.Rai Widhiawati, I G.A.Adnyana Putera dan Lia Arista

UNSAFE ACTION PEKERJA KONSTRUKSI PADA K3 PROYEK KONSTRUKSI MK-193


Dewi Yustiarini

PENGARUH PERUBAHAN DESAIN PADA PELAKSANAAN PROYEK MK-201


KONSTRUKSI TERHADAP KINERJA PROYEK KONSTRUKSI
Agung Yana, A.A. Gde

PERUMUSAN STRATEGI KONTRAKTOR KELAS MENENGAH DIBIDANG SDM MK-207


DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
Fajar S Handayani, Josua Rian Adinda dan Sugiyarto

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PEKERJAAN ULANG (REWORK) MK-215


PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BADUNG
G.A.P Candra Dharmayanti, I.B Rai Adnyana dan I Putu Gede Wiryawan Ari Putra

ANALISIS TOTAL BIAYA PROYEK PENINGKATAN JALAN NASIONAL MK-223


SECARA EKONOMI DI PROVINSI BALI
Dewa Ketut Sudarsana, Nyoman Marthajaya, AA Gde Asmara dan Ida Bagus Made Artamana

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN DEVELOPER GUNA MENINGKATKAN MK-231


DAYA SAING DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
Rinaldy Aldi, Fajar Sri Handayani dan Sugiyarto

STUDI MANAJEMEN PEMELIHARAAN ASET PADA INFRASTRUKTUR MK-239


SUNGAI (STUDI KASUS BANGUNAN REVETMENT SUNGAI PEPE DI
SURAKARTA)
Nectaria Putri Pramesti

ANALISIS INDIKATOR KEPUASAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN MK-247


TERHADAP KINERJA BIAYA, MUTU DAN WAKTU
Manlian Ronald A. Simanjuntak dan Andreas Kruniawan Djukardi

MODEL VALIDASI PENERAPAN HASIL PENGEMBANGAN EARNED VALUE MK-259


METHOD UNTUK PERKIRAAN DURASI AKHIR PROYEK KONSTRUKSI
DI JAKARTA
Basuki Anondho, Henny Wiyanto dan Dicky Dwi Putra

xvi
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11
Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017

ANALISIS PENGARUH BEBAN GEMPA DAN PONDASI TIANG BOR TERHADAP


KEAMANAN LERENG DI TEGALALANG, GIANYAR-BALI

I Gusti Ngurah Putu Dharmayasa1 dan Dewa Ayu Nyoman Ardi Utami 2

1
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Pendidikan Nasional, Jl. Bedugul39Denpasar
Email: ngurah.dharmayasa@gmail.com
2
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Pendidikan Nasional, Jl. Bedugul39Denpasar
Email: ardee_utami@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di daerah Banjar Dukuh, Tegalalang, Kabupaten Gianyar. Pengambilan
sampel serta pengujian tanah di lapangan dilakukan pada dua lokasi lereng yaitu lereng 1-1 dan
lereng 2-2. Terhadap lereng ini dilakukan empat macam analisis yaitu pertama analisis keamanan
lereng terhadap kondisi lereng alami yaitu tanpa beban gempa dan tanpa perkuatan bore pile, kedua
adalah analisis keamanan lereng tanpa beban gempa dengan perkuatan bore pile, ketiga adalah
analisis terhadap lereng dengan beban gempa dan tanpa perkuatan bore pile, serta keempat adalah
analisis keamanan lereng dengan beban gempa dengan perkuatan bore pile. Hasil analisis keamanan
lereng setelah dilakukan analisis pada lereng 1-1 untuk analisis 1, 2, 3 dan 4 adalah 1.00, 1.244,
0.533 dan 0.597. Sedangkan untuk lereng 2-2 adalah 1.431, 1.681, 0.709 dan 0.774. Angka
keamanan tertinggi adalah analisis 2 yaitu dengan perkuatan bore pile tanpa beban gempa dengan
angka keamanan (SF) =1,681 pada lereng 2-2. Sedangkan angka keamanan terendah adalah analisis
3 yaitu analisis dengan beban gempa tanpa perkuatan bore pile dengan angka keamanan (SF) =
0.533 pada lereng 1-1. Berdasarkan keempat analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
dengan pemasangan bore pile dan tanpa beban gempa dapat meningkatkan nilai angka keamanan
(SF) > 1.25 seperti pada analisis 2, kondisi ini mengurangi terjadinya resiko longsor. Pengaruh
beban gempa terhadap keamanan lereng cukup besar mengurangi angka keamanan walaupun
dengan perkuatan bore pile yaitu (SF) <1 seperti pada analisis 3 dan 4 sehingga dapat meningkatkan
peluang terjadinya longsor.
Kata kunci: lereng, angka keamanan lereng, bore pile, beban gempa

