You are on page 1of 52

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM RESPIRASI


Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme
sel dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh
melalui paru.

STRUKUTR SISTEM RESPIRASI


Sistem respirasi terdiri dari:

1. Saluran nafas bagian atas


Pada bagian ini udara yang masuk ke tubuh dihangatkan, disarung dan
dilembabkan
2. Saluran nafas bagian bawah

Bagian ini menghantarkan udara yang masuk dari saluran bagian atas ke
alveoli
3. Alveoli
terjadi pertukaran gas anatara O2 dan CO2
4. Sirkulasi paru
Pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena
meninggalkan paru.
5. Paru
terdiri dari :
a. Saluran nafas bagian bawah
b. Alveoli
c. Sirkulasi paru
6. Rongga Pleura
Terbentuk dari dua selaput serosa, yang meluputi dinding dalam rongga dada
yang disebut pleura parietalis, dan yang meliputi paru atau pleura veseralis
7. Rongga dan dinding dada
Merupakan pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas dalam proses
respirasi

Saluran Nafas Bagian Atas


a. Rongga hidung
Udara yang dihirup melalui hidung akan mengalami tiga hal :
- Dihangatkan
- Disaring
- Dan dilembabkan
Yang merupakan fungsi utama dari selaput lendir respirasi ( terdiri dari : Psedostrafied ciliated
columnar epitelium yang berfungsi menggerakkan partikel partikel halus kearah faring
sedangkan partikel yang besar akan disaring oleh bulu hidung, sel golbet dan kelenjar serous
yang berfungsi melembabkan udara yang masuk, pembuluh darah yang berfungsi
menghangatkan udara). Ketiga hal tersebut dibantu dengan concha. Kemudian udara akan
diteruskan ke
b. Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba Eustachius)
c. Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal lidah)
d. Laringofaring(terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)

Saluran Nafas Bagian Bawah


a. Laring
Terdiri dari tiga struktur yang penting
- Tulang rawan krikoid
- Selaput/pita suara
- Epilotis
- Glotis
b. Trakhea
Merupakan pipa silider dengan panjang ± 11 cm, berbentuk ¾ cincin tulang rawan
seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan oleh membran fibroelastic menempel pada
dinding depan usofagus.
c. Bronkhi
Merupakan percabangan trakhea kanan dan kiri. Tempat percabangan ini disebut
carina. Brochus kanan lebih pendek, lebar dan lebih dekat dengan trachea.
Bronchus kanan bercabang menjadi : lobus superior, medius, inferior. Brochus kiri
terdiri dari : lobus superior dan inferior

Alveoli
Terdiri dari : membran alveolar dan ruang interstisial.
Membran alveolar :
- Small alveolar cell dengan ekstensi ektoplasmik ke arah rongga alveoli
- Large alveolar cell mengandung inclusion bodies yang menghasilkan surfactant.
- Anastomosing capillary, merupakan system vena dan arteri yang saling berhubungan
langsung, ini terdiri dari : sel endotel, aliran darah dalam rongga endotel
- Interstitial space merupakan ruangan yang dibentuk oleh : endotel kapiler, epitel alveoli,
saluran limfe, jaringan kolagen dan sedikit serum.

Aliran pertukaran gas


Proses pertukaran gas berlangsung sebagai berikut: alveoli epitel alveoli « membran dasar «
endotel kapiler « plasma « eitrosit.
Membran « sitoplasma eritrosit « molekul hemoglobin

O² Co²

Surfactant
Mengatur hubungan antara cairan dan gas. Dalam keadaan normal surfactant ini akan
menurunkan tekanan permukaan pada waktu ekspirasi, sehingga kolaps alveoli dapat dihindari.
Sirkulasi Paru
Mengatur aliran darah vena – vena dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis dan mengalirkan
darah yang bersifat arterial melaului vena pulmonalis kembali ke ventrikel kiri.

Paru
Merupakan jalinan atau susunan bronhus bronkhiolus, bronkhiolus terminalis, bronkhiolus
respiratoty, alveoli, sirkulasi paru, syaraf, sistem limfatik.

Rongga dan Dinding Dada


Rongga ini terbentuk oleh:
- Otot –otot interkostalis
- Otot – otot pektoralis mayor dan minor
- Otot – otot trapezius
- Otot –otot seratus anterior/posterior
- Kosta- kosta dan kolumna vertebralis
- Kedua hemi diafragma
Yang secara aktif mengatur mekanik respirasi.

Gambar 1 Anatomi sistem pernafasan


FUNGSI RESPIRASI DAN NON RESPIRASI DARI PARU
1. Respirasi : pertukaran gas O² dan CO²
2. Keseimbangan asam basa
3. Keseimbangan cairan
4. Keseimbangan suhu tubuh
5. Membantu venous return darah ke atrium kanan selama fase inspirasi
6. Endokrin : keseimbangan bahan vaso aktif, histamine, serotonin, ECF dan angiotensin
7. Perlindungan terhadap infeksi: makrofag yang akan membunuh bakteri

Mekanisme Pernafasan
Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh diperlukan usaha keras
pernafasan yang tergantung pada:

1. Tekanan intar-pleural
Dinding dada merupakan suatu kompartemen tertutup melingkupi paru. Dalam keadaan normal
paru seakan melekat pada dinding dada, hal ini disebabkan karena ada perbedaan tekanan atau
selisih tekanan atmosfir ( 760 mmHg) dan tekanan intra pleural (755 mmHg). Sewaktu inspirasi
diafrgama berkontraksi, volume rongga dada meningkat, tekanan intar pleural dan intar
alveolar turun dibawah tekanan atmosfir sehingga udara masuk Sedangkan waktu ekspirasi
volum rongga dada mengecil mengakibatkan tekanan intra pleural dan tekanan intra alveolar
meningkat diatas atmosfir sehingga udara mengalir keluar.

2. Compliance
Hubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan volume dan aliran dikenal sebagai
copliance.
Ada dua bentuk compliance:
- Static compliance, perubahan volum paru persatuan perubahan tekanan saluran nafas ( airway
pressure) sewaktu paru tidak bergerak. Pada orang dewasa muda normal : 100 ml/cm H2O
- Effective Compliance : (tidal volume/peak pressure) selama fase pernafasan. Normal: ±50
ml/cm H2O
Compliance dapat menurun karena:
- Pulmonary stiffes : atelektasis, pneumonia, edema paru, fibrosis paru
- Space occupying prosess: effuse pleura, pneumothorak
- Chestwall undistensibility: kifoskoliosis, obesitas, distensi abdomen
Penurunan compliance akan mengabikabtkan meningkatnya usaha/kerja nafas.

3. Airway resistance (tahanan saluran nafas)


Rasio dari perubahan tekanan jalan nafas

SIRKULASI PARU
a. Pulmonary blood flow total = 5 liter/menit
Ventilasi alveolar = 4 liter/menit
Sehingga ratio ventilasi dengan aliran darah dalam keadaan normal = 4/5 = 0,8
b. Tekanan arteri pulmonal = 25/10 mmHg dengan rata-rata = 15 mmHg.
Tekanan vena pulmolais = 5 mmHg, mean capilary pressure = 7 mmHg
Sehingga pada keadaan normal terdapat perbedaan 10 mmHg untuk mengalirkan darah
dari arteri pulmonalis ke vena pulmonalis
c. Adanya mean capilary pressure mengakibatkan garam dan air mengalir dari rongga kapiler
ke rongga interstitial, sedangkan osmotic colloid pressure akan menarik garam dan air
dari rongga interstitial kearah rongga kapiler. Kondisi ini dalam keadaan normal selalu
seimbang.Peningkatan tekanan kapiler atau penurunan koloid akan menyebabkan
peningkatan akumulasi air dan garam dalam rongga interstitial.

TRANSPOR OKSIGEN
1.Hemoglobin
Oksigen dalam darah diangkut dalam dua bentuk:
- Kelarutan fisik dalam plasma
- Ikatan kimiawi dengan hemoglobin
Ikatan hemoglobin dengan tergantung pada saturasi O2, jumlahnya dipengaruhi oleh pH darah
dan suhu tubuh. Setiap penurunan pH dan kenaikkan suhu tubuh mengakibatkan ikatan
hemoglobin dan O2 menurun.
2. Oksigen content
Jumlah oksigen yang dibawa oleh darah dikenal sebagai oksigen content (Ca O2 )
- Plasma
- Hemoglobin

REGULASI VENTILASI
Kontrol dari pengaturan ventilasi dilakukan oleh sistem syaraf dan kadar/konsentrasi gas-gas
yang ada di dalam darah
Pusat respirasi di medulla oblongata mengatur:
-Rate impuls Respirasi rate
-Amplitudo impuls Tidal volume
Pusat inspirasi dan ekspirasi : posterior medulla oblongata, pusat kemo reseptor : anterior
medulla oblongata, pusat apneu dan pneumothoraks : pons.
Rangsang ventilasi terjadi atas : PaCo2, pH darah, PaO2

PEMERIKSAAN FUNGSI PARU


Kegunaan: untuk mendiagnostik adanya : sesak nafas, sianosis, sindrom bronkitis
Indikasi klinik:
- Kelainan jalan nafas paru,pleura dan dinding toraks
- Payah jantung kanan dan kiri
- Diagnostik pra bedah toraks dan abdomen
- Penyakit-penyakit neuromuskuler
- Usia lebih dari 55 tahun.

Anatomi Saluran Nafas

Saluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung, farinx, larinx, trachea,
bronkus, dan bronkiolus.

Hidung

Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke
dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum. Rongga hidung dilapisi sebagai selaput lendir
yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farinx dan dengan
selaput lendir sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Septum nasi
memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering
membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan membran
mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla, palatinus, dan os.
Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan melekat pada dinding lateral dan menonjol ke
cavum nasi adalah : conchae superior, media, dan inferior. Tulang-tulang ini dilapisi oleh
membrane mukosa.
Dasar cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus sedangkan atap cavum nasi adalah
celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale. Membrana mukosa olfaktorius,
pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan, mengandung sel saraf khusus yang
mendeteksi bau. Dari sel-sel ini serat saraf melewati lamina cribriformis os frontale dan kedalam
bulbus olfaktorius nervus cranialis I olfaktorius.
Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui lubang kedalam
cavum nasi, sinus ini dilapisi oleh membrana mukosa yang bersambungan dengan cavum nasi.
Lubang yang membuka kedalam cavum nasi :

1. Lubang hidung

2. Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior

3. Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha superior dan media dan
diantara concha media dan inferior

4. Sinus frontalis, diantara concha media dan superior

5. Ductus nasolacrimalis, dibawah concha inferior.


Pada bagian belakang, cavum nasi membuka kedalam nasofaring melalui appertura
nasalis posterior.

Faring (tekak)

adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang larinx (larinx-
faringeal). Orofaring adalah bagian dari faring merrupakan gabungan sistem respirasi dan
pencernaan.

