You are on page 1of 9

LAPORAN FIELD TRIP

“PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY DAN PT. SURYA PRATISTA


HUTAMA”

Disusun oleh :
Nur Ilmi Nihayati (J3L115009)

PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya selama kunjungan industri (Field trip) yang
dilaksanakan pada tanggal 23 Juli – 26 Juli 2017 di PT Campina Ice Cream
Industry dan PT Surya Pratista Hutama sehingga dapat terlaksana dengan baik.
Laporan ini disusun berdasarkan observasi kegiatan di tempat industri
selama kunjungan dan tambahan informasi dari media internet. Harapan laporan
ini dapat bermanfaat bagi saya pribadi dan para pembaca. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan ini dapat menjadi
lebih baik karena saya sadar bahwa laporan kunjungan industri ini masih banyak
kekurangan.

Bogor, September 2017

Penulis
1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan Field trip merupakan metode belajar yang pelaksanaannya dengan


mengajak peserta ke suatu obyek tertentu di luar ruang kelas. Pada umumnya
Field trip melakukan kegiatan meninjau pabrik, balai, pusat perkebunan,
peternakan, dan sebagainya. Field trip adalah kegiatan rutin yang dilakukan oleh
mahasiswa program Diploma IPB satu kali selama masa belajar. Kegiatan ini
dilaksanakan agar seluruh mahasiswa Diploma IPB memiliki pengetahuan lebih
banyak mengenai dunia industri yang berkaitan dengan bidang studi sehingga
diharapkan dapat menjadi lulusan yang profesional, terampil, dan berkualitas.
Mahasiswa analisis kimia sudah banyak mendapatkan materi kuliah yang
berkenaan dengan analisis kimia dan diharapkan mahasiswa megetahui
pengaplikasian teori kimia yang selama ini dipelajari sesuai dengan keadaan di
lapangan. Hal tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan Field trip ini dengan
melakukan pengamatan di setiap industri dan tanya jawab pada narasumber secara
langsung. Kegiatan kunjungan ini tidak sebatas mengunjungi dan mengamati
keadaan industri sebenarnya, namun yang diharapkan dari kegiatan Field trip
adalah pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan dituangkan ke dalam tulisan
laporan. Penulisan ini untuk dokumentasi pengalaman yang pernah dilakukan dan
cara lain untuk berbagi kepada pembaca tentang pengalaman yang telah
didapatkan. Hal ini dinyatakan sangat efektif untuk menjerap informasi-informasi
terbaru.
Kunjungan industri kali ini, seluruh mahasiswa dan beberapa dosen
pembimbing analisis kimia melakukan kunjungan ke daerah Surabaya, Jawa
Timur. Industri yang dikunjungi adalah PT Campina Ice Cream Surabaya dan PT
Surya Pratista Hutama. Pengadaan kegiatan Field trip ini diharapkan seluruh
mahasiswa program keahlian Analisis Kimia program Diploma IPB dapat
mengetahui mengenai dunia industri yang sebenarnya dan keterkaitannya dengan
analisis kimia.

1.2 Tujuan

Kegiatan Field trip ini bertujuan untuk menambah pengetahuan mahasiswa


dalam lingkungan kerja, memberi informasi tentang cara kerja dan tenaga kerja di
setiap perusahaan, dan melatih mahasiswa untuk mempunyai etika dan tanggung
jawab.

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 23 Juli-26 Juli 2017 di Kota Surabaya,


Jawa Timur. Lokasi kunjungan ialah PT Campina Ice Cream Surabaya dan PT
Surya Pratista Hutama.
2 HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 PT Campina Ice Cream Surabaya

2.1.1 Profil perusahaan


Ice cream campina didirikan pada tanggal 22 Juli 1972 oleh Bapak Darmo
Hadipranoto beserta istri di Kota Surabaya. Industri ice cream campina terletak di
Jalan Raya Rungkut Industri II Nomor 15-17, Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya,
Jawa Timur. Industri ice cream ini awalnya didirikan karena saat itu kedua anak
Bapak Darmo Hadipranoto ingin sekali makan ice cream namun tidak ada yang
menjualnya pada saat itu sehingga Bapak Darmo pun membuat ice cream
sederhana yang kemudian dibagikan kepada tetangga sekitar. Sejak saat itu,
Bapak Darmo selalu diminta untuk membuat ice cream karena banyakyang
memesan dan menyukainya. Bapak Darmo pun menjadikan ini peluang bisnis dan
terus mengembangkan inovasi baru sampai akhirnya PT Campina Ice cream bisa
terus bertahan hingga saat ini. PT Campina Ice Cream Industry baru terbentuk
pada tahun 1994 setelah keluarga Bapak Sabana Prawirawidjaja (PT Ultrajaya
Milk Industry) berpartisipasi dalam kepemilikan saham.