1. PENDAHULUAN
Analisis keamanan lereng sangat penting dilakukan untuk mengetahui keamanan lereng dan bentuk bidang
gelincirnya. Dengan diketahuinya bidang gelincir maka akan dapat diperkirakan kedalaman bidang longsor yang
mungkin terjadi.
Agar analisis keamanan lereng dapat dilakukan dengan cepat, makabantuan program atau perangkat lunak yang
khusus dibuat untuk menghitung keamanan suatu lereng sangat diperlukan. Dalam analisis keamanan lereng ini
digunakan program SLOPE/W sehingga dapat diperoleh nilai kemanan yang memadai untuk lereng yang diteliti
termasuk didalamnya pengaruh gempa dan perkuatan oleh pondasi tiang bor (bore pile). Dalam penelitian ini
dilakukan empat macam analisis yaitu pertama analisis keamanan lereng terhadap kondisi lereng alami yaitu tanpa
beban gempa dan tanpa perkuatan pondasi tiang bor (bor pile). Analisis kedua adalah analisis keamanan lereng
tanpa beban gempa dengan perkuatan pondasi tiang bor (bore pile). Analisis ketiga dilakukan analisis terhadap
lereng dengan beban gempa dan tanpa perkuatan pondasi tiang bor (bore pile). Analisis terakhir atau keempat
adalah analisis keamanan lereng dengan beban gempa dengan perkuatan pondasi tiang bor (bore pile).
Penelitian keamanan lereng dilakukan di daerah Tegalalang, Kabupaten Gianyar, Bali dan lereng yang dianalisis
cukup curam karena kemiringannya mencapai lebih dari 25°. Pada lokasi penelitian banyak dibangun villa sehingga
sangat penting dilakukan analisis terhadap keamanan lereng sehingga bangunan yang akan dibangun dapat berdiri
dengan aman.

2. TINJAUAN PUSTAKA
Penyelidikan Tanah
Tujuan dari penyelidikan tanah adalah untuk mengetahui lapisan tanah sehingga diketahui lapisan tanah yang cukup
kuat untuk bangunan dapat berdiri dengan stabil. Penyelidikan tanah meliputi penyelidikan lapangan (lokasi
pembangunan) yaitu pengeboran, pengambilan contoh tanah dan uji penetrasi (sondir). Sedangkan penyelidikan

GEO - 65
laboratorium meliputi uji kadar air (water content), uji berat volume (γ) dan uji berat jenis (specific gravity) dan uji
geser langsung (direct shear test). (Gunawan, 1991)

