You are on page 1of 21

BUKU LOG MAHASISWA

2A. Problem Priority (Identifikasi Masalah)


Semester IV

INTER-PROFESSIONAL EDUCATION 2

“Problem Priority and Intervention”

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR – BALI
2018
INTER-PROFESSIONAL EDUCATION
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

IDENTITAS MAHASISWA

Kelompok : 1
Nama : Nurul Febryani

NIM : 1608551001

Program Studi : Farmasi

Semester : IV (Empat)

Alamat Rumah : Pondok bukit raya, Bukit jimbaran

No. Telephone : 082340823668

Dosen Pembimbing : Putu Ayu Indrayathi, SE., MPH.

No. Telephone : 081339570537

Desa Binaan : Padangsambian

Kontak Person :

No. Telephone :

Tanda tangan :
PETUNJUK UMUM

1. Buku LOG ini dipergunakan untuk merekam proses pembelajaran


dan komunikasi, berkaitan dengan latar belakang sosial budaya
keluarga angkat (KA) dan merekam berbagai informasi untuk dapat
mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan timbul-
nya gangguan kesehatan pada masyarakat terutama pada keluarga
angkat (KA). Data dan informasi yang perlu direkam mencakup:
bagaimana proses komunikasi dilakukan, sistem kekerabatan
(sistem sosial) keluarga, persepsi atau nilai kepercayaan keluarga
terkait dengan kesehatan, sikap keluarga dalam menghadapi
gangguan kesehatan, pengalaman keluarga dalam pengobatan dan
persepsi keluarga tetang “sakit” itu sendiri.
2. Buku ini harus diisi setiap saat habis kunjungan dan setelah selesai
diskusi kelompok
3. Setiap kegiatan individu maupun kelompok mengacu kepada tujuan
yang tercantum dalam pedoman PBL
4. Setiap saat setelah selesaI diskusi kelompok, buku LOG ini harus
diserahkan pada dosen pembimbing untuk dilakukan evaluasi dan
kemudian diminta kembali sebelum kunjungan ke keluarga
angkat /masyarakat berikutnnya
5. Mahasiswa yang tidak melakukan kunjungan sesuai jadwal karena
sesuatu hal, dapat menggantinya dengan hari lain, atas ijin dan
kesepakatan dengan keluarga angkat/masyarakat yang dikunjungi
6. Dalam buku ini mencatat, merekam hal-hal yang inti saja dari hasil
wawancara dengan keluarga angkat maupun masyarakat dari
daerah binaan.
GAMBARAN PROFIL DESA BINAAN

Desa binaan yang menjadi sasaran Inter-Professional Education (IPE) kami adalah
Desa Padangsambian. Desa ini terletak di Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar,
Provinsi Bali. Secara geografis, Desa Padangsambian terletak di wilayah Kecamatan
Denpasar Barat, Sebagai suatu desa yang berada di pinggiran perkotaan Kota Denpasar,
bentang alam Desa Padangsambian sebagian besar merupakan areal pemukiman warga,
namun pada beberapa wilayah masih terdapat area budidaya, seperti sawah (Subak
Pagutan dan Subak Srogsogan), tegalan, kebun, kawasan usaha dan pergudangan dan
sebagainya. Luas wilayah Desa Padangsambian adalah 409 Hektar. Lokasi koordinat
pada 115.1899 BT / -8.652808 LS. Terbagi menjadi sembilan wilayah kerja teknis
kewilayahan yang disebut dengan Dusun, yaitu : Dusun Umaklungkung, Dusun
Tegallinggah, Dusun Batukandik, Dusun Robokan, Dusun Batuparas, Dusun Pagutan,
Dusun Dukuh Sari, Dusun Lepang, Dusun Tegehsari.Desa Padangsambian juga
merupakan salah satu desa di Kota Denpasar yang berbatasan langsung dengan
Kabupaten Badung, sehingga beberapa batas-batas wilayah Desa Padangsambian juga
merupakan batas wilayah Kota Denpasar dengan Kabupaten Badung. Masyarakat yang
tinggal di Desa padangsambian menganut agama Hindu, Islam, Buddha, dan Kristen.
Namun, mayoritas agama yang dianut adalah agama Hindu. Jika dilihat dari segi ekonomi
masyarakat di Desa padangsambian ini termasuk kelas menengah dan telah cukup baik
karena dapat dikatakan kepala keluarga dari desa ini memiliki pekerjaan yang cukup baik
meskipun masih terdapat kepala keluarga yang tidak memiliki pekerjaan yang tetap. Jika
dilihat dari segi kesehatan terdapat beberapa keluarga yang tidak memiliki masalah
kesehatan yang serius hanya mengalami penyakit-penyakit yang umum seperti flu
ataupun demam, namun terdapat beberapa keluarga yang memiliki masalah kesehatan
yang cukup serius, seperti Diabetes Mellitus dan Hipertensi, dari hasil yang kami peroleh
terdapat cukup banyak keluarga yang mengidap penyakit DM atau Diabetes Mellitus.
DISKUSI KELOMPOK I
Hari – Tanggal Diskusi : Jumat, 16 Maret 2018

