You are on page 1of 10

Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin

Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan


mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel, lempengan atau gumpalan
sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler.

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi
tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi
mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu.
Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural).
Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil
alih oleh sistem saraf.
Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak melaui saluran,
tapi dari sel-sel endokrin langsung masuk ke pmbuluh darah. Selanjutnya hormon tersebut dibawa
ke sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek hormon. Sedangkan ekresi kelenjar
eksokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran khusus, seperti uretra dan saluran kelenjar ludah.
Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-kelenjar tersebut, ada
yang berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya hormon tersebut hanya menghasilkan
hormon misalnya kelenjar pineal, kelenjar hipofisis / pituitary, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid,
kelenjar adrenal suprarenalis, dan kelenjar timus.
2.2 Pengertian Hormon
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ,
yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian besar hormon merupakan protein yang
terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid,
yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol.Hormon dalam jumlah yang sangat kecil
bisa memicu respon tubuh yang sangat luas.
Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon
dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada akhirnya hormon
mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan:
-Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri
seksual
-Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi
-Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah.
Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang lainnya
mempengaruhi seluruh tubuh.
Misalnya, TSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid.
Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi sel-sel
di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas dan mempengaruhi metabolisme
gula, protein serta lemak di seluruh tubuh.
2.3 Organ Penghasil Hormon dan Hormon yang di Hasilkan
2.3.1 Kelenjar Hipofisis (Pituitari)
Kelenjar hipofisis terletak di dalam lekukan tulang sela tursika di bagian tengah tulang
baji. Hipofisis merupakan kelenjar buntu terbesar. Ukuran kelenjar tersebut kira-kira sebesar
kacang dan terdiri atas tiga lobi.
1) Lobi Depart (Lobi Anterior)
Bagian lobi depan menghasilkan bermacam-macam hormon pengatur beberapa hormon
lain, antara lain sebagai berikut.
a) Somatotrop Hormone (STH)
Somatotrop Hormone (STH) disebut juga hormon pertumbuhan yang bekerja
menstimulasi pertumbuhan tubuh, terutama cakra epifisis dari tulang pipa. Kelebihan hormon
tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Jika kelebihan tersebut terjadi
pada saat seseorang tidak tumbuh lagi maka akan menyebabkan penebalan pada tulang wajah,
tengkorak, Langan, dan kaki yang disebut akromegali. Kekurangan hormon tersebut dapat
menyebabkan tubuh menjadi kerdil (katai).
b) Luteotropic Hormone (LTH)
Luteotropic Hormone (LTH) disebut juga hormon prolaktin atau laktogen yang berfungsi
untuk merangsang kelenjar susu untuk mensekresikan susu.
c) Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
Thyroid Stimulating Hormone (TSH) disebut juga hormon teotrop yang berfungsi untuk
merangsang sekresi kelenjar timid.
d) Adrenocorticotropic Hormone (ACTH)
Adrenocorticotropic Hormone (ACTH) disebut juga hormon adrenotropin yang berfungsi
untuk merangsang dan mengendalikan inkresi kelenjar korteks adrenal.
e) Gonadotropic Hormone
Gonadotropic Hormone disebut juga hormon kelenjar kelamin. Hormon tersebut terdiri
atas sebagai berikut.
(1) Folide Stimulating Hormone (FSH), , merangsang pertumbuhan dan pernatangan folikel.
Folikel dalah sebuah gelembung kecil yang berisi ovum.
