Professional Documents
Culture Documents
(TERM OF REFERENCE)
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
TAHUN 2018
JAKARTA
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PEKERJAAN KEGIATAN STUDI PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN (FS, RIP DAN
SID) FASILITAS PELABUHAN LAUT LOKASI KARAS KABUPATEN FAKFAK
PROVINSI PAPUA BARAT
I. PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG
Dalam sistem transportasi, pelabuhan merupakan suatu simpul dari mata rantai
kelancaran muatan angkutan laut dan darat, yang selanjutnya berfungsi sebagai
kegiatan peralihan antar moda transportasi. Pentingnya peran pelabuhan dalam
suatu sistem transportasi, mengharuskan setiap pelabuhan memiliki kerangka dasar
perencanaan dan pembangunan pelabuhan. Kerangka dasar tersebut tertuang
dalam suatu rencana pengembangan tata ruang yang kemudian dijabarkan dalam
suatu tahapan pelaksanaan pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang.
Hal ini diperlukan untuk menjamin kepastian usaha dan pelaksanaan pembangunan
pelabuhan yang terencana, terpadu, tepat guna, efisien dan berkesinambungan.
Konsep dan stategi dasar dalam pembangunan wilayah gugus kepulauan yang
tertinggal adalah menyelenggarakan pelayanan perintis. Pelayaran perintis
menyinggahi pelabuhan perintis yang tersebar di pulau-pulau kecil yang relatif
tertinggal dan terisolasi dimana pelayanan sangat terbatas.
Maksud dari penyusunan Studi Penyusunan Dokumen Perencanaan (FS, RIP dan
SID) Fasilitas Pelabuhan Laut Lokasi ini adalah sebagai upaya untuk menyediakan
dokumen yang berisi tentang kajian perencanaan dan pembangunan pelabuhan
yang komperehensif dan berkelanjutan dari tahap pra-desain hingga tahapan dasar
desain dalam pembangunan pelabuhan.
Adapun tujuannya dari penyusunan Studi Penyusunan Dokumen Perencanaan (FS,
RIP dan SID) Fasilitas Pelabuhan Laut ini adalah:
1. Untuk mengetahui kelayakan dibangunnya suatu pelabuhan laut di lokasi
studi terpilih berdasarkan aspek tata ruang, sosial, ekonomi, finansial,
lingkungan, pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial daerah,
keterpaduan intra dan antarmoda, aksessibilitas terhadap hinterland dan
teknis pelabuhan;
2. Untuk mendapatkan pedoman perencanaan, pembangunan dan
pengembangan secara terstruktur menyeluruh dan tuntas, mulai dari
perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan, pembiayaan serta
partisipasi masyarakat dalam proses pemeliharaan pelabuhan yang sudah
terbentuk.
3. Untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi hidrografi, topografi, struktur
dan jenis lapisan tanah, serta mendapatkan hasil berupa desain teknis untuk
pembangunan pelabuhan dan fasilitas lainnya.
4. Untuk mendapatkan dokumen tender yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
konstruksi.
Kerangka Acuan Kerja ini sebagai petunjuk bagi konsultan, yang memuat masukan
azas, kriteria dan proses yang dipenuhi atau diperhatikan dan diinterpretasikan
dalam melaksanakan tugasnya. Dengan Kerangka Acuan Kerja ini diharapkan
konsultan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran
yang dimaksud oleh Pemberi Tugas.
- Konfigurasi detil permukaan dasar laut / sungai (peta situasi alur pelayaran,
kolam pelabuhan, areal breakwater dan area reklamas).
- Profil / potongan melintang dan memanjang khusus untuk alur pelayaran.
- Identifikasi keberadaan terumbu karang / halangan lainnya disekitar lokasi
dermaga / alur pelabuhan tersebut.
Peralatan Utama
Untuk pekerjaan Hydrografi harus rnempergunakan peralatan minimum :
- Alat perum gema dengan pembaca analog dan/atau digital.
- Mempunyai frekuensi operasi untuk dual/single frekuensi, yaitu 30-33 Hz dan
200-300 kHz
- Rentang gema 30-33 Hz <5o, 200-300 kHz <3.5o
- Pengaturan kecepatan gema dapat disesuaikan untuk 1400 – 1600 m/s,
rentang 1 m/s
- Akurasi kedalaman 1% (satu perseratus)
Peralatan Bantu
Kapal survey yang digunakan dalam kegiatan survey ini, mempunyai beberapa
ketentuan :
- Kapal yang akan melakukan pekerjaan survei harus sesuai dengan semua
peraturan yang relevan, izin, lengkap dan mampu beroperasi dengan aman
dan melakukan pekerjaan survei pada dua puluh empat jam sehari.