Laring (tenggorok)

Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula tyroidea, dan
beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian atas esopagus.
Laring merupakan struktur yang lengkap terdiri atas:
1. cartilago yaitu cartilago thyroidea, epiglottis, cartilago cricoidea, dan 2 cartilago arytenoidea
2. Membarana yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os. Hyoideum,
membrana mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica vokalis
Cartilago tyroidea à berbentuk V, dengan V menonjol kedepan leher sebagai jakun. Ujung batas
posterior diatas adalah cornu superior, penonjolan tempat melekatnya ligamen thyrohyoideum,
dan dibawah adalah cornu yang lebih kecil tempat beratikulasi dengan bagian luar cartilago
cricoidea.
Membrana Tyroide à mengubungkan batas atas dan cornu superior ke os hyoideum.
Membrana cricothyroideum à menghubungkan batas bawah dengan cartilago cricoidea.

Epiglottis
Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas dibelakang dasar lidah. Epiglottis ini
melekat pada bagian belakang V cartilago thyroideum.
Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis menuju cartilago
arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring

Cartilago cricoidea

Cartilago berbentuk cincin signet dengan bagian yang besar dibelakang. Terletak dibawah
cartilago tyroidea, dihubungkan dengan cartilago tersebut oleh membrane cricotyroidea. Cornu
inferior cartilago thyroidea berartikulasi dengan cartilago tyroidea pada setiap sisi. Membrana
cricottracheale menghubungkan batas bawahnya dengan cincin trachea I

Cartilago arytenoidea

Dua cartilago kecil berbentuk piramid yang terletak pada basis cartilago cricoidea. Plica vokalis
pada tiap sisi melekat dibagian posterio sudut piramid yang menonjol kedepan

Membrana mukosa

Laring sebagian besar dilapisi oleh epitel respiratorius, terdiri dari sel-sel silinder yang bersilia.
Plica vocalis dilapisi oleh epitel skuamosa.

Plica vokalis

Plica vocalis adalah dua lembar membrana mukosa tipis yang terletak di atas ligamenturn vocale,
dua pita fibrosa yang teregang di antara bagian dalam cartilago thyroidea di bagian depan dan
cartilago arytenoidea di bagian belakang.
Plica vocalis palsu adalah dua lipatan. membrana mukosa tepat di atas plica vocalis sejati.
Bagian ini tidak terlibat dalarn produksi suara.

Otot

Otot-otot kecil yang melekat pada cartilago arytenoidea, cricoidea, dan thyroidea, yang dengan
kontraksi dan relaksasi dapat mendekatkan dan memisahkan plica vocalis. Otot-otot tersebut
diinervasi oleh nervus cranialis X (vagus).

Respirasi

Selama respirasi tenang, plica vocalis ditahan agak berjauhan sehingga udara dapat keluar-
masuk. Selama respirasi kuat, plica vocalis terpisah lebar.
Fonasi

Suara dihasilkan olch vibrasi plica vocalis selama ekspirasi. Suara yang dihasilkan dimodifikasi
oleh gerakan palaturn molle, pipi, lidah, dan bibir, dan resonansi tertentu oleh sinus udara
cranialis.

Gambaran klinis

Laring dapat tersumbat oleh:


(a) benda asing, misalnya gumpalan makanan, mainan kecil
(b) pembengkakan membrana mukosa, misalnya setelah mengisap uap atau pada reaksi alergi,
(c) infeksi, misalnya difteri,
(d) tumor, misalnya kanker pita suara.

Trachea atau batang tenggorok

Adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm. trachea berjalan
dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan dibelakang manubrium sterni,
berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira
ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini bercabang mcnjadi dua bronckus
(bronchi). Trachea tersusun atas 16 – 20 lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin tulang
rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah
belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot.

Bronchus

Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebrata torakalis
kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi oleh.jenis sel yang sama.
Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru. Bronckus kanan
lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri
pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus
lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di
bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus atas
dan bawah.
Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dan kernudian
menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus yang ukurannya
semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang
tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang
lebih I mm. Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot
polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat
bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai
penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.
Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius yang
terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus alveolaris
seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru,
asinus atau.kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat
sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan
oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.

Paru-Paru

Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru memilki :
1. Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula
2. permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada
3. permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung.
4. dan basis. Terletak pada diafragma
paru-paru juga Dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga
pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikasi. Paru kanan dibagi atas tiga lobus
yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus
superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh
limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli.
Diperkirakan bahwa stiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai
permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas.

Suplai Darah

1. arteri pulmonalis
2. arteri bronkialis

Innervasi

1. Parasimpatis melalui nervus vagus


2. Simpatis mellaui truncus simpaticus

Sirkulasi Pulmonal

Paru-paru mempunyai 2 sumber suplai darah, dari arteri bronkialis dan arteri pulmonalis. Darah
di atrium kanan mengair keventrikel kanan melalui katup AV lainnya, yang disebut katup
semilunaris (trikuspidalis). Darah keluar dari ventrikel kanan dan mengalir melewati katup
keempat, katup pulmonalis, kedalam arteri pulmonais. Arteri pulmonais bercabang-cabang
menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang masing-masing mengalir keparu kanan dan kiri.
Di paru arteri pulmonalis bercabang-cabang berkali-kali menjadi erteriol dan kemudian kapiler.
Setiap kapiler memberi perfusi kepada saluan pernapasan, melalui sebuah alveolus, semua
kapiler menyatu kembali untuk menjadi venula, dan venula menjadi vena. Vena-vena menyatu
untuk membentuk vena pulmonalis yang besar.
Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali keatrium kiri untuk menyelesaikan siklus
aliran darah. Jantung, sirkulasi sistemik, dan sirkulasi paru. Tekanan darah pulmoner sekitar 15
mmHg. Fungsi sirkulasi paru adalah karbondioksida dikeluarkan dari darah dan oksigen diserap,
melalui siklus darah yang kontinyu mengelilingi sirkulasi sistemik dan par, maka suplai oksigen
dan pengeluaran zat-zat sisa dapat berlangsung bagi semua sel.
http://curupmedicalcomunnity.blogspot.co.id/p/anatomi-dan-fisiologi-sistem-pernapasan.html

Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan


Ana Nurkhasanah Thursday, October 15, 2015 Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia

A. Latar belakang
Fungsi sistem pernapasan adalah untuk mengambil oksigen dari atmosfer kedalam sel-sel tubuh
dan untuk mentranspor karbon dioksida yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Organ–organ
respiratorik juga berfungsi dalam produksi wicara dan berperan dalam keseimbanga asam basa,
pertahanan tubuh melawan benda asing, dan pengaturan hormonal tekanan darah.

B. Mekanisme pernapasan
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur
sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Menurut tempat
terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu pernapasan luar

dan dalam.

Pernapasan luar (respirasi eksternal) adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam
alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam (respirasi internal) adalah
pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam
rongga dada dengan tekanan udara diluar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar, maka
udara akan masuk. Sebaliknya apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukan udara (inspirasi) dan pengeluaran
udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan
pernapasan perut. Pernapasan dada dan pernapasan perut terjadi secara bersamaan.
1. Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat
dibedakan sebagai berikut:
a. Fase inspirasi
Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya
tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya
oksigen masuk
b. Fase ekspirasi
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti
oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam
rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya
karbon dioksida keluar.
2. Pernapasan perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot diafragma
yang membatasi rongga perut dada.
Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni :
a. Fase inspirasi
Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada
membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.
b. Fase ekspirasi.
Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi semula, mengembang)
sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.
Beberapa fungsi pernafasan antara lain adalah:
1. Mengambil oksigen yang kemudian dabawa oleh darah keseluruh tubuh.
2. Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran pernafasan kemudian dibawa
oleh darah ke paru-paru untuk di buang ke luar tubuh.

C. Anatomi fisiologis system pernapasan


Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernapasan dan mekanisme
pernapasan. Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut: rongga hidung - faring – laring - trakea
-bronkus - paru-paru (bronkiolus dan alveolus).
Adapun alat-alat pernapasan pada manusia adalah sebagai berikut :
1. Alat pernafasan atas
a. Rongga hidung (cavum nasalis)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis selaput
lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar
sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan.
Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk
bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi
menghangatkan udara yang masuk.
Di dalam rongga hidung terjadi penyesuaian suhu dan kelembapan udara sehingga udara yang
masuk ke paru-paru tidak terlalu kering ataupun terlalu lembap. Udara bebas tidak hanya mengandung
oksigen saja, namun juga gas-gas yang lain. Misalnya, karbon dioksida (co2), belerang (s), dan nitrogen
(n2). Selain sebagai organ pernapasan, hidung juga merupakan indra pembau yang sangat sensitif.
Dengan kemampuan tersebut, manusia dapat terhindar dari menghirup gas-gas yang beracun atau
berbau busuk yang mungkin mengandung bakteri dan bahan penyakit lainnya. Dari rongga hidung, udara
selanjutnya akan mengalir ke faring.
b. Faring
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu
saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings) pada bagian
belakang.
Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita suara
(pita vocalis).masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar
sebagai suara.
Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena
saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur
agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan
gangguan kesehatan.
c. Laring
Laring (tekak) adalah tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring
akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara. Laring berparan untuk
pembentukan suara dan untuk melindungi jalan nafas terhadap masuknya makanan dan cairan. Laring
dapat tersumbat, antara lain oleh benda asing ( gumpalan makanan ), infeksi ( misalnya infeksi dan
tumor)
2. Alat pernafasan bawah
a. Trakea
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10-12 cm dengan diameter 2,5 cm, terletak sebagian di
leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin
tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda
asing yang masuk ke saluran pernapasan.
Trakea tetap terbuka karena terbentuk dari adanya 16-20 cincin kartilao berbentuk huruf c yang
membentuk trakea.
b. Cabang-cabang bronkus
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus primer (kanan dan kiri). Bronkus kiri
lebih tinggi dan cenderung horizontal daripada bronkus kanan, karena pada bronkus kiri terdapat organ
jantung. Bronkus kanan lebih pendek dan tebal dan bentuknya cenderung vertical karena arcus aorta
membelokkan trakea kebawah.
Masing-masing bronkus primer bercabang lagi menjadi 9-12 cabang untuk membentuk bronkus
sekunder dan tersier (bronkiolus) dengan diameter semakin menyempit.
Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak
teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan
sempurna.
c. Paru-paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan
rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu
paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri
atas 2 lobus.
Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang
langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi
rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).
Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi
sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi.
Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.
Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru
berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk
pertukaran gas.
Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1 mm, dindingnya
makin menipis jika dibanding dengan bronkus. Bronkiolus ini memiliki gelembung-gelembung halus yang
disebut alveolus. Bronkiolus memiliki dinding yang tipis, tidak bertulang rawan, dan tidak bersilia.
Gas memakai tekanannya sendiri sesuai dengan persentasenya dalam campuran, terlepas dari
keberadaan gas lain (hukum dalton). Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih
mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal
kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus).
Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu sisinya
terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus berselaput tipis dan di
situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan.

