Professional Documents
Culture Documents
Ilham Z. Salle
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Makassar, Jl. Borong Raya No. 4 Makassar
Surel: ilhamsalle@yahoo.com
http://dx.doi.org/DOI: 10.18202/jamal.2015.04.6004
28
Salle, Akuntabilitas Manuntungi: Memaknai Nilai Kalambusang pada Lembaga... 29
atas kecenderungan semakin menjauhnya sendiri sebagai realitas absolut dan tertinggi
ilmu akuntansi dari pembahasan agama dan (Bakar 1994).
theism. Modernisasi yang ditandai de ngan Dalam konteks metafora amanah
pengabaian terhadap theism oleh Lehman (Triyuwono 2006 dan 2012) secara filoso-
(2004) dianggap sebagai penyebab utama fis, akuntabilitas adalah amanah. Amanah
menjauhnya tautan antara moral dan etika merupakan sesuatu yang dipercayakan
yang bersumber dari ajaran agama dengan kepada orang lain untuk digunakan seba
praktek akuntansi sebagai alat penjelas uta- gaimana mestinya sesuai dengan keinginan
ma akuntabilitas. yang mengamanahkan. Artinya bahwa pi-
Penelitian tentang akuntabilitas pada hak yang mendapat amanah tidak memiliki
organisasi non bisnis keagamaan telah di- hak penguasaan (pemilikan) mutlak atas apa
lakukan oleh Randa et al. (2011); Siman- yang diamanahkan. Namun, memiliki kewa-
juntak dan Januarsi (2011); dan Hadi dan jiban untuk memelihara amanah tersebut
Yana (2011). Randa et al. (2011) misalnya, dengan baik dan memanfaatkannya sesuai
yang meneliti tentang akuntabilitas NGO ke- dengan yang dikehendaki oleh pemberi ama-
agamaan dalam sebuah gereja menemukan nah. Triyuwono (2012) mengatakan bahwa
bahwa akuntabilitas gereja berbeda dengan terdapat tiga bagian penting yang harus di-
akuntabilitas NGO non keagamaan. Peneli- perhatikan dalam metafora amanah, yaitu
tian tentang pengelolaan zakat juga meru- pemberi amanah, penerima amanah, dan
pakan salah satu NGO (Wahid et al. 2009, amanah itu sendiri. Pemberi amanah, dalam
Wahid dan Kader 2010, Hadi dan Yana 2011, hal ini, adalah Allah SWT, Tuhan Sang Pen-
dan Huda dan Sawarjuwono 2014) yang ter- cipta Alam Semesta, Tuhan yang mencip-
masuk dalam kriteria isu akuntabilitas. takan manusia sebagai Khalifatullah fil-Ar-
Beberapa penelitian tentang akuntabi dh (wakilNya di bumi), seperti difirmankan
litas pada organisasi non bisnis keagamaan dalam Al-Qur’an yang artinya:
di atas mencoba memahami praktik akun-
Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman
tansi dan akuntabilitas. Pada dasarnya
kepada Malaikat: “Sesungguhnya
manajemen sebatas menggunakan instru-
Aku hendak menjadikan seorang
men akuntabilitas horizontal (stakeholders
khalifah di muka bumi”. (QS. Al-
dan alam), sedangkan akuntabilitas vertikal
Baqarah [2]: 30). Dan pada surat
(Tuhan) yang menjadi premis utama (Triyu-
lain Allah berfirman bahwa:
wono 2006 dan 2012) dalam akuntabilitas
Dia-lah yang menjadikan kamu
masih belum sepenuhnya digunakan. Dalam
khalifah-khalifah di muka bumi
kajian penelitian ini, laporan keuangan ha
(QS. Al-Fathir [35]: 39).
nya terbatas sebagai media akuntabilitas.
Laporan keuangan sebenarnya merupakan Kata khalifah di atas memberikan
suatu media dalam bentuk fisik yang meng pemahaman bahwa seseorang yang telah di-
hubungkan manusia (agent, organisasi) angkat sebagai khalifah, dituntut menjalan
dengan principal (Triyuwono dan Roekhudin kan tugas yang diamanahkan kepadanya dan
2000). Artinya hubungan agent dan prin- menjalankannya sesuai dengan apa yang di-
cipal tidak terbatas pada hubungan fisik inginkan oleh Pengutusnya. Penelitian ini
saja, tetapi juga hubungan secara moral dan bertujuan menemukan makna akuntabilitas
spiritual. manuntungi pada Lembaga Amil Zakat yang
Perlu dipahami bahwa manusia makh- berbasis nilai-nilai kearifan lokal masyara-
luk yang aktif dan bertanggung jawab (Tri- kat Ammatoa.