- Kapal yang digunakan mempunyai system pasokan listrik yang mampu
memasok semua instrumen survei dan sistem komputer secara berkelanjutan
dan stabil.
- Kapal memiliki peralatan keselamatan standard.
Peralatan didalam kapal, mampu untuk menunjang kegiatan survey, seperti:
1. Kegiatan perekaman dan akuisisi data lapangan yang tersambung dan
terintegrasi pada peralatan survey. Dengan tidak melupakan kegiatan
keamanan dan keselamatan navigasi kapal.
2. Mampu menarik peralatan survey pada tingkat kestabilan tertentu yang
dibutuhkan untuk pengambilang data lapangan.
Pengukuran jarak basis lebih dari 200 m diukur dengan alat ukur optis (theodolit Wild
T2), untuk jarak basis kurang dari 200 m boleh memakai alat pengukur panjang pita
baja (meetband).
Kedalaman diukur dengan alat perum gema (Echosounder) dengan ketelitian yang
tinggi dan telah mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas. Alat.perum gema yang
dimaksud adalah alat gema yang menggunakan kertas pencatat kedalaman dan
bukan sinar.
Survey Topografi
- Pengamatan azimuth matahari (pengukuran azimuth) dilakukan pada salah satu
BM.
- Pengukuran dengan menggunakan sistem triangulasi:
1. Dipakai titik BM sebagai basis.
2. Pengukuran jarak basis dengan alat elektronik atau optis (T2 dan intervarbasis)
atau sejenis.
3. Pengukuran sudut dilakukan dengan 4 (empat) seri biasa-luar biasa. Selisih
sudut antara tipa bacaan titik boleh lebih daripada 10 detik.
- Pengukuran Poligon
1. Pengukuran poligon sepanjang titik-titik poligon dengan jarak antara titik-titik
poligon maksimum 50 m dan radius survey dari tiap poligon adalah 75 m.
2. Pengukuran harus dimulai dari titik ikat awal dan pengukuran poligon harus
tertutup (dimulai dari titik ikat awal dan berakhir pada titik yang sama atau
ditutup pada titik lain yang sudah diketahui koordinatnya sehingga kesalahan-
kesalahan sudut maupun jarak dapat dikontrol).
- Pengukuran Sipat Datar
1. Pengukuran sipat datar dilakukan sepanjang titik-titik poligon dan diikatkan pada
Bench Mark.
2. Pengukuran sipat datar dari Bench Mark ke Bench Mark dengan alat waterpass
dilakukan dengan teliti, dengan kesalahan penutup tidak boleh lebih dari (3 Vd)
mm dimana d= jarak jalur pengukuran (dalam km).
3. Semua ketinggian harus mengacu pada LWS.
4. Pengukuran sipat datar dilakukan dengan cara double stand (pulang pergi).
Selisih bacaan setiap stand maksimum 2 mm dan selisih hasil ukuran total
antara pergi dan pulang tidak boleh lebih dari (8 Vd) mm dimana d= jarak jalur
pengukuran (dalam km).
- Pengukuran Situasi dan Detail
1. Bangunan-bangunan yang penting dan berkaitan dengan pekerjaan desain
harus diambil posisinya.
2. Setiap ujung dermaga existing harus diambil posisinya dan jarak antara ujung-
ujung dermaga yang bersebelahan juga harus diukur (guna pengecekan)
- Buku ukur harus diperlihatkan kepada Pengguna Jasa.
titik pengeboran lainnya dilaksanakan sampai kedalaman -30 meter dari dasar
laut dengan pengambilan contoh tanah dan pelaksanaan SPT setiap interval 2
meter (SPT pertama kali dilaksanakan pada kedalaman -1 meter dari dasar laut).
Serta dihentikan setelah SPT > 60 sebanyak 3 (tiga) kali untuk penurunan
berturut-turut setinggi 30 cm sampai dengan ketebalan minimal 5 meter,
sedangkan pengeborannya sendiri tetap dilakukan sampai – 30 meter dari dasar
laut.