Perhitungan Koefisien Gempa di Indonesia


Untuk zona gempa di Indonesia digunakan tipe batuan C karena secara umum batuan di Indonesia termasuk batuan
lunak. Untuk aplikasi dalam desain bangunan tahan gempa perlu dikoreksi pengaruh jenis tanah setempat sesuai
dengan persamaan (1) :
ad = z × ac × v (1)
dengan ad = percepatan gempa terkoreksi, ac = percepatan gempa dasar (g) sesuai dengan periode ulang T (tahun)
sesuai dengan syarat dari bangunan yang dirancang, v = faktor koreksi jenis batuan dan z = koefisien zona gempa
sesuai dengan koordinat lokasi bangunan yang dibangun.
Berdasarkan persamaan diatas maka dapat dihitung koefisien gempa dengan persamaan (2):
kh = ad/g (2)
dengan kh = koefisien gempa horizontal, ad = percepatan gempa terkoreksi dan g = percepatan gravitasi.
(Departemen P.U., 2004).
Metode Simplified Bishop
Salah satu metode yang banyak digunakan untuk menghitung keamanan lereng adalah diabaikan tanpa metode
Simplified Bishop. Pada metode Bishop Simplified diasumsikan bahwa resultante gaya pada sisi samping segmen
dapat diabaikan tanpa mengakibatkan kesalahan. Gambar 1 memperlihatkan suatu sistem gaya yang bekerja pada
suatu segmen tanah pada analisis Bishop Simplified.

i
(ci'/F ) Li
 xi i/F) tan i'

Wi i+1 Wi
 Li i
Vi
i'
i ci' Li + i tan i')/F
i
i

Ui
i
Ui

Gambar 1 Metode Bishop simplified (Redana, 2010)

Bishop menyatakan nilai angka keamanan lereng sesuai dengan persamaan (3):
SF =  c i Δx i  (Wi  ui Δx)cos  tan  i  / Mαi (3)
 W sin α
i i

Jika tekanan air pori (ui) diabaikan (Dharmayasa, 2014) maka menjadi persamaan (4):
SF =  c i Δx i  Wi cos tan  i  / Mαi (4)
W i sin α i

Mαi = cos αi tan  tan αi  1 (5)


 SF 
dengan α = sudut antara segmen tanah dengan bidang gelincir (º), ϕ = sudut gesek dalam tanah (º), SF = angka
keamanan, c = nilai kohesi tanah (kg/cm2), Δx = panjang segmen dan W = berat segmen tanah (kg)

GEO - 66
Perhitungan keamanan kereng terhadap gempa dilakukan dengan metode pseudostatik yaitu memasukkan koefisien
gaya gaya gempa horizontal (Fh) dan gaya gempa vetikal (Fv) kedalam persamaan 4, sehingga menghasilkan
persamaan (6):
 1 
   
  c i  Δx i  Wi  Fv cos α i  Fh sinα tan  i 
SF =  Mα  (6)
 Wi  Fv  sin α i  Fh cosα
dengan Fv = gaya gempa arah vertikal (W×kv), Fh = gaya gempa arah horizontal (W×kh), kh = koefisien gempa
horizontal (berdasarkan daerah gempa) dan kv = koefisien gempa vertikal dapat digunakan 0,5 kh (Choudhury dkk,
2006).

Hubungan beberapa variasi nilai faktor keamanan terhadap kemungkinan longsoran lereng maupun pada
perancangan lereng menurut Bowles (1989) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hubungan nilai safety factor (SF) dan kemungkinan


kelongsoran lereng tanah (Bowles, 1989)
Nilai SF Kemungkinan Longsor
< 1,07 Kelongsoran bisa terjadi
1,07 <SF < 1,25 Kelongsoran pernah terjadi
> 1,25 Kelongsoran jarang terjadi

SLOPE/W GeoStudio 2007


SLOPE/W adalah perangkat lunak yang dibuat berdasarkan limit equilibrium untuk menghitung faktor keamanan
tanah dan kemiringan batuan. Dengan SLOPE/W, kita dapat menganalisis masalah baik secara sederhana maupun
kompleks untuk berbagai permukaan yang miring, kondisi tekanan pori-air, sifat tanah dan kondisi beban . Dengan
fasilitas pada program SLOPE/W dapat dianalisis hampir semua jenis masalah yang berhubungan dengan ilmu
geoteknik, teknik sipil dan pertambangan. (Geo-Slope International Ltd, 2016)

3. METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Dalam suatu penelitian sangat penting untuk menentukan daerah yang diteliti karena ketepatan pemilihan lokasi
penelitian akan dapat memenuhi data-data yang diperlukan untuk penelitian. Karena penelitian ini adalah mengenai
keamanan lereng maka daerah Tegalalang, Kabupaten Gianyar, Bali sangat memenuhi syarat untuk melakukan
penelitian karena terletak pada daerah perbukitan. Lokasi penelitian diperlihatkan pada gambar 2.