2.2.2 Produk
Produk industri ice cream campina adalah ice cream yang dapat dinikmati
oleh anak-anak hingga dewasa. Menurut Humas industri ice cream campina,
industri ini terus melakukan inovasi produk setiap satu tahun sekali. Jadi, setiap
tahunnya campina akan mengeluarkan inovasi terbarunya. Produk ini lahir berkat
peran pihak “RND” yang terus melakukan inovasi. Saat ini campina telah
meluncurkan produk selain ice cream adalah ice cake. Produk ice cake merupakan
kue yang tersusun atas ice cream di dalamnya. Produk tersebut dapat dipesan pada
website www.icecreamstore.co.id dengan pembayaran secara online.

2.2.3 Sistem Produksi


Ice cream yang diproduksi pada PT Campina harus memiliki standar mutu
yang baik karena perusahaan ini telah menerapkan sistem managemen ISO
9001:2008, 14001:2005, dan HACCP. Ada beberapa jajaran yang
bertanggungjawab atas kualitas bahan baku dan produk pada PT Campina. Bahan
baku yang datang dari supplier harus melalui beberapa tahap pengujian agar dapat
dinyatakan sebagai bahan baku yang memiliki mutu baik. Bahan baku akan
diambil sampelnya (sampling) yang akan dilakukan pengujian oleh QC (Quality
Control) dengan kemungkinan keputusan adalah Ya atau Tidak. Jika keputusan
yang dikeluarkan adalah Tidak maka bahan baku tersebut akan dikembalikan
kepada supplier. Bahan baku yang diterima akan disimpan pada gudang untuk
dilakukan persiapan material yang akan dicampurkan pada ice cream.
Pencampuran (mixing) akan dilakukan selama 12-14 jam. Bahan yang
dicampurkan dapat berupa susu, gula, tepung pengental, emulsifier, dan bahan
lainnya. Setelah melalui proses pencampuran, adonan ice cream akan melalui
proses pembunuhan bakteri agar terbebas dari mikroba yang dapat menurunkan
kualitas produk serta menimbulkan penyakit. Tahapan sterilisasi yang dilakukan
antara lain Pre-Heating, Pasteurisasi, dan Homogenisasi. Adonan ice cream tetap
dilakukan mixing sampai adonan hampir menjadi produk ice cream. Untuk
mempertahankan kelembutan ice cream dilakukan aging freezing, yaitu
penambahan udara agar produk dapat dikonsumsi. Jika suatu ice cream tidak
terdapat udara didalamnya akan cenderung keras sehingga susah untuk
dikonsumsi. Selain itu fungsinya penambahan udara adalah menjaga tekstur dari
ice cream selama pendistribusian dan penyimpanan. Kemudian produk ice cream
akan diuji oleh QC yang disebut In-Line Control, yaitu pengujian ketepatan
komposisi didalam ice cream. Jika QC menyatakan Ya pada produk tersebut akan
dilakukan proses packing yang berbagai macam, antara lain dalam bentuk stick
line, cup line, dan extrusion. Jika QC menyatakan Tidak pada produk tersebut
akan dilakukan sistem rework material dengan menyajikan produk tersebut pada
kantin agar dimakan oleh staff/karyawan setiap hari kecuali hari kamis. Sistem ini
dibuat dengan menerapkan efisiensi energi.

