You are on page 1of 10

KORELASI ONSET PREEKLAMPSIA DENGAN BERAT BADAN

LAHIR BAYI DAN APGAR SCORE MENIT PERTAMA


DI RUMAH SAKIT BHAKTI YUDHA DEPOK
PERIODE JANUARI 2008-DESEMBER 2012
Ilmah*1, Fitriani Retnowati**, dan Lucy Widasari***
*) Program Studi Sarjana Kedokteran, FK UPN ”Veteran” Jakarta
**) Departemen Obstetri dan Ginekologi, FK UPN ”Veteran” Jakarta
***) Departemen Ilmu Gizi, FK UPN ”Veteran” Jakarta
JL. RS. Fatmawati Pondok Labu Jakarta Selatan 12450 Telp. 021 7656971

Abstract

The proportion of maternal mortality cause from The Ministry of Health in 2007 is 24% due
to preeclampsia and 65% mothers with preeclampsia having preterm delivery which caused 70%
of perinatal/ neonatal mortality. Preeclampsia is a hypertension which occurs after 20 weeks of
pregnancy and characterized with proteinuria. Preeclampsia can be classified based on its severity
or its onset. Preeclampsia based on its onset separated to early onset preeclampsia (≤34 weeks)
and late onset preeclampsia (>34 weeks). The concept of early and late preeclampsia is more
modern, and it is widely accepted that these two entities have different etiologies and should be
regarded as different forms of the disease. The purpose of this study is to know the correlation
between onset of preeclampsia and baby’s birth weight as well as first minute APGAR Score. This
study is a descriptive analytic cross sectional design with saturation sampling method. The number
of samples is 46 patients consisting 11 early onset preeclampsia patients and 35 late onset
preeclampsia patients. The samples in this study were pregnant women with preeclampsia in
Bhakti Yudha Hospital Depok, period January 2008 to December 2012 that achieved the restriction
criteria. The data obtained were analyzed by Somers’ d test with significance of 0,05. The result
of statistical analysis obtained a significant correlation between onset of preeclampsia and baby’s
birth weight (p = 0,017) in weak correlation (0,325) and positive direction of correlation, on the
other hand, there was no significant correlation between onset of preeclampsia and first minute
APGAR Score (p = 0,448 and r = -0,113).

Key Words: onset of preeclampsia, baby birth weight, APGAR score

PENDAHULUAN kematian ibu dan anak di kawasan tersebut terjadi


Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka di India, Bangladesh, Indonesia, Nepal, dan
Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu Myanmar.
indikator utama derajat kesehatan suatu negara Berdasarkan Survei Dasar Kesehatan
yang juga mengindikasikan kemampuan dan Indonesia (SDKI) 2007 AKI sebesar 228 per
kualitas pelayanan kesehatan, kapasitas pelayanan 100.000 kelahiran hidup, mengalami penurunan
kesehatan, kualitas pendidikan dan pengetahuan jika dibandingkan dengan AKI tahun 2002-2003
masyarakat, kualitas kesehatan lingkungan, sosial yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini
budaya serta hambatan dalam memperoleh akses masih merupakan angka tertinggi jika dibandingkan
terhadap pelayanan kesehatan. Pada pertemuan dengan negara lain, seperti Malaysia (62 per
WHO dengan menteri kesehatan di wilayah Asia 100.0000 kelahiran hidup), Srilanka (58 per 100.000
Tenggara dan Asia Barat tahun 2008 tentang kelahiran hidup), dan Philipina (230 per 100.000
tingginya AKI, menyatakan bahwa 98% dari seluruh kelahiran hidup). Pada Millennium Development
Goals (MDG) kelima pada tahun 2015 ditargetkan
1 Kontak Person : Ilmah bahwa AKI turun menjadi 102 kematian per 100.000
Prodi Sarjana Kedokteran
UPN “Veteran” Jakarta kelahiran hidup. Salah satu target MDG untuk 2015
Telp. 021 7656971 adalah mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu

Korelasi onset preeklampsia .......(Ilmah, Fitriani Retnowati, dan Lucy Widasari) - 193

