You are on page 1of 9

SPO

NARKOTIK, PSIKOTROPIK DAN PREKURSOR FARMASI


No. Dokumen No. Revisi Halaman

354/DIR 00 1/3
Jl. Andi Djemma No. 57
YANMED/III/2016
Makassar
Tanggal terbit Ditetapkan
Direktur Utama
Standar Prosedur Operasional
Juni 2018
(SPO)

Dr.dr.Andi Alfian Zainuddin,MKM


Narkotika

Zat / obat yang berasal dari tanaman atau bukan


tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dapat
menimbulkan ketergantungan yang dibedakan dalam beberapa
golongan sebagaimana terlampir dalam undang- undang
Pengertian tentang narkotika.

Psikotropika

Zat / bahan baku atau obat, baik alamiah maupun


sintetis bukan narkotika, berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Menetapkan tatacara penanganan narkotika yang meliputi: pemesanan,


penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan
Tujuan
pelaporan narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi di rumah
sakit.

Kebijakan
Pemesanan Narkotika

Pemesanan narkotika, psikotropika,

prekursor farmasi dan OTT, harus menggunakan form pemesanan


khusus (sesuai dengan peraturan yang berlaku), ditandatangani oleh
Apoteker Penanggung Jawab / Ho.Dept Pharmacy dan terpisah dari
pemesanan barang lain.

Surat pesanan narkotika, psikotropika, prekursor farmasi,


OTT, hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) jenis obat tersebut,
sedangkan PO untuk psikotropika, prekursor farmasi dan OTT
dapat dibuat untuk beberapa jenis obat dalam 1 (satu) PO.

Penerimaan obat narkotika, psikotropika, prekursor farmasi


dan OTT dari PBF harus dilakukan oleh staf Farmasi yang
mempunyai SIPA / SIKTTK.

Faktur harus dilengkapi dengan nama jelas, tanda tangan,


No.SIKTTK dan stempel Farmasi.

Penyimpanan

Lemari penyimpanan narkotika dan psikotropika 
dilarang


Prosedur digunakan untuk menyimpan sediaan yang lain dan diletakkan
ditempat yang aman, tidak terlihat oleh umum.

Narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari yang kokoh


dan tidak mudah dipindahkan serta mempunyai 2 (dua) kunci
yang berbeda sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kunci
lemari dipegang oleh 2 (dua) orang yang sedang bertugas.

Penyimpanan narkotika yang berada di Farmasi atau bangsal


perawatan (bila diperlukan) dan dibawah pengawasan
Apoteker.

Resep dan laporan obat narkotika disimpan selama 5 (lima)


tahun.

Stok narkotika di luar Farmasi dilakukan pemeriksaan harian


setiap pergantian shift.

Pemeriksaan stok narkotika dan psikotropika bulanan di


Farmasi dilakukan tiap awal bulan dibawah supervisi
Apoteker.

Pemeriksaan stok dilakukan dengan mencocokkan jumlah fisik


dengan jumlah stok yang tertera di “Buku Laporan Narkotika”
/ sistem.

Bila terdapat ketidakcocokkan antara stok fisik dan yang


tercantum di buku / sistem, maka harus dilakukan penelusuran

RSIA Ananda - PanduanPengelolaanNarkotikPsikotropikdanPrekursor | 2


pemakaian narkotika.

Bila terjadi kehilangan / pecah, maka harus segera


menginformasikan ke incharge dan Apoteker Penanggung
Jawab serta membuat Incident Report yang dilaporkan ke QR.

Bila ada sisa obat narkotika dalam ampul, harus segera dimusnahkan
dengan cara dibuang pada air yang mengalir dengan disaksikan oleh
perawat yang berbeda dan didokumentasikan jumlah yang dibuang
pada “Buku Laporan Narkotika” di kolom

“Keterangan”.