Apabila sampai pada kedalaman – 30 meter dari dasar laut belum dijumpai
lapisan tanah keras (SPT > 60) maka hal tersebut harus segera dilaporkan
kepada Pengguna Jasa untuk mendapat petunjuk lebih lanjut.
- Peralatan
1. Peralatan pokok :
Alat bor harus mampu menembus lapisan tanah keras dengan kapasitas
mesin bor
2. Peralatan Bantu
Penggunaan stuktur pembantu pelaksanaan kegiatan pengeboran diatas
air, menggunakan pasangan bamboo, kayu, atau metode sejenis lainnya.
- Pelaksanaan
1. Pekerjaan Pengeboran Lubang Bor
Pengecekan jenis sampel tanah ditempat dilakukan oleh tenaga ahli
geoteknik di lapangan. Beberapa persyaratan yang harus dilakukan pada
saat melekukan kegiatan pengeboran, antara lain:
a. Jika terdapat koreksi atau perubahan penyesuaian yang dilakukan di
lapangan, pengawas kegiatan harus mencatat semua penyesuaian
yang dilakukan.
b. Informasi kalibrasi alat yang digunakan disertakan didalam laporan.
c. Setiap pengambilan sampel tanah harus dilakukan pengambilan foto
berwarna.
d. Persyaratan yang lain mengikuti pedomana SNI yang berlaku atau
ASTM.
Tes Laboratorium
Standard kegiatan yang dapat merujuk pada Standard SNI yang berlaku
untuk metode tes penyelidikan tanah, dengan merujuk pada ASTM D420 –
D5779.
Ø Data kedalaman laut, pasang surut dan bobot kapal digunakan sebagai
besaran untuk perencanaan:
• Posisi alur dan letak dermaga yang paling menguntungkan,
panjang trestle/causeway.
• Elevasi dermaga, konstruksi fender dan penyangganya, elevasi
trestle/causeway maupun areal timbunan dan talud.
• Klasifikasi tinggi pasang surut:
1) Pasang surut kecil : < 1,50 meter
2) Pasang surut sedang : 1,50 meter s/d 2,50 meter
3) Pasang surut besar : > 2,50 meter
• Klasifikasi dimensi kapal untuk perencanaan dermaga
Ø Data kondisi tanah digunakan untuk perencanaan beberapa besaran di
bawah ini:
1) Daya dukung tanah untuk pondasi langsung yaitu gravity
structure, areal penimbunan dan lain-lain.
2) Daya dukung tiang pancang untuk penyangga konstruksi
trestle, dermaga, dolphin dan lain-lain.
3) Penentuan taraf penjepitan lateral tiang pancang dermaga
dan trestle untuk pemodelan struktur;
4) Daya dukung lateral tiang pancang yang akan dihitung
dengan metode Broms dan Brich Hansen atau metode lain
yang sesuai;
5) Perhitungan consolidation settlement untuk pondasi
langsung, timbunan dan lain-lain.
d. METODOLOGI PELAKSANAAN
1) Tim konsultan menyusun rencana kerja dan metode pendekatan studi format-
format yang diperlukan dalam hal pengumpulan data dan analisa.
2) Tim konsultan melakukan pengumpulan data primer dan data sekunder meliputi
data fisik dasar, kepelabuhanan, kependudukan, kelembagaan, dan
perwilayahan.
3) Tim konsultan melakukan telaah dan analisis fakta di lapangan dan data
pendukung.
4) Tim konsultan melakukan proyeksi data-data operasional kepelabuhanan sesuai
dengan jangka waktu perencanaan yang ditetapkan.
5) Tim konsultan menyusun rancangan Studi Kelayakan pelabuhan terhadap aspek
demand, kewilayahan, lokasi, teknis, ekonomi finansial, serta dampak terhadap
lingkungan.
6) Tim konsultan menyusun rancangan Rencana Induk dan pengembangan
pelabuhan untuk jangka pendek, menengah dan panjang berdasarkan hasil
telaah dan analisis yang telah dilakukan.
7) Tim konsultan menyusun rancangan Survey Investigasi dan Desain yang
dilengkapi dengan dokumen tender.
8) Tim konsultan melakukan diskusi dengan Tim Pendamping (Counter part) dalam
setiap progress pekerjaan.