yuwono 2012). Artinya, bahwa di satu sisi
manusia itu bebas untuk berkreasi, namun METODE
pada sisi yang lain dibatasi oleh tanggung Salah satu metode yang digunakan
jawabnya, yaitu tanggung jawab untuk sela- dalam paradigma interpretif adalah metode
lu tunduk pada nilai-nilai etika syariah. Nilai etnografi. Menurut Spradley (1997), metode
etika syariah ini terrefleksi dalam metodolo- etnografi merupakan metode yang tepat un-
gi penelitian menurut tradisi Islam. Dalam tuk memahami suatu pandangan hidup dari
tradisi Islam, dipahami bahwa realitas ke- sudut pandang penduduk asli, hubungannya
hidupan menusia sebetulnya tidak terbatas dengan kehidupan, dan untuk mendapatkan
pada realitas materi, tetapi juga mencakup padangan mengenai dunianya. Etnografi
realitas yang lebih tinggi, yaitu realitas psi- merupakan embrio dari antropologi yang
kis, spiritual, sifat Tuhan, dan Tuhan itu pada tahap pertama perkembangannya pada
30 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 1, April 2015, Hlm. 28-37
tahun 1800-an. Dalam perspektif keilmuan, di Indonesia. Triyuwono (2006) dalam pene-
etnografi merupakan suatu pendekatan litiannya menggunakan metode penelitian
dalam metode penelitian yang bertujuan un- extended symbolic interaction dengan mema-
tuk meneliti suatu objek yang berhubungan sukkan unsur-unsur kearifan lokal. Sedang-
dengan kebudayaan suatu komunitas atau kan Ludigdo dan Kamayanti (2012) melaku-
masyarakat sosial dengan cara mendeskrip- kan kajian etika akuntan berbasis Pancasila
sikan cara mereka berpikir, hidup, ber- dengan menempatkan Pancasila yang sarat
perilaku, dan semacamnya se bagaimana dengan pokok-pokok etika kehidupan ber-
adanya (Muhajir 2007). Senada dengan negara dan bermasyarakat sebagai pembe-
pendapat Muhajir, Spradley (1997) me- bas etika akuntan Indonesia dari hegemoni
nyatakan bahwa etnografi merupakan akti- nilai-nilai barat yang diwujudkan dalam
fitas mendeskripsikan suatu kebudayaan di standar-standar Internasional.
mana tujuan utamanya adalah memahami Menurut perkembangannya, ada tiga
suatu pandangan hidup dari sudut pandang tahap penelitian etnografi (Spradley 1997)
penduduk asli. yaitu etnografi awal, etnografi modern, dan
Penelitian etnografi digunakan dalam etnografi baru/antropologi kognitif/ethnosci-
mengeksplorasi dan mendeskripsikan ke- ence. Etnografi awal, dimulai pada masa awal
hidupan akuntansi di tengah-tengah inter- perkembangannya yaitu sebelum abad ke-
aksi sosial kemasyarakatan. Penelitian etno- 19 di mana teknik etnografi yang dilakukan
grafi bukan sekedar mengamati tingkah laku bertujuan untuk mendapat gambaran masa
manusia, tetapi juga memaknai tingkah laku lalu suatu masyarakat. Etnografi modern,
tersebut yang dapat dibingkai dalam ke- muncul pada tahun 1915-1925 yang dipelo-
hidupan keilmuan akuntansi (Sukoharsono pori oleh dua ahli antropologi sosial Inggris,
2009). yaitu A.R. Radcliffe-Brown dan Broni slaw
Pemaknaan konsep akuntabilitas dalam Malinowski. Ciri penting yang membedakan-
penelitian ini menekankan pada kearifan lo- nya dengan etnografi awal adalah pada et-
kal, yaitu pemaknaan atas dasar nilai-nilai nografi modern tidak hanya melihat sejarah
spiritual/budaya yang terdapat pada Ka- kebudayaan suatu kelompok masyarakat
wasan Adat Ammatoa Kajang. Metode pene- sja, akan tetapi juga tentang way of life ma-
litian dengan menggunakan keafiran lokal syarakat tersebut. Sedangkan etnografi baru
juga didukung oleh pendapat beberapa ahli. memusatkan usahanya untuk menemukan
Budiman (1984) mengatakan bahwa perlu- bagaimana masyarakat mengorganisasi-
nya menggali unsur-unsur pemikiran filsafat kan budaya mereka dalam pikiran mereka
ilmu sosial dan metode penelitian yang di- dan menggunakan budaya tersebut dalam
lahirkan dari ideologi/kearifan lokal bangsa kehidupan.
