Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan secara bio-psiko-sosial dan
spiritual dengan tetap harus memperhatikan pasien dengan kebutuhan khusus dengan
melakukan penilaian secara individual serta harus dapat mewakili semua populasi yang ada
diantaranya pada pasien anak-anak, dewasa muda, lanjut usia yang lemah, pasien dengan
nyeri yang kronis dan intens, wanita dalam proses melahirkan, wanita dalam proses
terminasi kehamilan, pasien dengan kelainan emosional atau gangguan jiwa, pasien diduga
ketergantungan obat atau alkohol, korban kekerasan atau terlantar, pasien dengan infeksi
atau penyakit menular. Pada semua kasus ini pasien dan keluarga sangat ketergantuangan
bantuan pada pemberi pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit.
Pelayanan kesehatan dengan kelompok khusus ini memerlukan penangan yang tepat
dan efektif dalam mengurangi risiko, serta perlu pendokumentasian pelayanan secara tim
untuk bekerja dan berkomunikasi secara efektif.
Dengan panduan ini maka diharapkan dapat membantu meningkatkan mutu pelayanan
diseluruh aspek rumah sakit sampai pada tingkat manajemen dan dapat mengurangi
kesalahan dalam meningkatkan kepuasan bagi pasien dan keluarga yang mendapatkan
pelayanan.
2. TUJUAN
Rumah sakit dapat melakukan assesmen atau penilaian awal pada pasien dengan tipe-tipe
tertentu, tanpa bermaksud untuk menemukan kasus secara proaktif.
3. PENGERTIAN
a. Asesmen tambahan / khusus adalah
b. Pasien adalah seorang individu yang mencari perawatan medis
c. Anak-anak adalah
d. Dewasa muda adalah seorang individu yang masih produktif
e. Lanjut usia yang lemah
1
f. Sakit terminal
g. Pasien dengan rasa nyeri yang kronis dan intens adalah suatu kondisi dimana pasien
merasakan sakit yang hebat secara terus menerus.
h. Wanita dalam proses melahirkan
i. Wanita dalam proses terminasi kehamilan
j. Pasien dengan kealinan emosional atau gangguan jiwa
k. Pasien diduga ketergantungan obat atau alkohol
l. Korban kekerasan atau terlantar
m. Pasien dengan infeksi atau penyakit menular adalah pasien memiliki penyakit infeksi
yang bisa menularkan pada orang lain.
Pelayanan pasien resiko kekerasan adalah pelayanan terhadap pasien yang dalam keadaan
bahaya atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat kekerasan yang sedang berlangsung
atau kekerasan yang akan datang.
2
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Lingkup Area
1. Pelaksana panduan ini adalah tenaga kesehatan terdiri dari :
a. Staf Perawat
b. Staf Bidan
c. Staf Non Keperawatan
d. Staf kebersihan
2. Instalasi yang terlibat dalam pelaksanaan Panduan Manajemen Linnen dan Loundry
adalah :
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Instalasi Rawat Jalan
c. Instalasi Intensive Care Unit
d. Instalasi Bedah Sentral
e. Instalasi Rehabilitasi Medik
f. Instalasi Radiologi
g. Instalasi laboratorium
h. Instalasi Fisioterapi
i. Instalasi Rawat Inap terdiri dari :
1. Ruang Perawatan CHR 1 & II ( Flamboyan )
2. Ruang Perawatan CHR III
3. Ruang Perawatan Anggrek ( Anak)
4. Ruang perawatan Perinatologi
5. Ruang perawatan Neurologi
6. Ruang Perawatan Kebidanan dan Penyakit Kandungan (Mawar)
7. Ruang Perawatan Interna I & II (Melati)
8. Ruang Perawatan Bangsal Interna III
f. Instalasi Penunjang lainya
3
1. Seluruh Staf Rumah Sakit wajib memahami tentang Panduan Manajemen Linnen dan
Loundry
2. Perawat Yang Bertugas (Perawat Penanggung jawab Pasien) Bertanggung jawab
melakukan Panduan Manajemen Linnen dan Loundry
3. Kepala Instalasi / Kepala Ruangan
a. Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami Panduan Manajemen Linnen dan
Loundry
b. Terlibat dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Panduan Manajemen Linnen
dan Loundry
4. Manajer
a. Memantau dan memastikan Panduan Manajemen Linnen dan Loundry dikelola
dengan baik oleh Kepala Instalasi
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan Panduan Panduan Manajemen Linnen dan
Loundry
4
BAB III
TATA LAKSANA
5
7. Pelaporan dan kegiatan dan stok opname.
6
e. Petugas Umum dan Administrasi membawa SPB ke bagian Gudang dan pengadaan
untuk disampaikan permintaannya.
f. Pengajuan dilaksanakan berdasarkan rencana anggaran belanja rumah sakit dan
sewaktu-waktu bila kondisi mendesak.