D. Mekanisme pernafasan / ventilasi paru


Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari paru-paru. Jumlahnya sekitar 500 ml ventilasi
membutuhkan koordinasi otot paru dan thoraks yang elastic serta persyarafan yang utuh. Otot
pernafasan insprirasi utama adalah diafpragma. Diafpragma di persyaraf oleh syaraf frenik, yang keluar
dari medulla spinalis pada vetebra servikal ke empat.
Udara yang masuk dan keluar terjadi karna adanya perbedaan tekanan udara antara intrapleura
dengan tekanan atmosfer, dimana pada inspirasi tekanan interapleura. Salah satu fase dari ventilasi paru
adalah inspirasi yaitu gerakan perpindahan udara masuk ke dalam paru-paru dan fase lainnya adalah
ekspirasi yaitu gerakan perpindahan udara meninggalkan paru-paru.
1. Prinsip dasar
a. Toraks adalah rongga tertutup kedap udara disekeliling paru-paru yang terbuka ke atmosper hanya
melalui jalur sistem pernapasan :
b. Pernafasan adalah proses inspirasi (inhalasi) udara kedalam paru-paru dan ekspirasi (ekshalasi) udara
dari paru-paru ke lingkungan luar tubuh.
c. Sebelum inspirasi dimulai, tekanan udara atmosper (sekitar 760 mmhg) sama dengan tekanan udara
dalam alveoli yang disebut sebagai tekanan intra-alveolar (intra pulmonar).
d. Tekanan intra poleura dalam rongga pleura (ruang antar pleura) adalah tekanan sub-atmosper, atau
kurang dari intra-alveolar.
e. Peningkatan atau penurunan volume rongga toraks mengubah tekanan intra pleura dan intra-alveolar
yang secara mekanik menyebabkan pengembangan atau pengempisan paru-paru
2. Inspirasi
Tepatnya proses inspirasi adalah sebagai berikut; diafragma berkontraksi, bergerak ke arah
bawah, dan mengembangkan rongga dada dari atas ke bawah. Otot-otot interkosta eksternal menarik iga
ke atas dan ke luar, yang mengembangkan rongga dada ke arah samping kiri dan kanan serta ke depan
dan ke belakang.
Dengan mengembangnya rongga dada, pleura parietal ikut mengembang. Tekanan intrapleura
menjadi makin negatif karena terbentuk isapan singkat antara membran pleura. Perlekatan yang
diciptakan oleh cairan serosa, memungkinkan pleura viseral untuk mengembang juga, dan hal ini juga
mengembangkan paru-paru.
Dengan mengembangnya paru-paru, tekanan intrapulmonal turun di bawah tekanan atmosfir,
dan udara memasuki hidung dan terus mengalir melalui saluran pernapasan sampai ke alveoli. Masuknya
udara terus berlanjut sampai tekanan intrapulmonal sama dengan tekanan atmosfir; ini merupakan
inhalasi normal. Tentu saja inhalasi dapat dilanjutkan lewat dari normal, yang disebut sebagai napas
dalam. Pada napas dalam diperlukan kontraksi yang lebih kuat dari otot-otot pernapasan untuk lebih
mengembangkan paru-paru, sehingga memungkinkan masuknya udara lebih banyak.
Otot-otot inspirasi memperbesar rongga toraks dan meningkatkan volumenya dimana otot-otot
yang berkontraksi adalah :
a. Diafragma, yaitu otot berbentuk kubah yang jika sedang rileks akan memipih saat berkontraksi dan
memperbesar rongga toraks kearah inferior.
b. Otot intrerkostal eksternal mengangkat iga keatas dan kedepan saat berkontraksi sehingga memperbesar
rongga toraks kearah anterior dan superior.
c. Dalam pernafasan aktif atau pernafasan dalam, otot-otot sternokleidomastoid, pektoralis mayor,
serratus-anterior, dan otot skalena juga akan memperbesar rongga toraks.
3. Ekspirasi
Ekspirasi atau yang juga disebut ekshalasi dimulai ketika diafragma dan otot-otot interkosta
rileks. Karena rongga dada menjadi lebih sempit, paru-paru terdesak, dan jaringan ikat elastiknya yang
meregang selama inhalasi, mengerut dan juga mendesak alveoli. Dengan meningkatnya tekanan
intrapulmonal di atas tekanan atmosfir, udara didorong ke luar paru-paru sampai kedua tekanan sama
kembali.
Perhatikan bahwa inhalasi merupakan proses yang aktif yang memerlukan kontraksi otot, tetapi
ekshalasi yang normal adalah proses yang pasif, bergantung pada besarnya regangan pada elastisitas
normal paru-paru yang sehat. Dengan kata lain, dalam kondisi yang normal kita harus mengeluarkan
energi untuk inhalasi tetapi tidak untuk ekshalasi.
Namun begitu kita juga dapat mengalami ekshalasi diluar batas normal, seperti ketika sedang
berbicara, bernyanyi, atau meniup balon. Ekshalasi yang demikian adalah proses aktif yang
membutuhkan kontraksi otot-otot lain.
Otot-otot ekspirasi menurunkan volume rongga toraks. Ekspirasi pada pernafasan yang tenang
dipengaruhi oleh relaksasi otot dan disebut proses pasif. Pada ekspirasi dalam, otot interkostal internal
menarik kerangka iga ke bawah dan otot abdomen berkontraksi sehingga mendorong isi abdomen
menekan diafragma.
Kepatenan ventilasi tergantung pada empat factor :
a. Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan nafas akan menghalangi masuk dan
keluarnya dari dan ke paru-paru
b. Adekuatnya system syaraf pusat dan pusat pernafasan
c. Adekuatnya pengembangan dan pengempesan peru-peru
d. Kemampuan oto-otot pernafasan seperti diafpragma, eksternal interkosa, internal interkosa, otot
abdominal.
Ventilasi paru mengacu kepada pergerakan udara dari atmosfir masuk dan keluar paru. Ventilasi
berlangsung secara bulk flow. Bulk flow adalah perpindahan atau pergerakan gas atau cairan dari
tekanan tinggi ke rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi antara lain :
a. Tekanan
b. Resistensi bronkus
c. Persyarafan bronkus

E. Volume dan kapasitas paru-paru


1. Volume
a. Volume tidal adalah volume udara yang masuk dan keluar paru-paru selama ventilasi normal biasa.
Berkisar 500 ml untuk laki-laki dan 380 ml untuk perempuan.
b. Volume cadangan inspirasi adalah volume udara ekstra yang masuk ke paru-paru dengan inspirasi
maksimum diatas inspirasi tidal. Berkisar 3100 ml pada laki-laki dan 1900 ml pada perempuan.
c. Volume cadangan ekspirasi adalah volume ekstra udara yang dapat ekstra kuat yang dapat dikeluarkan
pada akhir ekspirasi normal. Biasanya 1200 ml pada laki-laki dan 800 ml pada perempuan.
d. Volume residua adalah volume udara sisa dalam paru-paru setelah melakukan ekspirasi kuat. Rata-rata
pada laki-laki berkisar 1200 ml dan perempuan 1000 ml.
2. Kapasitas
a. Kapasitas residual fungsional adalah penambahan volume residua dan volume cadangan ekspirasi. Nilai
rata-rata 2200 ml.
b. Kapasitas inspirasi adalah penambahan volume tidal dan volume cadangan inspirasi. Nilai rata-rata
adalah 3500 ml.
c. Kapasitas vital adalah penambahan volume, vci dan vce. Rata-rata berkisar 4500 ml.
d. Kapasitas total adalah jumlah seluruh udara yanga da diparu-paru. Rata-rata berkisar 5700 ml.

F. Sirkulasi paru
Sirkulasi paru adalah darah si oksigenesi yang mengalir pada arteri pulmonaris dari sisi kanan
jantung. Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut seta dalam proses pertukaran oksigen dan
karbon dioksida di kapiler dan arveolus. Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung total. Tekanan
dan resistensi terhadap aliran di dalam sirkulasi paru sangat rendah, dengan tekanan paru merata sekitar
12 mmhg dibandingkan dengan tekanan sistemik merata yang besarnya sekitar 90 mmhg. Sirkulasi paru
bersifat sangat fleksibel dan dapat mengakomodasi variasi volume darah yang besar. Dengan demikian,
sirkulasi paru dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah yang dapat dipanggil sewaktu-waktu
apabila terjadi penurunan volume atau tekanan darah sistemik.

G. Bentuk dari pernafasan


Bentuk dari pernafasan secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Proses pernafasan pulmonal atau paru-paru (external)
Pernafasan externa adalah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Pada pernafasan melalui
paru-paru atau penafasan externa, oksigen didapatkan melalui hidung dan mulut, pada waktu bernafas
oksigen mesul melalui trachea dan pipa bronchial ke alveoli dan berhubungan erat dengan darah di
kapiler pulmonalis. Hanya satu lapis membrane, yaitu membrane alveoli-kapiler, memisahkan oksigen
dan darah oksigen menembus membrane ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah di bawa ke
jantung. Dari sini di pompa di dalam arteri ke seluruh bagian tubuh. Didalam paru-paru karbon dioksida
merupakan hasil buangan yag menembus membrane alveoli. Dari kapiler darah dikeluarkan melalui pipa
bronkus berakhir sampai pada mulut dan hidung. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen
100 mmhg dan pada tingkat hemoglobinnya 95% jenuh oksigen. Empat proses berhubungan dengan
pernafasan paru-paru atau pernafasan externa :
a. Ventilisasi pulmorter, atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar.
b. Arus darah melalui paru-paru, darah mengandung oksigen masuk ke seluruh tubuh, karbondioksida dari
seluruh tubuh masuk ke paru-paru.
c. Distribusi arus udar dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari setiapnya dapat mencapai
semua bagian tubuh.
d. Difusi gas yang menembusi membrane pemmisah alveoli dan kapiler. Karbondioksida lebih mudah
berdifusi dapi pada oksigen.
Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru menerima jumlah
tepat co2 dan o2. Pada waktu gerak badan lebih banyak, darah dating ke paru-paru membawa terlalu
banyak co2 dan terlampau sedikit o2, jumlah co2 tidak dapat di keluarkan, maka konsentrasinya dalam
darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat pernafasan dalam otak untuk memperbesar dan
didalam pernafasan.penambahan fentilasi yang dengan demikian terjadi mengeluarkan co2 dan
memungut lebih benyak o2.
2. Proses pernafasan jaringan (internal)
Darah yang telah dijernihkan hemoglobinnya dengan oksigen (oxihemoglobin), mengitari seluruh
tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, dimana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut
oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan sel melakukan oksidasi pernafasan, sebagai gantunya
hasil dari oksidasi yaitu karbondioksida.
Perubahan-parubahan berikut terjadi dalam komposisi udara dalam olveoli, yang disebabkan
pernafasan externa dan interna.
Udara yang di hirup: nitrogen (79%), oksigen (20%), karbondioksida (0-0,4%). Udara yang masuk
ke alveoli mempunyai suhu dan kelembaban atmosfer.
Udara yang dihembuskan: nitrogen(79%), oksigen(16%), karbondoiksida ( 4-0.4%).