(2) Luteinizing Hormone (LH), menyebabkan folikel yang telah matang pecah dan ovum
keluar. Peristiwa itu disebut ovulasi. LH menyebabkan pula folikel yang telah pecah berubah
menjadi korpus leteum yang menghasilkan hormon progesteron dan estrogen.
Pada laki-laki, FSH dan LH mengatur pembentukan hormon testosteron.
2). Lobi Tengah (Lobi Intermedia)
Pada manusia, bagian lobi tengah mengalami kemunduran (rudimenter) dan fungsi
hormon yang dihasilkan belum jelas. Pada katak, bagian lobi tengah menghasilkan Melanocyte
Stimu¬lating Hormone (MSH) atau intermedin. Hormon tersebut berperan dalam mengatur
perubahan warns kulit, yaitu dengan mengatur penyebaran pigmen melanin pads sel-sel
melanofora kulit.
3). Lobi Belakang (Lobi Posterior)
Lobi belakang menghasilkan beberapa macam hormon, yaitu vasopresin (ADH), pretesin,
dan oksitosin. Vasopresin dan pretesin berfungsi untuk mempengaruhi tekanan darah, sedangkan
oksitosin berperan dalam membantu proses kelahiran.
Kelenjar hipofisis wring juga disebut sebagai master of glands karena mampu
menghasilkan bermacam-macam hormon yang mempengaruhi fungsi hormon-hormon lain.
Untuk mempermudah memahami berbagai hormon yang dihasilkan hipofisis.
2.3.2. Kelenjar Gondok (Kelenjar Tiroid)
Kelenjar gondok terdiri atas dua lobi. Letak kelenjar tersebut di kanan dan kiri trakea
daerah faring. Hormon yang dihasilkan adalah tiroksin yang terbentuk dari asam amino tiroksin
dan yodium.
Fungsi hormon tiroksin adalah mempengaruhi metabolisme sel serta
mempengaruhipertumbuhan, perkembangan, dan diferenstast jaringan tubuh. Hormon tiroksin
mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan kedewasaan. Kekurangan tiroksin
(hipotiroidisme) pada masa kanak-kanak min pertumbuhan tubuh dan mentalnya terganggu
(kretinisme). Anak umur 14-15 tahun tubuhnya pendek, perut buncit, dan mentalnya terbelakang
sehingga is tidak dapat makan sendiri. Pada orang dewasa, hipotiroidisme tidak begitu serius
akibatnya karena pertumbuhannya sudah selesai. Keadaan itu disebut miksedema.
Gejalanya adalah kecepatan metabolisme turun, lemak di bawah kulit bertambah, kulit
menjadi kasar, dan kegiatan fisik maupun mental menjadi lamban. Kekurangan tiroksin dapat
disebabkan oleh kekurangan unsur I (yodium) pada makanan. Biasanya kelenjar tiroid menjadi
besar sebagai penyesuaian untuk memperoleh unsur yodium semaksimal mungkin, disebut
gondok.
Kelebihan hormon tiroksin disebut hipertiroidisme yang akan menyebabkan morbus
Basedowi, yaitu metabolisme meningkat, denyut jantung meningkat, gugup, emosional, pelupuk
mata terbuka lebar, dan bola mata terbelalak (eksoftalmus).
2.3.3. Kelenjar Anak Gondok (Kelenjar Paratiroid)
Kelenjar anak gondok terletak di permukaan belakang tiroid. Hormon yang dihasilkan
adalah parathormon yang berfungsi dalam mengatur pemakaian ion Ca dan P pada jaringan.
Kekurangan hormon tersebut dapat menyebabkan kekejangan otot (tetani).
2.3.4. Kelenjar Timus
Kelenjar tintus.merupakan tempat penimbunan hormon somatotrop. HoiIlion tersebut
hanya berfungsi pada masa pertumbuhan saja.
2.3.5. Kelenjar Anak Ginjal (Kelenjar Adrenal)
Terletak di atas ginjal dan terdiri atas dua bagian, yaitu korteks dan medulla.
1) Korteks menghasilkan hormon sebagai berikut.
a. Cortisol (Glucocorticoid), mengaktifkan norepinefrin menjadi epinefrin. Keduanya
menyebabkan kenaikan kadar gula darah.
b. Aldosteron (Mineralocorticoid), berfungsi dalam absorpsi Na' dan penambahan ekskresi
K oleh ginjal serta terjadi penambahan volum cairan ekstraseluler.
2) Medulla menghasilkan hormon adrenalin yang menyebabkan penyempitan pembuluh
darah, mempercepat denyut jantung, dan memobilisasi gula dari hati,otot
2.3.6. Kelenjar Langerhans (Pankreas)
Kelenjar langerhans menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Kekurangan hormon
insulin dapat mengakibatkan kencing manis (diabetes mellitus).
2.3.7. Kelenjar Usus dan Lambung
Kelenjar duodenum menghasilkan hormon sekretin yang berfungsi merangsang
pengeluaran getah pankreas dan hormon kolesistokinin yang berfungsi merangsang pengeluaran
cairan empedu. Kelenjar lambung menghasilkan hormon gastrin yang berfungsi merangsang
pengeluaran getah lambung.

