You are on page 1of 21

PUBLISIA

JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


Diterbitkan Oleh
Program Studi Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Merdeka Malang

PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) merupakan terbitan berkala ilmiah yang diterbitkan Oleh
Program Studi Administrasi Publik - FISIP Universitas Merdeka Malang. Memuat berbagai hasil kajian
teoritik dan hasil penelitian di bidang Administrasi Publik dengan tujuan untuk membangun kolaborasi
antar komunitas epistemik di bidang Administrasi Publik.
Awal berdirinya, ditahun 1997 jurnal ini bernama "Publisia: Jurnal Kebijakan Publik" terbit sebanyak 4 kali
dalam setahun, kemudian ditahun 2004 mendapatkan ISSN (p) 1410-0983 dengan judul terbitan "Publisia:
Jurnal Sosial dan Politik". Ditahun 2014, terbitan berkala ini berganti judul dengan "PUBLISIA (Jurnal Ilmu
Administrasi Publik) yang terbit secara cetak. Ditahun 2016 terbit dalam 2 versi (Cetak dan Online),
perubahan sub judul pada terbitan berkala ini diajukan pembaruan sehingga ISSN (p): 2541-2515, di versi
online ISSN (e): 2541-2035. Setiap tahun terbit sebanyak 2 kali, di Bulan April dan Oktober.
Link Jurnal Online: http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jkpp

Ketua Penyunting
Chandra Dinata

Wakil Ketua Penyunting


Umi Chayatin

Penyunting Pelaksana
Budhy Priyanto
Catur Wahyudi
Praptining Sukowati
Dwi Suharnoko

Penyunting Ahli
Sukardi (Universitas Merdeka Malang)
Purwo Santoso (Universitas Gadjah Mada)
Bambang Supriono (FIA Universitas Brawijaya Malang)
Mas’ud Said (Universitas Muhammadiyah Malang)
Agus Solahuddin, MS. (Universitas Merdeka Malang)
Yopi Gani (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian)
Kridawati Sadhana (Universitas Merdeka Malang)
Sujarwoto (FIA Universitas Brawijaya Malang)
Tri Yumarni (Universitas Jenderal Soedirman)

Mitra Bestari
Mudjianto (Universitas Negeri Malang)

Alamat Penyunting & Tata Usaha: Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP)
Unversitas Merdeka Malang, Jl. Terusan Raya Dieng 62-64 Malang 65145,
Telp. (0341) 580537, e-mail: publisia.jopad@unmer.ac.id
PUBLISIA
JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK - FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

VOLUME 01, NOMOR 01, APRIL 2016

DAFTAR ISI

Fajar Apriani Buruh anak: mampukah kebijakan negara


melindungi? 1-14

Dipa Pratama Implementasi Undang – Undang Nomor 23


Tjahjanulin Domai Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Dalam
Riyanto Rangka Mewujdukan Kota Malang Sebagai Kota
Layak Anak (Studi pada Dinas Sosial
Pemerintah Kota Malang) 15-23

Erfinandus G. Setiawan Pembinaan Anak Jalanan Melalui Home Shelter


Catur Wahyudi “Griya Baca” Kota Malang Sebagai Upaya
Sri Hartini Jatmikowati Menuju Kota Layak Anak 24-37

Ani Agus Puspawati Penerapan New Public Management (NPM) DI


Indonesia (Reformasi Birokrasi, Desentralisasi,
Kerjasama Pemerintah dan Swasta Dalam
Meningkatkan Pelayanan Publik) 38-53

Happy Susanto Remunerasi dan Problem Reformasi Birokrasi


Di Indonesia 54-69

Rina Hardiyantina Studi Etnografi Perilaku Pengemis Masyarakat


Sukardi Desa Pragaan Daya Kabupaten Sumenep 70-91

Saudah Media Difusi Efektif untuk Sosialisasi Kebijakan


Akselerasi Pengembangan Pasar Tradisional
Menuju Semi Modern 92-104
PENERAPAN NEW PUBLIC MANAGEMENT (NPM) DI INDONESIA
(Reformasi Birokrasi, Desentralisasi, Kerjasama Pemerintah dan Swasta Dalam
Meningkatkan Pelayanan Publik)

ANI AGUS PUSPAWATI


Dosen FISIP Universitas Lampung
(ani_wardianto@yahoo.co.id)

Abstract
New Public management (NPM) is a new paradigm in public sector management. And was first developed
in the 1980s, especially in New Zealand, the UK and the U.S. as a result of the emergence of welfare
state crisis. This paper aims to look at how the application of NPM in Indonesia, particularly in the form of
bureaucratic reform through decentralization and relationship between the government (public) and
private, to improve public services.

Keywords: NPM, Bureaucratic Reform, Decentralization, Public-Privat Partnership

Intisari
New Publik Menejemen ( NPM ) merupakan paradigma baru dalam tatakelola sektor publik. Dan pertama
kali dikembangkan pada 1980-an , terutama di Selandia Baru, Inggris dan Amerika Serikat sebagai akibat
dari munculnya krisis negara kesejahteraan. Artikel ini bertujuan untuk melihat bagaimana pelaksanaan
NPM di Indonesia, khususnya dalam reformasi birokrasi melalui desentralisasi dan hubungan antara
pemerintah (publik) dan swasta, untuk meningkatkan mutu layanan publik .