H. Prinsip pertukaran gas


1. Pertukaran gas pulmonary
Pertukaran gas mencakup dua proses yang independen, pernapasan eksternal pertukaran gas
antara alveoli dengan aliran darah dan pernapasan pertukaran gas antara kapiler dalam tubuh. Kedua
proses tersebut perpindahan gas dari tempat mencakup perpindahan gas melalui difusi yang
berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi lebih rendah. Kecepatan perpindahan gas ini bergantung
pada konsentrasi (kepekatan) atau pada tekanan yang dikeluarkan oleh gas (tekanan parsial). Secara
umum udara yang kita hirup (dari atmosfir bumi) sebenarnya merupakan campuran yang mengandung
kira-kira 21% oksigen, 0,04% karbon dioksida, dan 78% nitrogen. (scanlon, 1995).
Tekanan parsial (yang juga dikenal dengan hukum dalton) adalah tekanan yang dikeluarkan oleh
salah satu dari sembarang gas dalam suatu campuran gas-gas yang secara langsung berhubungan dengan
konsentrasi gas tersebut dalam campuran dan dengan tekanan total campuran gas. Tekanan parsial,
kadang cukup disebut tension mempunyai simbol p dan satuan mm hg.
Tekanan parsial suatu gas dapat dihitung dengan mengalikan persentase gas dimaksud dengan
tekanan total atmosfir dalam kondisi standar (760 mm hg). Perhatikan contoh berikut konsentrasi gas
oksigen dalam atmosfir adalah 21 %, maka tekanan parsial oksigen [po2] adalah 21 % x 760 mm hg =
159,6 mm hg. Jadi dengan demikian tekanan parsial oksigen 21 % adalah 159,6 mm hg.
Udara di dalam alveoli mempunyai kandungan po2 tinggi dan pco2 rendah. Darah di dalam
kapiler pulmonal, yang berasal langsung dari tubuh, mempunyai kandungan po2 rendah dan pco2 tinggi.
Itulah sebabnya, dalam pernapasan eksternal oksigen akan berdifusi dari udara di dalam alveoli ke dalam
darah, dan karbon dioksida berdifusi dari darah ke dalam udara di dalam alveoli. Darah yang kembali dari
jantung sekarang mempunyai kandungan po2 yang tinggi dan pco2 yang rendah dan dipompakan oleh
ventrikel kiri ke dalam sirkulasi sistemik.
Darah arteri yang mencapai kapiler sistemik mempunyai kandungan po2 yang tinggi dan pco2
yang rendah. Sel tubuh dan cairan jaringan mempunyai po2 rendah dan pc02 tinggi karena sel-sel secara
kontinu menggunakan oksigen dalam pernapasan sel (pembentukan energi) dan menghasilkan karbon
dioksida. Itulah sebabnya, dalam pernapasan internal, oksigen berdifusi dari darah ke cairan jaringan
(sel-sel), dan karbon dioksida berdifusi dari cairan jaringan ke dalam darah. Darah yang memasuki vena
sistemik untuk kembali ke jantung sekarang mempunyai kandungan po2 rendah dan pco2 tinggi dan
dipompakan oleh ventrikel kanan ke dalam paru-paru untuk turut serta dalam pernapasan eksternal.
Kelainan pertukaran gas yang sering melibatkan paru-paru, yaitu dalam pernapasan eksternal seperti
pada edema pulmonal dan pneumonia.
Besarnya oksigen yang berdifusi ke dalam darah setiap menit bergantung pada faktor:
a. Gradien tekanan oksigen antara udara alveolar dan darah pulmonal yang masuk (po2 alveolar-po2
darah).
b. Area permukaan fungsional total membran pernapasan.
c. Volume pernapasan satu menit, dan.
d. Ventilasi alveolar. Keempat faktor tersebut mempunyai hubungan langsung dengan difusi oksigen. Apa
saja yang menurunkan po2 alveoli cederung akan menurunkan gradien tekanan oksigen darah alveolar
dan karenanya cenderung menurunkan jumlah oksigen yang memasuki darah.
Membran respirasi, tempat berlangsungnya pertukaran gas, terdiri dari lapisan sulfaktan,
epitelium skuamosa simpel pada dinding alveolar, membran dasar pada dinding alveolar ruang
interestisial yang mengandung serabut jaringan ikat dan cairan jaringan, membran dasar kapilar dan
endotelium kapilar. Molekul gas harus melewati keenam lapisan ini melalui proses difusi.
Oksigen, karbondioksida meurunkan gradien tekanan farsialnya saat melewati membran
respiratorik.
Faktor yang mempengaruhi difusi gas selain gradien tekanan farsialnya, antara lain :
a. Ketebalan membran respirasi. Penyebab apapun yang meningkatkan ketebalan membran, seperti edema
dalam ruang interestisial atau infiltrasi fibrosa paru-paru akibat penyaki pulmonar dapat mengurangi
difusi.
b. Area permukaan membran respirasi pada penyakit seperti emfisema, sebagian besar permukaan yang
tersedia untuk pertukaran gas ,berkurang dan pertukaran gas mengalami gangguan berat.
c. Solubilitas gas dalam membran respirasi. Solubilitas karbondioksida dua puluh kali lyebih besar dari
oksigen. Dengan demikian, karbondioksia dari .oksidenberdifusi melalui membran dua puluh kali lebih
cepat dari oksigen.

I. Transport oksigen dan karbondioksida didalam darah dan cairan tubuh


1. Transpor oksigen. Sekitar 97 % oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatandengan
hemoglobin (hb), 3 % oksigen sisanya larut dalam plasmanya. Sebagian besar oksigen yang diangkut
dalam darah berikatan dengan hemoglobin. Hemoglobin adalah protein quarterner yang terbentuk dari
empat rantai polipeptida yang berbeda yaitu dua rantai alfa (a) dan dua rantai beta (p) yang masing-
masing berikatan dengan “kelompok heme” yang mengandung zat besi.
Ikatan oksigen-hemoglobin dibentuk dalam paru-paru dimana p02 tinggi. Ikatan relatif takstabil, dan
ketika darah melewati jaringan dengan po2 yang rendah, ikatan tersebut pecah, dan oksigen dilepaskan
ke dalam jaringan. Makin rendah konsentrasi oksigen dalam jaringan, makin banyak oksigen hemoglobin
yang akan dilepaskan. Hal ini menjamin bahwa jaringan aktif menerima oksigen sebanyak yang
diperlukan untuk dapat melanjutkan pernapasan sel. Faktor lain yang meningkatkan pelepasan oksigen
dari hemoglobin adalah pco2 yang tinggi (ph yang rendah) dan suhu yang tinggi.
a. Setiap molekul dalam ke empat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigen
untuk membentuk oksihemoglobin berwarna merah tua. Ikatan ini tidak kuat dan refersibel. Hemoglobin
tereduksi berwarna merah kebiruan.
b. Kapasitas oksigen adalah volume maksimum oksigen yang dapat berikatan dengan sejumlah hemoglobin
dakam darah.
- Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul hemoglobin. Setiap garam hemoglobin dapat
mengikat 1,34 ml oksigen.
- 100 ml darah rata-rata mengandung 15 gram hemoglobin untuk maksimum 20 ml oksigen per 100 ml
darah (15 x 1,34). Konsentrasi hemoglobin ini biasanya dinyatakan sebagai persentase volume ddan
merupakan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
c. Kejenuhan oksigen darah adalah rasio antara volume oksige aktual yang terikat pada hemoglobin dan
kapasittas oksigen.
2. Transpor karbon dioksida.
Transpor karbon dioksida (co2) sedikit lebih rumit. Lebih dari dua pertiga co2 yang diangkut oleh
darah terbawa dalam bentuk ion bikarbonat (hco3~). Ketika co2 larut dalam air (seperti dalam plasma
darah), sebagian dari molekul co2 berasosiasi dengan h2o membentuk asam karbonat (h2c03). Ketika
terbentuk, sebagian dari molekul h2c03 berdisosiasi membentuk ion-ion h+ dan bikarbonat (hco3-).
Proses ini dikatalis oleh enzim karbonat anhidrase yang terdapat dalam sel-sel darah merah.
Pembentukan bikarbonat. Karbon dioksida bereaksi dengan air membentuk asam karbonat, yang
reaksinya dikatalis oleh enzim sdm karbonat anhidrase. Asam karbonat kemudian berdisosiasi
membentuk ion bikarbonat dan hidrogen. Panah ganda menunjukkan bahwa setiap reaksi bersifat
reversibel, kecepatan aktual pada setiap arah diatur oleh konsentrasi relatif setiap molekul. (sumber:
wingerd, 1994, him. 459)
Makin banyak co2 yang ditambahkan ke dalam plasma, makin banyak co2 yang akan diubah
menjadi asam karbonat. Sebagai akibat konsentrasi asam karbonat meningkat, yang membuat sistem
bergerak ke arah bikarbonat, sehingga meningkatkan kecepatan pembentukan bikarbonat. Hasil akhirnya
adalah molekul-molekul co2 yang berdiftisi ke dalam plasma akan terus menerus dibuang dari larutan
dan diubah menjadi bikarbonat. Hal ini memungkinkan tempat yang lebih banyak untuk co2 terlarut
dalam plasma, dengan demikian meningkatkan kapasitas pengangkutan co2 darah.
Ketika ion-ion bikarbonat dibentuk, ion-ion tersebut berdifusi searah dengan gradien
konsentrasinya ke dalam plasma. Keluarnya ion-ion negatif ini (hco3~) dari sel-sel darah merah diimbangi
oleh masuknya ion negatif lain yaitu ion klorida (cl~). Transpor ion negatif yang saling berlawanan ini
disebut sebagai perpindahan klorida. Sesuai dengan hukum kecepatan kimia di atas, ketika co2
dikeluarkan dari plasma maka keseluruhan sistem berpindah ke arah yang berlawanan. Dengan
demikian, reaksi yang mengubah asam karbonat untuk membebaskan co2 menjadi dominan.
Penurunan konsentrasi asam karbonat kemudian mendorong perpindahan ke arah pengubahan
bikarbonat menjadi asam karbonat.
Karbon dioksida yang berdifusi kedalam darah dari jaringan dibawa ke paru-paru melalui cara
berikut ini:
a. Sejumlah kecil karbon dioksida (7 % - 8 %) tetap terlarut dalam plasma.
b. Karbon dioksida yang tersisa bergerak kedalam sel darah merah, diimana 25 % nya bergabung dalam
bentuk repersibel yang tidak kuat dengan gugus amino di bagian globin pada hemoglobin untuk
membentuk karbaminohemoglobin.
c. Sebagian besar karbon dioksida dibawa dalam bentuk bikarbonnat terutama dalam plasma.
d. Pergeseran klorida. Ion bikarbonat bermuatan negatif yang terbentuk dalam sel darah merah berdifusi
kedalam plasma dan hanya menyissakan ion bermuatan positif berlebihan.
e. Ion hidrogen bermuattan positif yang terlepas akibat disosiasi asam karbonat berikatan dengan
hemoglobin dalam sel darah merah untuk memkinimalisasikan perubahan ph.