2.3.8. Kelenjar Kelamin (Gonad)


Kelenjar kelamin mampu menghasilkan hormon dan sel-sel kelamin. 'Kelenjar kelamin
tersebut dibedakan atas sebagai berikut.
1. Kelenjar Kelamin Pria (Testis)
Menghasilkan hormon androgen dan sel sperma. Diantara hormon androgen yang
terpenting adalah[testosterolliengan fungsi mempertahankan proses spermatogenesis dan
menghambat sekresi LH oleh hipofisis.
2. Kelenjar Kelamin Wanita (Ovarium)
Menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon yang meliputi sebagai berikut.
a. Estrogen dihasilkan oleh sel-sel folikel. Fungsi estrogen adalah menyebabkan ciri-ciri
kelamin sekunder di awal masa remaja dan turut membantu dalam persiapan pembentukan
endometrium untuk menerima embrio.
b. Progesteron, dihasilkan oleh korpus luteum, yaitu bekas folikel yang telah ditinggalkan
ovum. Fungsi progesteron adalah menjagaT~balanendometrjgU menghambat produksi FSH oleh
hipofisis, dan pada ibu yang habis bersalin, progesteron bersama laktogen berfungsi
memperlancar produksi air susu.
2.4 Proses Fisiologi Hormon
2.4.1 Hormon Testosteron
Testosteron merupakan hormon penting yang berperan dalam pembentukan karakteristik
seksual laki-laki dan perempuan. Meski memengaruhi pria dan wanita, testosteron memainkan
peran yang jauh lebih besar pada pria dibandingkan wanita.

Testosteron memiliki banyak fungsi mulai dari pembentukan massa otot, memperkuat
tulang, hingga untuk pematangan perkembangan alat reproduksi dan pertumbuhan janin. Berikut
beberapa tahap pembentkan horomon testosteron:

1. Hipotalamus
Produksi testosteron dimulai di kelenjar hipotalamus yang terletak di daerah otak. Karena
rangsangan tertentu seperti gairah seksual, tubuh akan mengaktifkan hipotalamus untuk
mengeluarkan suatu zat yang disebut gonadotropin-releasing hormone (GnRH).

2. Kelenjar Pituitari

Setelah GnRH dirilis ke dalam aliran darah, pembuluh darah membawa hormon tersebut
ke kelenjar pituitari. Di kelenjar pituitari, GnRH mengaktifkan kemampuan kelenjar pituitari untuk
menghasilkan gonadotropin yang disebut follicle-stimulating hormone dan luteinizing hormone
dan memasukkannya ke dalam aliran darah.

3. Testis

Setelah dalam aliran darah, follicle-stimulating hormone dan luteinizing hormone


melakukan perjalanan baik ke testis laki-laki, atau indung telur perempuan. Dalam testis, hormon
tersebut mengaktifkan sel-sel testis yang disebut sel Leydig untuk mensintesis kolesterol sebagai
bahan dasar pembentuk hormon testosteron.

Testosteron kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah untuk melakukan tugas yang telah
ditetapkan oleh hipotalamus.

4. Ovarium

Pada wanita, sejumlah kecil testosteron diproduksi oleh ovarium. Dalam proses ini,
follicle-stimulating hormone dan luteinizing hormone mengaktifkan sel-sel thecal ovarium. Sel-
sel ini juga mampu mensintesis kolesterol dari tubuh menjadi testosteron.

5. Kelenjar Adrenal

Sejumlah kecil testosteron juga diproduksi dalam kelenjar adrenal. Hal ini dapat terjadi
baik pada pria maupun wanita. Proses ini dilakukan dengan mengaktifkan sel-sel zona reticularis
kelenjar adrenal untuk mensintesis kolesterol menjadi testosteron.