9) Tim konsultan melakukan presentasi untuk progress:
• Laporan pendahuluan
• Laporan antara
• Laporan semi rampung Studi Kelayakan
• Laporan semi rampung Rencana Induk Pelabuhan
• Laporan semi rampung Survey Investigasi dan Desain
• Laporan Akhir (dokumen studi kelayakan yang telah disempurnakan,
dokumen rencana induk yang disempurnakan dan dokumen survey
investigasi dan desain yang disempurnakan).
10) Tim konsultan menyusun dokumen Studi Perencanaan dan Pembangunan
Pelabuhan yang berisi penyempurnaan dari pembahasan setiap tahapannya.
II. KELUARAN/OUTPUT
b. Keluaran (Kuantitatif)
Hasil pekerjaan analisis studi kelayakan, analisis rencana induk pelabuhan, survei
hidrografi, topografi, penyelidikan tanah dan pembuatan desain dilaporkan secara
tertulis kepada Pengguna Jasa dalam bentuk buku yang dijilid dengan baik dan
disusun secara sistematis beserta softcopy-nya dimasukkan dalam perangkat
Harddisk.
1) Laporan Pendahuluan (Hasil Reconnaissance Survei)
Laporan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) set, dimana 5 (lima) set digunakan untuk
pembahasan dan 5 (lima) set adalah penyempurnaan dari hasil pembahasan. Isi
laporan meliputi:
- Kondisi sistem transportasi dalam rangka pencapaian lokasi pekerjaan,
meliputi access road dan status lahan pelabuhan.
- Kondisi sistem transportasi pada lokasi berupa jaringan transportasi
eksisting, kondisi jalan darat, pelabuhan eksisting terdekat dll.
- Analisa kelayakan Finansial dan ekonomi (perhitungan B/C ratio
pembangunan pelabuhan, prediksi bongkar muat barang di pelabuhan) agar
dilampirkan sesuai dengan hasil studi Pre Desain (Pra FS)
- Jika tidak layak secara finansial/ekonomi maka digunakan analisa Strenght,
Weakness, Opportunity, Threat (SWOT) agar dilampirkan sesuai dengan
hasil studi Pre Desain (Pra FS)
- Kondisi lapangan secara garis besar dan data-data teknis yang ada
kaitannya dengan rencana pelaksanaan survei.
- Rencana kerja, tahapan dan metode survei disesuaikan dengan kondisi
lapangan.
- Tanggapan terhadap KAK termasuk ruang lingkup pekerjaan dikaitkan
dengan hasil peninjauan dan kondisi lapangan.
- Rekomendasi sementara alternatif lokasi lengkap dengan hasil check
sounding secara garis besar, pengamatan visual dan rencana tata letak
fasilitas pelabuhan (luas area topografi dan hidrografi ) serta dilengkapi
dengan fasilitas yang ada dinilai dengan parameter keakuratan secara ilmiah.
- Status lahan lokasi rencana pelabuhan
- Data kapal eksisting yang beroperasional disekitar lokasi pembangunan
berupa jenis, ukuran dan jumlah kapal dalam kurun waktu 5 tahun terakhir .
- Kebijakan pemerintah setempat baik rencana tata ruang maupun tatanan
transportasi terkait dengan rencana pengembangan pelabuhan dan sarana
transportasi lainnya.
- Hasil wawancara dengan pejabat setempat setempat terkait dan masyarakat
terhadap rencana pembangunan fasilitas pelabuhan.
- Berita acara pelaksanaan reconnaissance survei.
- Dokumentasi lengkap dengan foto/video udara yang menjelaskan kondisi
perairan hingga darat lokasi rencana pelabuhan.
- Desain kriteria: Rencana peruntukan, jenis, ukuran kapal yang sandar dan
arus kunjungan kapal.