Indonesia karena paham filsafat ilmu sosial Berdasarkan eksplanasi di atas, maka
yang mayoritas berasal dari Barat belum penelitian ini menggunakan metode etno-
tentu sesuai dengan keadaan masyarakat grafi baru Spradley. Lokasi penelitian yang
Salle, Akuntabilitas Manuntungi: Memaknai Nilai Kalambusang pada Lembaga... 31
rang ini, tercermin dari kebiasaan-kebiasaan hingga menjadi tradisi di kawasan adat Am-
mereka. matoa hingga saat ini.
Dalam kawasan adat, pakaian men- Masyarakat luar yang mengenal ma-
jadi ciri khas tersendiri. Masyarakatnya syarakat Ammatoa, cenderung mengang-
memakai pakaian serba hitam dan tidak gap mereka sebagai sebuah fenomena sosial
memakai pengalas kaki serta bagi laki-laki yang misterius, konservatif, dan mistis (Hij-
yang sudah berkeluarga atau sudah me- jang 2005).Hal ini didasarkan pada kenyata-
miliki ciri seorang pemimpin, maka sudah an dalam perilaku yang eksklusif dan sikap
pantas memakai passapu’ (pengikat kepala, menutup diri terhadap hal-hal yang berbau
mahkota) seperti yang terlihat pada Gam- modern.
bar 1. Inilah salah satu tradisi yang tetap Mata pencaharian masyarakat Ka-
terpelihara secara turun temurun. Hitam wasan Adat Ammatoa Suku Kajang adalah
merupakan sebuah warna adat yang kental mayoritas petani, berladang, beternak dan
akan kesakralan dan bila kita memasuki ka- berdagang. Hasil-hasil panennya dibawa ke-
wasan tersebut, pakaian kita harus berwar- luar, diperdagangkan di pasar-pasar tradi
na hitam. Warna hitam mempunyai makna sional. Seiring dengan berjalannya waktu
bagi mayarakat adat yaitu sebagai simbol dan berkembangnya zaman, sudah ada ma-
syarakatnya yang jadi pegawai dan bahkan
kesederhanaan dan kesamaan dalam ben-
ada yang terjun di pemerintahan. Namun
tuk wujud lahir serta peringatan akan ada
mereka masih tetap menjunjung tinggi adat
nya kematian atau sisi gelap. Warna hitam
tradisi nenek moyangnya.
menunjukkan kekuatan, kesamaan derajat
Mata pencaharian tambahan ma-
bagi setiap orang di depan sang Pencipta.
syarakat Ammatoa, terutama setelah sele-
Sejak dahulu hingga sekarang, mereka tetap
sai bekerja di sawah adalah membuat gula
hidup dan bertahan dengan cara hidup yang merah (gula aren) yang terbuat dari air nira.
tradisional dan kamase-masea (bersahaja) Pekerjaan menjadi buruh bangunan (biasa
(Usop 1978; Salle 1999; dan Hijjang 2005). nya dilakukan di luar kawasan adat karena
Mereka meyakini bahwa, hidup dengan cara tidak ada rumah batu, semuanya terbuat
seperti ini yang pernah dilakukan dan dipe- dari kayu/bambu). Sedangkan yang berda-
sankan oleh boheta (leluhur) mereka untuk gang di pasar-pasar tradisional (pasar kecil)
dilaksanakan oleh generasi penerusnya, se- kebanyakan dilakukan oleh kaum wanita.