Kata kunci : NPM , Reformasi Birokrasi , Desentralisasi , Public - Privat Partnership

PENDAHULUAN implementasi kebijakan, yang selanjutnya


Perspektif adminisrasi publik “New Public mereka sebut sebagai public management.
Management”, menggunakan pendekatan Secara praktek, gerakan manajerialis
sektor swasta dan pendekatan bisnis dalam memperoleh pengaruh besar dalam reformasi
sektor publik. Selain berbasis pada teori administrasi publik di berbagai Negara maju,
pilihan publik, dukungan intelektual pada seperti Selandia Baru, Australia, Inggris, dan
perspektif ini berasal dari public policy schools Amerika Serikat. Di Inggris, reformasi
(aliran kebijakan publik) dan managerialism administrasi publik dijalankan sejak masa PM
movement. Aliran kebijakan publik dalam Margaret Thatcher. Dukungan intelektual
beberapa dekade sebelum ini memiliki akar dalam gerakan ini di Inggris tampak dari karya
yang cukup kuat dalam ilmu ekonomi, Emmanual Savas (2000) dengan
sehingga analis kebijakan dan para ahli yang “Privatization”nya, Norman Flynn (1990)
menggeluti evaluasi kebijakan terlatih dengan dengan “Public Sector Management”nya.
market economics, cost and benefit, dan Old Public Administration, dalam
rational models of choice. Selanjutnya, aliran pandangan Johan Olsen (2003, 510) dalam
ini mulai mengalihkan perhatiannya pada Lynn (2006), "mengasumsikan bahwa inti
38 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 1, Nomor 1, April 2016
kehidupan politik adalah pembuatan hukum, 4. Birokrasi ditandai dengan proses
interpretasi, implementasi dan penegakan pelaksanaan 'top-down'.
hukum. "Manajer publik tersebut diatur oleh 5. Berbagai hal dalam sistem modern
aturan dan hierarki dan dengan nilai-nilai administrasi negara, baik secara internal
pelayanan publik keandalan, konsistensi, maupun dengan organisasi eksternal dan
prediktabilitas, dan akuntabilitas kepada kepentingan, begitu luas bahwa ini
legislatif dan pengadilan melaksanakan serta menghasilkan tingkat kompleksitas jauh
menjaga supremasi hukum (konstitusi, lebih besar. (Minogue, 1997 dalam Philip
administratif, yurisprudensi) atau prinsip- dan Daganda, 2013).
prinsip Rechtsstaat, semua atas nama Oleh karena itu organisasi sektor publik
kepentingan umum atau kepentingan publik. harus serius mendorong kontribusi pegawai
Administrasi publik tradisional menerima kritik pada manajemen, dimana pegawai dalam
berdasarkan beberapa hal sebagai berikut: satuan tugas dengan tiga tujuan perubahan:
1. Dalam banyak sistem, tidak ada 1. untuk membangun keterlibatan dan
pemisahan yang jelas antara kebijakan keberdayaan;
dan administrasi, baik dalam hal proses 2. untuk mendorong ide-ide baru, dan
pengambilan keputusan atau peran 3. untuk menciptakan suatu lingkungan di
masing-masing administrator dan politisi. mana pegawai dapat mewujudkan tujuan
2. Proses pengambilan keputusan sesuai pribadi mereka dan mengembangkan
dengan aturan rasionalitas teknis dan keterampilan dan kemampuan mereka
ekonomi, dipengaruhi dan dibentuk oleh (Ruccietal., 1998, p.88 dalam Mullins
proses konflik, negosiasi dan pertukaran (2001)).
antara kepentingan, baik internal maupun Adanya dorongan ini menyebabkan gaya
eksternal, dengan birokrasi Negara dan struktur manajemen publik juga
3. Hirarki dan sentralisasi menggabungkan mengalami perubahaan menuju manajemen
secara formal, kepatuhan terhadap publik yang baru (New Public Management
peraturan dan prosedur sehingga /NPM). NPM diciptakan sebagai tanggapan
menimbulkan masalah birokrasi (atau terhadap model birokrasi pertama seperti
patologi birokrasi) seperti keterlambatan, yang dijelaskan oleh Max Weber. Sistem ini
tidak fleksibel, unresponsiveness, dan sangat hirarkis, dan tanggung jawabnya
mengabaikan arogan untuk kepentingan adalah untuk melaksanakan keputusan
dan keprihatinan warga politisi. (Liedman, 2013).

Volume 1, Nomor 1, April 2016 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 39


New Public Management menyiratkan 3. Korporatisasi organisasi pemerintah
bahwa "sektor publik berbeda dari sektor 4. Mengurangi anggaran dan pengeluaran
swasta" (Olsen, 2003: 510 dalam Lynn, 2006) kesejahteraan
. Manajer publik diasumsikan "aktor rasional" 5. Mereformasi struktur PNS
sebagaimana praktek kewirausahaan, dalam 6. Pengukuran kinerja dan evaluasi
mengejar kepentingan mereka, membuat 7. Privatisasi usaha publik
masyarakat banyak berperan sebagai pelaku 8. Desentralisasi kewenangan kepada tingkat
di pasar swasta. Asumsi NPM adalah yang lebih rendah
memperkenalkan insentif seperti pasar - 9. Mengontrakkan pelayanan kepada
persaingan dan manfaat sebanding dengan lembaga-lembaga swasta
kinerja, dan menghasilkan akuntabilitas yang 10. Mempromosikan keterbukaan dan
lebih baik terkait aturan birokrasi dari transparansi dalam administrasi
Administrasi Publik yang lama. 11. Partisipasi masyarakat dalam administrasi
Pengukuran kinerja dan indikator adalah 12. Deklarasi piagam warga negara, dan
fitur yang lain dari NPM. Modernisasi sebagainya keempat (Philip dan Daganda.
Pemerintah menjelaskan bahwa dalam rangka 2013)
meningkatkan sektor publik agar efisien dan New Public Management sebagai filsafat
efektif. Kebanyakan pemerintah di negara publik baru, sebagai langkah menuju
maju sekarang bermasalah dalam pendekatan pemerintahan yang
penganggaran berbasis kinerja dan menempatkan penekanan pada transparansi,
manajemen kinerja, sebuah langkah yang manajemen kinerja dan akuntabilitas pegawai
merupakan pergeseran signifikan bisa dalam dan manajer sektor publik (Leishman et al.,
manajemen publik dari pengendalian input 1996, hal. 26 dalam Heyer 2010).
dan prosedur untuk mencapai hasil yang Akuntabilitas, supremasi hukum dan
diukur dalam hal keluaran dan hasil. transparansi adalah prinsip-prinsip inti NPM
(Shamsul, 2007) (Das, 2000) dan democratic policing (Pino dan
Dalam mengejar tujuan di atas, Wiatrowski, 2006). NPM telah berhasil
pemerintah di berbagai belahan dunia telah dilaksanakan oleh kepolisian di Inggris dan
menggunakan sejumlah mekanisme seperti Selandia Baru, dan untuk tingkat lebih rendah
yang dinyatakan oleh Laxmikanth (2006) oleh beberapa negara Uni Eropa. NPM
yaitu: didasarkan pada lima kerangka teoritis
1. Penciptaan organisasi publik otonom ekonomi mikro yakni 1]. Public choice theory;
2. Mengurangi ukuran pemerintah 2]. Principal agent theory; 3]. Transaction cost