6) Laporan Akhir (Draft Final Report: Draft Final Desain dan Draft Final
Survei)
Laporan dibuat masing-masing sebanyak 5 (lima) buku, meliputi:
- Laporan Studi Kelayakan
- Laporan Rencana Induk Pelabuhan, yang terdiri dari:
a) Buku 1 (Dokumen kompilasi dan analisis prediksi)
b) Buku 2 (Dokumen rencana pembangunan dan pengembangan)
c) Buku 3 (Dokumen Executive Summary)
- Laporan Survei, Investigasi dan Desain
a) Laporan Akhir SID
b) Album Gambar
c) Executive Summary
d) Rencana Kerja dan Syarat-syarat
e) Rencana Anggaran Biaya
7) Softcopy dari seluruh Laporan dan Gambar
Seluruh data yang diperoleh dan laporan selama pelaksanaan pekerjaan dalam
bentuk softcopy dihimpun dalam 2 (dua) buah Harddisk Eskternal dan
diserahkan kepadaPengguna Jasa pada saat akhir pekerjaan bersama-sama
dengan Laporan Akhir
1) Tenaga Ahli
Jumlah
Klasifikasi Kualifikasi / Pengalaman Profesional
No (orang)
1 Team Leader/ Tenaga Minimal Sarjana Teknik Sipil (S1) yang memiliki dasar 1
Ahli Perencana yang kuat dalam perencanaan pelabuhan dan
Pelabuhan mempunyai kemampuan memimpin. Mempunyai
Jumlah
Klasifikasi Kualifikasi / Pengalaman Profesional
No (orang)
pengalaman minimal 10 tahun (ahli muda) dan mampu
bekerjasama dalam tim.
Team leader adalah sebagai penanggungjawab
pekerjaan secara keseluruhan, menyusun program
dan rencana kerja serta jadwal penugasan tenaga ahli,
memberi arahan kepada anggota tim, memantau,
mengevaluasi dan menyelesaikan seluruh kegiatan
studi.
2 Tenaga Ahli Minimal Sarjana Teknik Sipil (S1) yang memiliki dasar 1
Perencana yang kuat sebagai perencana pelabuhan. Mempunyai
Pelabuhan/ pengalaman minimal 5 tahun (ahli muda) dan mampu
Transportasi Laut bekerjasama dalam tim.
Ahli perencana pelabuhan bertugas untuk melakukan
analisa teknis pelabuhan dan analisa pengembangan
pelabuhan.
9 Tenaga Ahli Minimal Sarjana Teknik Sipil (S1) yang memiliki dasar 1
Geoteknik kuat dalam menganalisa kajian geoteknik dan ilmu
tanah. Mempunyai pengalaman minimal 5 tahun (ahli
muda) dibidangnya dan mampu bekerjasama dalam
tim.
Ahli geoteknik bertugas untuk menganalisa aspek
geoteknik dan perkuatan pondasi berdasarkan hasil
survei lapangan.
10 Tenaga Ahli Arsitektur Minimal Sarjana Teknik Arsitektur (S1) yang memiliki 1
dasar yang kuat dan berpengalaman dalam
menangani desain dan tata letak fasilitas pelabuhan.
Mempunyai pengalaman minimal 5 tahun (ahli muda)
dan mampu bekerjasama dalam tim.
Bertugas untuk mendesain tata letak dan arsitektural
bangunan fasilitas-fasilitas yang ada di pelabuhan.
11 Tenaga Ahli Nautika Minimal Pendidikan ANT II memiliki minimal 1
Kapal (ANT-II) pengalaman dibidangnya 5 tahun. Bertugas untuk
melakukan analisa kajian akses alur pelayaran dan
keselamatan pelayaran pada lokasi rencana
pelabuhan
12 Tenaga Ahli Minimal Sarjana Teknik Sipil (S1) yang memiliki dasar 1
Spesifikasi dan kuat dalam spesifikasi material dan bahan serta
Dokumen Tender mampu menyusun dokumen tender. Mempunyai
pengalaman minimal 5 tahun (ahli muda) dibidang
penyehatan lingkungan dan mampu bekerjasama
dalam tim.
Ahli spesifikasi dan dokumen tender bertugas untuk
membuat spesfikasi material dan bahan yang disusun
dalam dokumen tender guna proses konstruksi
pelabuhan nantinya.
13 Asisten Ahli Minimal Sarjana Teknik Sipil (S1) yang memiliki dasar 1
Perencanaan yang kuat sebagai perencana pelabuhan. Mempunyai
Pelabuhan/ pengalaman minimal 3 tahun (ahli muda) dan mampu
Jumlah
Klasifikasi Kualifikasi / Pengalaman Profesional
No (orang)
Transportasi Laut bekerjasama dalam tim.
Ahli perencana pelabuhan bertugas untuk membantu
proses analisa teknis pelabuhan dan analisa
pengembangan pelabuhan.
14 Asisten Ahli Struktur Minimal Sarjana Teknik Sipil (S1) yang memiliki dasar 1
kuat dalam kajian aspek struktur bangunan pantai
untuk pembangunan pelabuhan. Mempunyai
pengalaman minimal 3 tahun (ahli muda) dibidang
penyehatan lingkungan dan mampu bekerjasama
dalam tim.
