Professional Documents
Culture Documents
variant-variant lemah dari antigen A juga ada tetapi sangat jarang dijumpai.
Aspek Klinik
1. Dalam transfusi darah perlu diperhatikan “keserasian” (Compatibility) antara golongan darah
donor dan penerima darah (recipient).
2. Penyakit Hemolitic Disease of the Newborn (HDN). Inkompatibilitas antara golongan darah ibu
(O) dan anaknya of the Newborn (HDN). Inkompatibilitas antara golongan darah ibu (O) dan
anaknya yang dikandung (A atau B) dapat merangsang sistem imunitas ibu membentuk anti-A
atau anti-B bila eritrosit anak berhasil lolos ke peredaran darah ibu.
Bombay blood type dan Antigen H
Pembentukan antigen A dan antigen B di permukaan eritrosit bersumber pada bahan
dasar yang sama. Oleh pengaruh gen H, bahan dasar ini diubah menjadi antigen H.
Antigen H ini yang diubah lagi menjadi antigen A atau antigen B yang prosesnya berada
di bawah kontrol gen A dan gen B.
Gen O yang sifatnya amorf tidak bisa mengubah antigen H menjadi antigen yang baru.
Jadi dipermukaan eritrositnya tidak dijumpai antigen selain antigen H.
Genotipe dari H bisa HH atau Hh. Gen H lebih dominan sehingga baik HH maupun Hh
akan menghasilkan antigen H sedang hh tidak menghasilkan antigen H.
Jika kedua orangtua anak mempunyai genotif Hh, ada kemungkinan anak mewarisi 1 gen
h dari ayahnya dan 1 gen h dari ibunya. Anak akan mempunyai genotip hh. Pewarisan gen H
tidak bergantung/berkaitan dengan pewarisan gen A dan gen B. Oleh karenanya, anak dengan
genotipe hh tetap tidak akan membentuk antigen A dan antigen B (akibat ketiadaan antigen H)
meskipun ada gen A dan gen B-nya.
Anak dengan genotipe hh akan tampak mempunyai fenotipe O (golongan darahnya
adalah O) sama dengan orang bergolongan darah O dengan genotipe Hh tetapi tidak memiliki
antigen A dan B.
Golongan darah O yang tidak memiliki antigen H (atau genotipenya hh) disebut “Bombay
blood type” dan disingkat Oh.
SISTEM GOLONGAN DARAH RHESUS
Antigen dan Antibodi
Landsteiner dan Wiener menemukan suatu abtibodi dalam serum kelinci dan marmot
setelah kedua binatang ini disuntikkan eritrosit kera Macacus Rhesus. Selain dapat
mengagglutinasi eritrosit Rhesus, antibodi ini ternyata juga dapat mengaglutinasi eritrosit
manusia (85%). Wiener kemudian menyebut antibodi ini sebagai anti- rhesus.
Oleh sebab itu terhadap anti-rhesus, dikenal 2 macam eritrosit sehingga dapat dibedakan
2 golongan darah. Golongan darah yang eritrositnya diagglutinasi oleh anti-rhesus disebut
golongan darah rhesus positif, sebaliknya disebut golongan darah Rhesus negatif.
Oleh Fisher, anti-Rhesus disebut anti-D. Antigen yang merangsang pembentukan anti-D
disebut antigen D yang pembentukannya diawasi oleh gen D. Selain antigen D, juga ada antigen
C,c,E dan e, masing-masing dapat merangsang pembentukan anti-C, anti-c, anti E, dan anti e
dibawah pengaruh gen-gen yang sesuai (gen C, gen c, gen E, dan gen e).
Genotipe dan Fenotipe
Pewarisan genetik sistem Rhesus diatur oleh 3 pasang gen yang letaknya berdekatan
dalam pita kromosom. Ketiga gen tersebut membentuk satu unit/komplek gen tetapi tidak saling
mengikat dalam proses pewarisannya. Urutan kedudukan (lokus) dari ketiga gen tersebut dalam
1 pita kromosom dapat menghasilkan 8 variasi kompleks ges, yaitu : CDE, Cde, cDe, CdE, Cde,
cdE dan cde (perhatikan bagan berikut) .
Pada suatu individu selalu ada sepasang kromosom. Oleh karenanya, dari ke-8 kombinasi
gen di atas dapat diperoleh 36 kemungkinan bentuk genotipe.