2.4.2 Hormon Tiroid

Hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid memiliki dua buah lobus,
dihubungkan oleh isthmus, terletak di kartilago krokoidea di leher pada cincin trakea ke dua dan
tiga. Kelenjar tiroid berfungsi untuk pertumbuhan dan mempercepat metabolisme. Kelenjar tiroid
menghasilkan dua hormon yang penting yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3).

Karakteristik triioditironin adalah berjumlah lebih sedikit dalam serum karena reseptornya
lebih sedikit dalam protein pengikat plasma di serum tetapi ia lebih kuat karena memiliki banyak
resptor pada jaringan. Tiroksin memiliki banyak reseptor pada protein pengikat plasma di serum
yang mengakibatkan banyaknya jumlah hormon ini di serum, tetapi ia kurang kuat berikatan pada
jaringan karena jumlah reseptornya sedikit. (Guyton. 1997)

Proses pembentukan hormon tiroid adalah:

(1) Proses penjeratan ion iodida dengan mekanisme pompa iodida. Pompa ini dapat memekatkan
iodida kira-kira 30 kali konsentrasinya di dalam darah;

(2) Proses pembentukan tiroglobulin. Tiroglobulin adalah glikoprotein besar yang nantinya akan
mensekresi hormon tiroid;

(3) Proses pengoksidasian ion iodida menjadi iodium. Proses ini dibantu oleh enzim peroksidase
dan hidrogen peroksidase.

(4) Proses iodinasi asam amino tirosin. Pada proses ini iodium (I) akan menggantikan hidrogen
(H) pada cincin benzena tirosin. Hal ini dapat terjadi karena afinitas iodium terhadap oksigen (O)
pada cincin benzena lebih besar daripada hidrogen. Proses ini dibantu oleh enzim iodinase agar
lebih cepat.

(5) Proses organifikasi tiroid. Pada proses ini tirosin yang sudah teriodinasi (jika teriodinasi oleh
satu unsur I dinamakan monoiodotirosin dan jika dua unsur I menjadi diiodotirosin)

(6) Proses coupling (penggandengan tirosin yang sudah teriodinasi). Jika monoiodotirosin
bergabung dengan diiodotirosin maka akan menjadi triiodotironin. Jika dua diiodotirosin
bergabung akan menjadi tetraiodotironin atau yang lebih sering disebut tiroksin. Hormon tiroid
tidak larut dalam air jadi untuk diedarkan dalam darah harus dibungkus oleh senyawa lain, dalam
hal ini tiroglobulin. Tiroglobulin ini juga sering disebut protein pengikat plasma. Ikatan protein
pengikat plasma dengan hormon tiroid terutama tiroksin sangat kuat jadi tiroksin lama keluar dari
protein ini. Sedangkan triiodotironin lebih mudah dilepas karena ikatannya lebih lemah. (Guyton.
1997)
2.4.3 Hormon Adrenal

