You are on page 1of 22

12/12/2010

SOSIOSFIR

Sosiosfir
Lingkungan yang tercipta akibat interaksi
antar
t manusia
i secara menalar.
l

Pola pikir seseorang:


Sikap, pengetahuan, kepercayaan dan
norma
norma.

Pola pikir  menentukan perilaku


2

1
12/12/2010

Perilaku juga dipengaruhi oleh:


sumber daya dan pendapat panutan masy.

Pengalaman dan sumber daya terus berubah 


perilaku berubah

Kemampuan sosial hewan diturunkan secara


genetis berupa instink

Manusia: perilaku sosial tidak diturunkan secara


genetis, tetapi didapat setelah lahir karena kontak
sosial
3

Sosiosfir dan Kesehatan


Penyakit kejiwaan

Budaya dan penyakit:


- Menunjang kesehatan
- Netral: penggunaan ornamen untuk
menjaga kesehatan
- Tidak menunjang kesehatan: perilaku
tidak higienis
4

2
12/12/2010

Demografi
Membahas ttg:
Jumlah penduduk (sensus)

Pertumbuhan penduduk
laju pertumbuhan penduduk
(r: rata2 pertumb. pend/tahun)

Piramida penduduk

Penyebaran penduduk

Faktor-faktor yang mempengaruhi


pertumbuhan penduduk

Alamiah: angka kelahiran > angka kematian

Non Alamiah: perpindahan penduduk

3
12/12/2010

Piramida Penduduk
Komposisi penduduk:
• Sumber daya manusia
• Dasar pengambilan kebijakan
• Studi komparatif antar daerah
• Proses demografi

Piramida penduduk 1980

1970

2000
1990

4
12/12/2010

Pertumbuhan penduduk

• Rumus pertumbuhan geometrik, angka


pertumbuhan penduduk ( rate of growth atau r )
sama untuk setiap tahun, rumusnya:
Pt = P0 (1+r)t
Dimana
• P0 adalah jumlah penduduk awal
• Pt adalah jumlah penduduk t tahun kemudian
• r adalah tingkat pertumbuhan penduduk
• t adalah jumlah tahun dari 0 ke t.
9

Penyebaran Penduduk
• Urbanisasi

• Transmigrasi

10

5
12/12/2010

• Indikator Persebaran Penduduk.


• Kepadatan penduduk berkaitan dengan daya dukung
(carrying capacity) suatu wilayah. Indikator yang umum
dipakai adalah Rasio Kepadatan Penduduk (density
ratio) yaitu rasio yang menyatakan perbandingan antara
banyaknya penduduk terhadap luas wilayah atau berapa
banyaknya penduduk per kilometer persegi pada tahun
tertentu.

• Rumus Jumlah penduduk


Rasio kepadatan penduduk = ------------------------------
Luas wilayah (km2)
11

Parameter Sosiofir
• CDR (Crude Death Rate):
I d
Indonesia:
i ththn 1980
1980: 7
7,9/1000
9/1000 penduduk
d d k
thn 1990: 7,5/1000 penduduk
Kondisi pelayanan kesehatan

• CBR (Crude Birth Rate):


Indonesia: thn 1980: 28,7/1000 penduduk
thn 1990: 25,3/1000 penduduk
12

6
12/12/2010

• IMR (Infant Mortality Rate):


Indonesia: thn 1980: 112/1000 kelahiran hidup
thn 1990: 74/1000 kelahiran hidup
thn 2001: 50/1000 kelahiran hidup

 Kualitas lingkungan tempat tinggal bayi,


sanitasi dan pelayanan air bersih, pemukiman,
gizi, kesejahteraan ibu, imunisasi

• Usia harapan hidup (eo):


Indonesia: thn 1980: 50 th laki2
54 th perempuan
thn 2001: 65,92 th laki2
69,90 th perempuan
13

Penyakit Bawaan Sosiosfir


Karena kebiasaan atau budaya:

Penyakit Menular: Yang ditularkan dari


orang ke orang; penyakit fekal-oral; lewat
media air, udara, makanan, dan vektor

Penyakit tidak menular: gaya hidup

14

7
12/12/2010

PENYAKIT Malnutri Minuman Merokok Kurang Tekanan Pencemar


si keras OR hidup an Udara

-Kardio- XX XX XX XX
vaskuler

-Jantung XX XX X XX XX

-Hipertensi XX XX X XX XX

Kanker
-colorectal XX

-p
paru-paru
p XX X

Cirrhosis XX

Diabetes XX XX XX XX

15

Pencegahan Penyakit Bawaan


Sosiosfir
• Perubahan perilaku

Kesadaran Stimulasi

Perubahan Motivasi
Perilaku

16

8
12/12/2010

Peran Wanita
• Berperan besar dalam pendidikan di
rumah
h

• Wanita perlu pengetahuan yang baik

17

Pengelolaan Sosiosfir
Usaha yang dapat dilakukan:

• Administratif: peraturan

• Pendidikan

• Pelayanan
18

9
12/12/2010

MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM


PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN SANITASI

a. Kesadaran
K d akan
k manfaatf t air
i bersih
b ih sangatt rendah,
d h
pelayanan kesehatan dan ketersediaan pangan yang
bermutu juga sangat rendah; kesemuanya membantu
meningkatkan resiko akan terjadinya epidemi penyakit
bawaan air .
b. Biaya fasilitas air bersih dan sanitasi seringkali terlalu
tinggi bagi masyarakat pedesaan , sehinga perlu dicari
teknologi biaya rendah yang tepat-guna.

c. Kebiasaan dan kepercayaan yang menghambat


pendayagunaan air bersih dan sanitasi lebih sulit diubah
bila dibandingkan teradap masyarakat miskin di
perkotaan .

d. Kelembagaan di pedesaan sangat lemah, juga


tenaga terampil sangat kurang.

10
12/12/2010

Kesemuanya ini menyebabkan sulitnya


perkembangan penyediaan air bersih ( pab ) dan
sanitasi yang telah ada. Oleh karena itu faktor-faktor
tersebut di atas patut diperhatikan dalam penanganan
penyediaan air bersih dan sanitasi di pedesaan ( 1 ).

Definisi Pendidikan Higiene


Membagi informasi dengan ( calon ) pemakai, bagaimana
mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnaya dari
pengelolaan air buangan (pab) dan sanitasi.

MANFAAT

• Kesehatan
• Sosial – Ekonomi
• dll.

DAMPAK PADA BALITA

• Angka sakit
• Penyebab kematian
< 1 tahun : 16 % karena DIARE
<, > 1 tahun : 26 % karena DIARE

11
12/12/2010

Usaha Kelompok
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dirangkum kembali sbb :

• Pemakai harus tahu tentang penyakit bawaan air


air,
– Jenisnya
– Kerugian yang disebabkannya
– Bagaimana mencegahnya
• Mereka harus tahu bagaimana mengatasi penyakit
tersebut , yang antara lain tentunya bagaimana
mendapatkan fasilitas pab dan sanitasi
• Bagaimana cara pengoperasian dan pemeliharaan
fasilitas yang diperlukan

• Bagaimana menyimpan dan menggunakan air


bersih
• Bagaimana menggunakan fasilitas yang tersedia
• Bagaimana memelihara kesehatan diri dan
sekitarnya
• Harus pula diketahui keuntungan yang dapat
diperoleh dari adanya fasilitas tersebut,
disamping keuntungan kesehatan.

12
12/12/2010

Strategi
• Multidisiplin
• Bottom Up
• Jangka Panjang

Memahami Masyarakat
Kelompok ini perlu bekerja sebelum proyek pab masuk ke daerah.
Tim sudah harus tahu data apa yang diperlukan untuk memahami masyarakat
calon pemakai , yang antara lain adalah sbb. ( 6 ) :

• keadaan sumber-sumber air , fasilitas yang paling


tepat guna untuk daerah tersebut secara teknis
• Kebiasaan masyarakat setempat mengambil,
memakai dan menyimpan air, kebiasaan buang air
besar, persepsi tentang penyakit, kepercayaan yang
berhubungan dengan perilaku sanitasi ini.