GAMBARAN PERMASALAHAN UMUM DESA BINAAN

Setelah melakukan observasi dan pengumpulan data, kelompok kami pun


membuat list permasalahan yang berada di Lingkungan Desa Padangsambian.
Permasalahan yang ada di Lingkungan Desa Padangsambian cukup beragam, namun
yang paling menonjol yakni permasalahan kesehatan. Mayoritas penduduk sering
mengalami sakit flu dan masuk angin, serta beberapa KK memiliki penyakit metabolik
seperti diabetes dan penyakit kardiovaskuler (hipertensi, stroke, dll). Kesadaran
masyarakat Desa Padangsambian masih rendah untuk memeriksakan kesehatan secara
rutin meski sudah memiliki hak pelayanan kesehatan yang memadai. Penduduk juga
kurang berolahraga, dan masih banyak yang merokok dan minum minuman keras.
Masyarakat Desa Padangsambian juga masih kurang memahami tentang pengertian
berobat dan persepsi di masyarakat mengenai obat sendiri. Beberapa keluarga memilih
untuk mencari pengobatan sendiri dengan langsung ke apotek membawa resep obat
terdahulu ataupun bertanya dengan tenaga kesehatan di luar praktik. Permasalahan yang
akan kami perdalam adalah penyakit DM atau Diabetes Mellitus pada salah satu keluarga
angkat, Penyakit Diabetes Mellitus ( DM ) adalah atau yang sering dikenal dengan
penyakit kencing manis adalah suatu penyakit atau kondisi dimana tubuh seseorang tidak
dapat mengendalikan kadar glukosa darah. Akibatnya, kadar glukosa darah meningkat
( hiperglikemia ) secara berkepanjangan ( kronik ). Diabetes Melitus terjadi karena
kurang sempurnanya kerja insulin atau kekurangan jumlah hormon insulin. Hormon
insulin bertugas membawa glukosa ( gula ) darah ke dalam sel untuk pembentukan
energi, dalam keadaan sehat, tubuh kita akan menyerap glukosa dalam jumlah yang tepat
dari makanan, kemudian menyimpan sisanya. Glukosa tersebut diperlukan tubuh sebagai
bahan bakar.
Tgl Paraf Dosen pembimbing