Gambar 2. Lokasi Penelitian (Sumber: Google Map, 2017)

Pengujian Tanah di Lapangan dan di Laboratorium

GEO - 67
Penyelidikan tanah dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Penyelidikan tanah di lapangan meliputi pengujian
dengan sondir dan SPT. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui daya dukung tanah secara langsung di lapangan
serta untuk mengetahui lapisan tanah di lapangan. Sedangkan pengujian tanah di laboratorium dilakukan untuk
mengetahui data – data tanah yaitu kekuatan mekanis tanah dengan tes geser langsung (direct shear test) dan siaft
fisik tanah meliputi kadar air, berat jenis, dan berat volume (γ)
Analisis Keamanan Lereng dengan SLOPE/W
Analisis keamanan lereng dengan program SLOPE/W dilakukan dengan tahapan:
1. Membuat model dari lereng yang dianalisis dengan software SLOPE/W 2007.
2. Selanjutnya dipilih menu KeyIn Analyses maka akan muncul jendela KeyIn Analyses dan pada klik pada
tombol Add untuk menambah analisis yang akan dilakukan. Kemudian pada kolom Analysis Type dapat
dipilih beberapa jenis analisis, misalnya Bishop, Ordinary and Janbu. Pada tab Setting di kolom PWP
Condition from diisi Parent Analysis, kemudian dilanjutkan ke tab SlipSurface. Pada tombol Direction of
movement dipilih Right to left karena arah gelincir lereng dari kanan ke kiri. Sedangkan untuk Slip Surface
Option dipilih Entry and Exit kemudian jendela KeyIn Analyses dapat ditutup dengan menglik tombol
Close.
3. Untuk menentukan lapisan tanah ditambahkan dari menu KeyIn sehingga muncul jendela KeyIn Materials
dan material lapisan tanah akan terlihat. Pada kolom Material Model dipilih Morh-Coulomb. Pada tab
Basic ,kolom Unit Weight diisi dengan berat jenis material timbunan, kolom Cohesion diisi dengan nilai
kohesi material timbunan dan kolom Phi diisi dengan nilai sudut geser tanah.
4. Selanjutnya adalah menentukan kemungkinan daerah gelincir pada lereng yaitu dengan memilih menu
DrawSlip SurfaceEntry and Exit sehingga tampil jendela Draw Slip Surface Entry and Exit Range.
Kemudian pilih lereng yang akan dihitung keruntuhannya dengan menarik garis dari satu ujung ke ujung
yang lainnya.
5. Setelah menentukan daerah gelincir pada lereng maka perhitungan dapat dilakukan yaitu dengan menglik
tombol Solve Analyses pada toolbar. Setelah selesai jendela Solve Analyses dapat ditutup dengan mengklik
tombol Close. Selanjutnya untuk melihat hasil perhitungan dapat di lakukan dengan menglik tombol
Switches the CONTOUR view to display computed results, sehingga muncul nilai angka keamanan dan
bentuk gelincir pada lereng.
Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian ini dilakukan dengan melakukan penyelidikan tanah di lokasi penelitian. Data yang digunakan
untuk analisis ini adalah data hasil penyondiran (CPT) dan data hasil pengujian di laboratorium. Hasil penyondiran
digunakan untuk mengetahui kedalaman tanah keras dan data hasil pengujian laboratorium digunakan untuk
melakukan analisis dengan program SLOPE/W.
Setelah dilakukan pengujian terhadap tanah dan diperoleh hasilnya, selanjutnya dilakukan pemodelan lereng yang
dianalisis dengan program SLOPE/W terhadap kondisi lereng masih alami tanpa beban gempa dan perkuatan pile,
kondisi lereng dengan beban gempa tanpa perkuatan pondasi tiang, serta kondisi lereng dengan beban gempa dan
perkuatan pondasi tiang.
Berdasarkan hasil analisis diharapkan dapat dibandingkan akibat pengaruh beban gempa dan pondasi tiang bor (bore
pile) terhadap keamanan lereng. Pertama keamanan lereng terhadap kondisi lereng alami yaitu tanpa beban gempa
dan tanpa perkuatan pondasi tiang bor (bore pile), kedua adalah keamanan lereng tanpa beban gempa dengan
perkuatan pondasi tiang bor (bore pile), ketiga yaitu keamanan lereng dengan beban gempa dan tanpa perkuatan
pondasi tiang bor (bore pile) dan yang terakhir adalah keamanan lereng dengan beban gempa dengan perkuatan
pondasi tiang bor (bore pile).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Data Penelitian
Data yang diperlukan dan digunakan untuk penelitian ini berupa data kontur, data tanah serta beban bangunan yang
akan dibangun. Data kontur digunakan untuk mengetahui bentuk lereng, selanjutnya data tanah digunakan untuk
menghitung daya dukung tanah di lokasi penelitian. Sedangkan data bangunan digunakan untuk menghitung beban
yang akan bekerja pada lereng dan pondasi.