J. Pengaturan sistem pernafasan & insufiensi pernafasan


Mekanisme pernafasan diatur dan dikendalikan oleh dua factor utama yaitu factor kimiawi dan
pengendalian oleh saraf.
1. Kendali kimiawi
Factor kimiawi adalah factor utama dalam pengendalian dan pengaturan frekuensi, kecepatan
dan dalamnya gerakan pernafasan. Pesat pernafasan di sumsum dangant peka pada reaksi kimia. Karbon
dioksida adalah produk asam dari metabolism, yang merangsang pusat pernafasan untuk mengirim
keluar impuls saraf yang bekerja atas otot pernafasan.
Latihan menyebabkan peningkatan kadar karbondioksida dalam darah, atau peningkatan
konsentrasi ion hydrogen ( h ) darahmempunyai efek kuat yang langsung pada neuron-neuron susunan
reticular yang menyebabkan peningkatan kecepatan dan kedalam pernafasan dengan meningkatkan
ekresi kerbon dioksida.
Pusat pengendalian ada di kemoreseptor yang mendeteksi perubahan kadar oksigen, karbon
dioksida dan ion hydrogen dalam darah arteri dan cairan serebrospinalis dan menyebabkan pemyesuaian
yang tepat antara frekuensi dan keadaan respirasi.
a. Kemoreseptor sentral
Yaitu neuron yang terletak di permukaan ventral lateral medulla. Peningkatan kadar karbon dioksida
dalam darah arteri dan cairan serebrospinalis merangsan peningkatan frekuensi dan kedalam respirasi.
Penurunan kadar oksigen hanya sedikit berpengaruh pada kemoreseptor sentral.
b. Kemoreseptor perifer
Terletak di badan aorta dan kerotid pada system arteri. Kemoreseptor ini merespon terhadap perubahan
konsentrasi ion oksigen, karbon dioksida dan ion hydrogen.
Contoh:
Kalau kita melakukan olahraga maka akan terjadi proses pembakaran di dalam tubuh, hal ini
memerlukan oksigan yang sangat besar, maka efek dari kompensasi tubuh adalah dengan jalan respirasi
yang cepat dan dalam untuk menyediakan bahan bakar tersebut, sewaktukita melakukan istirahat maka
tubuh akan kembali normal karena oksigen yang dibutuhkan standar karena pembakaran yang terjadi
tidak terlalu banyak
2. Kendali syaraf
Penafasan dikendalikan oleh sel-sel syaraf dalam susunan retikularis di batang, terutama pada
medulla. Sel-sel ini mengirim impuls menuruni medulla spinalis, kemudian melalui syaraf frenkus ke
diagfragma, da melalui syaraf-syaraf interkostalis ke otot-otot interkostalis. Jadi pusat pernafasan ialah
suatu pusat otomatik di dalam medulla oblongata yang mengeluarkan impuls eferen ke otot pernafasan
impuls eferen yang dirangsang oleh pemekaran gelembung udara, yang diantarkan oleh syaraf vagus
kepusat pernafasan di dalam medulla.
Susunan retikularis mempunyai pola aktifitas syaraf dengan irama teratur yang mempertahankan
aktifitas berirama dari otot-otot ini. Irama ini dilengkapi dengan hering-breuer yaitu reseptor-reseptor
yang renggang yang terdapat pada frenkhim paru-paru yang memancarkan rangsangan ke medulla
oblongata melalui vagus, pengembangan paru-paru yang cepat menghambat rangsang respirasi.
Reseptor regangan di jaringan peru mengirim impuls-impuls melalui nervus vagus ke batang otak
impuls ini menghambat inspirasi saat paru-paru dikembangkan, dan merangsang respirasi.
Selain nyeri, dan impuls syaraf dari gerakan badan, menyebabkan peningkatan pada pernafasan,
karena kerjanya pada susunan reticular.
Beberapa factor tertentu merangsang pusat pernafasan yang terletak di dalam medulla
oblongata, dan kalau dirangsang maka pusat itu mengeluarkan impuls yang disalurkan oleh syaraf
spinalis ke otot pernafasan yaitu diagfragma dan otot interkostalis.
Rangsangan ritmis ( berirama ) pada medulla oblongata menimbulkan pernafasan otomatis.
Darah medulla oblongata yang berhubungan denga pernafasan secara klasik dinamakam pusat
pernafasan. Ada 2 kelompok neuron pernafasan, kelompok social yang dekat dengan nucleus trktus
solitariusadalah sumber irama yang mengendalikan neuron motoris phrenerius konralateral. Neuron-
neuron ini juga memproyeksikan diri dan mengendalikan golongan ventral. Golongan ini mempunyai 2
bagian.
Bagian krnial dibentuk oleh neuron-neuron nucleus ambigus yang mempersyarafi otot-otot
membantu pernafasan ipsilateral, pada hakekatnya melalui nervus vagus.
Bagian caudal dibentuk oleh neuron-neuron dalam nucleus retroambigualis yang
menyelenggarakan pengendalian inspirasi dan eksresi ke neuron-neuron motoris yang mempersyarafi
interkostalis.
Penafasan spontan ditimbulkan oleh rangsang yang ritmis neron motoris yang mempersyarafi
otot-otot pernafasan. Rangsangan ini secara keseluruhan tergantung pada impuls-impuls syaraf otak.

Daftar pustaka
sloane, ethel. 1994. Anatomi dan fisiologi. Penerbit buku kedokteran. Jakarta.
leonhardt, helmut. 1988. Atlas dan buku teks anatomi manusia. Penerbit buku kedokteran. Jakarta.
setiadi, 2007. Anatomi dan fisiologi manusia. Graha ilmu, yogyakarta.
http://nursecerdas.wordpress.com/2009/01/12/sistem-pernapasan

http://www.askepkeperawatan.com/2015/10/anatomi-dan-fisiologi-sistem-pernapasan_15.html
Selasa, 29 Oktober 2013

MAKALAH ANATOMI SISTEM RESPIRASI

MAKALAH ANATOMI SISTEM RESPIRASI


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas rahmat dan karunia-Nya serta
kerja keras kami, makalah yang sederhana ini dapat selesai tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih
penulis sampaikan pada dosen pembimbing yang telah sabar dalam membimbing pembuatan makalah
ini.
Penulis mohon maaf apabila makalah ini mempunyai banyak kekurangan, karena keterbatasan penulis
yang masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karna itu, kritik dan saran pembaca yang membangun,
sangat penulis harapkan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah sederhana ini dapat
berguna bagi pembaca maupun saya sendiri.

Penulis

BAB l

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh manusia. Struktur tubuh manusia sangat penting
untuk diketahui karena hal ini akan berhubungan dengan sesuatu yang terjadi pada tubuh. Dalam
struktur tubuh manusia terdapat beberapa system, salah satunya adalah system respirasi/pernafasan.
Organ yang berperan penting dalam proses respirasi adalah paru – paru/pulmo. System respirasi terdiri
dari hidung/nasal, faring, laring, trakea, brokus, bronkiolus, dan alveolus.
Respirasi adalah pertukaran antara O2 dan CO2 dalam paru-paru, tepatnya dalam alveolus. Pernapasan
sangat penting bagi kelanjutan hidup manusia. Apabila seseorang tidak bernafas dalam beberapa saat,
maka orang tersebut akan kekurangan oksigen (O2), hal ini dapat mengkibatkan orang tersebut
kehilangan nyawanya. Dalam makalah ini penulis akan membahas system pernafasan termasuk anatomi
system pernafasan, proses inspirasi dan proses ekspirasi.
1.2 Tujuan
Para pembaca dapat mengetahui organ-organ dalam pernafasan manusia
Para pembaca bisa mengetahui proses pernafasan secara inspirasi
Para pembaca bisa mengetahui proses pernafasan secara ekspirasi
1.3 Rumusan masalah

Organ-organ apa saja yang berperan dalam pernafasan manusia?


Bagaimana proses pernafasan secara inspirasi yang terjadi pada system pernafasan manusia?
Bagaimana proses pernafasan secara ekspirasi yang terjadi pada system pernafasan manusia?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SISTEM RESPIRASI MANUSIA


Pulmo (Paru – paru) adalah organ manusia yang berperan penting dalam system respirasi, berbentuk
kerucut dan berada di rongga torax, serta dilapisi oleh 2 membran yaitu membran viseral dan membran
parietal.Pulmo terbagi menjadi pulmo dextra (kanan) dan pulmo sinistra (kiri).

 Pulmo Dextra

pulmo dextra terdiri dari 3 lobus, yaitu :


a) Lobus superior
b) Lobus madius
c) Lobus inferior
Lobus superior dengan lobus medius dipisahkan oleh fissura horizontalis, sedangkan yang memisahkan
lobus superior dan lobus medius dengan lobus inferior adalah fissura obliqua. Pada hilus paru kanan
terdapat struktur – struktur dibawah ini:
a) Bronkus pinsipalis dan cabang lobus superior disebelah belakang atas hilus
b) Arteri pulmonalis disebelah depan atas hilus
c) Arteri bronkialis
d) Noduli limpatici bronkopulmonalis

 Pulmo Sinistra

Pulmo sinistra terdiri dari 2 lobus, yaitu:


a) Lobus superior
b) Lobus inferior
Lobus superior dan lobus inferior dipisahkan oleh fissura obliqua. Pada hilus kiri terdapat struktur –
struktur :
a) 2 bronkus lobaris di sebelah belakang hilus
b) Arteri pulmonalis disebelah atas hilus
c) 2 vena pulmonalis disebelah depan dan bawah hilus
d) Arteri bronkialis
e) Noduli lympatici bronkopulmonalis
Setiap pulmo mendapat suplai darah dari satu arteri pulmonalis (langsung dari ventrikel kanan) yang
kemudian bercabang menjadi arteri lobaris dan arteri segmentalis untuk memperdarahi masing – masing
lobus dan segmen. Pembuluh darah balik melalui 2 vena pulmonalis dan masuk ke atrium kiri,serta di
persyarafi oleh nervous vagus dan trunkus simpatikus.
Pulmo dilapisi oleh membrane tipis dan transparan yang disebut pleura. Pleura mempunyai 2 lapisan
yaitu lapisan visceral di bagian dalam dan lapisan parietal di bagian luar. Pleura visceral benar – benar
dekat denganorgan paru sedangkan pleura prietalis menutupi permukaan dalam dinding dada. Kedua
lapisan ini melanjutkan diri ke hilus paru. Diantara kedua lapisan ini terdapat ruang yang normalnya
berisi cairan sebagai pelumas, agar kedua lapisan tersebut bisa bergerak dengan mudah. Bila terdapat
banyak cairan di rongga pleura disebut efusi pleura. Hal ini merupakan suatu hal patologis, bila cairan
berupa pus (nanah) disebut empiema. Jika rongga pleura berisi udara misalnya akibat tertusuk benda
tajam, keadaan ini disebut pneumotorax.
Sistem respirasi manusia terdiri dari bagian superior dan bagian inferior. Bagian superior yaitu hidung
dan faring, sedangkan bagian inferior yaitu laring, trakea, bronkus dan alveolus.