GAMBARAN DEMOGRAFI KELUARGA ANGKAT YANG DIPILIH UNTUK


DITANGANI SECARA KELOMPOK

1. Keluarga angkat terdiri dari 1 orang suami, 1 orang istri dan 3 orang anak. Hubungan
antar keluarga angkat ini tergolong harmonis. Kondisi rumah diukur dengan indikator
rumah sehat, tergolong baik. Dimana, lantai rumah sudah keramik, terdapat jendela dan
ventilasi, pencayahan yang cukup, dan tembok sudah permanen serta kamar mandi adalah
milik sendiri. Permasalahan keluarga angkat yang kami ketahui melalui hasil wawancara
adalah kondisi Diabetes melitus dan telah mengkonsumsi obat-obatan yang diresepkan
dokter
2. Intervensi selanjutnya yang dapat dilakukan sebagai mahasiswa kesehatan terhadap
keluarga ini adalah intervensi berupa upaya preventif dan kuratif, yakni KIE dan
mengatur pola makan serta mengontrol aktivitas fisik keluarga tersebut.Kami juga akan
mengedukasi kembali keluarga angkat mengenai jam biologis tubuh dan juga meluruskan
persepsi keluarga mengenai penggunaan rokok dan minuman keras. Melalui intervensi
tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup keluarga angkat tersebut.

Nama Kepala KA : I Gusti Putu Yasa


Tanggal Lahir : 09 – januari - 1969
Umur : 49 th
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan swasta
Kasus Yang Dipilih : Diabetes Mellitus

Anggota Keluarga – Keluarga Angkat (Data Terbaru)

No Nama Kelamin Umur Pendidikan Hubungan KK


1 I Gusti Putu Yasa Laki-laki 49 th S1 Kepala keluarga

2 Ni Ketut Yasni Perempuan SLTA Istri

3 Gst Ag Satria Laki-laki 22 th SMK Anak Pertama


Sastrawan

4 Gst Ag Gede Laki-laki 5 th Belum Anak Kedua


Wibawa sekolah
5 Gst Ag Suputra Laki-laki 3 th Belum Anak Ketiga
sekolah
Tgl : Paraf Pembimbning :

KUNJUNGAN LAPANGAN I
Hari – Tanggal Kunjungan : Jumat, 30 Maret 2018
Tuliskan gambaran sosial ekonomi keluarga angkat dengan melakukan
langkah-langkah analisis S W O T. Deskripsikan situasi sosial bagaimana
sistem kekerabatan keluarga angkat (KA) dan partisipasi KA dalam
kegiatan kemasyarakatan yang dapat mendukung kegiatan intervensi.

Strength Kelebihan KA yang mampu mendukung intervensi yang akan kami lakukan
nantinya adalah keluarga dari memiliki sifat ramah,dan terbuka terhadap
kehadiran kelompok kami. Keluarga juga peduli mengenai pendidikan anak-
anaknya dan mau berbau dengan lingkungan sosial dengan ikut serta dalam
kegiatan kerja bakti setiap bulannya secara rutin.
Sementara di tingkat lingkungan, di banjar setiap bulannya diadakan
pemeriksaan tekanan darah rutin disertai senam/olah raga lansia, paguyuban
veget serta program preventif wabah seperti vaksinasi JE.
Weakness Kelemahannya adalah keluarga jarang memperhatikan pola hidup yang sehat
yang dilihat dari ketiga anak memiliki pola makan yang tidak teratur akibat
jadwal kegiatan sekolah. Keluarga juga kurang berolahraga dan jarang
melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Oppurtunities Peluang kami dalam mengintervensi permasalahan keluarga angkat kami


adalah keluarga menyadari pentingnya untuk berkonsultasi dengan tenaga
medis bila mengalami keluhan kesehatan dan terdaftar dalam BPJS.
Threat Hambatan atau ancaman yang dialami adalah kurangnya edukasi medis pada
KA dan juga kesalahan persepsi keluarga mengenai penggunaan rokok
(kandungan nikotin) dan konsumsi alkohol.

Gambaran denah rumah keluarga angkat (KA) dan deskripsikan keadaan


sosial – ekonomi keluarga angkat secara umum. Apakah mungkin dapat
mendukung kesuksesan jalannya intervensi.