7
Petugas linen menyerahkan linen dan tanda tangan pada kolom atau buku serah
terima linen yang baru ( formulir penerimaan barang ).
8
Petugas ruangan membuat berita acara pemusnahan linen yang tidak layak pakai yang
ditandatangani Karu dan Kasi untuk diserahkan kepada bagian linen ( Ka.Rumah
Tangga ).
Petugas ruangan membawa linen yang tidak layak pakai / yang akan dimusnahkan ke
bagian linen.
Petugas linen mengarsip berita acara dari ruangan dan menerima linen yang tidak
layak pakai / akan dimusnahkan.
Petugas linen memusnahkan linen tidak layak pakai sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
9
6. Petugas ruangan mencuci tangan setelah memegang linen kotor infeksius dengan
sabun antiseptik dan air mengalir
7. Linen kotor infeksius dilakukan desinfeksi di ruang laundry oleh petugas laundry
dengan memakai clorin 0,5 % dengan direndam air selama 15 menit.
Yang harus diperhatikan :
Jangan mencampur linen kotor infeksius dengan linen kotor non infeksius.
Beri tanda dengan kresek kuning dan label warna kuning.
d. Penatalaksanaan linen kotor non infeksius di ruang perawatan
1. Petugas ruangan mencuci tangan sebelum memegang linen kotor non infeksius
dengan sabun antiseptik dan air mengalir
2. Petugas ruangan memakai APD ( Topi, masker, skort, dan sarung tangan )
3. Petugas ruangan membawa tempat linen kotor / troley linen kotor tertutup ke ruang
pasien
4. Petugas ruangan memasukkan linen kotor ke dalam troley dan membawanya ke spoel
hoek.
5. Petugas ruangan memisahkan linen kotor yang infeksius dan non infeksius, serta
linen bernoda.
6. Petugas ruangan membawa linen kotor non infeksius ke ruang laundry dengan
melewati jalur yang sudah ditentukan dengan memakai troley linen kotor tertutup dan
membawa label warna hijau.
7. Petugas rugas ruangan mencuci tangan setelah memegang linen kotor non infeksius
dengan sabun antiseptik dan air mengalir.
e. Penatalaksanaan Transportasi linen kotor
1. Petugas ruangan mencuci tangan sebelum membawa troley.
2. Petugas ruangan memakai APD ( masker, dan sarung tangan ).
3. Petugas ruangan membawa tempat linen kotor / troley linen kotor tertutup ke ruang
laundry.
4. Petugas ruangan memisahkan linen kotor infeksius dan non infeksius di ruang
laundry
5. Petugas ruangan melaksankan serah terima dengan petugas laundry dengan mencatat
di buku ekpedisi.
6. Petugas ruangan mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan air mengalir setelah
membawa linen kotor.
f. Penatalaksanaan Penerimaan linen kotor
10
1. Unit Pelayanan
Petugas ruangan mencuci tangan sebelum memeganng linen kotor dengan sabun
antiseptik dan air mengalir.
Petugas ruangan memakai APD atau Alat pelindung diri ( masker, skort, Sarung
tangan )
Petugas laundry memisahkan linen kotor infeksius dan linen non infeksius
Petugas ruangan bersama petugas laundry menimbang linen kotor infeksius dan
linen kotor non infeksius serta mencatat di buku ekpedisi dan melakukan serah
terima dengan petugas ruangan.
2. Urusan linen
Petugas laundry memisahkan dan menghitung linen infeksius dan non infeksius
sesuai dengan warna dan jenis masing-masing linen di ruang linen kotor yaitu :
linen putih, linen berwarna, linen jenis baju dll.
Petugs laundry mengecek ulang jumlah dan jenis linen sebelum dilakukan proses
selanjutnya.
Petugas laundry dan petugas ruangan melakuakn serah terima dengan menuliskan
nama dan tanda tangan petugas pada kolom yang disediakan.