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


dalam proses melahirkan pada tahun 1990-2015. 72% pasien dengan hipertensi gestasional dan
Berdasarkan SDKI 2003, AKB di Indonesia preeklampsia melahirkan bayi dengan berat badan
tergolong tinggi dibandingkan dengan negara- rendah. Kurniati, 2010 pada penelitiannya
negara lain di kawasan ASEAN, misalnya saja di menyatakan bahwa peluang terjadinya kelahiran
Singapura AKB sebesar 3 per 1.000 kelahiran bayi dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dari
hidup, Brunei Darussalam 8 per 1.000 kelahiran ibu dengan preeklampsia lebih tinggi 3,25 kali
hidup, Malaysia 10 per 1.000 kelahiran hidup, dibandingkan ibu hamil normal. Kematian perinatal
Vietnam 18 per 1.000 kelahiran hidup, Thailand karena kehamilan ibu dengan preeklampsia dan
20 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan Indonesia eklampsia meningkat 4,9 kali lebih besar dari
sebesar 35 per 1.000 kelahiran hidup. MDG tahun kehamilan normal.
2015, Angka Kematian Bayi ditargetkan turun Preeklampsia dapat diklasifikasikan
menjadi 26 per 1.000 kelahiran hidup. berdasarkan derajat keparahan dan onsetnya
Proporsi penyebab kematian ibu dari (Wiknjosastro, 2009 dan Valensise dkk, 2008).
Kementerian Kesehatan pada tahun 2007 sebesar Klasifikasi preeklampsia berdasarkan onsetnya
24% adalah karena preeklampsia. Preeklampsia dibagi menjadi preeklampsia onset dini (early-
adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu onset preeclampsia) dan preeklampsia onset lambat
kehamilan disertai dengan proteinuria (National (late-onset preeclampsia). Klasifikasi preeklampsia
High Blood Pressure Education Program Working onset dini dan preeklampsia onset lambat
Group on High Blood Pressure in Pregnancy, 2001). merupakan klasifikasi yang lebih modern karena
Sebanyak 65% ibu dengan preeklampsia mengalami dianggap bahwa masing-masing preeklampsia
persalinan preterm yang menjadi penyebab 70% memiliki etiologi yang berbeda serta diperkirakan
kematian perinatal/ bayi baru lahir (Kiswatin, 2010). merupakan tipe penyakit yang berbeda (Valensise
Kematian Bayi Baru Lahir (0–6 hari) sebesar 37% dkk, 2008). Dikatakan preeklampsia onset dini jika
disebabkan oleh gangguan pernapasan dan sebesar preeklampsia timbul sebelum atau saat kehamilan
34% disebabkan oleh prematuritas (Riskesdas, 34 minggu, sedangkan preeklampsia onset lambat
2007) merupakan preeklampsia yang timbul setelah
Mekanisme penyebab terjadinya kehamilan 34 minggu (Yang Z, dkk, 2006)
preeklampsia masih brlum jelas, namun tanda dari Preeklampsia yang terjadi lebih lama dapat
perkembangan preeklampsia telah tampak pada meningkatkan angka mortalitas yang sesuai dengan
awal kehamilan. Pathologic hallmark merupakan berat preeklampsia (Dina, 2002). Pada satu
penyebab dari terjadinya preeklampsia. Pathologic penelitian didapatkan bahwa berat badan dibawah
hallmark adalah suatu kegagalan total atau parsial 2500 gram dan kegagalan bernapas (asfiksia) lebih
dari fase kedua invasi trofoblas yaitu saat dimana sering terjadi pada preeklampsia onset dini
sel-sel trofoblas akan menginvasi arteri spiralis dibanding dengan preeklampsia onset lambat, serta
lebih dalam hingga kedalam miometrium pada kemungkinan janin mati lebih besar resikonya pada
kehamilan 14-16 minggu kehamilan, kegagalan ini preeklampsia onset dini (Monika Farid, Maisuri
akan mengakibatkan bagian arteri spiralis yang T. Chalid, 2007).
berada dalam miometrium tetap mempunyai dinding Preeklampsia onset dini dihubungkan dengan
muskulo-elastik yang reaktif yang berarti masih doppler arteri uterina yang abnormal, sedangkan
terdapat resistensi vaskuler sehingga menyebabkan preeklampsia onset lambat dihubungkan dengan
tekanan darah meningkat dan terjadi penurunan indeks resistensi uterina yang normal atau sedikit
perfusi darah dan oksigen (Pangemanan, 2002 dan meningkat (Valensise dkk, 2008). Hal ini berbeda
Prasetyo, 2006). Tekanan darah ibu yang tinggi dengan penelitian yang dilakukan oleh Gumilar
menyebabkan aliran darah ke plasenta berkurang (2011) yang menunjukkan tidak adanya perbedaan
sehingga menyebabkan janin menerima oksigen model hemodinamik antara preeklampsia berat
dan nutrisi yang rendah. Hal ini dapat menyebabkan onset dini dan preeklampsia berat onset lambat
terjadinya pertumbuhan janin yang terhambat (The pada saat onset terjadinya penyakit dan cenderung
American College of Obstetricians and menunjukkan model hiperdinamik pada kedua
Gynecologist). kelompok tersebut. Pada penelitian yang sama
Wardhani, 2008 melakukan penelitian pada dinyatakan bahwa tidak didapatkan perbedaan
50 pasien dengan hipertensi gestasional dan gangguan uteroplasenta antara kedua kelompok
preeklampsia dimana hasilnya didapatkan sebanyak preeklampsia dengan kelompok kontrol yang

