Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Gambar 3.Luka lecet tekan pada sisi depan jari kaki kiri.
Ciri luka lecet :
1. Sebagian/seluruh epitel hilang
2. Permukaan tertutup exudasi yang akan mengering (krusta)
3. Timbul reaksi radang (Sel PMN)
4. Biasanya pada penyembuhan tidak meninggalkan jaringan parut
Gambar 5. Seperti biasanya pada lecet peri-postmortem, tampak warna kuning-coklat dan
tekstur agak seperti perkamen. Tidak ada bukti adanya reaksi vital. Pada otopsi, abrasi sama
telah kering, berwarna merah-coklat.
2.6 Definisi Luka memar
Memar adalah suatu perdarahan dalam jaringan bawah kulit akibat pecahnya
kapiler dan vena. Merupakan salah satu bentuk luka yang ditandai oleh kerusakan
jaringan tanpa disertai discontinuitas permukaan kulit.
Pada saat timbul memar berwarna merah, kemudian berubah menjadi ungu atau
hitam setelah 4-5 hari akan berwarna hijau yang kemudian akan menjadi kuning dalam
7-10 hari, dan akhirnya menghilang dalam 14-15 hari. Perubahan warna tersebut
berlangsung mulai dari tepi.
Pada orang yang menderita penyakit defisiensi atau menderita kelainan darah,
kerusakan yang terjadi akan lebih besar dibanding orang normal. Oleh sebab itu, besar
kecilnya memar tidak dapat dijadikan ukuran untuk menentukan besar kecilnya benda
penyebabnya atau keras tidaknya pukulan.
Dilihat sepintas luka memar terlihat seperti lebam mayat, tetapi jika diperiksa
dengan seksama akan dapat dilihat perbedaannya:
Gambar 6. (A) Pembuluh darah yang normal. (B) Manifestasi utama pada radang akut
adalah vasodilatasi pembuluh darah yang menyebabkan eritema dan hangat, ekstravasasi
cairan plasma dan protein yang menyebabkan edema,migrasi dan akumulasi leukosit di
tempat jejas.
Pada jejas yang ringan, pada tahap awal terjadi pertambahan volume aliran darah
(hiperemia) yang akan disusul oleh perlambatan aliran darah (stasis), perubahan tekanan
intravaskular dan perubahan pada orientasi unsur-unsur berbentuk darah terhadap dinding
pembuluhnya. Mikrovaskular menjadi lebih permeabel, mengakibatkan masuknya cairan
kaya protein ke jaringan ekstravaskular. Hal ini menyebabkan sel darah merah menjadi
lebih terkonsentrasi dengan baik sehingga meningkatkan viskositas darah dan
memperlambat sirkulasi. Secara mikroskopik perubahan ini digambarkan oleh dilatasi
pada sejumlah pembuluh darah kecil yang berisikan banyak eritrosit.
Perubahan pembuluh darah dilihat dari segi waktu, sedikit banyak tergantung dari
parahnya jejas. Dilatasi arteriol timbul dalam beberapa menit setelah jejas. Perlambatan
dan bendungan tampak setelah 10-30 menit.23
Peningkatan permeabilitas vaskuler disertai keluarnya protein plasma dan sel-sel
darah putih ke dalam jaringan disebut eksudasi dan merupakan gambaran utama reaksi
radang akut. Sedangkan cairan ekstravaskular yang memiliki konsentrasi protein yang
tinggi dan mengandung debris seluler disebut eksudat. Keberadaan eksudat menandakan
peningkatan permeabilitas normal dari pembuluh darah pada daerah luka yang kemudian
dilanjutkan dengan inflamasi. Selain eksudat, juga ada yang disebut transudat yaitu cairan
ekstravaskular dengan konsentrasi protein yang rendah dan sedikit atau tidak
mengandung material seluler. Transudat ini adalah filtrat dari plasma darah sebagai hasil
dari osmosis melalui dinding pembuluh darah tanpa peningkatan permeabilitas vaskular.