CATATAN :
Penerimaan linen kotor antara pukul 06.00 – 07.30
Selanjutnya antara 10-00 – 16.00
g. Penatalaksanaan Pengelolaan Linen kotor infeksius di ruang Laundry
Petugas laundry mencuci tangan sebelum memegang linen kotor dengan sabun
antiseptik dan air mengalir.
Petugas laundry memakai APD atau Alat Pelindung Diri ( topi, masker, skort, sarung
tangan rumah tangga, sepatu boot )
Petugas laundry menumpulkan semua linen infeksius dalam ember / timba tertutup
dan kedap air.
Petugas laundry menimbang linen sesuai dengan kapasitas mesin cuci :
1. Mesin cuci AGA 1 : 22 kg ( loading 15 kg )
2. Mesin cuci AGA 2 : 22 kg ( loading 15 kg )
3. Mesin cuci PRIMUS : 20 kg ( loading 14 kg )
Petugas laundry memasukkan linen kotor infeksisus ke mesin cuci sesuai
dengan kapasitas mesin cuci dan berikan bahan kimia Super B 50 gram.
11
Petugas laundry memasukkan linen kotor non infeksius ke dalam mesin cuci
secara terpisah.
Petugas laundry mengeluarkan linen infeksius dari mesin cuci.
Petugas laundry memasukkan linen sesuai dengan jenis dan berat ke mesin
pengering dengan ketentuan waktu yang telah disediakan yaitu :
o Mesin Pengering Speed Queen : 15 kg ( loading 10 kg )
o Mesin Pengering Nayati : 22 kg ( loading 15 kg )
o Jenis katun : 30 menit
o Jenis woll : 15 menit
o Jenis handuk : 10 menit
Petugas laundry mengeluarkan linen yang sudah kering dari mesin pengering.
Petugas laundry memisahkan linen kering sesuai dengan jenis, bentuk, dan
fungsinya.
Petugas laundry meletakkan linen yang sudah kering ke ruang linen bersih.
Petugas linen menyetrika linen yang sudah dikeringkan dan menatanya di rak
linen bersih sesuai dengan jenis dan ruang masing-masing unit.
h. Penatalaksanaan Pencucian Linen kotor Non Infeksisus
1. Petugas ruangan mencuci tangan sebelum memegang linen kotor.
2. Petugas ruangan memakai APD atau Alat Pelindung Diri ( topi, masker, skort, sarung
tangan rumah tangga, sepatu boot )
3. Petugas laundry menimbang linen sesuai dengan kapasitas mesin laundry :
Mesin cuci AGA 1 : 22 kg ( loading 15 kg )
Mesin cuci AGA 2 : 22 kg ( loading 15 kg )
Mesin cuci PRIMUS : 20 kg ( loading 14 kg )
4. Petugas laundry memasukkan linen kotor ke mesin cuci sesuaim dengan kapasitas
mesin cuci.
5. Petugas laundry memberikan bahan kimia detergen 100 ecobrite ke dalam mesin cuci.
6. Petugas laundry memutar program mesin cuci selama 30 menit.
7. Petugas laundry mengeluarkan linen yang sudah dicuci dari mesin sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
8. Petugas laundry mengeringkan linen dengan mesin pengering atau dengan sinar
matahari.
12
1. Petugas laundry memasukkan linen yang akan dicuci ke dalam mesin cuci
2. Petugas laundry memasukkan bahan kimia sesuai dengan kebutuhan dan program
pada mesin cuci.’
3. Naikkan handle switch
4. Putar switch program sesuai dengan ketentuan
5. Tekan tombol ON
6. Putar switch timer pencuci
7. Petugas laundry mengecek bila selesai tekan tombol OFF pada mesin cuci.
8. Petugas laundry membuka pintu mesin cuci dan mengekuarkan linen yang sudah
dicuci.
9. Matikan handle switch / turunkan handle swith ke arah bawah.
j. Penatalaksanaan Pengeringan Linen Bersih
1. Petugas laundry mencuci tangan sebelum memegang linen bersih
2. Petugas laundry memakai APD atau Alat Pelindung Diri ( Topi, masker, skort, sarung
tangan dan sepatu boot )
3. Petugas laundry memisahkan linen yang akan dikeringkan secara manual ( dibawah
sinar matahari ) dan linen yang akan dikeringkan dengan mesin pengering.