194 - BINA WIDYA, Volume 24 Nomor 4, Edisi Juli 2013, 193-202

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


diwakili dengan pemeriksaan indeks resistensi intensitas dari ketidaknormalan yang terjadi. Selain
arteri uterinanya. dibagi berdasarkan derajat keparahannya,
Gejala preeklampsia yang timbul pada awal preeklampsia juga dibagi berdasarkan onsetnya,
kehamilan cenderung mempengaruhi plasenta yaitu preeklamspia onset dini (timbul sebelum usia
sehingga mengganggu pertumbuhan janin, kehamilan 34 minggu) dan onset lambat (timbul
sedangkan gejala preeklampsia onset lambat setelah usia kehamilan 34 minggu).
memiliki dampak langsung ke ibu seperti Konsep klasifikasi preeklampsia onset dini
perdarahan otak, kelaianan mata, edema paru, dan preeklampsia onset lambat merupakan
hingga sindrom HELLP (Yang Z, dkk, 2010 dan klasifikasi yang lebih modern karena dianggap
Amiruddin, 2007). bahwa masing-masing preeklampsia memiliki
Pangemanan, 2002 menyatakan bahwa risiko etiologi yang berbeda serta diperkirakan merupakan
kematian ibu paling tinggi dijumpai pada tipe penyakit yang berbeda (Valensise, dkk, 2008).
subkelompok wanita dengan eklampsia pada Preeklampsia onset dini dihubungkan dengan
kehamilan kurang dari 28 minggu. Selain itu angka doppler arteri uterine yang abnormal, pertumbuhan
kematian perinatal pada kehamilan eklamptik janin terhambat, dan luaran maternal maupun
adalah 9-23% dan berhubungan erat dengan usia neonatal yang berbahaya. Preeklampsia onset
kehamilan. Angka kematian perinatal pada suatu lambat lebih dihubungkan dengan indeks resistensi
penelitian pada 54 ibu melahirkan dengan eklampsia yang normal atau sedikit meningkat, dampak pada
sebelum kehamilan 28 minggu adalah 93%, angka janin yang rendah dan luaran perinatal yang lebih
ini hanya sebesar 9% pada penelitian lain dengan baik (Valensise, dkk, 2008).
rata-rata usia kehamilan pada saat melahirkan 32 Insidensi preeklampsia berada pada kisaran
minggu. Kematian perinatal terutama disebabkan 3–10% dan bervariasi di tiap negara. Di Indonesia
oleh persalinan prematur, solusio plasenta, dan insiden preeklampsia adalah sebesar 3,4–8,5% dari
asfiksia intrauterine. seluruh kehamilan dengan angka kematian maternal
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, berkisar 9,8%-25% dan angka kematian perinatal
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian sekitar 7,7–60% (Pojianto dan Wantania, 2012).
berjudul hubungan onset preeklampsia terhadap
berat badan lahir bayi dan APGAR Score di Rumah Etiologi dan Patogenesis Preeklampsia
Sakit Bhakti Yudha Depok periode Januari 2008 Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga
- Desember 2012. kini masih belum jelas, namun teori-teori yang
sekarang banyak digunakan antara lain adalah teori
Preeklampsia kelainan vaskularisasi plasenta, teori iskemia
Preeklampsia menurut klasifikasi dari Report plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel, teori
of the National High Blood Pressure Education intoleransi imunologik antara ibu dan janin, teori
Program Working Group on High Blood Pressure adaptasi kardiovaskular genetik, teori defisiensi
in Pregnancy pada tahun 2001 adalah hipertensi gizi, dan teori inflamasi.
yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai Pada kehamilan normal, dengan penyebab
dengan proteinuria sedangkan eklampsia adalah yang kurang jelas terjadi remodeling arteri spiralis,
preeklampsia yang disertai dengan kejang-kejang yakni terjadinya invasi trofoblas ke dalam lapisan
dan atau koma. otot arteria spiralis yang menimbulkan degenerasi
Menurut Cunningham (2006) dan lapisan otot tersebut sehingga terjadi dilatasi arteri
Wiknjosastro (2009) hal- hal yang diperlukan untuk spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki jaringan
mendiagnosis kejadian preeklampsia adalah sekitar arteri spiralis sehingga jaringan matriks
hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) dan menjadi gembur dan memudahkan lumen arteri
proteinuria (300 mg protein dalam urin selama 24 spiralis mengalami distensi dan dilatasi
jam). Dahulu edema tungkai digunakan sebagai (Wiknjosastro, 2009).
tanda-tanda preeklampsia, tetapi sekarang edema Distensi dan vasodilatasi lumen arteri spiralis
tungkai tidak digunakan lagi, kecuali edema ini menyebabkan penurunan tekanan darah,
generalisata (anasarka). penurunan resistensi vaskuler, dan peningkatan
Preeklampsia umumnya dibagi berdasarkan aliran darah pada daerah uteroplasenta. Hal ini
derajat keparahannya. Derajat keparahan mengakibatkan aliran darah ke janin cukup banyak
preeklampsia ditentukan dari frekuensi dan sehingga menjamin pertumbuhan janin dengan

Korelasi onset preeklampsia .......(Ilmah, Fitriani Retnowati, dan Lucy Widasari) - 195