Ahli struktur bertugas untuk membantu proses analisa
kekuatan struktur seluruh bangunan rencana di
pelabuhan terhadap aspek-aspek yang mempengaruhi
teknis struktur bangunan tersebut.
2) Tenaga Penunjang
Tim Tenaga Ahli tersebut didukung oleh tenaga penunjang:
Jumlah
Klasifikasi Kualifikasi / Pengalaman Profesional
No (orang)
Tenaga Surveyor dengan pendidikan minimal Lulusan
STM berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima)
1 Surveyor tahun 2
Bertugas dalam pelaksanaan survey bathimetri,
topographi, pasang surut dan survey lapangan lainnya.
Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 3
2 Bor master 1
(tiga) tahun dalam pekerjaan boring.
Tenaga drafter dengan pendidikan minimal STM
Bidang Bangunan yang memiliki pengalaman
3 Drafter profesional dibidangnya minimal 3 tahun. 2
Bertugas dalam pelaksanaan penggambaran hasil
survey dan analisa dari tenaga ahli.
Tenaga administrasi proyek dengan pendidikan
4 Administrasi proyek 1
minimal SMU atau sederajat yang memiliki
Jumlah
Klasifikasi Kualifikasi / Pengalaman Profesional
No (orang)
pengalaman profesional dibidangnya minimal 3 tahun.
Bertugas untuk melaksanakan fungsi pengarsipan
semua dokumentasi administrasi selama pelaksanaan
pekerjaan.
d. Program kerja tersebut harus didapat dari kesepakatan bersama untuk dapat
digunakan sebagai Pedoman Pelaksanaan Pekerjaan serta untuk pedoman
pengawasan dari pekerjaan perencanaan yang dimaksud dalam pengarahan
penugasan ini.
V. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Persiapan
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Konsultan harus mempelajari secara
seksama Kerangka Acuan Kerja sebagai pedoman pekerjaan, dan selanjutnya
menyusun Rencana Kerja yang mencakup:
1) Penjabaran maksud dan tujuan pekerjaan secara lebih detail.
2) Penyusunan keterangan secara rinci mengenai metode pelaksanaan
pekerjaan.
3) Pembuatan program kerja, meliputi: urutan kegiatan, jadwal pelaksanaan
pekerjaan, organisasi pelaksana pekerjaan, penyediaan tenaga ahli,
penyediaan perlengkapan/peralatan kerja.
4) Studi literatur/kepustakaan.
5) Penyusunan daftar kebutuhan data, rencana survey lapangan, dan formulir-
formulir yang diperlukan.
• Survei Bathimetri
Pengukuran Bathimetri minimal seluas 60,0 Ha (disesuaikan dengan
kebutuhan lapangan) dilakukan pada lokasi dan sekitar rencana
pelabuhan dan bertujuan untuk mendapatkan peta situasi wilayah
perairan pada lokasi rencana pembangunan pelabuhan.
• Pengukuran Arus
Pengamatan kecepatan dan arah arus dilakukan minimal pada 2 (dua)
lokasi. Pengamatan dilakukan selama 25 jam terus menerus dengan
interval waktu 60 menit atau lebih singkat, menggunakan alat current
meter yang dilakukan pada saat pasang tertinggi dan pasang terendah
pada bulan yang sama.
e. Survei Lapangan
Setelah dilakukan telaah awal dan survei pendahuluan (reconnaisance survey),
selanjutnya Konsultan harus melakukan survei lapangan pada lokasi studi, yang
terdiri dari beberapa kegiatan.
