Professional Documents
Culture Documents
A. Pengertian
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan dan pendirian
yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsp diri
berkembang secara bertahap dimulai dari bayi dapat mengenali dan membedakan
orang lain ( Suliswati, dkk, 2005 ).
Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan
yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi
hubungannya dengan orang lain. Konsep diri tidak berbentuk waktu lahir tetapi
dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri dengan orang
terdekat dan dengan realitas kehidupan ( Stuart, 2006 ).
Gangguan harga diri atau harga diri rendah adalah perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri dan merasa gagal mencapai keinginan (
Sujono dan Teguh, 2009 ).
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan (Townsend, 1998).
Gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri
dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung (Schult
& Videbeck, 1998).
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya, percaya diri dan harga diri, merasa gagal
mencapai keinginan (Budi Ana Keliat, 1999).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah
adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa
kesesuaian antara perilaku dengan ideal diri berupa perasaan negatif terhadap
kemampuan diri.
Keterangan:
1. Aktualisasi diri : Pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang pengalaman nyata sukses dan diterima.
2. Konsep diri : Apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri.
Harga diri rendah adalah menolak sesuatu yang berharga dan tidak dapat
bertanggung jawab atas kehidupan sendiri akibat gagal menyesuaikan tingkah laku
dengan cita-cita.
3. Kerancuan identitas : Kegagalan aspek individu mengintegrasikan berbagai
identifikasi masa kanak-kanak ke dalam kepribadian psikososial, kepribadian
dewasa yang harmonis.
4. Depersonalisasi : perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri.
(Stuart, 2006).
F. Mekanisme koping
Individu akan memberikan reaksi yang berbeda-beda untuk mengatasi stres.
Proses koping terhadap stres menjadi pedoman untuk mengatasi reaksi stres. Koping
sebagai proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara
tuntutan-tuntutan ( baik tuntutan itu yang berasal dari individu maupun tuntutan yang
berasal dari lingkungan ) dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan dalam
menghadapi situasi penuh stres ( Gustiarti, 2002 ).
Mekanisme koping terdiri dari pertahanan jangka pendek atau jangka panjang
serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam
menghadapi persepsi diri yang menyakitkan. Mekanisme koping pada klien dengan
gangguan konsep diri dibagi dua yaitu :
1. Koping jangka pendek
a. Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri (
misalnya : konser musik, bekerja keras, dan obsesi nonton televisi ).
b. Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara ( misalnya : ikut
serta dalam kelompok sosial, agama, politik, kelompok, gerakan atau genk ).
c. Aktivitas yang sementara menguatkan atau menigkatkan perasaan diri tak
menentu ( misalnya : olah raga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes
untuk mendapatkan popularitas ).
d. Aktivitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat identitas diluar
dari hidup yang tidak bermakna saat ini ( misalnya penyalahgunaan obat ).
2. Koping jangka panjang
Mekanisme jangka panjang meliputi :
a. Penutupan identitas merupakan adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh
orang terdekat tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, atau potensi diri
individu.
b. Identitas negatif merupakan asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan
harapan yang diterima masyarakat. Mekanisme pertahanan ego termasuk
penggunaan fantasi, disosiasi, isolasi, proyeksi, pengalihan ( displacement ),
splitting, berbalik marah terhadap diri sendiri, dan amuk ( Stuart, 2006 ).
3. Mekanisme pertahanan ego, yang sering dipakai :
a. Fantasi, kemampuan mengguanakan tanggapan – tanggapan yang sudah ada
(dimiliki) untuk menciptakan tanggapan baru.
b. Disosiasi, respon yang tidak sesuai dengan stimulus
c. Isolasi, menghindarkan diri dari interaksi dengan lingkungan luar
d. Projeksi, kelemahan dan kekurangan pada diri sendiri dilontarkan pada orang
lain
e. Displacement, mengeluarkan perasaan – perasaan yang tertekan pada orang
yang kurang mengancam dan kurang menimbulkan reaksi emosi
ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN KONSEP DIRI
A. Pengkajian
Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan
oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang
sering kontak dengan tubuh. Pada klien yang dirawat dirumah sakit umum, perubahan
citra tubuh sangat mungkin terjadi.