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


baik (Wiknjosastro, 2009) tinggi pada preeklampsia dibandingkan dengan ibu
Pada keadaan hipertensi dalam kehamilan normotensi (Cunningham, 2006).
tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan Pada hipertensi dalam kehamilan juga terjadi
otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. hilangnya daya refrakter pembuluh darah terhadap
Lapisan otot arteri spiralis tetap kaku dan keras bahan vasopresor sehingga pembuluh darah menjadi
sehingga lumen arteri spiralis tidak mungkin sangat peka terhadap bahan vasopresor.
mengalami distensi dan vasodilatasi. Hal ini
mengakibatkan arteri spiralis relatif vasokonstriksi Pencegahan dan Pengobatan Preeklampsia
dan terjadi kegagalan remodeling arteri spiralis Sibai (2003) dalam Cunningham (2006)
dan menyebabkan aliran darah uteroplasenta menyatakan bahwa berbagai macam strategi
menurun yang mengakibatkan terjadinya hipoksia digunakan untuk mencegah atau memodifikasi
dan iskemia plasenta. Dampak iskemia plasenta keparahan preeklampsia, dan secara umum tidak
menimbulkan perubahan-perubahan yang ada satupun yang dinyatakan efektif secara klinis.
berhubungan dengan patogenesis hipertensi dalam Pengurangan sodium, kapsul minyak ikan,
kehamilan selanjutnya (Wiknjosastro, 2009) pemberian suplemen kalsium, atau pengunaan
Plasenta yang mengalami iskemia dan aspirin dosis rendah (60 mg) belum terbukti
hipoksia menghasilkan oksidan / radikal bebas. sepenuhnya dalam mencegah terjadinya
Radikal hidroksil merupakan salah satu oksidan preeklampsia (Cunningham, 2006).
penting yang dihasilkan oleh plasenta yang iskemia Preeklampsia ringan (diastol <110 mmHg)
dan bersifat sangat toksis, khususnya terhadap belum memerlukan intervensi obat-obatan, yang
membran sel endotel pembuluh darah. Hal inilah perlu dilakukan adalah tirah baring dan modifikasi
yang menyebabkan hipertensi dalam kehamilan gaya hidup. Jika tekanan darah diastolik 110 mmHg
dulu disebut sebagai toksemia. atau lebih, diberikan obat anti hipertensi. Obat
Pada hipertensi dalam kehamilan terjadi pilihan adalah hidralazin. Hidralazin diberikan 5
ketidakseimbangan antara oksidan dan antioksidan mg IV pelan-pelan setiap 5 menit sampai tekanan
karena tingginya kadar oksidan, khususnya darah turun. Jika perlu dapat diulang setiap jam
peroksida lemak sedangkan kadar antioksidan atau berikan hidralazin 12,5 mg IM setiap 2 jam.
menurun sehingga terjadi dominasi kadar oksidan
peroksida lemak yang relatif tinggi (Wiknjosastro, Komplikasi Preeklampsia
2009). Peroksida lemak sebagai oksidan yang Menurut Wiknjosastro (2009) komplikasi
sangat toksis ini beredar di seluruh tubuh dalam yang paling sering terjadi pada preeklampsia berat
aliran darah dan akan merusak membran sel endotel adalah solusio plasenta, hipofibrinogenemia,
serta dapat pula merusak nukleus dan protein sel hemolisis, perdarahan otak, kelainan mata, nekrosis
endotel. hati, sindroma HELLP (Hemolysis, Elevated Liver
Menurut Wiknjosastro (2009) kerusakan enzymes, dan Low Platelet), kelainan ginjal,
membran sel endotel menyebabkan terganggunya prematuritas, dismaturitas dan kematian janin
fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur intrauterin. Serta komplikasi lain dapat berupa lidah
sel endotel. Keadaan ini disebut sebagai “disfungsi tergigit, trauma dan fraktur karena terjatuh akibat
endotel” yang menyebabkan gangguan metabolisme kejang, pneumonia aspirasi dan DIC.
prostaglandin, agregasi sel-sel trombosit pada
daerah endotel yang mengalami kerusakan, Berat Badan Lahir Bayi
perubahan khas pada endotel kapilar glomerulus, Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang
peningkatan permeabilitas kapiler, peningkatan di timbang dalam waktu 1 jam pertama setelah
produksi bahan-bahan vasopresor, serta peningkatan lahir. Berat bayi lahir berdasarkan berat badan dapat
faktor koagulasi. dikelompokan menjadi berat badan lahir rendah,
Pada awal trimester kedua kehamilan seorang berat badan lahir normal, dan berat badan lahir
ibu juga mempunyai kecenderungan untuk terjadi lebih.
preeklampsia, ternyata memiliki proporsi sel T Bayi berat lahir rendah adalah bayi yang
helper (Th1) yang lebih rendah dibandingkan pada dilahirkan dengan berat lahir <2500 gram tanpa
ibu normotensif. Ketidakseimbangan Th1 /Th2, memandang usia gestasi (Kosim dkk, 2009).
dengan dominasi dari Th2, mungkin dimediasi oleh Bayi berat lahir rendah sangat rentan terdap
adenosin, yang terdapat dalam serum dengan kadar kejadian hipotermia dan infeksi, sehingga harus