1) Boring laut : 4 titik (2 titik di ujung dermaga terluar dan 2 titik dipangkal/
tengah trestle, titik boring dapat berubah sesuai dengan kondisi lapangan)
2) Sondir darat : 3 titik (titik sondir dilakukan sesuai rencana tata letak fasilitas
pelabuhan pada area darat yang memerlukan daya dukung tanah seperti
causeway, talud, reklamasi, gedung kantor dll)
3) Uji lapangan : Undisturbed dan Disturbed
4) Uji laboratorium : Undisturbed dan Disturbed
1) Analisis Teknis
Analisis/kajian teknis ini meliputi antara lain:
a) Kajian hidro-oseanografi dalam pembuatan dan penetapan arah arus dan
gelombang di lokasi rencana pelabuhan untuk penetapan dan/atau
mengkonfirmasi arah/posisi dermaga;
b) Kajian alur dan kawasan keselamatan pelayaran (turning basin area);
c) Evaluasi jenis fasilitas pelabuhan yang dibutuhkan sampai dengan
rencana pembangunan tahap akhir (ultimate phase);
d) Analisis prakiraan kebutuhan lahan sampai dengan rencana
pembangunan pelabuhan tahap akhir;
e) Evaluasi kondisi fisik dan daya dukung lahan di lokasi rencana
pelabuhan;
f) Ketersediaan utilitas;
g) Evaluasi topografis permukaan lahan rencana lokasi pelabuhan;
h) Keterpaduan rencana pengembangan/pembangunan pelabuhan dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota setempat;
i) Kondisi dan ketersediaan lahan;
j) Potensi pendangkalan;
k) Kendala pelaksanaan konstruksi;
l) Ketersediaan akses/jalan masuk;
m) Kajian terhadap kendala kondisi alam yang menjadi batasan dalam
pengembangan pelabuhan.
2) Analisis Operasional
Analisis/kajian operasional meliputi antara lain:
a) kajian jenis kapal yang diperkirakan akan beroperasi di pelabuhan;
b) kajian pengaruh gelombang terhadap operasi pelabuhan;
c) kajian alur dan kawasan pelabuhan bila ada pelabuhan lain disekitarnya;
d) kajian pengaturan operasi pelabuhan;
e) kajian dukungan peralatan SBNP.
Sebagai Kontrol dan pertanggung jawaban dari pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi
Studi Perencanaan dan Pembangunan Pelabuhan ini adalah adanya pelaporan yang
diberikan secara bertahap sesuai dengan tahapan penyelesaian pekerjaan. Beberapa
tahapan pelaporan yang diserahkan adalah:
1) Laporan Pendahuluan
Laporan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) set, dimana 5 (lima) set digunakan untuk
pembahasan dan 5 (lima) set adalah penyempurnaan dari hasil pembahasan dan
diserahkan paling lambat 4 minggu setelah SPMK.
2) Laporan Antara (Interim Report)
Laporan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) set, dimana 5 (lima) set digunakan untuk
pembahasan dan 5 (lima) set adalah penyempurnaan dari hasil pembahasan dan
diserahkan paling lambat 14 minggu setelah SPMK.
3) Laporan Draft FS
Setelah seluruh pekerjaan lapangan dan pekerjaan laboratorium selesai, Penyedia
Jasa Konsultansi diminta menyampaikan Draft FS sebanyak 5 (lima) buku
diserahkan paling lambat 20 minggu setelah SPMK.
4) Laporan Draft RIP
Setelah seluruh pekerjaan lapangan dan pekerjaan laboratorium selesai, Penyedia
Jasa Konsultansi diminta menyampaikan Draft RIP sebanyak 5 (lima) buku
diserahkan paling lambat 24 minggu setelah SPMK.
5) Laporan Draft SID
Setelah seluruh pekerjaan lapangan dan pekerjaan laboratorium selesai, Penyedia
Jasa Konsultansi diminta menyampaikan Draft Laporan Akhir Survei sebanyak 5
(lima) buku yang merupakan penyempurnaan Laporan Antara dan diserahkan paling
lambat 28 minggu setelah SPMK.
6) Laporan Akhir (Draft Final Report: Draft Final Desain dan Draft Final Survei))
Laporan dibuat masing-masing sebanyak 5 (lima) buku, meliputi:
- Laporan Studi Kelayakan
- Laporan Rencana Induk Pelabuhan, yang terdiri dari:
a. Buku 1 (Dokumen kompilasi dan analisis prediksi)
b. Buku 2 (Dokumen rencana pembangunan dan pengembangan)
c. Buku 3 (Dokumen Executive Summary)
- Laporan Survei, Investigasi dan Desain
a) Laporan Akhir SID
b) Album Gambar dalam bentuk A3
c) Executive Summary
d) Rencana Kerja dan Syarat-syarat
e) Rencana Anggaran Biaya
f) Diserahkan paling lambat 32 minggu setelah SPMK.
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai acuan
pelaksanaan pekerjaan.
Jakarta, 2018
CHANDRA IRAWAN
Pembina Utama Muda (IV/c)
NIP. 19600429 198903 1 001