Edema dapat menandakan berlebihnya cairan pada jaringan interstisial atau rongga
serosa. Hal ini dapat disebabkan oleh baik eksudat maupun transudat. Pus atau eksudat
inflamasi yang kaya akan leukosit, debris sel yang mati, dan mikroba pada kebanyakan
kasus.
Gambar 7. Transudat dan eksudat (a) Tekanan hidrostatik normal (b) Transudat
terbentuk akibat peningkatan tekanan hidrostatik dan penurunan tekanan osmotik
Pada ujung arteriol kapiler, tekanan hidrostatik yang tinggi mendesak cairan keluar
ke dalam ruang jaringan interstisial dengan cara ultrafiltrasi (Gambar 2). Hal ini dapat
meningkatkan konsentrasi protein plasma dan menyebabkan tekanan osmotik koloid
bertambah besar, dengan menarik kembali cairan pada pangkal kapiler venula. Pertukaran
normal tersebut akan menyisakan sedikit cairan dalam jaringan interstisial yang mengalir
dari ruang jaringan melalui saluran limfatik. Umumnya, dinding kapiler dapat dilalui air,
garam, dan larutan sampai berat jenis 10.000 dalton .
Dalam beberapa jam memar akan berubah menjadi warna biru atau ungu tua setelah
cedera. Perubahan warna ini disebabkan oleh kerusakan hemoglobin yang ditemukan
dalam darah, karena rusaknya komponen darah ini menyebabkan perubahan warna yang
berbeda-beda pada luka memar. Dibawah ini dapat menunjukkan perubahan warna luka
memar berdasarkan urutan waktu. Memar berwarna kuning mulai dapat terlihat setelah 38
jam setelah cedera. Selain itu, memar dengan warna merah biru hampir ada di seluruh
gambar.
Gambar 12. Memar terjadi 15 jam setelah cedera (15/10/98 pukul 09:30)
Gambar 13. Memar terjadi 20 jam setelah cedera (15/10/98 pukul 15:00)
Gambar 14. Memar terjadi 38 jam setelah cedera (16/10/98 pukul 09:15)
Gambar 15. Memar terjadi 73 jam setelah cedera (17/10/98 pukul 20:00)
Gambar 16. Memar terjadi 87 jam setelah cedera (18/10/98 pukul 10:45)
Gambar 17. Memar terjadi 92 jam atau 3 hari setelah cedera (18/10/98 pukul 03:45)
Gambar 18. Memar terjadi 111 jam atau 4 hari setelah cedera (19/10/98 pukul 11:00)28
Gambar 19. Memar terjadi 137 jam atau 5 hari setelah cedera (20/10/98 pukul 01:15)
Gambar 20. Memar terjadi 6 hari setelah cedera (21/10/98 pukul 11:00)
Gambar 21. Memar terjadi 7 hari setelah cedera (22/10/98 pukul 16:00)
Gambar 22. Memar terjadi 8 hari setelah cedera (23/10/98 pukul 09:00)
Gambar 23. Setelah 12 hari memar di mata kanan hilang. Pada mata kiri masih terlihat
sedikit memar berwarna kuning (27/10/98 pukul 05:00)
Meskipun sering bersamaan dengan abrasi dan laserasi, memar murni terjadi karena
kebocoran pada pembuluh darah dengan epidermis yang utuh oleh karena proses mekanis.
Ekstravasasi darah dengan diameter lebih dari beberapa millimeter disebut memar atau
kontusio, ukuran yang lebih kecil disebut ekimosis dan yang terkecil seukuran ujung
peniti disebut ptekie. Baik ekimosis dan petekie biasanya terjadi bukan karena sebab
trauma mekanis. Kontusio disebabkan oleh kerusakan vena, venule, arteri kecil.
Perdarahan kapiler hanya dapat dilihat melalui mikroskop, bahkan ptekie berasal dari
pembuluh darah yang lebih besar dari kapiler. Kata memar mengacu pada lesi yang dapat
dilihat pada kulit atau yang terjadi pada subkutanea, sementara kontusio dapat terjadi
pada bagian tubuh mana saja seperti limpa, mesenterium atau otot.