196 - BINA WIDYA, Volume 24 Nomor 4, Edisi Juli 2013, 193-202

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


dilakukan penangan yang adekuat karena bayi berat 4 – 6 : Agak rendah, asfiksia sedang. Bayi
lahir rendah mempunyai risiko kematian tinggi memerlukan tindakan medis segera, seperti
(Saifuddin, 2006). penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas,
Menurut WHO (2007), BBLR disebabkan atau pemberian oksigen untuk membantu
oleh 7 (tujuh) faktor, yaitu genetik (faktor gen, pernapasan
interaksi lingkungan, ukuran ayah, jenis kelamin), 0 – 3 : Sangat rendah, asfiksia berat. Bayi
kecukupan gizi (nutrisi ibu ketika hamil, kecukupan memerlukan tindakan medis yang lebih intensif
protein dan energi, kekurangan nutrisi), karakteristik
dan berat ibu (berat ibu ketika hamil, paritas, jarak METODOLOGI PENELITIAN
kehamilan), penyakit (infeksi, seperti malaria, Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik
anemia, sifilis, rubella), komplikasi kehamilan dengan pendekatan cross sectional. Penelitian
(eklampsia, infeksi ketika melahirkan), gaya hidup dilakukan di Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok
ibu (merokok dan mengkonsumsi alkohol), serta pada periode Januari 2008-Desember 2012. Populasi
lingkungan (polusi, faktor sosial dan ekonomi). dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin
Penangan terhadap bayi dengan BBLR harus dengan diagnosis medis preeklampsia. Sampel
dilakukan dengan ketat. Penangan yang harus penelitian adalah sampel yang memenuhi kriteria
dilakukan adalah mempertahankan suhu, mencegah inklusi penelitian yaitu pasien dengan diagnosis
infeksi, pengawasan nutrisi/ ASI, dan penimbangan preeklampsia dan melakukan persalinan di Rumah
ketat. Sakit Bhakti Yudha Depok pada periode Januari
Bayi berat lahir normal adalah bayi yang 2008-Desember 2012, memiliki catatan rekam
lahir dari kehamilan sampai 42 minggu dan berat medik yang mencakup variabel penelitian (onset
badan lahir > 2500-4000 gram (Jitowiyono&Weni, preeklampsia ibu, berat badan bayi saat lahir,
2010). APGAR Score menit pertama), dan melahirkan
Bayi berat lahir lebih adalah Bayi yang bayi tunggal hidup, serta yang memenuhi kriteria
dilahirkan dengan berat lahir lebih > 4000 gram. eksklusi yaitu pasien preeklampsia yang tidak
Bayi dengan berat lahir lebih bisa disebabkan memiliki catatan rekam medik yang mencakup
karena adanya pengaruh dari kehamilan posterm. variabel penelitian, memiliki penyakit kronis seperti
diabetes melitus, mengalami komplikasi sindrom
APGAR Score HELLP, mengalami infeksi kehamilan, melahirkan
APGAR Score merupakan penilaian yang bayi kembar, dan melahirkan bayi mati.
dianjurkan untuk menilai kemampuan adaptasi Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
bayi baru lahir dan penialaian secara cepat dalam sampling jenuh, yaitu pengambilan sampel dengan
menghadapi bayi dengan asfiksia (asfiksia mengambil semua anggota populasi digunakan
neonatorum). Asfiksia neonatorum adalah suatu menjadi sampel. Jumlah sampel yang memenuhi
keadaan bayi baru lahir yang gagal bernapas secara kriteria inklusi dan ekslusi sebanyak 46 pasien.
spontan dan teratur segera setelah lahir. Penialaian Analisis bivariat menggunakan kemaknaan (p <
secara APGAR juga mempunyai hubungan yang 0,05) dengan uji Somers’ d untuk mengetahui
bermakna dengan mortilitas dan morbiditas bayi korelasi antara onset preeklampsia dengan berat
baru lahir (Hasan, 2000). badan lahir bayi dan APGAR Score menit pertama
dimana p < 0,05 menunjukkan adanya hubungan
Tabel 1. Kriteria Perhitungan APGAR Score dan p > 0,05 menunjukkan tidak tidak adanya
Akronim Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 hubungan.
Warna Kulit Apperance Pucat Badan merah, Seluruh tubuh
ekstremitas biru kemerah-merahan
Frekuensi Nadi Pulse Tidak ada Kurang dari Lebih dari HASIL DAN PEMBAHASAN
100/menit 100/menit Data Deskriptif
Reaksi RangsanganGrimace Tidak ada Sedikit gerakan Batuk / bersin
mimik
Tonus Otot Activity Tidak ada Ekstremitas Gerakan aktif
sedikit fleksi
Pernapasan Respiration Tidak ada Lemah / tidak teratur Baik / menangis

Intepretasi skor:
7 – 10 : Bayi normal. Bayi dianggap sehat dan
tidak memerlukan tindakan yang istimewa

Korelasi onset preeklampsia .......(Ilmah, Fitriani Retnowati, dan Lucy Widasari) - 197

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


badan lahir lebih.

Gambar 1.
Onset Preeklampsia di Rumah Sakit Bhakti Yudha Gambar 3.
Depok periode Januari 2008–Desember 2012 APGAR Score Menit Pertama di Rumah Sakit
Bhakti Yudha Depok
Berdasarkan hasil penelitian pada 46 pasien periode Januari 2008–Desember 2012
dengan preeklampsia di Rumah Sakit Bhakti Yudha
Depok periode Januari 2008–Desember 2012 Berdasarkan hasil penelitian pada 46 pasien
didapatkan 11 pasien diantaranya atau 23,9% dari dengan preeklampsia di Rumah Sakit Bhakti Yudha
pasien mengalami preeklampsia onset dini (onset Depok periode Januari 2008–Desember 2012
≤ 34 minggu) dan 35 pasien atau 76,1% dari pasien didapatkan 33 pasien atau 71,7% dari pasien
mengalami preeklampsia onset lambat (onset > 34 melahirkan bayi dengan APGAR Score menit
minggu). pertama yang normal (7-10), 12 pasien atau 26,1%
dari pasien melahirkan bayi dengan APGAR Score
menit pertama yang agak rendah (6-4), dan 1 pasien
atau 2,2% dari pasien melahirkan bayi dengan
APGAR Score menit pertama yang rendah (0-3).

Analisis Bivariat
Dari hasil uji Somers’d untuk mencari
korelasi antara onset preeklampsia dan berat badan
lahir bayi didapatkan bahwa terdapat korelasi yang
bermakna antara onset preeklampsia dan berat
badan lahir bayi dengan kekuatan korelasi lemah
dan nilai p = 0,017 (p < 0,05) serta nilai r = 0,325
dengan arah korelasi positif yang berarti semakin
dini onset preeklampsia maka semakin kecil berat
Gambar 2. badan lahir bayi yang dilahirkan.
Berat Badan Lahir Bayi di Rumah Sakit Bhakti
Yudha Depok periode Januari 2008–Desember Tabel 2.
2012 Korelasi antara Onset Preeklampsia dan Berat
Badan Lahir Bayi di Rumah Sakit Bhakti Yudha
Berdasarkan hasil penelitian pada 46 pasien Depok periode Januari 2008–Desember 2012
dengan preeklampsia di Rumah Sakit Bhakti Yudha Onset Berat Badan Lahir Bayi Arah
Depok periode Januari 2008–Desember 2012 Preeklampsia Total r p korelasi
didapatkan 15 pasien atau 32,6% dari pasien BBLR Normal BBLB
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, Dini 7 4 0 11
30 pasien atau 65,2% dari pasien melahirkan bayi Lambat 8 26 1 35 0,325 0,017 +
Total 15 30 1 46
dengan berat badan lahir normal, dan 1 pasien atau
2,2% dari pasien melahirkan bayi dengan berat Dari hasil uji Somers’ d untuk mencari korelasi