System respirasi bagian atas:


Hidung/nasal
nasal berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru, sebagai penyaring kotoran
dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru. Nasal terdiri atas
bagian eksternal dan internal. Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung
dan kartilago, dilindungi otot – otot dan kulit, serta dilapisi oleh membrane mukosa. Nasal eksternal
berbentuk piramid dengan bagian – bagiannya dari atas ke bawah :
1. Pangkal hidung (bridge)
2. Dorsum nasi
3. Puncak hidung
4. Ala nasi
5. Kolumela
6. Lubang hidung (nares anterior)
Batas atas nasal eksternal melekat pada os frontal sebagai radiks (akar), antara radiks sampai apeks
(puncak) disebut dorsum nasi.
Lubang yang terdapat pada bagian inferior disebut nares, yang dibatasi oleh :

 Superior : os frontal, os nasal, os maksila

 Inferior : kartilago septi nasi, kartilago nasi lateralis, kartilago alaris mayor dan kartilago
alaris minor

Bagian nasal internal adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri
oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum. Nasal internal terletak pada inferior tulang
tengkorak dan daerah superior bagian mulut. Nasal internal bagian anterior bergabung dengan nasal
eksternal , sedangkan bagian posterior nasal berhubungan dengan faring. Pada anterior ronga nasal
bagian dalam disebut vestibulum yang di lapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi. Dinding samping
bagian dalam dibentuk oleh etmoid, maxillae, lacrimal, palatine, dan tulang konka nasal inferior.
Faring
Faring terletak antara internal nares sampai kartilago krikoid dan memiliki panjang kurang kebih 13 cm
dan berfungsi sebagai saluran respirasi dan saluran pencernaan. Faring terdiri dari:

 Nasofaring adalah faring yang berbatasan dengan rongga hidung. Nasofaring mempunyai
4 saluran (2 saluran ke internal nares dan 2 saluran ke tuba eustachius). Nasofaring adalah
tempat bertukarnya partikel udara melalui tuba eustachius untuk keseimbangan tekanan udara
faring dan telinga tengah.

 Orofaring adalah faring yang berbatasan dengan mulut. Terletak dibelakang rongga
mulut dekat soft palate.

 Laringofaring adalah faring yang berbatasan dengan laring. Letaknya dimulai dari hyo id
bone ke esophagus dan laring.

System respirasi bagian bawah:


Laring
Laring sering disebut sebagai kotak suara. Laring menghubungkan laringofaring dengan trakea. Terletak
pada cervical ke 4 – 6. Dindingnya terdiri dari 9 kartilago yaitu:
v 3 kartilago tunggal yaitu:
a) kartilago tyroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun
(Adam’s apple)
b) kartilago epiglottis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
c) dan kartilago cricoid. : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah
kartilago tiroid)
v 3 kartilago berpasangan yaitu:
a) kartilago arytenoids : berperan penting dalam menghasilkan suara karena mengandung pita suara.
b) kartilago cuneiform
c) kartilago corniculate.
Trakea
Trakea merupakan tuba yang lentur dengan panjang sekitar 10 cm dan lebar sekitar 2,5 cm, terdiri dari
otot polos dan cincin kartilago berbentuk C. Pada bagian belakang terdiri dari 16 – 20 tulang rawan.
Trakea terletak dibagian depan esophagus, dari laring sampai ke ICS V, dimulai dari bawah kartilago
cricoid kebawah sampai pada sudut pertemuan manubrium sterni dan corpus sterni. Disini trakea
membagi dua menjadi bronkus primer (bronkus principalis), sedangkan titik percabangannya disebut
carina.
Bronkus
Bronkus merupakan percabangan dari trakea. Terletak pada ICS ke V dan terbagi menjadi bronkus
primary kanan dan bronkus primary kiri oleh carina (bagian yang sensitif dan reflek batuk). Bronkus
primary kanan terdiri dari 3 bronkus sekunder (superior, medial, inferior). Sedangkan bronkus primary
kiri terdiri dari 2 bronkus sekunder (superior dan inferior). Bronkus sekunder ini bercabang lagi menjadi
bronkus tertiary yang mempunyai 10 cabang. Cabang bronkus tertiary ini disebut bronkus terminalis, dan
bercabang – cabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkiolus bercabang semakin kecil menjaid ductus
alveolus dan akhirnya berakhir di alveolus.
Alveolus
Alveolus merupakan suatu kantong udara dengan dinding yang tipis, disini terjadi pertukaran antara O2
dan CO2 secara difusi melalui alveolar dan dinding kapiler. Alveolus berada dalam alveoli yang dilapisi
oleh epitel squamosa. Didalam alveoli terdapat cairan alveolar yang di sebut surfaktan. Dinding alveoli
terdiri dari 2 tipe sel epitel alveolar, yaitu:

 Tipe I : sel epitel simple squamosa sebagai pusat petukaran gas

 Tipe II : sel septal yang terdiri dari mukrofili dan secret alveolar untuk menjaga
permukaan antara sel dan udara tetap lembab.

2.2 PROSES INSPIRASI DAN EKSPIRASI


Masuk dan keluarnya udara dari atmosfir ke dalam paru-paru dimungkinkan oleh proses inspirasi dan
proses ekspirasi. Proses ini terjadi 12 – 16 kali permenit. Proses inspirasi dan ekspirasi kuat secara normal
akan terjadi ketika kerja/olahraga, batuk, muntah, defekasi dan melahirkan. Proses pernafasan sebagai
berikut:
Proses inspirasi (inhalasi)
Inspirasi (inhalasi) adalah proses masuknya O2 dari atmosfir & CO2 ke dalam jalan nafas. Proses ini
disebut proses aktif karena otot – otot berkontraksi. Otot – otot yang berperan dalam proses inspirasi
adalah diafragma dan muskulus interkostalis eksternus, dengan dibantu oleh otot scalenus dan otot
sternocleidomastoideus.
Berikut adalah proses inspirasi:
v difragma dan muskulus interkontalis eksterna berkontraksi
v kubah difragma turun
v Ruang dalam dada membesar
v Muskulus interkostalis eksterna menarik dinding dada agak keluar
v Tekanan dalam rongga dada lebih rendah dari tekanan udara luar
v Udara masuk ke paru – paru
Proses Ekspirasi(exhalasi)
Ekspirasi (exhalasi) adalah keluarnya CO2 dari paru ke atmosfir melalui jalan nafas. Proses ini disebut
proses pasif karena otot – otot berelaksasi. Otot – otot yang berperan dalam proses inspirasi adalah
diafragma dan muskulus interkostalis eksternus, dengan dibantu oleh muskulus interkostalis interna dan
rextus abdominis.
Berikut adalah proses ekspirasi:
v difragma dan muskulus interkontalis eksterna berelaksasi
v tekanan rongga torax menurun
v dinding torax masuk ke dalam
v udara keluar dari paru-paru

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pernafasan adalah O2 dan CO2 dalam paru-paru, tepatnya dalam alveolus. Pernafasan sangat penting
bagi kelanjutan hidup manusia.
Dalam saluran pernafasan atas terdiri dari:

 Hidung

 Faring

Sedangkan dalam saluran pernafasan bawah terdiri dari:

 Laring

 Dan trachea

 Bronchus

 Bronkiolus

 Alveolus

3.2 SARAN
System – system dalam tubuh manusia sangatlah penting, khususnya system pernafasan. Maka dari itu
jagalah dan lindungi sebaik mungkin organ – organ yang ada dalam tubuh kita sendiri, agar kita tetap
sehat dan tidak rentan terhadap penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin.1997.Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Jakarta:EGC.


http://blog.Ilmukeperawatan.com.

http://anatomikesehatan.blogspot.co.id/2013/10/makalah-anatomi-sistem-respirasi.html
Selasa, 16 Juli 2013

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN

MAKALAH
ANATOMI DAN FISIOLOGI

SISTEM PERNAPASAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Anatomi dan Fisiologi Tingkat I Semester I
Disusun Oleh Kelompok 5

1. Anita Yuliana K NIM. 10 003

2. Syahreal NIM. 10 027

3. Tika Maulidia L NIM. 10 030

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG

2010/2011

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur hanya milik Allah SWT, Karena berkat rahmat, karunia serta hidayah-Nya
Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM
PERNAPASAN”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi dan Fisiologi.
Makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dari beberapa pihak yang ikhlas bersedia
meluangkan waktunya untuk membantu Penulis. Maka pada kesempatan ini Penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. TIM Anatomi dan Fisiologi, Dosen pengajar Anatomi dan Fisiologi.

2. Orangtua tercinta yang selalu memberikan dorongan dan bantuan baik berupa materil maupun moril
yang tidak ternilai harganya.

3. Teman-teman Tingkat IA yang senantiasa memberikan semangat dan dorongan selama penulisan
Makalah ini.

4. Semua pihak yang telah ikut membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan Makalah ini.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, Penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Makalah ini.

Semoga Makalah ini dapat berguna bagi Penulis, pihak-pihak yang telah membantu dan
kepada siapa saja yang ingin memanfaatkannya sebagai referensi keilmuanya. Amiin..

Sumedang, September 2010

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………..

DAFTAR ISI ………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………..

Latar Belakang ……………………………………………...

Maksud dan Tujuan ………………………………………...

Manfaat Penulisan…………………………………………..

Metode Penulisan …………………………………………..

Sistematika Penulisan……………………………………….

BAB II TINJAUAN TEORITIS …………………………………………..

2.1 Pengertian Sistem Pernapasan Manusia ……………………..

2.2 Fungsi Sistem Pernapasan …………………………………...

2.3 Saluran Penghantar Udara …………………………………...

2.4 Mekanisme Pernapasan ……………………………………...

BAB III PENUTUP ………………………………………………………..

3.1 Kesimpulan ………………………………………………….

LAMPIRAN ……………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sungguh besar keangungan Tuhan Yang maha Esa, yang telah


menciptakan system organ yang memungkinkan makhluk hidup menjalankan
fungsinya, diantaranya pada sistem pernapasan. Fungsi pernapasan akan
bekerja sama dengan sistem transportasi agar proses metabolisme pada tubuh
dapat berjalan dengan baik. System respirasi atau pernapasan merupakan salah
satu study terhadap struktur dan fungsi tubuh manusia.