Kamar Tidur Kamar Dapur


Tidur

Ruang Keluarga

Kran Air Pintu Masuk


Kamar Mandi
KUNJUNGAN LAPANGAN II
Hari – Tanggal Kunjungan : Jumat, 06 April 2018

GAMBARAN TINGKAT “SAKIT – SEHAT” KELUARGA ANGKAT DALAM


KAITANNYA DENGAN PENENGANAN MASALAH (INTERVENSI) YANG AKAN
DITEMPUH

1. Deskripsikan faktor risiko potensial yang dimiliki oleh keluarga angkat


(KA) terkait dengan penyakit-penyakit yang DIDERITA (diskusikan
apakah intervensi memungkinkan untuk dilakukan) atau yang
MUNGKIN AKAN DIDERITANYA (diskusikan apakah intervensi
pencegahan dapat dilakukan).
Faktor risiko potensial yang dimiliki adalah genetik dan pola hidup. Anggota
keluarga bapak I Gusti Putu Yasa sudah menderita diabetes mellitus, mereka
sebelumnya memiliki kebiasaan pola hidup yang tidak baik yakni kurang berolah
raga dan pola makan yang tidak teratur. Dari intervensi yang akan kami lakukan
adalah mengontrol pola makan keluarga angkat, monitor tekanan darah keluarga
secara rutin, memastikan agar keluarga angkat selalu beristirahat yang cukup dan
berolahraga secara rutin, serta mengedukasi keluarga mengenai jam biologis tubuh,
pemilihan aktivitas fisik yang sesuai, serta penggunaan obat yang sesuai aturan.
2. Deskripsikan skala prioritas intervensi yang mungkin dapat dilakukan
dengan mempertimbangkan kompetensi S1 (tidak menutup
kemungkinkan hanya sekedar mediator antara keluarga angkat dengan
instansi pemerintah terkait)
Dengan mediator keluarga untuk memperhatikan tunjangan kesehatan yang dimiliki.
Keluarga angkat diketahui sudah memiliki kartu BPJS dengan fasilitas kesehatan
tingkat pertamanya berada di klinik. Sehingga penting bagi keluarga untuk dapat
mengoptimalkan pemanfaatan jaminan kesehatan tersebut dalam memeriksakan diri
rutin terutama tekanan darah dan level GAK dan menerapkan pola hidup sehat.
Intervensi yang akan kami lakukan adalah memberi arahan untuk mengatur pola
makan.
3. Deskripsikan lama intervensi dan indikator-indikator keberhasilan
intervensi, serta cara mengukur dan alat ukur yang akan dipergunakan
untuk mengukur keberhasilan intervensi
Intervensi yang akan dilakukan bersifat tentatif sesuai dengan waktu yang diberikan
dalam pelaksanaan program IPE nantinya, namun indikator keberhasilan intervensi
ditentukan oleh beberapa hal, terutama pengetahuan informasi keluarga angkat
mengenai pentingnya pola hidup sehat, cek kesehatan rutin di faskes dan persepsi
obat serta konsumsi rokok dan alkohol diharapkan bertambah dan meluas sehingga
menjadi prevensi internal dan merubah kesadaran keluarga angkat mengenai
permasalahan-permasalahannya. Diharapkan juga tindakan-tindakan intervensi kami
yang nantinya akan kami jalankan dapat diteruskan oleh keluarga angkat secara
jangka panjang walaupun tanpa pengawasan dan monitor dari kami, inilah sebabnya
pengetahuan dan kesadaran internal dari KA yang baik harus menjadi pijakan
keluarga angkat.

Tanggal Paraf Dosen Pembimbing :


DISKUSI KELOMPOK II
Hari – Tanggal Diskusi : Jumat, 13 April 2018

Melaporkan hasil kunjungan 1 dan 2; menyerahkan absen diskusi kelompok,


kunjungan 1 dan 2; menentukan lama intervensi, indikator keberhasilan
intervensi, menentukan alat ukur dan cara ukur);