13
12/12/2010

• Adakah kebiasaan, kepercayaan atau sikap yang


mendukung, netral, ataupun menghambat untuk
mendapatkan manfaat kesehatan dari pab dan sanitasi
• Adakah faktor-faktor pada masyarakat yang patut
diperhatikan dalam penentuan lokasi
lokasi, jenis
jenis, bentuk
fasilitas
• Tingkat melek hurup dan pengetahuan masyarakat
tentang pab dan sanitasi
• Adakah tenaga terampil, bahan bangunan, lembaga
yang dapat
d t melanjutkannya
l j tk kkegiatan
i t iinii apabila
bil
konstruksi telah selesai?
• bagaimana masyarakat setempat dapat berpatisipasi
dalam kegiatan pendidikan ?

Dari pengetahuan, dan data yang terkumpul,


kelompok selanjutnya secara bersama dapat
membahas cara terbaik untuk merencanakan,
melaksanakan dan mengoperasikan pab, sanitasi
dan pendidikan kesehatan.
kesehatan

14
12/12/2010

Perubahan
• Alamiah
• Direncanakan

BERUBAH :
• Jangka panjang
• Usia muda lebih mudah
• Kebiasan yang perlu diubah - dipilih yang
merugikan

Fasilitas Air Minum


Perdesaan
Propinsi
Sendiri Bersama Umum Tidak ada Jumlah
Nanggroe Aceh Darussalam 80,60 7,90 4,28 7,21 100,00
Sumatera Utara 51,38 14,31 20,90 13,42 100,00
Sumatera Barat 52,82 21,53 13,12 12,53 100,00
Riau 48,75 8,20 7,02 36,04 100,00
Jambi 52,64 14,95 5,03 27,39 100,00
Sumatera Selatan 48,05 19,03 4,31 28,61 100,00
Bengkulu 70,83 15,94 5,98 7,25 100,00
Lampung 75,05 16,75 2,40 5,80 100,00
Bangka Belitung 41,76 34,99 18,54 4,71 100,00

DKI Jakarta - - - - -
Jawa Barat 52,39 20,82 21,18 5,61 100,00
Jawa Tengah 50,71 28,37 14,56 6,37 100,00
D I Yogyakarta 52,03 25,04 6,48 16,45 100,00
Jawa Timur 50,22 28,01 15,03 6,74 100,00
Banten 46,69 23,50 17,92 11,89 100,00

30
Sumber: BPS: Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004

15
12/12/2010

Perdesaan
Propinsi
Sendiri Bersama Umum Tidak ada Jumlah
Bali 46,70 22,81 15,17 15,33 100,00
Nusa Tenggara Barat 24,27 38,89 30,42 6,42 100,00
Nusa Tenggara Timur 10,13 27,28 48,72 13,87 100,00

Kalimantan Barat 15,68 3,71 4,59 76,02 100,00


K li
Kalimantan
t Tengah
T h 23 51
23,51 7 10
7,10 2 75
2,75 66 64
66,64 100 00
100,00
Kalimantan Selatan 35,06 15,19 16,61 33,14 100,00
Kalimantan Timur 41,64 7,56 9,34 41,46 100,00

Sulawesi Utara 41,51 29,88 22,17 6,44 100,00


Sulawesi Tengah 44,17 21,47 19,47 14,89 100,00
Sulawesi Selatan 35,03 33,53 18,43 13,02 100,00
Sulawesi Tenggara 40,77 28,07 20,82 10,34 100,00
Gorontalo 27,19 41,90 21,15 9,76 100,00

Maluku 16,34 18,42 57,18 8,06 100,00


Maluku Utara 26,31 33,46 29,57 10,66 100,00
Papua 19,88 15,19 15,35 49,58 100,00
Sumber: BPS: Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004