Salle, Akuntabilitas Manuntungi: Memaknai Nilai Kalambusang pada Lembaga... 33
toa yang tercermin dari sikap dan perilaku tas berikutnya adalah jujur dalam proses
hidupnya yang jujur, tegas, sabar, dan akuntabilitas. Seperti apa yang disampaikan
tawakkal dalam menjalani hidup yang ka- oleh Puang Masong:
mase-masea (bersahaja/sederhana), seperti
Dalam penerimaan zakat dan pe-
yang disampaikan oleh Puto Palasa dalam nyalurannya, saya menulisnya
pasang, bahwa: dikertas pak... (sambil memper-
Patuntung manuntungi, manun- lihatkan beberapa lembar ker-
tungi kalambusanna na kamase- tas yang berisikan nama-nama
maseanna, lambusu’, gattang, pembayar zakat). Tapi yang pal-
sa’bara’ nappiso’na. ing penting itu pak...bagaimana
caranya zakat itu bisa diterima
Artinya: Manusia yang telah sama orang yang berhak meneri-
menghayati dan melaksanakan manya. Tidak sambarang (asal) di-
apa yang dituntutnya di kawasan berikan sama orang miskin, yang
adat, yakni yang menuntut keju- penting itu pak... adaki namanya
jurannya dan kebersahajaannya, di daftar. Yang penting lagi untuk
jujur, tegas, sabar, dan tawakkal. masyarakat itu pak...zakatnya
diterima dengan baik (dido’akan).
Kalambusang (kejujuran) merupakan
Senada dengan penyampaian Puang
nilai yang utama dalam mencapai derajat
Masong, pak Sannongi menjelaskan bahwa:
manuntungi, (Hijjang 2005:258) sifat ju-
jur (lambusu’) sangat dituntut pada setiap Kita itu pak...yang penting,
pimpinan pemerintahan, ketegasan (gattang) itu zakatka yang kita bayar-
pada setiap pemangku adat, kesabaran (sab- kan dido’akan sama pung imang
bara’) pada setiap penghulu agama, dan ke (pak Imam Dusun) dan sampaiji,
tawakkalan (nappiso’na) pada seorang tabib. diterimaji sama Pung Allataala (Al-
Keempat nilai tersebut kemudian melemba- lah SWT).
ga dan disebut appa’ pa’gentunna tanaya na Apa yang disampaikan oleh Puang Ma-
pattungkulu’na langi’ (empat penggantung song dan pak Sannongi, memberikan pema-
bumi dan empat penopang langit). Jumarlin haman, bahwa ada hal penting dalam proses
seorang tokoh agama di Desa Tana Toa Ka- akuntabilitas, yaitu menyampaikan zakat
jang menjelaskan bahwa: yang diamanahkan oleh muzakki (pembayar
zakat) kepada mustahiq (penerima zakat)
Seorang imam dusun ato (atau)
yang terdapat dalam 8 golongan penerima
imam desa, dia itu harus betul-
zakat.
betul siap memikul tanggung
Al-Mishri (2008) dan Alimuddin (2011)
jawab yang diberikan sama dia,
menjelaskan bahwa ada tiga nilai keju-
kasara’na mesti na lambusi nia’na
juran yang dapat diterapkan agar bisa ber-
ilalang atinna.
hasil dalam menjalankan amanah, yaitu
kejujuran berniat, kejujuran lahiriah, serta
Artinya: Secara garis besarnya dia
kejujuran batiniah. Makna kejujuran lahir
harus jujur berniat dalam hati).
i
ah menurut al-Mishri adalah setiap orang
Nasaba’ punna sala-salangi ba
harus menjaga perkataannya kecuali de
tena anjama, ia tonji anggappai ngan jujur dan benar. Alimuddin (2011) juga
sarenna... (sambil menunjuk ke mengemukakan bahwa kejujuran lahiriah
atas) (karena kalau tidak melak- merupakan jenis kejujuran yang paling po
sanakan dengan baik, maka dia puler dan paling jelas. Menurut pandangan
sendiri yang akan menanggung Fuller (1994), kejujuran bathiniah adalah
akibatnya). kejujuran antara perbuatan dengan bathin
Penjelasan Jumarlin dapat dipahami sehingga terjalinnya kesatuan antara kem-
bahwa, seseorang yang diberi amanah harus auan hati (perencanaan) dengan perbuatan.
jujur dalam berniat, bukan memaksakan ke- Sumber kejujuran yang paling pertama di-
hendak untuk menerima suatu amanah yang rasakan oleh lawan bicara adalah kejujuran
sebenarnya tidak disanggupi. Kejujuran (ka- dalam bertutur kata dan ini pulalah yang
lambusang) dalam berniat ini merupakan dapat dibuktikan secara lahiriah dengan
tahap awal dalam akuntabilitas. Kejujuran tingkah laku atau pemenuhan atas janji
yang dibutuhkan dalam tahap akuntabili- yang terungkap.Dijelaskan pula, bahwa Ses-
36 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 1, April 2015, Hlm. 28-37