Stressor pada tiap perubahan yaitu:
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah
mendapat terapi sinar pada kanker.
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya
segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri
c. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya
orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.
d. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tidak ingin bertemu
dengan orang lain, lebih suka sendiri.
e. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang
memilih alternatif tindakan
f. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,
mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
3. Gangguan peran : Gangguan penampilan peran adalah berubah atau terhenti fungsi
peran yang disebabkan oleh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus
hubungan kerja.
Pada klien yang sedang dirawat di rumah sakit otomatis peran sosial klien
berubah menjadi peran sakit. Peran klien yang berubah adalah :
a. Peran dalam keluarga
b. Peran dalam pekerjaan/sekolah
c. Peran dalam berbagai kelompok.
Klien tidak dapat melakukan peran yang biasa dilakukan selama dirawat
dirumah sakit. Atau setelah kembali dari rumah sakit, klien tidak mungkin
melakukan perannya yang biasa.
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
SP Pasien
Tujuan khusus :
Intervensi
1. Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya yang dulu dan saat ini, perasaan
dan harapan yang dulu dan saat ini terhadap citra tubuhnya.
2. Diskusikan potensi bagian tubuh yang lain.
3. Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu.
4. Ajarkan untuk meningkatkan citra tubuh.
5. Gunakan protese, wig, kosmetik atau yg lainnya sesegera mungkin, gunakan
pakaian yang baru.
6. Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap.
7. Bantu pasien menyentuh bagian tersebut.
8. Motivasi pasien untuk melakukan aktifitas yang mengarah kepada pembentukan
tubuh yang ideal.
9. Lakukan interaksi secara bertahap
10. Susun jadual kegiatan sehari-hari.
11. Dorong melakukan aktifitas sehari dan terlibat dalamkeluarga dan sosial.keluarga
dan sosial.
12. Dorong untuk mengunjungi teman atau orang lain yang berarti/mempunyai peran
pentingbaginya.
13. Beri pujian thd keberhasilan pasienmelakukan interaksi.
SP keluarga
Tujuan umum : Kluarga dapat membantu dalam meningkatkan kepercayaan diri klien
Tujuan khusus :
Intervensi
1. Jelaskan dengan keluarga ttg ggn citra tubuh yang tjd pada pasien.
2. Jelaskan kepada keluarga cara mengatasi gangguan citra tubuh.
3. Ajarkan kepada keluarga cara merawat pasien.
4. Menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien dirumah.
5. Menfasilitasi interaksi dirumah.
6. Melaksanakan kegiatan dirumah dan sosial.
7. Memberikan pujian atas keberhasilan pasien.
D. Evaluasi Keperawatan
1. Apakah ancaman terhadap integritas fisik atau system diri pasien telah menurun
dalam sifat, jumlah, asal atau waktu ?
2. Apakah perilaku pasien mencerminkan penerimaan diri, nilai diri dan
persetujuan diri yang lebih besar ?
3. Apakah sumber koping pasien sudah dikaji dan dikerahkan secara adekuat ?
4. Apakah pasien sudah meluaskan kesadaran diri dan eksplorasi serta evaluasi diri
?
5. Apakah pasien menggunakan respon koping yang adaptif ?
6. DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B.A, dkk. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Keliat, B.A, dkk. 1992. Gangguan Konsep Diri. Jakarta: EGC.
Stuart, Gail Wiscarz dan Sandra J. Sundeen. 1998. Keperawatan Jiwa edisi : 3. Jakarta:
EGC.
Stuart, G.W. 2006. Buku Saku Keperawatan, Cetakan pertama. Jakarta : EGC.
Suliswati, dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.