2.2.4 Penerapan Sistem Managemen


Industri ice cream campina telah menerapkan beberapa ISO seperti
9001:2008, 14001:2005, dan HACCP. Sebagai perusahaan yang bergerak di
bidang pangan, penegakan sistem ISO tersebut menjadi suatu kewajiban agar
tercipta produk yang berkualitas. Dalam industri memiliki beberapa laboratorium,
salah satunya adalah laboratorium mikrobiologi. Laboratorium ini berfungsi untuk
memeriksa ice cream yang akan dipasarkan. Ice cream yang layak dipasarkan
ialah ice cream yang bebas dari bakteri patogen karena dapat membahayakan
konsumen sehingga harus di uji terlebih dahulu. Industri ice cream campina ini
sangat menjaga kebersihan demi keamanan produksi ice cream. Ada beberapa
peraturan yang harus dilakukan saat kami melakukan kunjungan disana yakni
harus memakai tutup kepala bagi laki-laki dan yang tidak berkerudung, cuci
tangan setelah dari toilet, tidak boleh lebih dari 10 menit di toilet, harus berjalan
di zebra cross yang sudah terpasang disana, dan lain sebagainya. Ada satu
peraturan unik industry ice cream campina yaitu tidak boleh menyisakan nasi
meskipun hanya satu butir ketika jam makan. Di setiap sudut kantin terdapat cctv
termasuk di depan tempat piring kotor. Karyawan yang menyisakan nasi akan
langsung mendapat teguran dari pihak HRD dan mendapat hukuman sosial yaitu
rekaman cctv pelaku yang menyisakan nasi akan diputar di seluruh tv yang ada di
industri tersebut. Hal ini bertujuan untuk melatih kedisiplinan para karyawan dan
menumbuhkan sikap kepedulian terhadap nasi meskipun hanya satu butir. Bagian
atap industri ice cream campina dimanfaatkan oleh pihak sana sebagai tempat
untuk menanam sayuran sehingga seluruh tempat di industri tersebut sangat
bermanfaat. Selain pemanfaatan lahan yang baik, PT Campina juga menerapkan
program hemat energi listrik dengan memaksimalkan pencahayaan matahari saat
siang hari. Jadi, lampu yang terdapat didalam kantor akan menggunakan sensor
cahaya, jika cahaya matahari terang lampu akan mati dengan sendirinya begitupun
sebaliknya jika cahaya matahari redup. Seluruh penjuru industri pun telah
menggunakan lampu dengan sensor human, yaitu jika terdapat manusia lampu
akan menyala dengan sendirinya. Selain dari segi energi listrik, PT Campina juga
menerapkan program Air Minum Mandiri, yaitu tidak membeli air minum dalam
kemasan galon untuk memenuhi kebutuhan minum karyawan. PT Campina
menggunakan air PDAM sebagai air minum karyawan tetapi telah melalui proses
revered osmosis yang akan menghasilkan air yang jernih dan segar.
2.2.5 Program CSR
Program CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan program
khusus dari perusahaan untuk masyarakat. Program ini berhubungan erat dengan
pembangunan berkelanjutan. Program ini akan membantu dalam proses produksi
agar berjalan dengan semestinya. Program CSR yang dilakukan oleh PT Campina
antara lain budidaya jamur tiram di Desa Gondongwangi Kabupaten Malang,
demo masak hasil panen jamur tiram yang telah terbentuk suatu rumah makan
yang bernama Depot Ken Jamur, melakukan seminar enterpreneurship, menolong
dan bermain bersama anak-anak yang terkena bencana, dan melakukan kerjasama
dengan pemerintah daerah mengenai Surabaya Green and Clean.

2.2 PT Surya Pratista Hutama

2.2.1 Profil Perusahaan


PT Surya Pratista Hutama (Suprama) merupakan perusahaan yang
bergerak di industri mie dan sncak selama lebih dari empat puluh tahun. Merek
andalan Suprama yaitu produk Burung Dara, sebuah produk mie kering yang telah
didistribusikan untuk pasar domestik dan internasional. Suprama berusaha
mengedepankan kualitas produk yang telah disertifikasi Halal oleh MUI.
Perusahaan yang menerapkan sistem ISO 22000:2008 ini juga menanamkan
budaya positif pada karyawan dengan menyediakan pelatihan di segala bidang
untuk karyawan. Suprama merintis usaha awalnya pada tahun 1972 di Sidoarjo,
Jawa Timur. Pada awalnya nama perusahaan adalah PT Sampindo (Sampurna
Pangan Indonesia). Seiring perubahan zaman PT Sampindo melakukan pemekaran
perusahaan dengan memperluas area industri dengan cara pindah tempat ke Desa
Suko, Sidoarjo pada tahun 1989. Pada era globalisasi, PT Sampindo melakukan
kerjasama dengan HJ. Heinz Company untuk memulai ekspansi ke pasar
internasional pada tahun 1997. Tahun 2000 nama PT Sampindo berubah nama
menjadi PT Heinz Suprama. Perusahaan ini mengalami kemunduran hingga pada
titik bangkrut yang menyebabkan HJ. Heinz Company mundur karena tidak dapat
mengatasi kerugian-kerugian atas kerjasama ini pada tahun 2006. Kemudian
perusahaan berganti pemimpin dan mulai memperbaiki semua. Atas perjuangan
dan keteguhan dalam membangkitkan kembali Suprama akhirnya perusahaan ini
mampu eksis kembali dalam dunia industri. Kini Suprama telah memiliki cabang
pabrik di Demak, Jawa Tengah.