4. Petugas laundry memasukkan linen sesuai dengan jenis dan berat ke mesin pengering
dengan ketentuan waktu yang telah disediakan yaitu :
Mesin Pengering Speed Queen : 15 kg ( loading 10 kg )
Mesin Pengering Nayati : 22 kg ( loading 15 kg )
Jenis katun : 30 menit
Jenis woll : 15 menit
Jenis handuk : 10 menit
5. Petugas laundry mengeluarkan linen yang sudah kering dari mesin pengering.
6. Petugas laundry memisahkan linen kering sesuai dengan jenis, bentuk, dan fungsinya.
7. Petugas laundry meletakkan linen yang sudah kering ke ruang linen bersih.
k. Penatalaksanaan Menyetrika linen bersih
1. Petugas linen mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan air mengalir.
2. Petugas linen memilah linen bersih sesuai dengan jenis bentuk dan fungsinya.
3. Semua linen disetrika dengan mesin roll kecuali linen yang berkancing secara
manual.
4. Petugas linen memeriksa linen bila sobek atau terkena noda lakukan perbaikan atau
spoting.
13
5. Petugas linen melipat linen dengan identitas diletakkan diatas.
6. Petugas linen mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan air mengalir.
7. Simpan linen yang sudah dilipat di almari atau rak linen bersih sesuai dengan unit
masing-masing
l. Penatalaksanaan Pendistribusian Linen Bersih
1. Petugas linen dan petugas ruangan mencuci tangan sebelum memegang linen bersih
2. Petugas ruangan melakukan serah terima dengan petugas laundry melalui counter
pengambilan linen bersih.
3. Petugas linen mengecek jenis, jumlah, dan asal ruangan sebelum didistribusikan.
4. Petugas laundry mengambilkan linen bersih yang ada di lemari linen bersih sesuai
dengan daftar cucian.
5. Petugas ruangan melakukan cek ulang terhadap linen sesuai dengan jumlah, dan jenis
linen yang dikirim ke laundry ( sesuai daftar cucian pagi )
6. Kedua petugas melakukan serah terima dan menandatangani buku ekpedisi
7. Petugas ruangan membawa linen bersih dengan troley linen bersih dan tertutup ke
ruangan.
CATATAN : Pendistribusian linen bersih antara jam 13.00 -16.00
m. Penatalaksanaan Transportasi Linen Bersih
1. Petugas ruangan membawa linen bersih ke ruang linen untuk mengambil linen bersih
dengan memakai troley linen bersih dan tertutup.
2. Petugas ruangan setelah mengambil linen bersih membawa kembali ke unitnya
masing-masing.
3. Petugas ruangan menyimpan linen bersih dalam almari penyimpanan linen bersih
dengan sistim FIFO ( linen yang disimpan lebih dahulu dipakai lebih dahulu ).
n. Penatalaksanaan Penggunaan Linen Bersih di unit Pelayanan
1. Petugas ruangan mencuci tangan dengan sebelum memegang linen bersih
2. Petugas ruangan memakai APD ( masker, sarung tangan )
3. Petugas mengambil linen dari lipatan yang paling bawah ( yang disimpan dahulu
digunakan lebih dahulu = FIFO )
4. Letakkan linen bersih pada permukaan yang bersih
5. Petugas ruangan menggunakan linen sesuai dengan kebutuhan.
6. Petugas linen menjaga linen bersih agar tidak jatuh ke lanyai.
7. Petugas linen memasukkan linen kotor pada tempat yang sudah disediakan ( troley
linen kotor )
14
8. Petugas unit melepas APD ( masker, sarung tangan )
9. Petugas ruangan mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan air mengalir.
15
r. Penatalaksanaan Cara memakai Mesin Setrika atau FLATWORK IRONER
Cara menghidupkan mesin setrika :
1. Naikkan handle switch
2. Putar switch temperatur suhu sesuai dengan ketentuan
3. Tekan tombol ON
4. Tekan limit switch belakang
5. Masukkan linen dan tekan limit switch depan
6. Bila perlu linen diulangi sampai licin
7. Ambil linen dan lipat sesuai dengan standar pelipatan linen.
16
BAB IV
DOKUMENTASI
17
BAB V
PENUTUP
Panduan ini disusun untuk menjadi acuan pelaksanaan manajemen linen dan loundry di Blud
Rumah Sakit Kota BauBau, dan tetap terbuka untuk dievaluasi dan disempurnakan dari waktu ke
waktu.
Ditetapkan di : Baubau
Pada tanggal : 6 Juni 2016
Direktur BLUD RSUD Kota Baubau
18
19