Pendistribusian

Permintaan narkotika hanya dapat dilayani berdasarkan resep


yang ditulis dan ditandatangani oleh Dokter, dengan
menyertakan nomor Surat Izin Praktek (SIP) Dokter yang
bersangkutan dan tidak boleh di-iter / diulang.

Permintaan obat narkotika dari bangsal didistribusikan


langsung dari Farmasi dan didokumentasikan pada “Buku
Laporan Narkotika”.

Untuk obat narkotika yang menggunakan stok ruangan /


bangsal, maka resep asli beserta kemasan / ampul bekas obat
narkotika diserahkan ke Farmasi sebagai bukti pemakaian.
Sedangkan salinan resep disimpan di Medical Record.

Apabila ditemukan kecurigaan terhadap keabsahan resep dan


kewajaran jumlah obat narkotika, psikotropika, prekursor
farmasi dan OTT yang diresepkan, maka perlu dilakukan
verifikasi kepada Dokter yang meresepkan.

Pelaporan

Apoteker penanggung jawab Farmasi wajib

melaporkan pemasukan dan penyerahan /penggunaan narkotika


dan psikotropika setiap bulan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten dan Badan Pengawas Obat dan Makanan
menggunakan sistem pelaporan narkotika dan psikotropika
secara tertulis atau menggunakan laporan elektronik.

. Laporan tertulis terdiri atas:

Nama, bentuk sediaan dan kekuatan sediaan

Jumlah sediaan awal dan akhir bulan

RSIA Ananda - PanduanPengelolaanNarkotikPsikotropikdanPrekursor | 3


Jumlah yang diterima

. Resep obat

Pemusnahan

Pemusnahan narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi hanya


dilakukan bila:

Diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang


berlaku dan / atau tidak dapat diolah kembali.

Telah kadaluarsa

Tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada 
pelayanan


kesehatan dan / atau untuk pengembangan ilmu
pengetahuan termasuk sisa penggunaan.

Dibatalkan izin edarnya

Berhubungan dengan tindak pidana

. Tahapan pemusnahan narkotika, psikotropika dan 
prekursor


farmasi dilakukan sebagai berikut:

. Menyampaikan surat pemberitahuan dan permohonan saksi


kepada Dinas Kesehatan Kabupatan / Kota atau Balai
Pengawas / Balai besar obat dan makanan setempat.

. Pemusnahan disaksikan oleh petugas yang ditunjuk dari Dinas


Kesehatan dan BPOM.

. Narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi dalam bentuk


obat jadi harus dilakukan pemastian kebenaran secara
organoleptis oleh saksi sebelum dilakukan pemusnahan.

. Semua pihak yang terlibat menandatangani berita acara


pemusnahan yang memuat:

  Hari, tanggal, bulan, tahun


pemusnahan

  Tempat pemusnahan

  Nama penanggungjawab fasilitas


pelayanan Kefarmasian.

  Nama dan jumlah obat narkotika,

RSIA Ananda - PanduanPengelolaanNarkotikPsikotropikdanPrekursor | 4


psikotropika dan prekursor farmasi yang dimusnahkan.

. Berita acara pemusnahan dibuat rangkap 4 (empat) yang


ditujukan untuk:
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia 
dan / atau Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan.

BPOM Republik Indonesia

Dinas Kesehatan Provinsi

Dokumentasi

Unit Terkait Apotek, OK, Perawatan, VK, IGD

RSIA Ananda - PanduanPengelolaanNarkotikPsikotropikdanPrekursor | 5


Lampiran 1.
Berita Acara Pemusnahan Narkotika

RSIA Ananda - PanduanPengelolaanNarkotikPsikotropikdanPrekursor | 6


RSIA Ananda - PanduanPengelolaanNarkotikPsikotropikdanPrekursor | 7
RSIA Ananda - PanduanPengelolaanNarkotikPsikotropikdanPrekursor | 8
RSIA Ananda - PanduanPengelolaanNarkotikPsikotropikdanPrekursor | 9

You might also like