2.2.2 Produk Perusahaan


PT Suprama berusaha menjaga kualitas produk yang ada dengan
memperhatikan kualitas bahan baku yang harus terjamin, produk bebas dari bahan
pengawet, dan mencapai akreditasi ISO 22000 serta sertifikasi Halal. Produk di
PT Suprama dibagi atas dua golongan umum yaitu Dry Noodles dan Instant
Noodles. Dry Noodles dibuat dari adonan mie yang hanya melalui proses
pengeringan, artinya dalam penyajian perlu adanya pemasakan lagi untuk
mematangkan mie. Sedangkan produk Instant Noodles dibuat dari adonan mie
yang dikeringkan kemudian digoreng sehingga penyajian produk ini dapat
dimakan secara langsung tanpa pemasakan. Namun produk yang didistribusikan
di pasar domestik hanya terbatas produk Dry Noodles, sementara produk Instant
Noodles didistribusikan di pasar internasional karena ada beberapa produk yang
menjalani sistem Private Brand Service yaitu pemakaian produk dengan label
perusahaan lain seperti Heinz dan Lulu. Produk yang diekspor dapat mencapai
area Asia Pasifik, Eropa, dan Timur Tengah.

2.2.3 Sistem Produksi


Mie yang memiliki kualitas baik tentu tidak melalui proses produksi yang
mudah. Tentunya terdapat beberapa pengujian terhadap produk yang akan
dipasarkan terjamin mutunya. Adapun beberapa langkah dalam pembuatan mie
yang tidak hanya melibatkan mesin, melainkan melibatkan kemampuan manusia
juga. Karyawan sebelum memasuki area produksi harus melalui ruangan personal
hygiene, yaitu ruangan dekontaminasi dari lingkungan luar produksi untuk
mencegah terbawanya kotoran, debu, mikroorganisme dari luar. Saat memasuki
ruangan teersebut karyawan harus menggunakan penutup kepala atau
memasukkan kerudung (bagi perempuan). Kemudian perlengkapan seperti sandal
harus diganti agar ruang produksi terjaga kebersihannya. Lalu karyawan harus
mencuci tangan dan mengeringkan tangan. Karyawan diwajibkan menggunakan
masker. Kemudian karyawan memasuki ruangan blower dimana ruangan tersebut
berfungsi untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada pakaian yang
digunakan. Bahan baku yang masuk ke dalam perusahaan harus melalui pengujian
oleh QC. Pada umumnya bahan baku diangkut oleh kontainer sehingga
membutuhkan selang Silo, yaitu selang untuk menghisap bahan baku berupa
tepung. Tepung yang datang ke Suprama mayoritas berasal dari PT Wilmar
Nabati Indonesia. Selain untuk pengujian, selang Silo digunakan menyalurkan
tepung ke dalam pabrik agar tidak terdapat kontaminasi dari luar. Tepung yang
telah memasuki prabrik akan melalui proses Sifting yaitu pengayakan. Hal ini
dilakukan untuk menyamakan ukuran tepung sehingga mudah untuk
menghomogenkan adonan dan menyortasi tepung agar terhindar dari tepung yang
menggumpal. Kemudian tepung akan dicampur dengan bahan-bahan lain
menggunakan mixer selama 10-12 menit. Setelah pencampuran, adonan akan
memasuki alat Feeder, yaitu alat pengaduk untuk menjadikan adonan lebih kuat
dan padat sehingga dapat dibentuk lembaran. Lembaran tersebut akan memasuki
metal detector untuk menyeleksi keberadaan logam di dalam adonan mie.
Kemudian lembaran yang masih tebal akan ditekan sampai menjadi lembara yang
lebih tipis di Roll pressing. Lembaran tipis akan dibentuk menjadi mie keriting
menggunakan Slitter atau sisir. Mie yang keluar akan menjadi untaian panjang
yang masih lembek dan mentah sehingga perlu adanya pemasakan. Mie akan
melalui Stream box, tempat dimana mie akan dimasak dengan uap air. Uap yang
telah memasuki Stream box akan keluar ke lingkungan melalui cerobong. Mie
yang panjang akan dipotong-potong sesuai ukuran yang telah diatur pada alat
Cutter and Folding Machine. Mie yang dipotong akan memiliki ukuran yang
kemungkinan tidak seragam sehingga harus melalui proses Tray yaitu merapikan
bentuk mie menggunakan tenaga manusia. Mie yang tidak memenuhi standar akan
diambil dan disimpan. Proses ini memiliki tujuan selain mempercantik
penampilan yaitu agar mie lebih rapi sehingga mudah untuk masuk ke dalam
bungkus. Mie yang telah siap untuk dikemas harus dikeringkan terlebih dahulu
agar penyimpanan lebih tahan lama. Suhu pengeringannya yaitu 110oC selama 30
menit. Untuk mempercepat proses pendinginan, mie kering akan memasuki
cooling fan yang memanfaatkan udara sekitar yang telah difilter. Setelah mie
sudah kering dan dingin akan dimasukkan ke dalam bungkusnya. Bungkus
diusahakan kedap udara dan tidak rusak agar tidak ada mikroorganisme yang
masuk ke dalam mie. Setelah pembungkusan akan melalui alat metal detector
untuk memastikan keberadaan logam di dalam bungkus mie. Kemudian mie
dibungkus dalam kardus karton dan didistribusikan.