198 - BINA WIDYA, Volume 24 Nomor 4, Edisi Juli 2013, 193-202

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


antara onset preeklampsia dan berat badan lahir preeklampsia memiliki risiko untuk mengalami
bayi didapatkan bahwa tidak terdapat korelasi yang persalinan pretem sebesar 86%. Bayi preterm adalah
bermakna antara onset preeklampsia dan APGAR bayi yang berumur kurang dari atau sama dengan
Score menit pertama bayi karena didapatkan nilai 37 minggu tanpa memikirkan berat badan, namun
p = 0,448 (p>0,05) dengan nilai r = -0,113 dan sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat
arah korelasi negatif. badan lahir kurang dari 2500 gram (Rahayu, 2011).
Dari hasil uji statistika Somers’d antara onset
Tabel 3. preeklampsia dan APGAR score menit pertama
Korelasi antara Onset Preeklampsia dan APGAR bayi di Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok periode
Score Menit Pertama di Rumah Sakit Bhakti Yudha Januari 2008–Desember 2012 didapatkan bahwa
Depok periode Januari 2008 – Desember 2012 tidak terdapat korelasi yang bermakna. APGAR
score merupakan salah satu bentuk penilaian yang
Onset APGAR SCORE Menit 1 Arah digunakan untuk menilai derajat berat asfiksia.
Preeklampsia Total r p korelasi Menurut Nelson (2000), selain disebabkan oleh
Normal Agak Rendah Rendah
Dini 7 3 1 11
asfiksia, APGAR Score yang rendah juga dapat
Lambat 26 9 0 35 0,325 0,017 + disebabkan oleh depresi sistem saraf pusat atau
Total 33 12 1 46 obstruksi jalan napas bayi.
Beberapa penelitian mengemukakan bahwa
PEMBAHASAN APGAR Score juga dapat dipengaruhi oleh
Dari hasil uji statistika Somers’d antara onset kunjungan ANC, konsumsi kafein, senam hamil,
preeklampsia dan berat badan lahir bayi di Rumah dan penanganan terhadap ibu. Pada penelitian yang
Sakit Bhakti Yudha Depok periode Januari dilakukan oleh Lestari (2012) didapatkan bahwa
2008–Desember 2012 didapatkan korelasi yang terdapat hubungan antara kunjungan ANC dengan
bermakna dengan kekuatan korelasi yang lemah. nilai APGAR pada bayi baru lahir di BPS Syamsah
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang Jombor Tuntang”. Penelitian lain dilakukan oleh
dilakukan oleh Farid dan Maisuri (2007) yang pada Mardiawati (2012) yang berjudul “Hubungan
penelitiannya menyatakan bahwa berat badan lahir Konsumsi Kafein pada Ibu Hamil Trimester III
bayi < 2500 gram lebih sering terjadi pada dengan Berat Badan Lahir, APGAR Score, dan
preeklampsia onset dini dibandingkan dengan Plasenta di Kabupaten Padang Pariaman didapatkan
preeklampsia onset lambat yang pada penelitiannya adanya hubungan yang bermakna antara konsumsi
memiliki odd ratio sebesar 12,9. Hasil ini juga kafein dengan APGAR Score bayi baru lahir. Aulia
sesuai dengan Penelitian yang dilakukan oleh Obed dan Hindun (2010) pada penelitiannya tentang
dan Patience pada tahun 2006 yang hasil pengaruh senam hamil terhadap proses persalinan
penelitiannya adalah bayi yang dilahirkan dari ibu normal di klinik YK Madira, Palembang
dengan preeklampsia onset dini secara signifikan mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang
memiliki berat badan lahir bayi yang lebih rendah, bermakna antara senam hamil dengan APGAR
sedangkan ibu dengan preeklampsia onset lambat Score Bayi. Penelitian lain yang meneliti tentang
berat badan lahir bayinya tidak jauh berbeda dengan APGAR Score adalah Siahaan (2011) dalam
ibu yang tidak mengalami preeklampsia. penelitiannya tentang luaran ibu dan bayi pada
Hal ini disebabkan karena pada preeklampsia penderita preeklampsia berat usia kehamian < 37
terjadi perubahan fisiologis berupa vasokontriksi minggu dengan penanganan secara ekspektatif dan
pembuluh darah perifer sehingga terjadi aktif didapatkan bahwa terdapat perbedaan
peningkatan tekanan darah atau hipertensi (Prasetyo, bermakna antara penanganan aktif dan ekspektatif
2006). Pada hipertensi yang agak lama dalam nilai APGAR menit pertama dan kelima.
menyebabkan menurunnya aliran darah ke plasenta Hasil penelitian yang diperoleh ini
yang mengakibatkan menurunnya asupan nutrisi bertentangan dengan hasil penelitian yang
untuk janin, sehingga dapat terjadi pertumbuhan dilakukan oleh Farid dan Maisuri pada tahun 2007
janin yang terhambat (Ariani, 2011). yang menyatakan bahwa asfiksia lebih sering terjadi
Selain itu, ibu dengan preeklampsia berisiko pada preeklampsia onset dini dibandingkan dengan
untuk mengalami persalinan preterm (Wiknjosastro, preeklampsia onset lambat. Perbedaan hasil
2009). Hal ini juga didukung oleh penelitian yang penelitian ini mungkin disebabkan karena peneliti
dilakaukan oleh Kiswatin (2010) bahwa ibu dengan tidak mempertimbangkan faktor-faktor lain yang