Kortek adrenal mensintesis molekul steroid yang dipilah menjadi tiga kelompok hormon
yaitu glukokortikoid, mineralkortikoid dan androgen dengan zona/lapisan penghasil yang berbeda-
beda.
Seperti kita ketahui, kortek adrenal mempunyai 3 lapisan/zona yaitu :
a. Zona glomerulosa à memproduksi hormon mineralkortikoid
b. Zona fasikulata à memproduksi hormon glukokortikoid (bersama dengan zona reticularis)
c. Zona reticularis à memproduksi homon androgen
Kolesterol, yang didapatkan dari makanan dan sintesis endogen adalah bahan untuk
steroidogenesis. Uptake kolesterol dilakukan oleh LDL receptor. Dengan stimulasi dari ACTH,
jumlah receptor LDL meningkat
Di bawah ini, adalah skema jalanya sintesis dari hormon steroid adrenal :
Keterangan :
 Sisntesis mineralkokrtikoid
Pregnenolon diubah menjadi progesterone oleh dua buah enzim reticulum endoplasma
halus yaitu 3β-hidroksisteroid dehidrogenase dan Δ5,4 isomerase. Progesterone mengalami
hidroksilase pada posisi C21 untuk membentuk 11-deoksikotrikosteron, yang merupakan
mineralkortikoid yang aktif (menahan ion Na+). Hidroksilase berikutnya, pada C11, menghasilkan
kortikosteron. Enzim 18-hidroksilase bekerja pada kortikosteron membentuk 18
hidroksikortikosteron yang diubah menjadi aldosteron oleh konversi 18-alkohol menjadi aldehid
 Sintesis glukokortikoid
Sintesis kortisol memerlukan tiga enzim hidroksilase yang bekerja secara berurutan pada
posisi C17, C21, C11. Dua reaksi pertama berlangsung cepat , sementara hidroksilasi C11 berlangsung
lambat. 17α-hidroksilase merupakan enzim reticulum endoplasma halus yang bekerja pada
pregnenolon. 17α-hidroksiprogesteron mengalami hidroksilase pada posisi C21 oleh 21-
hidroksilase hingga membentuk 11-deoksikortisol yang kemudian juga dihidroksilasi oleh 11β-
hidroksilase pada posisi C11 untuk membentuk kortisol.
 Sintesis androgen
Hormon androgen yang utama yang dihasilkan oleh korteks adrenal adalah
dehidroepiandrosteron (DHEA). DHEA sebenarnya adalah sebuah prehormon karena kerjanya 3β-
OHSD dan Δ5,4 isomerase akan mengubah DHEA androgen yang lemah menjadi androstenedion
yang lebih poten. Reduksi androstenesion pada posisi C17 mengakibatkan pembentukan
testosterone.
2.5 Fungsi Hormon

Hormon Yang menghasilkan Fungsi


Aldosteron Kelenjar adrenal Membantu keseimbangan garam &
air dengan cara menahan garam &
air serta membuang kalium
Antidiuretik(vasopresin) Kelenjar Hipofisa 1. Menyebabkan ginjal menahan air
2. Bersama dengan aldosteron,
membantu mengendalikan tekanan
darah
Kartikosteroid Kelenjar adrenal 1. Anti peradangan
memiliki efek yang 2. Mempertahankan kadar gula
luas diseluruh tubuh darah,tekanan darah & kekuatan otot
3. Membantu mengendalikan tekanan
darah
Kartikotropin Kelenjar Hipofisa Mengendalikan pembentukan &
pelepasan hormon oleh korteks
adrenal
Eritropoietin Ginjal Merangsang pembentukan sel darah
merah
Estrogen Indung telur Mengendalikan perkembangan ciri
seksual & sistem reproduksi wanita
Glukagon Pankreas Meningkatkan kadar gula darah
Hormon pertumbuhan Kelenjar Hipofisa 1. Mengendalian pertumbuhan &
perkembangan
2. Meningkatkan pembentukan
protein
Insulin Pankreas 1. Menurunkan kadar gula darah
2. Mempengaruhi metabolisme
glukosa,protein & lemak di seluruh
tubuh
LH (Luteinizing Hormone) Kelenjar Hipofisa 1. Mengendalikan fungsi reproduksi
(pembentukan sperma &
FSH (Follicle Stimulating smentum,pematangan sel telur,siklus
Hormone) menstruasi)
2. Mengendalikan ciri seksual pria &
wanita (penyebaran rambut,
pembentukan otot, tekstur &
ketebalan kulit, suara & bahkan
mungkin sifat kepribadian
Oksitosin Kelenjar Hipofisa Menyebabkan kontraksi otot rahim
& saluran susu di payudara
Hormon Paratiroid Kelenjar Paratiroid 1. Mengendalikan pembentukan
tulang
2. Mengendalikan pelepasan kalsium
& fosfat progesteron indung telur
3. Mempersiapkan lapisan rahim
untuk penanaman sel telur yang telah
dibuahi
4. Mempersiapkan kelenjar susu
untuk menghasilkan susu
Polaktin Kelenjar Hipofisa Memulai & mempertahankan
pembentukan susu di kelenjar susu
Renin & angiotensin Ginjal Mengenalikan tekanan darah
Hormon Tiroid Kelenjar Tiroid Mengatur pertumbuhan, pematangan
& kecepatan metabolisme
TSH (Tyroid-Stimulating Kelenjar Hipofisa Merangsang pembentukan &
Hormone) pelepasan kelenjar tiroid

You might also like