Sistem respirasi atau sistem pernapasan terdapat pada manuasia dan


hewan (seperti; insekta, ikan, amfibi dan burung). Sedangkan sistem
pernapasan pada manusia terjadi melalui saluran penghantar udara yaitu alat-
alat pernapasan yang terdapat dalam tubuh, dimana masing-masing alat
pernapasan tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Akan tetapi, dari berbagai macam bentuk, organ serta fungsinya,


sebagian besar dari kita tidak mengetahui bagaimana proses dari sistem
pernapasan tersebut.

Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari penulisan ini, yaitu:

Untuk mengetahui pengertian sistem pernapasan.

Untuk mengetahui fungsi dari sistem pernapasan.


Untuk mengetahui struktur organ atau bagian-bagian alat pernapasan atau
saluran penghantar udara pada manusia.

Untuk mengetahui mekanisme daripada sistem pernapasan pada manusia.

Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan ini, yaitu:

1.3.1 Sebagai bahan pengetahuan untuk dikembangkan lebih jauh lagi.

Dengan mengetahui struktur organ daripada alat-alat pernapasan pada manusia


beserta fungsi dari system pernapasan, maka setidaknya dapat mempermudah
dalam pembelajaran.

Menambah wawasan dan pengetahuan Penulis.

Menambah daya kritis terhadap Penulis.

Metode Penulisan

Metode penulisan yang Penulis gunakan untuk menyusun Makalah ini


yaitu:

Studi Pustaka atau metode Literatur, yaitu mempelajari buky-buku acuan yang
mendapat informasi teoritis dan relavan serta mencari dengan berbagai sumber.

Dunia Maya atau Internet, yaitu mencari informasi melalui Teknologi Informasi
dan Komunikasi.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab, yaitu:


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Maksud dan Tujuan

1.3 Manfaat Penulisan

1.4 Metode Penulisan

1.5 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Sistem Pernapasan Manusia

2.2 Fungsi Sistem Pernapasan

2.3 Saluran Penghantar Udara

2.4 Mekanisme Pernapasan

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Pengertian Sistem Pernapasan Manusia

Respirasi atau pernapasan merupakan pertukaran Oksigen (O 2) dan


karbondioksida (CO2) antara sel-sel tubuh serta lingkungan. Semua sel
mengambil Oksigen yang akan digunakan dalam bereaksi dengan senyawa-
senyawa sederhana dalam mitokondria sel untuk menghasilkan senyawa-
senyawa kaya energi, air dan karbondioksida. Jadi, pernapasan juga dapat di
artikan sebagai proses untuk menghasilkan energi. Pernapasan dibagi menjadi 2
macam, yaitu:

Pernapasan Eksternal (luar) yaitu proses bernapas atau pengambilan Oksigen


dan pengeluaran Karbondioksida serta uap air antara organisme dan
lingkungannya.

Pernapasan Internal (dalam) atau respirasi sel terjadi di dalam sel yaitu
sitoplasma dan mitokondria.

Sistem pernapasan terdiri atas saluran atau organ yang berhubungan


dengan pernapasan. Oksigen dari udara diambil dan dimasukan ke darah,
kemudian di angkut ke jaringan. Karbondioksida (CO 2) di angkut oleh darah dari
jaringan tubuh ke paru-paru dan dinapaskan ke luar udara.

Fungsi Sistem Pernapasan

Fungsi utama sistem pernapasan adalah untuk memungkinkan ambilan


oksigen dari udara kedalam darah dan memungkinkan karbon dioksida terlepas
dari dara ke udara bebas.

Meskipun fungsi utama system pernapasan adalah pertukaran oksigen


dan karbon dioksida, masih ada fungsi-fungsi tambahan lain yaitu:

Tempat menghasilkan suara.

Untuk meniup (balon, kopi/the panas, tangan, alat musik dan lain sebagainya)

Tertawa.

Menangis.

Bersin.

Batuk.

Homeostatis (pH darah)


Otot-otot pernapasan membantu kompresi abdomen (miksi,defekasi,partus).

Saluran Penghantar Udara

Pada manusia, pernapasan terjadi melalui alat-alat pernapasan yang


terdapat dalam tubuh atau melalui jalur udara pernapasan untuk menuju sel-sel
tubuh. Struktur organ atau bagian-bagian alat pernapasan pada manusia terdiri
atas Rongga hidung, Farings (Rongga tekak), Larings (kotak suara), Trakea
(Batang tenggorok), Bronkus dan Paru-paru.

Alat pernapasan manusia terdiri atas beberapa organ, yaitu:

2.3.1 Rongga Hidung

Hidung adalah bangunan berongga yang terbagi oleh sebuah sekat di


tengah menjadi rongga hidung kiri dan kanan. Hidung meliputi bagian eksternal
yang menonjol dari wajah dan bagian internal berupa rongga hidung sebagai
alat penyalur udara.

Di bagian depan berhubungan keluar melalui nares (cuping hidung)


anterior dan di belakang berhubungan dengan bagian atas farings (nasofaring).
Masing-masing rongga hidung dibagi menjadi bagian vestibulum, yaitu bagian
lebih lebar tepat di belakang nares anterior, dan bagian respirasi.

Permukaan luar hidung ditutupi oleh kulit yang memiliki ciri adanya
kelenjar sabesa besar, yang meluas ke dalam vestibulum nasi tempat terdapat
kelenjar sabesa, kelenjar keringat, dan folikel rambut yang kaku dan besar.
Rambut ini berfungsi menapis benda-benda kasar yang terdapat dalam udara
inspirasi.

Terdadapat 3 fungsi rongga hidung :


Dalam hal pernafasan = udara yang di inspirasi melalui rongga hidung akan
menjalani 3 proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghanatan, dan pelembaban.

Ephithelium olfactory = bagian meial rongga hidung memiliki fungsi dalam


penerimaan bau.

Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukan suara- suara fenotik


dimana ia berfungsi sebagai ruang resonasi.

Pada potongan frontal, rongga hidung berbentuk seperti buah alpukat,


terbagi dua oleh sekat (septum mediana). Dari dinding lateral menonjol tiga
lengkungan tulang yang dilapisi oleh mukosa, yaitu:

Konka nasalis superior,

Konka nasalis medius,

 Konka nasalis inferior, terdapat jaringan kavernosus atau jaringan erektil yaitu
pleksus vena besar, berdinding tipis, dekat permukaan.

Sinus paranasal adalah rerongga berisi udara yang terdapat


dalam tulang-tulang tengkorak dan berhubungan dengan rongga hidung.
Macam-macam sinus yang ada adalah sinus maksilaris, sinus frontalis, sinus
etmoidalis, dan sinus sfenoidalis.

2.3.2 Faring (Rongga tekak)

Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13


cm yang menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada larings pada dasar
tengkorak.
Faring dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

Nasofaring, yang terletak di bawah dasar tengkorak, belakang dan atas palatum
molle. Pada bagian ini terdapat dua struktur penting yaitu adanya saluran yang
menghubungkan dengan tuba eustachius dan tuba auditory. Tuba Eustachii
bermuara pada nasofaring dan berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada
kedua sisi membrane timpani. Apabila tidak sama, telinga terasa sakit. Untuk
membuka tuba ini, orang harus menelan. Tuba Auditory yang menghubungkan
nasofaring dengan telinga bagian tengah.

Orofaring merupakan bagian tengah farings antara palatum lunak dan tulang
hyodi. Pada bagian ini traktus respiratory dan traktus digestif menyilang dimana
orofaring merupakan bagian dari kedua saluran ini. Orofaring terletak di
belakang rongga mulut dan permukaan belakang lidah. Dasar atau pangkal lidah
berasal dari dinding anterior orofaring, bagian orofaring ini memiliki fungsi pada
system pernapasan dan system pencernaan. refleks menelan berawal dari
orofaring menimbulkan dua perubahan makanan terdorong masuk ke saluran
cerna (oesophagus) dan secara stimulant, katup menutup laring untuk
mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasan. Orofaring dipisahkan
dari mulut oleh fauces. Fauces adalah tempat terdapatnya macam-macam
tonsila, seperti tonsila palatina, tonsila faringeal, dan tonsila lingual.

Laringofaring terletak di belakang larings. Laringofaring merupakan posisi


terendah dari farings. Pada bagian bawah laringofaring system respirasi menjadi
terpisah dari sitem digestif. Udara melalui bagian anterior ke dalam larings dan
makanan lewat posterior ke dalam esophagus melalui epiglottis yang fleksibel.

2.3.3 Larings (Kotak suara)

Larings adalah suatu katup yang rumit pada persimpangan antara


lintasan makanan dan lintasan udara. Laring terangkat dibawah lidah saat
menelan dan karenanya mencegah makanan masuk ke trakea. Fungsi utama
pada larings adalah untuk melindungi jalan napas atau jalan udara dari farings
ke saluran napas lainnya , namun juga sebagai organ pembentuk suara atau
menghasilkan sebagian besar suara yang dipakai berbicara dan bernyanyi.

Larings ditunjang oleh tulang-tulang rawan, diantaranya yang terpenting


adalah tulang rawan tiroid (Adam’s apple), yang khas nyata pada pria, namun
kurang jelas pada wanita. Di bawah tulang rawan ini terdapat tulang rawan
krikoid, yang berhubungan dengan trakea.

Epiglotis terletak diatas seperti katup penutup. Epiglotis adalah


sekeping tulang rawan elastis yang menutupi lubang larings sewaktu menelan
dan terbuka kembali sesudahnya. Pada dasarnya, Larings bertindak sebagai
katup, menutup selama menelan unutk mencegah aspirasi cairan atau benda
padat masuk ke dalam batang tracheobronchial.

Mamalia menghasilkan getaran dari pita suara pada dasar larings.


Sumber utama suara manusia adalah getaran pita suara (Frekuensi 50 Hertz
adalah suara bas berat sampai 1700 Hz untuk soprano tinggi). Selain pada
frekuensi getaran, tinggi rendah suara tergantung panjang dan tebalnya pita
suara itu sendiri. Apabila pita lebih panjang dan tebal pada pria menghasilkan
suara lebih berat, sedangkan pada wanita pita suara lebih pendek. Kemudian
hasil akhir suara ditentukan perubahan posisi bibir, lidah dan palatum molle.

Disamping fungsi dalam produksi suara, ada fungsi lain


yang lebih penting, yaitu Larings bertindak sebagai katup selama batuk,
penutupan pita suara selama batuk, memungkinkan terjadinya tekanan yang
sangat tinggi pada batang tracheobronchial saat otot-otot trorax dan abdominal
berkontraksi, dan pada saat pita suara terbuka, tekanan yang tinggi ini menjadi
penicu ekspirasi yang sangat kuat dalam mendorong sekresi keluar.