40 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 1, Nomor 1, April 2016


theory; 4]. Technical rational theory. Dan 5]. Melaksanakan program NPM adalah
Institutional theory (Boston, 1991; Bale dan kesengajaan yang diambil untuk
Dale, 1998). meningkatkan efisiensi dan efektivitas
Dua kerangka kerja, pilihan publik dan pelayanan publik dan organisasi, dan memiliki
prinsip-agen, memiliki pengaruh terbesar pada pandangan untuk mempromosikan pelayanan
NPM. Teori pilihan publik, khususnya, memiliki akuntabel dan lebih baik.
pengaruh besar dalam pemikiran dan Karakterisik New Public Management
pengembangan ilmu politik, kebijakan publik (NPM)
dan administrasi publik lebih dari dua dekade Sebuah sistem manajemen kinerja
(Boston, 1991). Sejumlah istilah yang berbeda NPM di sektor publik meliputi tujuh
telah digunakan untuk menggambarkan teori karakteristik:
pilihan publik, termasuk teori pilihan sosial, 1. Pengembangan Rencana Strategis yang
teori pilihan rasional, ekonomi politik. Prinsip terkait dengan proses Perencanaan
utama dari teori adalah bahwa orang diyakini organisasi tahunan;
rasional dan bahwa mereka didominasi oleh 2. Mendefinisikan dan menetapkan tujuan-
kepentingan diri sendiri (Gorringe, 2001). tujuan organisasi dan individu dan tujuan
Teori ini juga berusaha untuk meminimalkan secara tahunan;
peran negara, membatasi kekuasaan diskresi 3. Pengembangan indikator kinerja pribadi
politisi dan membatasi fungsi pemerintahan dan organisasi;
(Boston, 1991). 4. Pengembangan dan implementasi
Kerangka utama kedua, teori prinsip- kerangka Perencanaan Organisasi yang
agen, didasarkan pada gagasan bahwa komprehensif;
kehidupan sosial dan politik dapat dipahami 5. Pengembangan dan pelaksanaan proses
sebagai serangkaian "kontrak" (atau penilaian pribadi;
hubungan yang disepakati) di mana satu 6. Menghubungkan strategi dan tujuan
pihak (prinsip), masuk ke dalam pertukaran organisasi dengan penyelarasan jabatan,
dengan pihak lain (agen) (Gorringe, 2001). dan;
Biasanya hubungan kontrak tersebut 7. Pengembangan dan pelaksanaan ulasan
didasarkan pada agen menyetujui untuk manajemen dan kerangka evaluasi kinerja
melakukan tugas-tugas tertentu atau berbagai (diadaptasi dari Boston, 1991;. Butterfield
macam atas nama prinsipal dan mendapatkan et al, 2004 dalam Hayer, 2010).
kompensasi bagi hasil (Gorringe, 2001 dalam
Heyer, 2010).
Volume 1, Nomor 1, April 2016 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 41
Pendekatan ini membuktikan keterkaitan telah menghasilkan pemisahan "steering" dari
antara indikator kinerja, rencana strategis dan "rowing", yang merupakan salah satu
rencana korporasi (Butterfield et al., 2004). fundamental unsur NPM. Petugas patroli
Penekanan dari "budaya kinerja" (Savage dan masyarakat dan menjalankan otonomi
Charman, 1996) dalam NPM memastikan manajerial dan operasional yang lebih besar
bahwa para manajer tidak hanya berfokus (rowing) sedangkan manajer polisi markas
pada aspek keuangan manajemen dan atas senior yang beroperasi dalam kebijakan
kepatuhan hukum, tetapi sebaliknya, semakin terpusat dan kerangka keuangan
terkonsentrasi pada pengelolaan sumber daya (steering).
secara efisien dan efektif (Pallot, 1991). Selama periode reformasi ini, polisi
Namun, seperti Pallot (1991) menyoroti bahwa memperkenalkan sejumlah teknik manajemen
NPM adalah kombinasi dari manajemen baru dari sektor swasta yang mencerminkan
keuangan dan umum dan sulit untuk prinsip-prinsip "new managerialism" (Sepp,
memisahkan keduanya. 2002). Teknik-teknik baru termasuk
Kerangka kinerja dalam NPM itu mudah perencanaan strategis, Kualitas Layanan dan
diterima oleh mayoritas lembaga kepolisian Total Quality Service (Waters, 1996).
dalam Selandia Baru, Australia dan Reformasi komprehensif polisi selama periode
Inggris.(Golding dan Savage, 2008). Tahun ini, termasuk penerapan NPM dan teknik
1980-an perdebatan tentang efektivitas manajerialisme baru, telah diidentifikasi
pemberian layanan polisi, menjadi bagian dari sebagai era "tatanan kepolisian baru" (Cope et
perdebatan tentang reformasi sektor publik. al, 1997;. Gillespie, 2006).
Namun, menjadi jelas bahwa pelaksanaan Pelaksanaan NPM memerlukan asumsi-
pemolisian masyarakat tidak bisa dilihat asumsi dasar, jika tidak terpenuhi maka ada
secara terpisah atau dipisahkan dari reformasi kemungkinan pelaksanaan NPM akan
sektor dalam NPM (Casey, 2009). Dalam mengalami kegagalan. Di Nigeria, organisasi
kerangka NPM terdapat kesediaan link untuk sektor publik sebenarnya dalam keadaan
pengembangan modal sosial sehingga paradoks yaitu menerima manajemen publik
masyarakat berkembang. (Wiatrowski dan baru atau melanjutkan dengan system yang
Pritchard, 2003) tradisional - budaya administrasi berbasis.
Penerapan Polisi masyarakat dan NPM Pada dasar pragmatis, NPM adalah konsep
oleh polisi telah paradoks melibatkan yang baik tetapi dalam konteks Nigeria yang
karakteristik dari kedua organisasi sentralisasi tidak dapat menjamin keberadaannya sebagai
dan desentralisasi (Leishman et al., 1996) dan
42 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 1, Nomor 1, April 2016
badan usaha dan pelaksanaan prinsip-prinsip yang ketat, terutama dalam hal pengadopsian
dasarnya karena alasan berikut: sektor publik dari prinsip sektor bisnis/ swasta.
a. Penekanan pada manajemen yang Anggapan ini didasarkan pada pandangan
profesional di sektor publik belum tercapai bahwa sektor publik sangat berbeda dari
b. Meletakkan standar eksplisit dan ukuran sektor swasta dan sebagai hasilnya,
kinerja tidak benar. penerapan sikap sektor swasta dan teori
c. Pergeseran penekanan lebih besar pada tersebut tidaklah pantas (Butterfield et al.,
output kontrol (hasil) daripada prosedur 2004). Hal ini diyakini bahwa perbedaan
sebagai akibat dari praktek-praktek budaya antara operasi lingkungan sektor swasta,