Korelasi onset preeklampsia .......(Ilmah, Fitriani Retnowati, dan Lucy Widasari) - 199

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


dapat mempengaruhi APGAR Score, seperti Normal di Klinik YK Madira Palembang.
kunjungan ANC, konsumsi kafein, senam hamil, Jurnal Kedokteran dan Kesehatan: Publikasi
dan penanganan yang dilakukan kepada ibu. Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya (diakses dari
SIMPULAN http://eprints.unsri.ac.id/911/1/pengaruh_
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan senam_hamil.pdf, pada tanggal 2 Maret 2013
bahwa onset preeklampsia terbanyak pada ibu
bersalin dengan diagnosis preeklampsia onset Cunningham, Gant, Leveno, Gilstrap, Hauth,
lambat, yaitu 35 pasien (76,1%). Berat badan lahir Wenstrom, 2006, William Obstetrics Edisi
bayi yang lahir dari ibu dengan diagnosis 22. McGraw-Hill
preeklampsia sebesar 65,2% (30 bayi) memiliki
berat lahir yang normal. Ditemukan 32,6% bayi Dahlan, M. Sopiyudin, 2012, Statistik untuk
(15 bayi) memiliki berat badan yang kurang dari Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptof,
2500 gram (BBLR). Sebanyak 33 bayi (71,7%) Bivariat, dan Multivariat, Dilengkapi Aplikasi
lahir dengan APGAR Score menit pertama yang dengan Menggunakan SPSS Edisi 5. Jakarta:
masuk kedalam kategori normal (APGAR Score Penerbit Salemba Medika
7–10). Masih ditemukan 13 bayi (28,3%) yang
lahir dengan APGAR Score agak rendah dan Dina, Sarah. 2002, Luaran Ibu dan Bayi pada
rendah. Terdapat korelasi antara antara onset Penderita Preeklampsia Berat dan Eklampsia
preeklampsia dan berat badan lahir bayi (p = 0,017) dengan atau tanpa Sindroma HELLP. Bagian
dengan kekuatan korelasi lemah (r = 0,325) dan Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
arah korelasi positif, yang berarti semakin dini Universitas Sumatera Utara. (diakses
onset preeklampsia maka semakin kecil berat badan http://library.usu.ac.id/download/fk/obstetri-
lahir bayi yang dilahirkan. Tidak terdapat korelasi sarah%20dina.pdf pada tanggal 13 September
yang bermakna antara onset preeklampsia dan 2012)
APGAR Score menit pertama bayi (p = 0,448)
dengan r = -0,113 dan arah korelasi negatif. Farid, Monika, Chalid, Maisuri T. 2007, Evaluasi
Saran yang dapat diberikan bagi wanita hamil Hasil Luaran Pada Preeklampsia Onset Dini
agar senantiasa memeriksakan kehamilannya secara dan Lambat. Fakultas Kedokteran Universitas
rutin dan menjaga asupan nutrisi serta pola hidup Hasanuddin. (diakses dari: http://med.unhas.
untuk mengurangi faktor-faktor risiko yang dapat ac.id/obgin/index.php?option=com_conten
menyebabkan terjadinya preeklampsia. Bagi ibu t&task view&id=192&Itemid=63 pada
hamil dengan diagnosis preeklampsia agar dapat tanggal 13 September 2012)
lebih waspada dan lebih menjaga kehamilannya
untuk mencegah kemungkinan lahirnya bayi dengan Gumilar, Erry, 2011, Perbandingan Preeklampsia
BBLR atau bahkan komplikasi seperti sindrom Berat Tipe Dini dan Lambat Ditinjau dari
HELLP dan eklampsia yang mungkin terjadi. Bagi Pemeriksaan Echocardiografi Curah
praktisi kesehatan agar terus melakukan pembinaan Jantung, Tahanan Vaskular Perifer Total,
untuk meningkatkan kepedulian ibu hamil untuk dan Pemeriksaan Doppler Velocimetry Indeks
memeriksakan dan menjaga kehamilannya serta Resistensi Arteri Uterina (diakses dari
meningkatkan kualitas pelayanan dan perawatan http://penelitian.unair.ac.id/artikel_dosen_
terhadap ibu hamil, terutama ibu hamil yang velocimetry _Comparison%
memiliki risiko tinggi terjadi preeklampsia. Bagi 20%20Between%20%20Early-
masyarakat umum khususnya wanita usia subur onset%20%20and%20%20Late-
atau usia pra nikah agar senantiasa menjaga asupan onset%20%20Preeclampsia%20%20Based
nutrisi dan gaya hidup sebagai salah satu upaya %20%20On%20%20Maternal%20Cardiac
pencegahan terhadap faktor-faktor risiko terjadinya %20Output‚%20Total%20Peripheral%20V
preeklampsia. ascular%20Resistance‚%20and%20Uterin
e%20Artery%20Resistance%20Index_4806
DAFTAR PUSTAKA pada tanggal 30 Oktober 2012)
Aulia, Hendarmin, Hindun, Siti, 2010, Pengaruh
Senam Hamil terhadap Proses Persalinan Jitowiyono, Sugeng. Kristyanasari, Weni, 2010,

