Professional Documents
Culture Documents
Golongan darah A, B, AB dan O mempunyai arti sangat penting dalam transfusi darah kerena
adanya interaksi antigen-antibodi dari pemberi darah (donor) dengan penerima darah (resipien)
yang dapat menimbulkan penggumpalan (aglutinasi). Penggumpalan terjadi bila antigen-A
bertemu dengan anti-A dan antigen-B bertemu dengan anti-B.
kedua antigen yang telah diuraikan di atas diwariskan oleh satu seri alel. Alel itu diberi simbol I
(berasal dari kata Isoaglutinin, suatu protein yang terdapat pada permukaan sel eritrosit). Orang
yang membentuk antigen-A mempunyai alel IA, yang mampu membentuk antigen-B mempunyai
alel IB, sedangkan yang tidak mampu membentuk antigen sama sekali mempunyai alel resesif ii.
1. Golongan darah A mempunyai antigen A, alel IA, genotip IAIA atau IAi
2. Golongan darah B mempunyai antigen B, alel IB, genotip IBIB atau IBi
3. Golongan darah AB mempunyai antigen A dan B, alel IA dan IB, genotip IAIB
4. Golongan darah O tidak mempunyai antigen A dan B, alel i, genotip ii
Penggolongan darah pada manusia maupun hewan selain dengan sistem ABO, juga dapat
digolongkan berdasarkan sistem MN. Hal ini didasarkan pada hasil penemuan antigen baru oleh
K. Landsteiner dan P. Levine pada tahun 1927 pada eritrosit. Antigen ini oleh Landsteiner dan
Levin diberi nama antigen M dan antigen N. Sama halnya dengan sistem ABO, apabila di dalam
eritrosit terdapat antigen M maka golongan darah disebut golongan darah M, apabila di dalam
eritrosit terdapat antigen N maka golongan darah disebut golongan darah N, dan apabila
memiliki kedua antigen tersebut (MN) maka bergolongan darah MN.
Jika pada sistem ABO saya menggunakan lambang I, maka pada penjabaran sistem MN ini saya
akan menggunakan huruf L sebagai simbol/lambang untuk penulisan genotif, merupakan huruf
yang diambil dari huruf awal Landsteiner.
Di dalam eritrosit, antigen M dan N dikendalikan oleh sebuah gen yang memiliki alela ganda,
yaitu alela LM yang mengendalikan antigen M dan alela LN yang mengendalikan antigen N.
Pada penggolongan darah MN ini tidak terdapat dominansi antara alela LM dan alela LN, artinya
apabila seseorang memiliki kedua antigen tersebut (M dan N) maka orang itu bergolongan darah
MN.
Untuk pewarisan golongan darah MN parental kepada filiusnya dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
No. Parental Genotif Gamet Filius Golongan Darah Persentase
1. Ayah MN LM LN LM, LN LM LM M 25%
Ibu MN LM LN LM, LN 2 LM LN 2 MN 50%
LN LN N 25%
2. Ayah MN LM LN LM, LN LM LN MN 50%
Ibu N LN LN LN LN LN N 50%
Sistem penggolongan darah manusia telah cukup banyak ditemukan sampai saat ini, seperti
sistem golongan darah ABO, Sistem MNSs, Faktor Rh, dan sebagainya. Golongan darah
seseorang ditentukan oleh jenis antigen yang terdapat dalam permukaan sel-sel darah merah
(eritrosit) yang dimilikinya. Antigen ini akan bereaksi dengan antibodi yang sesuai. Sistem
golongan darah yang memperhatikan faktor Rh berarti darah seseorang dibedakan berdasarkan
ada tidaknya antigen-Rh dalam eritrositnya.
sistem rhesus ini ditemukan melalui penyuntikan sel-sel darah merah kera Rhesus kepada
marmot (guinea-pig) untuk mendapatkan anti serum. Anti serum yang didapat ternyata bereaksi
dengan sel-sel darah merah 85% populasi Eropa Barat dan Amerika Utara. antigen-Rh pertama
kali ditemukan dalam darah kera Macaca rhesus oleh Landsteiner dan Wiener pada tahun 1940
yang kemudian ditemukan pula antigen-Rh dalam darah manusia.
Berdasarkan ada tidaknya antigen-Rh, maka golongan darah manusia dibedakan atas dua
kelompok, yaitu :
1. Orang Rh-positif (Rh+), berarti darahnya memiliki antigen-Rh yang ditunjukkan dengan
reaksi positif atau terjadi penggumpalan eritrosit pada waktu dilakukan tes dengan anti-Rh
(antibodi Rh).
2. Orang Rh-negatif (Rh-), berarti darahnya tidak memiliki antigen-Rh yang ditunjukkan dengan
reaksi negatif atau tidak terjadi penggumpalan saat dilakukan tes dengan anti-Rh (antibodi Rh).
Menurut Landsteiner golongan darah Rh ini termasuk keturunan (herediter) yang diatur oleh satu
gen yang terdiri dari 2 alel, yaitu R dan r. R dominan terhadap r sehingga terbentuknya antigen-
Rh ditentukan oleh gen dominan R. Orang Rh+ mempunyai genotip RR atau Rr, sedangkan
orang Rh- mempunyai genotip rr. Wiener menyatakan bahwa golongan darah Rh ditentukan oleh
satu seri alel yang terdiri dari 8 alel. Hal ini didasarkan pada kenyataan tidak semua orang Rh+
mempunyai antigen-Rh yang sama dan begitu juga dengan orang Rh-. Kedelapan alel tersebut
yaitu: (1) Rh+, alel-alelnya RZ , R1 , R2 , R0 dan (2) Rh-, alel-alelnya ry, r’, r”, r
Peneliti lain yaitu R.R. Race dan R.A. Fisher berpendapat bahwa golongan darah Rh ditentukan
oleh 3 pasang gen (C,D, dan E). Gen-gen ini bukan alel tetapi terangkai amat berdekatan satu
sama lain dan ketiga gen ini dominan terhadap alelnya c,d, dan e. Ada tidaknya antigen-Rh
dalam eritrosit seseorang ditentukan oleh gen D. Orang Rh+ mempunyai gen D dan bergenotip
CDE atau cDe , dan sebagainya. Orang Rh- tidak mempunyai gen D dan genotipnya dapat ditulis
cdE atau CdE . Ketiga sistem tersebut tetap berlaku karena belum dapat dipastikan sistem mana
yang benar sampai sekarang (Suryo, 1998: 266-267).
DAFTAR PUSTAKA