afirmatif. tujuan bisnis, sasaran, struktur dan nilai-nilai
d. Pergeseran ke disagregasi unit dalam yang sangat berbeda dengan sektor publik,
organisasi sektor publik belum benar "bahwa tidak mungkin untuk menerapkan
dilakukan sebagai akibat dari kelemahan teknik manajerial berhasil dalam sektor publik"
dalam sistem penyatuan administrasi dan dan bahwa tingkat perubahan yang diperlukan
kurangnya kemauan politik dan untuk melaksanakan reformasi akan terlalu
kepemimpinan rumit (Butterfield et al., 2004, hal 396-7 dalam
e. Belum tercipta disiplin dan penghematan Heyer, 2010).
dalam penggunaan sumberdaya. Seperti catatan Boston (1991), beberapa
f. Fokus pada manajemen, bukan kebijakan, pendukung NPM berasumsi bahwa komponen
dan penilaian kinerja dan efisiensi yang dari manajemen sektor swasta dapat
belum stabil di Nigeria dan; diterapkan di sektor publik karena sejumlah
g. Disagregasi birokrasi publik. (Philip dan persamaan antar kedua sektor tersebut.
Daganda, 2013) Namun, sektor publik dan swasta juga sangat
berbeda dalam beberapa aspek fungsi dan
Evaluasi pelaksanaan NPM bisa juga
bentuk. Sebagai akibat dari perbedaan
dilihat empat persepsi pelayanan lokal yang
mendasar antar sektor adalah salah jika
meliputi Efisiensi, Responsivitas, Ekuitas dan
berasumsi apriori bahwa praktik pengelolaan
Efektivitas sebagaimana yang dilakukan oleh
sektor swasta tentu lebih baik daripada orang-
Andrews dan Van de Walle (2013) di Inggris.
orang di sektor publik (Boston, 1991 dalam
Heyer, 2010).
Kritik Terhadap New Public Management
Sejumlah administrasionis publik secara
(NPM)
sengit menyerang New Public Management,
Komponen NPM yang diterapkan pada
terutama pemerintah yang menciptakan
sektor publik telah menyebabkan perdebatan
Volume 1, Nomor 1, April 2016 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 43
kembali atau manifestasi-manifestasi National kompleksitas dan pada saat yang sama, tidak
Performance Review (NPR) Moe (1994) memecahkan masalah sosial.
dalam Riccucci (2001) menunjukkan bahwa
NPR gagal untuk memperhitungkan PENERAPAN NEW PUBLIC MANAGEMENT
perbedaan penting antara sektor pemerintah DI INDONESIA
dan swasta, dan khususnya mengabaikan Doktrin New Public Management (NPM)
premis konstitusi bahwa pemerintah didasarkan pengalaman reformasi
didasarkan pada aturan hukum dan bukan pemerintahan di Amerika, Eropa, dan New
mekanisme yang didorong pasar. Zealand, yang dipasarkan melalui kebijakan
Adapun kritik Dunleavy (2005) dalam de Bank Dunia ke negara-negara berkembang.
Vries (2010) adalah NPM merupakan reaksi New Public Management dari satu sisi
terhadap teori administrasi publik tradisional. dianggap sebagai upaya pembebasan
Karena masalah keuangan dan kesejahteraan manajemen pemerintahan dari konservatisme
fiskal negara, kami membutuhkan ide-ide baru administrasi klasik dengan jalan memasukkan
untuk berinovasi di organisasi publik. cara bekerja sektor swasta ke dalam sektor
Berdasarkan paradigma neo-liberal, set yang pemerintahan. Dengan demikian sejalan
berbeda dari ide untuk organisasi publik dengan pandangan Osborn dan Gaebler
dikembangkan, yang kami sebut "manajemen (1993), NPM mengubah perspektif kerja
publik baru(NPM)". Organisasi publik yang pemerintah menjadi sejajar dengan sektor
disamakan dengan organisasi swasta. swasta (Denhardt dan Denhardt, 2003). New
Semangat kewirausahaan diperkenalkan ke Public Management bekerja dengan dipandu
ranah publik, namun, dimensi politik oleh 5 hal penting yaitu: pertama, Sistem
ditinggalkan. Dunleavy mengasumsikan desentralisasi yang dimaksudkan untuk
hubungan antara NPM, tumbuhnya mendekatkan pengambilan keputusan kepada
kompleksitas sosial, menurunnya masyarakat yang ingin dilayani; kedua,
kepercayaan birokrasi dan demokrasi Privatisasi yang dimaksudkan untuk
keterwakilan. Berdasarkan analisisnya, adalah mentransfer alokasi barang dan jasa dari
mungkin untuk memberikan penjelasan parsial pemerintah ke sektor swasta; ketiga,
untuk bangkitnya partai-partai populis, dari Downsizing dilakukan dengan pengurangan
spektrum politik, yang sangat kritis terhadap dan penyederhanaan jumlah serta ruang
manajemen publik baru, biasanya tanpa akrab lingkup organisasi dan struktur pemerintahan;
dengan istilah. Kesimpulannya adalah bahwa keempat, Debirokratisasi dijalankan dengan
manajemen publik baru mengarah ke lebih melakukan restrukturisasi birokrasi
44 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 1, Nomor 1, April 2016
pemerintahan yang akan lebih menekankan Cara pandang seperti ini muncul karena NPM
kepada hasil daripada proses; dan kelima, disebut dengan New Public Service (NPS).
Manajerialisme yang merupakan Namun demikian, konsep governance,
pengadopsian cara kerja swasta pada NPM dan NPS sejalan dan seiring dalam
organisasi pemerintahan. pelaksanaan pemerintahan lokal. Ini dapat
Perubahan dari pandangan pemerintah dipahami dengan munculnya peran dan
lokal tradisional menjadi suatu jaringan yang hubungan yang baru diantara sektor
lebih kompleks dalam tata pemerintahan lokal pemerintahan dan sektor-sektor yang lain.
(local governance) menjadi bagian dari New Public Management dan New Public
strategi yang lebih luas dalam mengatasi Service memberikan frame yang menyediakan
keterbatasan gerak pemerintah lokal. konteks bagi kerja dari birokrasi
Pemerintah lokal tidak bisa lagi bekerja pemerintahan. Dengan frame ini konsep
terisolasi dari aktor-aktor lain dalam governance dapat dioperasionalkan.
lingkungan yang lebih luas, baik pemerintah Sejak tahun 1990an di kebanyakan
lokal yang lain, pemerintah nasional, aktor negara di dunia telah terjadi transfer kekuasaan,
privat maupun aktor kemasyarakatan (Civil sumber daya, dan tanggungjawab dari
Society Organization). Dalam pandangan pemerintah pusat kepada pemerintah lokal.
Rhodes (1996) konsep governance Desentralisasi dan governance merupakan