Catatan hasil diskusi kelompok (dari klarifikasi peran yang dapat


diperoleh, serta catatan-catatan hambatan KOMUNIKASI LINTAS PROFESI
selama proses berlangsung sebagai bahan refleksi).
Setelah melaksanakan absen diskusi kelompok hari itu, kami mendiskusikan mengenai
hasil kunjungan kami. Kami berdiskusi dengan dasar daftar permasalahan yang kami
peroleh dari keluarga angkat, yakni sebagai berikut:
1. Kepala keluarga memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus.
2. Suami atau kepala KA sehat namun memiliki kebiasaan untuk jarang melakukan
olahraga karena sibuk untuk bekerja, dan juga tidak memiliki kotak obat pribadi.
Dari permasalahan-permasalahan ini kami menentukan beberapa intervensi yang akan
kami lakukan kedepannya.Dimana kami berencana untuk melakukan intervensi terhadap
dua permasalahan yakni hipertensi dan hipotensi, penggunaan obat tidak sesuai aturan
dan lain-lain.
1. Diabetes Mellitus
Kelompok kami akan melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan kepala keluarga. Selain
itu penting untuk memberikan edukasi lebih terhadap KA agar membentuk pola makan
teratur dan aktivitas fisik yang memadai.
2. Penggunaan obat tidak sesuai aturan
KIE akan diutamakan oleh kelompok kami untuk mengoptimalkan pemanfaatan BPJS,
juga agar KA lebih memahami mengenai jam biologis tubuh serta pentingnya untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan langsung dengan mencari tenaga medis yang
diperlukan. Sebagai tatalaksana KA harus mengatur istirahat agar cukup.
3. Lain-lain
Kelompok kami meluruskan persepsi kepala KA dan keluarga mengenai rokok dan
minuman keras.
Tanggal Paraf Dosen Pembimbing :

KUNJUNGAN LAPANGAN III dan IV

Hari – Tanggal Kunjungan : Jumat, 27 April 2018


(melakukan uji coba rencana kerja/piloting)

Melihat dari segi lingkungan maupun sudut pandang rumah dari Bapak I Gusti Putu Yasa,
memiliki rumah yang cukup sederhana dengan kondisi lingkungan yang padat penduduk,
jalanan berlubang dan rusak, serta cukup dekat dengan kebun. Dilihat dari sirkulasi udara
di rumah tersebut, sirkulasi udaranya baik dilihat dari terdapat beberapa ventilasi dan
jendela serta mendukung cahaya yang masuk pula.Melihat dari segi internal bahwa
aktivitas sehari-hari keluarga cukup sibuk dan jarang menghabiskan waktu di rumah
bersamaan kecuali di hari libur Sabtu-Minggu, sehingga penting untuk mempertahankan
pola makan dan istirahat yang teratur untuk mencegah faktor risiko lain

Tanggal Paraf Dosen Pembimbing :


DISKUSI KELOMPOK III
Hari – Tanggal Diskusi : Jumat, 04 Mei 2018

(Membahas hasil kunjungan III dan IV), menyerahkan absen


kunjungan lapangan III dan IV; melaporkan hasil uji coba/pre-test
jika menggunakan metode uji pre-post

Kami melakukan kunjungan III dan IV terhadap keluarga I Gusti Putu Yasa dengan
kondisi dari bapak I Gusti Putu Yasa sebagai Kepala keluarga yang mengalami diabetes
melitus dan telah mengonsumsi beberapa obat-obatan yang telah diresepkan oleh dokter,
beliau juga sempat menunjukan kepada kami mengenai obat-obatan yang dikonsumsi
nya.

Tanggal Paraf Dosen Pembimbing :


MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN
Hari – Tanggal Diskusi : Jumat, 18 Mei 2018

Membuat laporan akhir beserta naskah untuk presentasi dengan


bimbingan dosen pembimbing (Materi mencakup : Dekripsi masalah yang
dipiih, hasil pre-test, rencana intervensi dan media yang akan digunakan
dalam intervensi)

Setelah kami berdiskusi mengenai masalah-masalah yang kami dapat dari keluarga I
Gusti Putu Yasa, kami membuat rencana intervensi dan memperhatikan pola hidup dari
berbagai segi program studi.Rencana intervensi kelompok kami terhadap dua
permasalahan besar KA yakni Diabetes Mellitus, penggunaan obat tidak sesuai aturan dan
lain-lain, adalah pemeriksaan tekanan darah KA teratur, memberikan KIE lebih banyak
mengenai manfaat pola hidup yang sehat, makan teratur, aktivitas fisik optimal dan
istirahat yang cukup.