Wiener mengemukakan teori yang berbeda. Menurutnya, pada 1 lokus di kromosom
hanya ada 1 gen yang akan bertugas dalam pembentukan 1 aggutinogen. Aggutinogen ini baru
dapat dikenal melalui faktor-faktor darah (blood factors) yang menyusunnya. Satu aggutinogen
dapat disusun dari 2 – 3 blood factors.
Gen-gen yang ada, menurut Wiener, ialah R0, R1, R2, Rz, r, r’, r” dan ry; sedang blood
factors disebutnya sebagai Rho, rh’, rh”, hr’ dan hr”.
Aspek Klinik
HDN dapat terjadi pada bayi dengan golongan darah Rh+ yang dilahirkan dari ibu dengan
golongan darah Rh- . Eritrosit dari bayi yang berhasil lolos ke sirkulasi darah ibu akan
merangsang imunitas ibu membentuk anti-D. Anti D yang kembali ke sirkulasi anak dapat
menghomolisis eritrosit anak.
BANK DARAH
Bank darah adalah lembaga atau instansi yang bertugas mengelola darah manusia untuk
kepentingan transfusi darah. Di Indonesia tugas ini dipercayakan kepada Palang Merah Indonesia
(PMI) / Dinas Transfusi.
Transfusi Darah
Transfusi darah adalah proses pemindahan darah dari seorang yang sehat kepada seorang
yang memerlukannya. Orang yang memberikan darah tersebut disebut Donor dan yang
menerimanya disebut Recipient.
Pada mulanya, transfusi darah semata-mata bertujuan menambah kemampuan
pengangkutan zat asam atau menambah volume dari penderita yang kehilangan sejumlah darah.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pelaksanaan transfusi darah kini lebih
duiarahkan kepada peningkatan daya guna dan hasil gunanya. Transfusi darah kini tidak lagi
semata-mata mentransfusikan darah lengkap (“whole blood”) tetapi telah melakukan pemisahan
komponen-komponen darah untuk ditransfusikan kepada penderita yang sesuai.
Dengan demikian, darah yang disiapkan dari seorang donor dapat dipisah-pisahkan atas
komponen-komponennya sehingga kepada penderita yang hanya memerlukan plasma dapat
diberikan plasma, penderita yang hanya membutuhkan eritrosit dapat diberikan eritrosit dan
seterusnya. Jadi, darah dari seorang donor dapat dimanfaatkan untuk bebrapa penderita.
Syarat Donor
Untuk menjadi seorang donor diperlukan syarat-syarat berikut :
1. Calon donor diwawancarai, pernah menderita penyakit apa, sudah berapa kali mendonor, kapan
donasi terakhir, pencatatan jati diri.
2. Usia antara 18 – 60 tahun
3. Berat badan tidak kurang dari 50 kg.
4. Suhu badan antara 36,5 – 37,5°C.
5. Berbadan sehat yang ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan :
a. Tekanan darah tidak kurang dari 120 mmHg
b. Kadar Hb tidak kurang dari 12 mg/dl
c. Bebas parasit malaria
d. Hepatitis markers
6. Golongan darah sesuai golongan darah resipient.
Penyimpanan Darah
Wadah penampung tidak lagi menggunakan botol kaca karena tidak praktis: mudah
pecah, mengandung risiko dalam transportasinya.
Kini dipakai kantong-kantong plastik berbentuk khusus dengan keuntungan-keuntungan
berikut :
1. Mudah untuk dibawa-bawa
2. Tidak mudah pecah
3. Lebih mudah penyimpanannya di lemari
4. Lebih cepat mencapai suhu lemari dingin/freezer
5. Merupakan sistem yang tertutup ketat sehingga tidak ada kontak dengan udara luar.
6. Mudah untuk pelaksanaan pemisahan komponen-komponen darah
Darah yang diperoleh disimpan di lemari pendingin pada suhu antara 2° - 6°C. Lemari
pendingin harus dilengkapi pencatatan suhu otomatis, kipas, alarm dan berpintu dua.
Untuk memperlambat perubahan-perubahan yang dapat terjadi pada darah simpan, dapat
dibubuhkan bahan anti koagulan antara lain Acid-Citrat-Dextrose (ACD). Beberapa hal perlu
diperhatikan selama penyimpanan darah :
1. Darah jangan sering dikeluar-masukkan
2. Pintu lemari pendingin jangan sering dibuka
3. Lemari pendingin tiidak dibenarkan untuk menyimpan kopi atau teh panas