menegaskan keharusan adanya perubahan kombinasi yang tak dapat dipisahkan. Kiwanuka
proses, metode dan capaian tata (2013):
pemerintahan. “Decentralization is sometimes regarded
as an alternative to centralization, yet,
Dalam perkembangannya konsep NPM
when viewed from the policy angle,
mendapatkan kritikan karena terlalu decentralization is a complement and not
an alternative to centralization. Both local
berorientasi pada profit-taking dalam
and central elements are needed in every
manajemen pemerintahan. Menurut para political system. Sometimes
decentralization is considered as falling
pengkritik ini seharusnya lebih menekankan
exclusively within public sector reform, yet
kepada pemberian service yang baik kepada it is much more than public sector, civil
service, or administrative reform. It
masyarakat dari kalangan manapun (prinsip
involves the relationship of all societal
demokrasi pada pelayanan publik) dan tidak actors, whether governmental, private
sector, or civil society.
melakukan diskriminasi pelayanan, karena
pemerintah tidak berhadapan dengan
Penelitian yang dilakukan Siti Zuhro, dkk.
pelanggan (customer) tapi warga (citizen).
(2009) menemukan bahwa desentralisasi politik
yang dilakukan sejak tahun 1999 di Indonesia
Volume 1, Nomor 1, April 2016 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 45
memberikan tempat yang tepat bagi bangkit menunjukkan penurunan dari tahun 1974,
kembangnya lembaga-lembaga lokal seperti pada awal era yang disebut Pemerintahan
nagari, subak dll . Ini menjelaskan fenomena Orde Baru (1966-1998), yang pada waktu itu
peningkatan partisipasi masyarakat, baik dalam sekitar 2,1% dari jumlah populasi. Sampai
proses pembuatan, maupun dalam pada tahun 2002, jumlah PNS yang
mempengaruhi kebijakan publik. Secara ditugaskan ke pemerintahan tingkat daerah
kuantitatif peningkatan aktivitas publik ini dapat jauh lebih tinggi dari mereka yang berada di
dipahami dengan melihat peningkatan jumlah pemerintah pusat. Hal ini sejalan dengan
CSO (Civil Society Organization) dari sekitar tujuan pemerintah memberikan kualitas
10.000 pada tahun 1999 menjadi dua kali layanan yang lebih baik kepada masyarakat,
lipatnya setahun kemudian. serta mendekatkan pemerintah kepada
Terlepas dari kekurangan dalam masyarakat
pelaksanaan otonomi daerah, penerapan NPM Sejak tahun 2003, pegawai negeri sipil
dalam manajemen pemerintahan daerah, telah daerah telah dibagi antara pemerintah provinsi
mengantarkan kepada efisiensi dan kinerja dan kabupaten kota. Ini merupakan hasil
birokrasi yang tinggi. Kemitraan diantara sektor desentraliasi PNS yang dimulai akhir 2002,
publik dan privat atau public-privat partnership namun sampai tahun 2003, menentukan
(PPP) saat ini telah menjadi standard konsep jumlah pegawai yang ditugaskan kepada dua
dalam lingkungan pemerintahan lokal. Di tingkat yang sulit. Badan Kepegawaian
negara-negara berkembang, PPP dan Negara (BKN) mencatat penyusutan jumlah
partisipasi masyarakat dalam pembangunan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pada Januari
merupakan modal pembangunan yang perlu 2013 jumlah PNS tercatat mencapai
dikembangkan lebih lanjut. Public-privat 4.467.982 orang, sedangkan periode yang
partnership dipandang sebagai cara yang paling sama 2011 tercatat jumlahnya masih
baik untuk mengatasi hubungan dan interaksi 4.708.330 orang atau menyusut 240.348
yang kompleks dalam suatu masyarakat orang atau sekitar 5,1%. Seperti diketahui,
modern berbasis jaringan. pemerintah resmi memberhentikan sementara
(moratorium) penerimaan pegawai negeri sipil
Reformasi Birokrasi: Kebijakan Moratorium (PNS) baru selama 16 bulan terhitung 1
dan Pensiun PNS (Pegawai Negeri Sipil) September 2011. Tiga Menteri langsung
Indonesia memiliki jumlah pegawai menandatangani surat keputusan bersama
negeri sipil yang besar: sekitar 3,74juta atau (SKB) moratorium. Moratorium itu ditempuh
1,7% seluruh penduduk tahun 2005. Angka ini karena jumlah PNS saat ini dianggap sudah
46 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 1, Nomor 1, April 2016
terlalu banyak sehingga memberatkan khusus,” Bagi pegawai yang masih memenuhi
anggaran negara dan daerah. standar kompetensi, tetap dipertahankan.
Surat keputusan bersama (SKB) Sedangkan yang kurang memenuhi kualifikasi
moratorium penerimaan PNS ditandatangani tapi masih bisa dilatih ulang dikembangkan
Menteri Dalam Negeri, Menteri melalui program pendidikan dan latihan.
Pendayagunaan Aparatur Negara dan “Sedangkan yang memang jauh dari yang
Reformasi Birokrasi, serta Menteri Keuangan butuhkan diberikan opsi untuk pensiun dini,”
pada 24 Agustus 2011 di Istana Wakil Pensiun dini ada dua jenis yaitu, pegawai
Presiden, Jakarta. Pemerintah melakukan yang usianya 50 tahun dan sudah bekerja di
moratorium PNS mulai 1 September 2011 instansi pemerintah selama 20 tahun, atau
sampai 31 Desember 2012. PNS yang belum berusia 50 tahun dan belum
Kementerian Pendayagunaan Aparatur bekerja di instansi pemerintah selama 20
Negara dan Reformasi Birokrasi mencatat, tahun. Mereka boleh mengajukan pensiun
jumlah PNS di Indonesia per Mei 2011 dini, kalau memang kompetensi dan standar
mencapai 4.708.330 orang atau 2,03 persen jabatannya sudah tidak bisa dipenuhi lagi.
dari jumlah penduduk. Beban APBN per tahun
mencapai Rp 180 triliun untuk gaji PNS Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
termasuk pensiunan. Dalam hal ini negara TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1998, disusul
menjadi terbebani dengan kewajiban terhadap Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999,
PNS yang selama ini terlihat tidak maksimal Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999, dan
membawa perubahan bagi manajemen Keputusan Kepala LAN Nomor 589/IX/6/Y/99
pembangunan negara. Birokrasi PNS juga tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan
mencerminkan kinerja yang buruk dalam Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta
melayani masyarakat. Keputusan Kepada LAN Nomor 239/IX/6/8/2003
Jumlah PNS yang sedikit itu terlihat tentang Perbaikan Pedoman Pelaporan
banyak, karena banyaknya kualifikasi PNS Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
kurang memadai. Banyak jabatan struktural adalah payung kebijakan untuk membanguan
yang tidak diimbangi dengan jabatan sistem akuntabilitas di Indonesia.
fungsional tertentu dalam mejalankan tugas- Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
tugas pemerintahan, karena yang ada saat ini Pemerintah (SAKIP) adalah instrument yang
jabatan fungsional diisi dengan jabatan digunakan instansi pemerintah dalam
fungsional umum. “Pegawai bekerja di bidang memenuhi kewajiban untuk
apa saja, karena tidak mempunyai keahlian mempertanggungjawabkan keberhasilan dan
Volume 1, Nomor 1, April 2016 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 47
kegagalan pelaksanaan misi organisasi. keputusan dalam pengambilan kebijakan
Sebagai suatu sistem, SAKIP terdiri dari diserahkan sepenuhnya pada daerah.
komponen yang merupakan satu kesatuan, Kelebihan sistem ini adalah sebagian
yakni: perencanaan stratejik, perencanaan keputusan dan kebijakan yang ada di daerah
kinerja, pengukuran dan evaluasi kerja, serta dapat diputuskan di daerah tanpa campur
pelaporan kinerja. Laporan akuntabilitas kinerja tangan pemerintah pusat. Kekurangan dari
instansi pemerintah harus disampaikan instansi sistem ini adalah pada daerah khusus, euforia
pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan yang berlebihan dimana wewenang itu hanya
pemerintah kabupaten/kota. menguntungkan pihak tertentu atau golongan
serta dipergunakan untuk mengeruk
New Public Management dan Desentralisasi keuntungan para oknum atau pribadi. Hal ini
Konsep Desentralisasi mempunyai makna terjadi karena sulit dikontrol oleh pemerinah
yang sangat luas yang berhubungan dengan pusat.
transfer kekuasaan dan kewenangan dari level Di Indonesia, peraturaan perundangan
pemerintah yang tinggi kepada yang lebih yang kini masih berlaku dan relevan dengan
rendah dalam suatu pemerintahan. Dimana masalah desentralisasi adalah sebagai
setiap pengambilan kebijakan tidak lah lagi ada berikut:
campur tangan dari pemerintah pusat 1. UU No. 32 Tahun 2004 Tentang
melainkan lebih condong ke pemerintah daerah Pemerintah Daerah dimana dalam
karena telah diberlakukannya suatu sistem undang-undang ini mengatakan pada
pemerintahan yang mengacu pada otonomi pasal 1 ayat 5 dan ayat 7 “ otonomi
daerah yang tertuang dalam UU No.33 Tahun daerah adalah hak, wewenang dan
2004 tentang Perimbangan Keuangan dalam kewajiban daerah otonom untuk
rangka desentralisasi yang mana dalam setiap mengatur dan mengurus sendiri urusan
pasal dan ayat-ayat yang tertuang diberikan pemerintahan dan kepentingan
hak suatu keputusan pada pemerintah daerah masyarakat setempat sesuai dengan
ini mengacu pada Undang-undang otonomi peraturan perundang-undangan” pada
daerah Nomor 32 Tahun 2004. Pemerintah ayat 7 mengatakan desentralisasi
daerah diberikan wewenang dalam adalah penyerahan wewenang oleh
mengambil kebijakan-kebijakan yang tadinya pemerintah (pemerintah pusat) kepada
pada sistem sentralisasi diputuskan daerah otonom (pemerintah daerah)
seluruhnya pada pusat tapi pada sistem untuk mengatur dan mengurus urusan
desentralisasi semua setiap keputusan-
48 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 1, Nomor 1, April 2016
pemerintahan dalam sistem Negara 4. Undang-undang No. 18 Tahun 2001
Kesatuan Republik Indonesia. tentang otonomi khusus bagi Provinsi DI
2. UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Aceh sebagai Provinsi NAD
Perimbangan Keuangan Antara
Dampak yang timbul diakibatkan
Pemerintahan Pusat Dan
penanganan desentralisasi termasuk
Pemerintahan Daerah Ini mengatakan
desentralisasi fiskal bila ditangani kurang baik
dalam Bab I pasal I terlihat jelas ini
adalah suatu aspek yang memungkinkan
dikarenakan dalam melakukan
adanya suatu pemaknaan dimana dalam
penyelenggaraan pengelolaan
penganggaran keuangan pada sektor publik
keuangan diberikan hak sepenuhnya
akan berimplikasi rawannya kecurangan-
kepada daerah terkecuali dalam hal ini
kecurangan serta kebocoran anggaran yang
pada ayat 19, 20 dan 21 dimana
mengarah pada kurangnya pengawasan dari
dikatakan Dana Perimbangan, Dana
pemerintah pusat serta adanya korupsi APBD
Bagi Hasil dan Dana Alokasi Khusus
di setiap daerah. Daripada itu pengawaan
berasal dari pemerintah pusat dan
serta partisipasi dari para masyarakat dan
pengelolaannya diserahkan
pengawasan dari beberapa pihak LSM sangat
sepenuhnya pada pemerintah daerah
diperlukan agar penerapan desentralisasi ini
sebagai acuan dasar pada
dapat berjalan dengan baik.
berdasarkan pelaksanaan sistem
New Public Management di Indonesia
desentralisasi.
dimana NPM atau Manajemen Berbasis
3. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003
Kinerja di Indonesia sebenarnya sudah
tentang Keuangan Negara mengatur antara
dimulai sejak tahun 1999 dengan
lain pengelolaan keuangan daerah dan
dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 7
pertanggungjawabannya. Pengaturan
Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
tersebut meliputi penyusunan Anggaran
Instansi Pemerintah. Melaksanakan
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
berbasis prestasi kerja dan laporan
merupakan wujud pertanggungjawaban
keuangan yang komprehensif sebagai
instansi pemerintah dalam mencapai misi dan
bentuk pertanggungjawaban yang harus
tujuan organisasi dalam pelaksanaan tugas-
diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan
tugas pemerintahan. Dalam
(BPK).
perkembangannya, sampai sekarang
pelaksanaan New Public Management pada