Tanggal Paraf Dosen Pembimbing :

SIMPULAN UMUM DAN REKOMENDASI


(mencakup langkah-langkah intervensi yang akan ditempuh/dilaksanakan
pada semester V, sebaiknya sampai deskripsi What, Where, When, Who
dan How untuk semua intervensi/proyek yang akan dilakukan, yang
mungkin lebih dari satu)
Kelompok kami berencana untuk melakukan intervensi terhadap permasalahan KA yakni
Diabetes Mellitus, penggunaan obat tidak sesuai aturan dan lain-lain.
 Diabetes Mellitus
Kelompok akan melakukan pemeriksaan tekanan darah KA secara teratur. Sangat penting
untuk memberikan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) lebih terhadap KA agar
membentuk pola makan teratur dan aktivitas fisik yang memadai. Penggunaan BPJS juga
akan kami usahakan agar lebih optimal oleh KA. Tatalaksana berupa pemilihan aktivitas
fisik yang sesuai, disertai dengan restriksi diet.
 Penggunaan obat tidak sesuai aturan
KIE akan diutamakan oleh kelompok kami untuk mengoptimalkan pemanfaatan BPJS,
dimulai dari mencari bantuan tenaga medis yang profesional menggunakan fasilitas
kesehatan yang dimiliki, sehingga obat sesuai indikasi. Kami juga akan memperluas
informasi agar KA lebih memahami mengenai jam biologis tubuh serta pentingnya untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan langsung dengan mencari tenaga medis yang
diperlukan. Sebagai tatalaksana KA harus mengatur istirahat agar cukup.
 Lain-lain
Kelompok kami meluruskan persepsi kepala KA dan keluarga mengenai rokok dan
minuman keras.

Tanggal Paraf Dosen Pembimbing :

REFLEKSI TERHADAP KOLABORASI LINTAS PROFESI


(refleksi menceriterakan bagaimana pengalaman yang dirasakan selama
kerjasama mencakup dimensi / aspek-aspek komunikasi, kolaborasi, peran
dan tanggung jawab, manajemen konflik, berbagi ketrampilan dan
pengetahuan, pengambilan keputusan dan respek terhadap teman.
Termasuk perbandingannya dengan semester yang lalu)

Diskusi lintas program studi kami berjalan dengan sangat baik. Kami dapat
mendiskusikan dengan detail mengenai kolaborasi dalam menangani masalah keluarga
angkat. Perbedaan pengetahuan yang dimiliki dari anggota kelompok dengan program
studi yang berbeda memperluas pemikiran dan paham kelompok kami sehingga
permasalahan keluarga dapat dibahas dengan mendalam. Setiap anggota saling membantu
dalam kegiatan IPE 2 kali ini. Pengambilan keputusan berjalan secara mufakat dan
musyawarah sesuai persetujuan keseluruh anggota kelompok. Menurut saya, kolaborasi
lintas profesi sangat baik untuk dilakukan agar tidak ada tenggang rasa antar profesi dan
agar memperluas pandangan tiap profesi dalam pemecahan suatu masalah. Jika
dibandingkan dengan semester lalu, kegiatan diskusi IPE 2 ini dapat dilakukan dengan
baik karena setiap kelompok hanya fokus mendiskusikan satu keluarga angkat, sedangkan
pada semester lalu kami lebih banyak datang dan melakukan wawancara pada kelaurga di
Lingkungan Desa Padangsambian.Selain itu Perbandingan yang diperoleh dari semester
lalu yakni kelugasan antar anggota dikarenakan anggota sudah saling mengenal satu sama
lain dengan lebih dalam

Tanggal Paraf Dosen Pembimbing :

REFLEKSI DIRI

Nama Mahasiswa : Nurul febryani


NIM : 1608551001

Kelompok :1

Pembimbing :

NO PERNYATAAN REFLEKSI

1 Komunikasi Komunikasi antara anggota kelompok pada saat


melangsungkan diskusi dan wawancara berlangsung
dengan baik karena kami berfokus pada satu keluarga
angkat.