31

Sumber Air Minum di Kalimantan


Barat (2006)

32

16
12/12/2010

Metoda pembuangan tinja setempat


(Depkimpraswil, 2005)

Tangki
g Kolam/Sawah sungai/danau
g Lobangg tanah pantai/kebon lainnya
y Jumlah
Wilayah Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2001 2002 2003 2001 2002 2003 2001 2002 2003 2001 2002 2003 2001 2002 2003 2001 2002 2003 2001 2002 2003
Sumatera 31,26 41,00 42,57 3,29 3,31 3,29 17,87 18,13 15,98 26,27 28,01 29,04 4,97 6,36 6,41 5,88 3,19 2,72 89 100 100
Jawa + Bali 52,86 52,44 54,13 5,32 5,35 5,44 18,57 17,30 15,37 16,39 18,24 18,81 4,48 5,48 5,07 2,38 1,19 1,17 100 100 100
Kalimantan 31,06 29,95 36,99 1,13 0,79 1,01 31,44 32,56 25,32 27,96 29,77 31,09 5,41 4,28 3,09 3,02 2,66 2,51 100 100 100
Sulawesi 37,73 36,51 47,48 1,10 1,32 0,97 12,76 15,27 11,48 23,33 22,47 21,88 20,13 17,47 14,50 4,95 6,96 3,70 100 100 100
NTT, NTB, Maluku,
16,94 52,30 37,22 1,25 0,52 1,45 8,95 10,86 12,21 15,83 22,04 25,11 10,48 8,75 18,88 6,56 5,52 5,13 60 100 100
Papua
Indonesia Barat 38,78 42,79 45,50 3,57 3,52 3,59 20,83 20,73 17,63 23,15 24,94 25,87 4,89 5,64 5,28 3,99 2,38 2,14 95 100 100
Indonesia Timur 27,33 44,41 42,35 1,18 0,92 1,21 10,86 13,06 11,84 19,58 22,26 23,49 15,31 13,11 16,69 5,76 6,24 4,41 80 100 100
Indonesia 40,06 39,65 43,87 6,02 5,79 5,52 23,48 22,93 20,12 21,81 23,83 23,32 5,19 5,55 5,12 3,44 2,25 2,05 100 100 100

33

Cakupan pelayanan Sarana dan Prasarana Air Limbah


Domestik di Indonesia Tahun 2000 (Depkimpraswil, 2005)
TIDAK TERDETEKSI
(25,98%)

Tanpa diolah (8,16%)

PERKOTAAN
(37,52%) On-site (28,10%)
Sebagian besar tidak
berfungsi dengan baik
karena pemeliharaannya
Off-site (1,26%) belum memadai misalnya:
belum secara reguler disedot
AKSES KE PS&S AL lumpurnya
NASIONAL
100%

On-site (21,96%)

PERDESAAN
(36,50%) Tanpa diolah (14,54%)

Off-site (0%)

CATATAN: RASIO PENDUDUK KOTA DAN DESA MENURUT BPS 2000 ADALAH 42% :58%\
(*) KONDISI TAHUN 2000

34

17
12/12/2010

Fasilitas pembuangan tinja di


Kalimantan Barat (2006)

35

Peran Serta Masyarakat (Belajar


dari Bangkok, Maret 2006)

RECYCLING BANK 36

18
12/12/2010

RECYCLING BANK
• Dikembangkan di pemukiman kelas
menengah bawah

• Organisasi: Kelompok masyarakat


(umumnya ibu-ibu)

• Keuntungan: penghasilan tambahan bagi


masyarakat s.d 400 bath
(Rp.100.000)/minggu bagi setiap KK
37

RECYCLING BANK 38

19
12/12/2010

39

Sampah Organik  EM (Effective


Microrganism)

40

20
12/12/2010

EM skala besar

41

Perbaikan kualitas
air kanal dengan
EM

42

21
12/12/2010

43

44

22

You might also like