GEO - 68
1
1 B1= Bor 1 B3= Bor 3
2 B2= Bor 2
S1= Sondir 1
B4= Bor 4
S3= Sondir 3
NK

S2= Sondir 2 S4= Sondir 4

BM4

TL

TL
2

Gambar 3. Lokasi titik bor dan sondir pada lokasi penelitian

Pengujian Tanah di Lapangan


Pengujian tanah di lapangan berupa pengujian dengan sondir (CPT) dan dengan pengujian SPT. Hasil pengujian
sondir untuk tanah pada lereng 1-1 yaitu pada titik sondir 1 dan sondir 2, serta pada lereng 2-2 yaitu pada titik sondir
3 dan titik sondir 4 ditampilkan pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil pengujian sondir pada lereng 1-1 dan dan lereng 2-2
Titik Kedalaman tanah keras Nilai rata-rata konus (qc)
No
sondir (m) (kg/cm2)
1 Sondir 1 6 250
2 Sondir 2 1.6 250
3 Sondir 3 8 183.33
4 Sondir 4 2.6 250
Sumber: Data pengujian laboratorium Mektan Undiknas 2017

Pengujian SPT pada lereng 1-1 dilakukan pada titik bor 1 dan 2 sedangkan pada lereng 2-2 dilakukan pada titik bor
3 dan 4. Sesuai hasil SPT pada bor 1 diperoleh tanah keras berada pada kedalaman 8 meter dan pada bor 2 tanah
keras berada pada kedalaman 2 meter. Sedangkan untuk bor 3 tanah keras berada pada kedalaman 8 meter dan pada
bor 4 tanah keras berada pada kedalaman 2 meter. Hasil pengujian SPT diperlihatkan pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil pengujian SPT pada lereng 1-1 dan lereng 2-2
Kedalaman Tanah Jumlah Pukulan Jenis tanah
No Titik
Keras (m) (N)
1 Bor 1 8 77 Cadas padat dan keras, berwarna coklat kehitaman
2 Bor 2 2 65 Cadas padat dan keras, berwarna coklat kehitaman
3 Bor 3 8 47 Cadas padat dan keras, berwarna coklat kehitaman
4 Bor 4 2 85 Cadas padat dan keras, berwarna coklat
Sumber: Data pengujian laboratorium Mektan Undiknas 2017

Pengujian Tanah di Laboratorium


Pengujian tanah di laboratorium dilakukan untuk mengetahui kekuatan mekanis dan kondisi fisik tanah dan hasilnya
dapat dilihat pada tabel 4.