2 Kolaborasi Kolaborasi antara anggota kelompok dengan program


studi yang berbeda seperti kedokteran
umum,keperawatan,psikologi,fisioterapi,farmasi dan
kesehatan masyarakat dapat menambah pengetahuan.
Pelaksanaan diskusi berlangsung dengan baik sehingga
saya dapat melihat permasalahan dari aspek mahasiswa
prograam studi yang lain.

3 Peran dan tanggungjawab Dalam kelompok ini saya berperan untuk memberikan
pendapat mengenai permasalahan keluarga angkat
mengenai diabetes melitus serta intervensi apa saja yang
dapat saya sarankan dalam segi kedokteran gigi. Selain
itu pada proses pembuatan laporan saya dan teman-teman
anggota, bersama-sama menambahkan pendapat.
4 Manajemen konflik Konflik yang dirasakan selama kegiatan IPE 2 ini
berlangsung yakni sulitnya menentukan jadwal untuk
mengunjungi keluarga angkat karena setiap anggota
kelompok berasal dari lintas profesi berbeda yang
memiliki kegiatan masing-masing, serta jadwal kuliah
dan lokasi yang berbeda menyebabkan sulitnya untuk
mengatur jadwal untuk bertemu.

5 Pengambilan keputusan Setiap pengambilan keputusan dilakukan setelah


melaksanakan diskusi yang berdasarkan pengetahuan
setiap anggota kelompok dari lintas profesi berbeda
seperti kedokteran umum, kedokteran
gigi,keperawatan,psikologi,fisoterapi,farmasi dan
kesehatan masyarakat.

6 Berbagi pengetahuan dan Melalui diskusi yang kami lakukan, saya mendapatkan
ketrampilan pengetahuan baru mengenai Hipertensi,Hipotesis dan
penggunaan obat yang tidak sesuai aturan dalam bidang
kedokteran
umum,fisioterapi,farmasi,keperawatan,psikologi dan
kesehatan masyarakat
7 Respect Setiap anggota kelompok ini saling menghargai dan
menghormati antara satu sama lain baik waktu diskusi
atau waktu kunjungan
FORM PENILAIAN
INTER-PROFESSIONAL EDUCATION
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

IDENTITAS MAHASISWA
Kelompok : 1
Nama : Nurul Febryani
NIM : 1608551001
Program Studi : Farmasi
Semester : IV (Empat)
ASPEK-ASPEK YANG DINILAI : Bobot Nilai Hasil Sumber
10-100 10-100 Nilai
Hasil Ujian Tertulis : 0.20 Individu
Kinerja Mahasiswa : 0.20 Individu
Laporan Buku Logbook : 0.10 Individu
Presentasi Student Project : 0.25 Kelompok
Laporan Student Project : 0.25 Kelompok
Hasil Akhir Dengan Angka : Total Nilai akhir
Hasil Akhir Dengan Huruf : Nilai Dengan Huruf

Mengetahui, Denpasar,
Ketua Dosen
Pembimbing

Drs. Supriyadi, MS Putu Ayu Indrayathi, SE., MPH


NIP . 19550623 195803 1 002

LEMBAR VERIFIKASI :

Dosen Pembimbing :
Tanggal Verifikasi :
Catatan Dosen Pembimbing :

Menyatakan bahwa mahasiswa yang membuat laporan dalam buku


LOG ini telah *memenuhi / tidak memenuhi persyaratan kelayakan
untuk ujian utama IPE – 2A

Dosen Pembimbing
tanda tangan

*Coret yang tidak perlu

You might also like