2.2.4 Program CSR


Program CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan suatu konsep
atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggungjawab
terhadap masyarakat maupun lingkungan sekitar. Kegiatan CSR dapat menjadi
penjamin keberlajutan bisnis yang dilakukan. Hal ini disebabkan karena dapat
menurunkan gangguan sosial, terjamin pasokan bahan baku secara berkelanjutan,
dan menambah keuntungan. CSR harus mengandung 5 pilar antara lain
pengembangan kapasitas SDM lingkungan sekitar, penguatan ekonomi
masyarakat sekitar, pemeliharaan hubungan relasional dengan lingkungan sekitar,
perbaikan tata kelola perusahaan yang baik, dan pelestarian lingkungan. PT
Suprama beberapa kali mengadakan kegiatan bersama masyarakat Sidoarjo
sekitar. Meskipun kegiatan tersebut bukanlah program tahunan, tetapi kegiatan
tersebut selalu disambut antusias oleh masyarakat. Kegiatan yang telah dilakukan
adalah event Sok Gosok, Inul Meet & Greet, dan lomba masak. Beberapa rekor
pun telah diraih dari kegiatan PT Suprama antara lain masak mie terbanyak,
mengecat rombong mie terbanyak, gunungan mie di HUT Kota Blitar, dan
meracik mie kocok dan petis terbanyak. Diharapkan dari kegiatan-kegiatan
tersebut dapat menjalin hubungan baik antara pihak internal perusahaan dengan
masyarakat sekitar.

3 PENUTUP

3.1.1 Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari kunjungan industri PT Campina Ice
Cream dan PT Surya Pratista Hutama yakni pengetahuan baru didapatkan, antara
lain mengetahui profil dan latar belakang masing-masing perusahaan, memiliki
gambaran tentang sistem produksi pada masing-masing perusahaan, serta
memperluas pandangan mengenai gambaran pekerjaan yang akan dilakukan bagi
seorang lulusan analisis kimia.

3.1.2 Saran
Saran untuk kunjungan industri ke depan adalah lebih banyak mencoba
banyak jenis industri seperti industri minyak, pupuk, bahan kimia, dan lainnya.
Managemen waktu harus banyak dipelajari agar kegiatan dapat dilaksanakan
dengan baik dan lancar.
LAMPIRAN

Gambar 1. Kunjungan industri di PT Campina Ice Cream

Gambar 2. Kunjungan industri di PT Surya Pratista Hutama

You might also like