200 - BINA WIDYA, Volume 24 Nomor 4, Edisi Juli 2013, 193-202

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Pelayanan Kesehatan Maternal dan
UD Adipura Neonatal. Jakarta: PT. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Kabo, Peter, 2011, Bagaimana Menggunakan Obat-
Obatan Kardiovaskular Secara Rasional. Satroasmoro, Sudigdo. Ismail, Sofyan. 2011, Dasar-
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi 4.
Universitas Indonesia Jakarta: Sagung Seto

Kiswatin, 2010, Pengaruh Preeklampsia terhadap Siahaan, Hatsari, 2011, Luaran Ibu Dan Bayi Pada
Kejadian Persalinan Preterm. Universitas Penderita Preeklampsia Berat Usia
Airlangga (diakses dari http://alumni. Kehamilan <37 Minggu Dengan
unair.ac.id/ kumpulanfile/ 3553844840_abs. Penanganan Secara Ekspektatif Dan Aktif
pdf pada tanggal 25 Desember 2012) (diakses dari http://repository.usu.
ac.id/handle/123456789/30230 pada tanggal
Lestari, Endah Puji, 2012, Hubungan antara 7 Maret 2013)
Kunjungan ANC dengan Nilai APGAR pada
Bayi Baru Lahir di BPS Syamsiyah Jombor Silver HM, dkk, 2002, Mechanism of Increased
Tuntang. (diakses dari Maternal Serum Total Activin A and Inhibin
http://perpusnwu.web.id pada tanggal 7 A in Preeclampsia (diakses dari http://rsx.
Maret 2013) sagepub. com/ pada tanggal 28 Februari
2013)
Mardiawati, Dewi, 2012, Hubungan Konsumsi
Kafein pada Ibu Hamil Trimester III dengan Valensise, Herbert. Barbara Vasapollo, Giulia
Berat Badan Lahir, APGAR Score, Plasenta Gagliardi dan Gian Paolo Novelli, 2008,
di Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2011. Early and Late Preeclampsia: Two Different
(diakses dari http://pasca.unand.ac.id/id/wp- Maternal Hemodynamic States in the Latent
content /uploads/2011/09/HUBUNGAN- Phase of the Disease. American Heart
K O N S U M S I - K A F E I N - PA D A - I B U - Association Journals (diakses dari
HAMIL-TRIMESTER-III.pdf pada tanggal http://hyper.ahajournals.org/content/52/5/8
2 Maret 2013) 73.full.pdf pada tanggal 13 Oktober 2012)

Pangeman, Wim T, 2002, Komplikasi Akut pada Wardhani, Indri Yulia, 2008, Gambaran Berat Bayi
Preeklampsia. Fakultas Kedokteran Lahir pada Ibu Penderita Hipertensi
Universitas Sriwijaya (diakses dari Gestasional dan Preeklampsia di Rumah
http://digilib.unsri.ac.id/download/ Sakit Dr.Kariadi periode Januari sampai
KOMPLIKASI%20AKUT%20PADA%20 Desember 2007. Universitas Diponegoro
PREEKLAMPSIA.pdf pada tanggal 13 (diakses dari http://eprints.undip.ac.id/26094/
September 2012) pada 13 September 2012)

Pojianto. Wantania, John, 2012, Faktor Risiko Weissgerber, Tracey L. Wolfe, Larry A, Davies,
Sosial pada Penderita Preeklampsia (diakses Gregory A. L. 2004, The Role of Regular
dari http://www.jurnalmedika.com/edisi- Physical Activity in Preeclampsia Prevention:
tahun-2012/edisi-no-02-vol-xxxviii-2012 Postulated Mechanisms of Protective Effect
pada tanggal 25 Februari 2013) of Prenatal Exercise Against Preeclampsia.
Medscape News. http://www.medscape.
Prasetyo, Rully, 2006, Kadar Aktivin A pada com/viewarticle/495537_6 diakses pada
Kehamilan Trimester II Sebagai Prediktor tanggal 30 September 2012
Preeklampsia. Universitas Diponegoro
(diakses dari http://eprints. undip.ac.id/29356/ Wiknjosastro H, 2009, Ilmu Kebidanan. Jakarta:
pada tanggal 13 September 2012) PT. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Saifuddin, Abdul Bari, 2006, Buku Acuan Nasional

Korelasi onset preeklampsia .......(Ilmah, Fitriani Retnowati, dan Lucy Widasari) - 201

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


Yang, Zi, Ma Rui-qiong, dan Sun Min-na, 2010,
Effects of preeclampsia-like symptoms at
early gestational stage on feto-placental
outcomes in a mouse model. Chinese Medical
Journal (diakses dari http://www.cmj.
org/periodical/PDF/ 201031940185840.pdf
pada tanggal 30 Oktober 2012)

Yani, Isya Akhmad, 2011, Hubungan Antara Usia


dan Paritas terhadap Kejadian Preeklampsia
Berat di Ruang Rawat Inap Lantai 2 Gedung
A Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
Jakarta Periode Juli–Desember 2010.
Fakultas Kedokteran Universitas
Pembangunan Nasional Jakarta

Yuliani, Nur Afifah, 2013, Perbandingan Nilai


APGAR Score Bayi Baru Lahir pada Menit
Ke-1 dan Menit Ke-5 dengan Metode
Persalinan Normal Konvensional dan
Metode Water Birth di Rumah Bersalin (RB)
Rinjani Cilacap (diakses dari
http://keperawatan. unsoed.ac.id/ pada
tanggal 2 Maret 2013)

202 - BINA WIDYA, Volume 24 Nomor 4, Edisi Juli 2013, 193-202

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

You might also like