GEO - 69
Tabel 4. Hasil pengujian tanah di laboratorium
Lokasi Berat Berat Jenis Sudut
No lereng Bor Kedalaman Kadar Air volume (γ) (Gs) geser Kohesi
(m) (%) (g/cm3) (°) (kg/cm2)
1 1 Bor 1 1 17.29 1.686 2.678 21.8 0.04
2 1 Bor 1 9 14.48 1.677 2.594 33.8 0.03
3 1 Bor 2 1 14.62 1.632 2.688 38.6 0.01
4 1 Bor 2 7.5 13.95 1.629 2.636 38.6 0.01
5 2 Bor 3 2.5 19.70 1.660 2.637 10.2 0.08
6 2 Bor 3 7 16.46 1.630 2.61 36.9 0.02
7 2 Bor 4 1 17.23 1.648 2.683 12.4 0.03
8 2 Bor 4 3 12.60 1.598 2.663 41 0
Sumber: Data pengujian laboratorium Mektan Undiknas 2017

Analisis Struktur
Analisis struktur dilakukan untuk memperoleh beban maksimum dari beban struktur. Dari analisis struktur pada
bangunan yang akan dibangun dihasilkan beban aksial maksimum pada pondasi adalah 68456.67 kg atau 684,57
kN.
Koefisien Gempa untuk Keamanan Lereng
Untuk perhitungan gempa di Indonesia digunakan batuan tipe C karena secara umum batuan di Indonesia adalah
batuan lunak dan perhitungan gempa untuk keamanan lereng ini menggunakan periode ulang 100 tahun.
Koefisien zona gempa untuk lokasi penelitian:
z = 1,3
Percepatan gempa dasar untuk periode ulang 100 tahun :
ac = 0,289g
= 0,289 × 981
= 283,509 cm/detik2
Faktor koreksi jenis batuan :
v = 1,2
Percepatan gempa terkoreksi :
ad = z × ac × v
= 1,3 × 283,509 × 1,2
= 442,274 cm/detik2
Koefisien gempa horizontal:
kh = ad/g
= 442,274/981
= 0,45
kv = 0,5 kh
= 0,5 × 0,45
= 0,225
Analisis Keamanan Lereng Dengan Software SLOPE/W
Untuk melakukan analisis keamanan lereng ini diperlukan data-data hasil penyelidikan tanah di laboratorium,
seperti pada tabel 5. Untuk lereng 1 kemiringan lereng mencapai 25° dan lereng 2 mempunyai kemiringan 33º

Tabel 5. Data-data untuk analisis keamanan lereng


No Lokasi Lapis tanah Berat volume Sudut geser Kohesi
(kg/m3) (°) (kg/m2)
1 1 1 1659 21.8 250
2 1 2 1653 33.8 200
3 1 3 1629 38.6 100
4 2 1 1654 10.2 550
5 2 2 1614 36.9 100
6 2 3 1598 41 0
Sumber: Data pengujian laboratorium Mektan Undiknas 2017

GEO - 70
Analisis 1: Keamanan Lereng Pada Kondisi Alami (Tanpa Beban Gempa dan Tanpa Perkuatan)
Dari hasil analisis untuk lereng kondisi alami tanpa mendapat beban gempa dan tanpa pemasangan pondasi tiang bor
(bore pile) dengan program SLOPE/W dihasilkan bidang longsor sedalam 10 meter dari permukaan lereng untuk
lereng1-1dan lereng 2-2. Sedangkan angka keamanan (SF) yang diperoleh untuk lereng 1-1 adalah 1,00 dan untuk
lereng 2-2 angka keamanan yang diperoleh 1.431 seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.