2.3.4 Trakea (Batang tenggorok)

Trakea adalah tabung terbuka berdiameter 2,5 cm dan panjang 10


sampai 12 cm. Trakea terletak di daerah leher depan esophagus dan merupakan
pipa yang terdiri dari gelang-gelang tulang rawan. Di daerah dada, trakea
meluas dari larings sampai ke puncak paru, tempat ia bercabang menjadi
bronkus kiri dan kanan. Jalan napas yang lebih besar ini mempunyai lempeng-
lempeng kartilago di dindingnya, untuk mencegah dari kempes selama
perubahan tekanan udara dalam paru-paru. Tempat terbukanya trakea
disebabkan tunjangan sederetan tulang rawan (16-20 buah) yang berbentuk
huruf C (Cincin-cincin kartilago) dengan bagian terbuka mengarah ke posterior
(esofagus).

Trakea dilapisi epitel bertingkat dengan silia (epithelium yang


menghasilkan lendir) yang berfungsi menyapu partikel yang berhasil lolos dari
saringan hidung, ke arah faring untuk kemudian ditelan atau diludahkan atau
dibatukkan dan sel gobet yang menghasikan mukus. Potongan melintang trakea
khas berbentuk huruf D.

2.3.5 Bronkus dan Percabangannya

Bronkus yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-
kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trakea dan
dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan
kesamping ke arah tampuk paru.

Trakea bercabang menjadi bronkus utama (primer) kiri dan kanan.


Bronkus kanan lebih pendek, lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri,
sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang
utama lewat di bawah arteri disebut bronkus lobus bawah. Bronkus kiri lebih
panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri
pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus
atas dan bawah.

Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus
lobaris (sekunder) dan kemudian menjadi lobus segmentalis (tersier).
Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus yang ukurannya semakin kecil,
sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil
yang tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis memiliki
diameter kurang lebih 1 mm. saluran ini disebut bronkiolus. Bronkiolus tidak
diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga
ukurannya dapat berubah. Bronkiolus memasuki lolubus pada bagian
puncaknya, bercabang lagi membentuk empat sampai tujuh bronkiolus
terminalis. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus
terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah
sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.

Alveolus adalah unit fungsional paru. Setiap paru mengandung lebih dari
350 juta alveoli, masing-masing dikelilingi banyak kapiler darah. Alveoli
bentuknya peligonal atau heksagonal. Alveolus yaitu tempat pertukaran gas
assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius (lintasan berdinding tipis dan
pendek) yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada
dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus
alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau kadang disebut
lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali
percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan
oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.

2.3.6 Paru-paru

Paru-paru adalah struktur elastis sperti spons. Paru-paru berada


dalam rongga torak, yang terkandung dalam susunan tulang-tulang iga dan
letaknya di sisi kiri dan kanan mediastinum (struktur blok padat yang berada di
belakang tulang dada. Paru-paru menutupi jantung, arteri dan vena besar,
esophagus dan trakea).

Paru-paru memilki :

Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula.
Permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada.

Permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung.

Basis, Terletak pada diafragma.

Paru-paru juga di lapisi oleh pleura yaitu parietal pleura (dinding


thorax) dan visceral pleura (membrane serous). Di antara rongga pleura ini
terdapat rongga potensial yang disebut rongga pleura yang didalamnya terdapat
cairan surfaktan sekitar 10-20 cc cairan yang berfungsi untukmenurunkan gaya
gesek permukaan selama pergerakan kedua pleura saat respirasi. Tekanan
rongga pleura dalam keadaan normal ini memiliki tekanan -2,5 mmHg.

Paru kanan relative lebih kecil dibandingkan yang kiri dan memiliki
bentuk bagian bawah seperti concave karena tertekan oleh hati. Paru kanan
dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior. Sedangkan paru
kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh
jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial
venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli.

Paru-paru divaskularisasi dari dua sumber, yaitu:

a. Arteri bronchial yang membawa zat-zat makanan pada bagian conduction


portion, bagian paru yang tidak terlibat dalam pertukaran gas. Darah kembali
melalui vena-vena bronchial.

b. Arteri dan vena pulmonal yang bertanggungjawab pada vaskularisasi bagian


paru yang terlibat dalam pertukaran gas yaitu alveolus.

2.3.6.1 Pembuluh darah dan persarafan

Persyarafan penting dalam aksi pergerakan pernapasan


disuplai melalui n.phrenicus dan n.spinal thoraxic. Nervus phrenicus
mempersyarafi diafragma, sementara n.spinal thoraxic mempersyarafi
intercosta. Di samping syaraf-syaraf tersebut, paru juga dipersyarafi oleh serabut
syaraf simpatis dan para simpatis.

Di dalam paru terdapat peredaran darah ganda. Darah


yang miskin oksigen dari ventrikel kanan masuk ke paru melalui arteri
pulmonalis. Selain system arteri dan vena pulmonalis, terdapat pula arteri dan
vena bronkialis, yang berasal dari aorta, untuk memperdarahi jaringan bronki
dan jaringan ikat paru dengan darah kaya oksigen. Ventilasi paru (bernapas)
melibatkan otot-otot pernapasan, yaitu diafragma dan otot-otot interkostal.
Selain ini ada otot-otot pernapasan tambahan eperti otot-otot perut.

2.3.6.2 Jumlah udara dalam paru

Kejadian ventilasi pulmoner dapat dijelaskan dengan


membagi udara paru dalam empat volume kapasitas. Alat yang dipakai
mengukur ini adalah respirometer.

2.3.6.2.1 Tabel jumlah udara dalam paru

Pada Pad
a
Wani
ta Pria

Volume residu Adalah 1,1L 1,2L


volume udara
yang
tertinggal
dalam paru
sesudah
ekspirasi
maksimal.
Tidal Volume Adalah
volume udara
yang masuk
dan keluar
pada
pernapasan
biasa,
sebanyak 0,5L
setiap kali
bernapas.

Inspiratory reserve Adalah 1,9L 3,3L


volume volume udara
yang tersisa
setelah
inspirasi
maksimal,
selain tidal
volume.

Expiratory reserve Adalah 0,7L 1,0L


volume volume udara
yang tersisa
setelah
ekspirasi
maksimal,
selain tidal
volume.

Mekanisme Pernapasan

Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat


dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam
alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah
pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.

Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan


tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika
tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara masuk. Sebaliknya, apabila
tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar. Pernapasan
yang dilakukan menyediakan suplai udara segar secara terus menerus ke dalam
membran alveoli. Keadaan ini terjadi melalui dua fase yaitu inspirasi dan
ekspirasi. Kedua fase ini sangat tergantung pada karakter paru dan rongga torax.

2.4.1 Inspirasi

inspirasi terjadi karena adanya kontraksi otot dan


mengeluarkan energi maka inspirasi merupakan proses aktif. Agar udara dapat
mengalir masuk ke paru-paru, tekanan di dalam paruharus lebih rendah dari
tekanan atmosfer. Tekanan yang rendah ini ditimbulkan oleh kontraksi otot-otot
pernapasan yaitu diafragma dan m.intercosta. kontraksi ini menimbulkan
pengembangan paru, meningkatnya volume intrapulmoner. Peningkatan volume
intrapulmoner menyebabkan tekanan intrapulmoner (tekanan di dalam alveoli)
dan jalan nafas pada paru menjadi lebih kecil dari tekanan atmosfer sekitar 2
mmHg atau sekitar ¼ dari 1% tekanan atmosfer, disebabkan tekanan negative ini
udara dari luar tubuh dapat bergerak masuk ke dalam paru-paru sampai
tekanan intrapulmonal seimbang kembali dengan tekanan atmosfer.

2.4.2 Ekspirasi

Seperti halnya inspirasi, ekspirasi terjadi disebabkan oleh


perubahan tekanan di dalam paru. Pada saat diafragma dan m. intercostalis
eksterna relaksasi, volume rongga thorax menjadi menurun. Penurunan volume
rongga thorax ini menyebabkan tekanan intrapulmoner menjadi meningkat
sekitar 2 mmHg diatas tekanan atmosfer (tekanan atmosfer 760 mmHg pada
permukaan laut). Udara keluar meninggalkan paru-paru sampai tekanan di
dalam paru kembali seimbang dengan tekanan atmosfer.

Ekspirasi merupakan proses yang pasif, dimana di hasilkan akibat


relaksasinya otot-otot yang berkontraksi selama inspirasi. Ekspirasi yang kuat
dapat terjadi karena kontraksi yang kuat/aktif dari m.intercostalis interna dan m.
abdominalis. Kontraksi m. abdominalis mengkompresi abdomen dan
mendorong isi abdomen mendesak diafragma ke atas.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dari tinjauan teoritis pada bab sebelumnya,


maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

Sistem pernapasan adalah pertukaran Oksigen (O 2) dan karbondioksida (CO2)


antara sel-sel tubuh serta lingkungan. sistem pernapasan terdiri atas
pernapasan Eksternal (luar) dan internal (dalam). Oksigen dari udara diambil
dan dimasukan ke darah, kemudian di angkut ke jaringan. Karbondioksida (CO 2)
di angkut oleh darah dari jaringan tubuh ke paru-paru dan dinapaskan ke luar
udara.

Sistem pernapasan memiliki fungsi:

Fungsi utama yaitu untuk memungkinkan ambilan oksigen dari udara kedalam
darah dan memungkinkan karbon dioksida terlepas dari dara ke udara bebas.

Fungsi tambahan yaitu sebagai tempat menghasilkan suara, Meniup (balon,


kopi/the panas, tangan, alat musik dan lain sebagainya), Tertawa., Menangis,
Bersin, Batuk, Homeostatis (pH darah), dan Otot-otot pernapasan membantu
kompresi abdomen (miksi,defekasi,partus).

Sistem pernapasan terjadi melalui alat-alat pernapasan yang terdapat dalam


tubuh atau melalui jalur udara pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh. Struktur
organ atau bagian-bagian alat pernapasan pada manusia terdiri atas Rongga
hidung, Farings (Rongga tekak), Larings (kotak suara), Trakea (Batang tenggorok),
Bronkus dan Paru-paru.

Pernapasan yang dilakukan menyediakan suplai udara segar secara terus


menerus ke dalam membran alveoli. Keadaan ini terjadi melalui dua fase yaitu
inspirasi dan ekspirasi. Kedua fase ini sangat tergantung pada karakter paru dan
rongga thorax.

LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Tambayong, Jan. 1999. Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC.

C. Pearce, Evelyn. 1993. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia.

Communication Limited, Cambridge. 1996. Anatomi dan Fisiologi Modul Swa-instruksional.


Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.

Jati, Wijaya. 2007. Aktif Biologi Pelajaran Biologi untuk SMA/MA. Jakarta: Ganeca Exact.

www.google.co.id

www.wikipedia.co.id
http://tikamaulidia92.blogspot.co.id/2013/07/makalah-anatomi-fisiologi-sistem.html

You might also like