a. lereng 1 b. lereng 2
Gambar 4. Hasil analisis lereng tanpa beban gempa dan tanpa tiang bor (bore pile)
Analisis 2: Keamanan Lereng Tanpa Beban Gempa dan Dengan Pondasi Tiang Bor (Bore Pile)
Untuk pemasangan pondasi tiang bor (bore pile) pada lereng digunakan panjang pondasi tiang bor tunggal (single
bore pile) sampai ke lapisan tanah keras yaitu pada kedalaman 10 meter, beban yang bekerja pada pondasi tiang bor
(bore pile) adalah beban maksimum dari hasil analisis struktur yaitu 68456.67 kg. Jarak antar pondsi tiang bor
(bore pile) adalah 4 m dengan posisi tiang sesuai dengan rencana pondasi bangunan yang akan dibangun seperti
terlihat pada gambar 5.

a. lereng 1 b. lereng 2
Gambar 5. Hasil analisis lereng tanpa beban gempa dengan perkuatan pondasi tiang bor (bore pile)

Hasil analisis keamanan lereng dengan SLOPE/W dengan perkuatan pondasi tiang bor tanpa memperhitungkan
beban gempa menghasilkan angka keamanan (SF) pada lereng 1-1 sebesar 1.244 dan pada lereng 2-2 sebesar 1.681.
Analisis 3: Keamanan Lereng Dengan Beban Gempa dan Tanpa Pondasi Tiang Bor (Bore Pile)
Analisis keamanan lereng tanpa perkuatan pondasi tiang bor (bore pile) terhadap beban gempa digunakan koefisien
gempa horizontal (kh) = 0.45 dan koefisien gempa vertikal (kv) = 0.225. Hasil analisis ditampilkan pada gambar 6.

GEO - 71
a.lereng 1 b. lereng 2
Gambar 6. Hasil analisis lereng dengan beban gempa tanpa perkuatan tiang bor (bor pile)

Dari hasil analisis keamanan lereng dengan program SLOPE/W diperoleh angka keamanan (SF) pada lereng 1-1
dengan beban gempa sebesar 0.533 dan pada lereng 2-2 sebesar 0.709.
Analisis 4: Keamanan Lereng Dengan Beban Gempa dan Dengan Pondasi Tiang Bor (Bore Pile)
Pada analisis keamanan lereng dengan beban gempa dan dengan pondasi tiang bor (bore pile), pemasangan pondasi
tiang bor (bor pile) pada lereng digunakan pondasi tiang bor tunggal (single bore pile) seperti pada analisis 1 dan
koefisien gempa seperti pada analisis 3. Dari hasil analisis keamanan lereng dengan program SLOPE/W diperoleh
angka keamanan (SF) pada lereng 1-1 dengan beban gempa sebesar 0.597 dan pada lereng 2-2 sebesar 0.774 seperti
pada gambar 7.

a. lereng 1 b. lereng 2
Gambar 7. Hasil analisis lereng dengan beban gempa dan perkuatan pondasi tiang bor (bor pile)

Hasil seluruh analisis keamanan lereng dirangkum pada tabel 6 dan hubungan kombinasi analisis dan angka
keamanan (SF) diperlihatkan pada gambar 8.

Tabel 6. Rangkuman analisis keamanan lereng


Angka keamanan (SF)
No Kombinasi Analisis
Lereng 1-1 Lereng 2-2
1 Tanpa beban gempa dan tanpa bore pile 1.000 1.431
2 Tanpa beban gempa dan dengan bore pile 1.244 1.681
3 Dengan beban gempa dan tanpa bore pile 0.533 0.709
4 Dengan beban gempa dan dengan bore pile 0.597 0.774

GEO - 72
Gambar 8. Grafik hubungan kombinasi analisis dengan angka keamanan (SF)

5. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dari analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan:
1. Berdasarkan analisis dengan program SLOPE/W diperoleh kedalaman bidang longsor pada lereng 1 dan
lereng 2 adalah 10 meter dari muka lereng.
2. Untuk hasil analisis yang dilakukan yaitu analisis 1, analisis 2, analisis 3 dan analisis 4, diperoleh angka
keamanan tertinggi adalah analisis 2 yaitu analisis dengan perkuatan pondasi tiang bor (bor pile) tanpa
beban gempa dengan angka keamanan (SF) =1.244 pada lereng 1 dan angka keamanan (SF) pada lereng 2
= 1.681. Sedangkan angka keamanan terendah adalah analisis 3 yaitu analisis dengan beban gempa tanpa
perkuatan pondasi tiang bor (bore pile) dengan angka keamanan (SF) = 0.533 pada lereng 1 dan angka
keamanan (SF) = 0.709 pada lereng 2.
3. Pemasangan pondasi tiang bor (bore pile) dapat meningkatkan nilai angka keamanan. Dapat dilihat dari
hasil analisis dengan perkuatan pondasi tiang bor (bore pile) pada analisis 2 lebih besar terhadap analisis 1
yaitu analisis keamanan lereng tanpa perkuatan. Hal ini dapat juga dibandingkan antara analsis 4 dengan
analisis 3. Pada analisis 4 keamanan lereng dengan beban gempa dan dengan perkuatan pondasi tiang bor
menghasilkan angka keamanan yang lebih besar daripada pada analisis 3 yaitu analisis keamanan lereng
dengan beban gempa tanpa perkuatan pondasi tiang bor (bore pile). Kondisi ini mengurangi terjadinya
resiko longsor karena angka keamanan (SF) > 1.25.
4. Pengaruh beban gempa terhadap keamanan lereng cukup besar mengurangi angka keamanan yaitu dapat
dilihat dari perbandingan analisis 1 dan analisis 3 atau analisis 2 dan analisis 4. Walaupun telah diperkuat
dengan pondasi tiang bor (bore pile) sangat menurunkan nilai angka keamanan (SF) <1 sehingga dapat
meningkatkan peluang terjadinya longsor.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan
Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi atas bantuan hibah dosen pemula sehingga
dapat menghasilkan penelitian ini dan semoga dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Bowles, J. E., (1989). Sifat-sifat Fisik & Geoteknis Tanah, Erlangga, Jakarta, 562 hal.
Choudhury D., Nimbalkar S.S., dan Mandal J.N.(2006). “Comparison of Pseudo-Static and Pseudo-Dynamic
Methods for Seismic Earth Pressure on Retaining Wall”, J. Ind. Geophys.Union( October 2006 ),10(4),263-
271
Departemen P.U. (2004). Peta Zona Gempa Indonesia Sebagai Acuan Dasar Perencanaan dan Perancangan
Bangunan, Puslitbang Sumber Daya Air, Bandung
Dharmayasa, I. G., Redana, I. W., & Suwarsa Putra, T. G. (2014). “Analisis Keamanan Lereng Bendungan Utama
Pada Bendungan Benel di Kabupaten Jembrana”, Jurnal Spektran, 2(2), 68-77
Dharmayasa, I., & Eratodi, I. (2017). Analisis Dinding Penahan Tanah Dengan Pondasi Tiang Bor (Studi Kasus
Tower PLN No. 71 SUTT 150 KV Di Jalan Gatot Subroto Barat Denpasar). Dinamika Rekayasa, 12(2), 71-78.

GEO - 73
Google (2017). Map Data@2017 Google Indonesia. Retrieved August 25, 2017, from
https://www.google.co.id/maps/search/banjar dukuh desa kendran tegalalang gianyar bali/@-
8.4601036,115.2809802,338m/data=!3m1!1e3?hl=en
Geo-Slope International Ltd. (2016). SLOPE/W.diakses 09 Juli 2017, https://www.geo-slope.com/products/slope-w
Gunawan, R. (1991). Pengantar Teknik Fondasi. Cetakan Kelima, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Pujianto H., Purwanta Y. M., dan Surjandari N.S.(2017). “Analisis Pengaruh Beban Gempa Terhadap Stabilitas
Lereng di Desa Sendangmulyo, Tirtomoyo, Wonogiri”, Matriks Teknik Sipil, 5(1), 202-207
Redana. I W.(2010).Teknik Pondasi, Udayana University Press, Denpasar

GEO - 74

You might also like