Volume 1, Nomor 1, April 2016 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 49


organisasi pemerintahan di Indonesia Penerapan New Public Management (NPM)
menunjukkan perkembangan yang positif, di Indonesia (Kota Bandar Lampung) dalam
yang berpengaruh pada peningkatan kinerja Bidang Transportasi.
pemerintah. Salah satu premis pokok NPM adalah
Reformasi pada akuntansi sektor publik pemanfaatan mekanisme pasar untuk
sangat menempati peranan penting dalam meningkatkan kinerja (marketization). Untuk
agenda New Public Management dikarenakan memperbaiki kinerja pelayanan atau hasil,
pada penerapan New Public Management administrasi publik sebaiknya menempatkan
terkait pada konsep manajemen kinerja sektor diri atau ditempatkan sebagai sebuah
publik yang mana pengukuran kinerja perusahaan yang harus hidup di tengah
merupakan salah satu dari prinsip-prinsipnya. persaingan yang ketat. Hal tersebut dapat
Karena jika sektor publik masih menggunakan dilakukan dengan cara memperluas
pendekatan administrasi, maka sektor publik keterlibatan sektor swasta dalam produksi
akan tidak mampu memenuhi tuntutan itu. sektor publik. Langkah yang bisa ditempuh
Karena dalam konsep NPM menghendaki salah satunya dengan privatisasi, kontrak terja
adanya desentralisasi, devolusi atau bagi hasil dan mengizinkan beberapa
(pendelegasian) dan pemberian kewenangan perusahaan swasta memasuki sektor publik
yang lebih besar kepada bawahan tertentu untuk meningkatkan persaingan
(pemerintah daerah) yang bertujuan dengan BUMN atau institusi-institusi
menciptakan organisasi yang lebih efisien. Di pemerintah lainnya.
Indonesia sendiri pelaksanaan desentralisasi Layanan transportasi publik sebagai
sudah terlihat jelas dengan adanya otonomi wujud dari tanggung jawab pemerintah
daerah yang mana diberikan hak, wewenang kepada masyarakat. Layanan transportasi
dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus publik di kawasan perkotaan dihadapkan oleh
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan kompleksitas kondisi transportasi yang sudah
masyarakatnya sendiri urusan dan ada. Beberapa kondisi transportasi yang
kepentingan masyarakat setempat sudah jelas buruk yaitu kemacetan lalu lintas, lalu lintas
diatur dalam undang – undang Nomor 32 merambat, kesemrawutan lalu lintas, polusi
Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah udara dari knalpot mobil-mobil tua, kendaraan
dan undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 umum yang tidak aman, nyaman, dan tidak
tentang perimbangan keuangan antara tepat waktu, kebijakan pemerintah yang
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. memanjakan penggunaan kendaraan pribadi
dan mengabaikan pembinaan pada
50 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 1, Nomor 1, April 2016
transportasi umum masal, dan prasarana jalan Keadaan transportasi seperti ini menimbulkan
yang cepat rusak walau diperbaiki setiap dampak buruk dan ketidaknyamanan
tahun. masyarakat dalam menjalankan aktivitas.
Permasalahan kondisi transportasi kota Pemerintah Kota, khususnya Dinas
ini juga dialami oleh kota Bandar Lampung. Perhubungan Kota Bandar Lampung
Bandar lampung memiliki andil penting karena berusaha melakukan perubahan paradigma
secara administratif sebagai pusat ibukota dengan mengutamakan perwujudan Sistem
pemerintahan, Bandar lampung juga sebagai Angkutan Umum Massal (SAUM) dengan
jalur darat hubungan antara pulau Jawa dan menerapkan pengoperasian angkutan berupa
Sumatera. Sesuai dengan klasifikasi kota, Bus Rapid Transit (BRT) yang dikenal dengan
maka kota Bandar Lampung masuk dalam sebutan busway dan diberi nama Trans-
kategori kota besar, dengan panjang jalan Bandar Lampung. BRT merupakan program
kota 900,320km, jalan Negara 65,04km dan unggulan pemerintah sejalan dengan UU
jalan propinsi sepanjang 43, 98km (Sumber: No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung, Angkutan Jalan (LLAJ) serta Keputusan
2012) Menteri Perhubungan No.35 Tahun 2003
Sebagai kota yang menjadi pusat tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di
kegiatan baik pemerintahan maupun aktivitas jalan dengan kendaraan umum (Sumber:
perdagangan di Provinsi lampung, Kota Radar lampung, 1 Maret 2012).
Bandar lampung juga mulai menghadapi Konsep BRT Trans Bandar Lampung
situasi dimana kemacetan lalu lintas mulai sebagai BRT pertama di Indonesia yang
menjadi masalah. Hal ini diindikasikan dari beroperasi tanpa subsidi pemerintah memang
kesemrawutan pengaturan angkutan kota merupakan hal baru di Indonesia. Keinginan
yang salah satunya dapat dilihat saat dan semangat yang kuat dari Pemerintah Kota
memasuki kawasan pusat perbelanjaan Bandar Lampung dan stakeholder transportasi
dimana angkutan kota menumpuk. Angkutan di Kota Bandar Lampung untuk menciptakan
umum belum terintegrasi dengan baik di sarana transportasi perkotaan yang nyaman,
Bandar lampung, hal ini terlihat dari seringnya aman dan berbudaya merupakan modal awal
angkutan umum terlibat perebutan yang penting dalam kemunculan Trans
penumpang, saling menyalip serta berhenti di Bandar Lampung demi melayani kebutuhan
sembarang tempat. Perilaku ini membuat tidak jasa transporasi masyarakat Bandar
nyaman dan membahayakan pengendara lain Lampung.
(Sumber: Lampung Post, 2 Oktober 2011).
Volume 1, Nomor 1, April 2016 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 51
KESIMPULAN Effectiveness. Public Management
Review, 15(5): 762-783.
New Public Management (NPM) adalah
Anechiarico, Frank. 2007. The New Public
paradigma baru dalam manajemen sektor Management at Middle Age: Critiques
publilk. Dan pertama kali berkembang ditahun of Performance Movement. Public
Administration Review. Jul/Aug 2007;
1980, khususnya di New Zeland, Inggris dan 67, 4. Hal. 783.
Amerika sebagai akibat dari munculnya krisis Denhardt, Janet V dan Robert B.Denhardt.
negara kesejahteraan (walfare state). New 2003. The New Public Service: Serving
Not Steering, Armonk, N.Y:M.E.
Public Management diterapkan tidak hanya di Sharpe.
negara-negara level kemakmuran tinggi tapi Departemen Perhubungan. 2012. Proyek
juga diterapkan di negara-negara dengan Interkoneksi Transportasi Butuh
Partisipasi Swasta dan Asing.
tingkat kondisi yang setara dengan Indonesia. http://m.dephub.go.id/read/berita/berita-
Terlepas dari kekurangan dalam umum/proyek-interkoneksi-transportasi-
butuh-partisipasi-swasta-dan-asing-
pelaksanaan otonomi daerah, penerapan NPM 15335. diakses pada tanggal 1
dalam manajemen pemerintahan daerah di November 2013.
Indonesia ini memberikan dampak positif Flynn, N. 1990. Public Sector Management.
Brighton: Wheatsheaf.
dalam beberapa hal, lebih terperhatikannya
Gruening, Gernod.1998. Origin and theoretical
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan basis of the New Public Management
adanya kebijakan moratorium serta kebijakan (NPM). IPMN conference in
Salem/Oregon June 1998.
pensiun dini bagi PNS yang tidak memenuhi
Haque, M. Shamsul. 2007. Revisiting the New
kualifikasi sebagai upaya peningkatan Public Management Public.
efisiensi dan produktifitas kinerja pemerintah Administration Review.
Januari/Februari 2007.
daerah, yang pada akhirnya mampu
Hayer, Garth den. 2010. New public
meningkatakan kualitas pelayanan publik. management: A strategy for democratic
police reform in transitioning and
Terciptanya kemitraan diantara sektor
developing countries. Policing: An
publik dan privat atau public-privat partnership International Journal of Police
Strategies & Management Vol. 34 No.
(PPP) saat ini telah menjadi standard konsep
3, 2011 hal. 419-433.
dalam lingkungan pemerintahan lokal. http://search.proquest.com/
docview/888254305/fulltextPDF/141695
A2BB146F5529C/2?accountid=46437.
DAFTAR PUSTAKA diakses pada tanggal 1 November
2013.
Kiwanuka, Michael. 2013. Decentralization
Andrews, Rhys dan Steven Van de Walle.
and Good Governance in Africa:
2013. New Public Management and
Institutional Challenges To Uganda’s
Citizens’ Perceptions of Local Service
Local Governments. The Journal of
Efficiency, Responsiveness, Equity and

52 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 1, Nomor 1, April 2016


African & Asian Local Government Savas, E.S. 2000. Privatization and Public-
Studies. Private Partnerships (New York:
Liedman. Sven-Eric. 2013. Pseudo-Quantities, Chatam House Publishers)
New Public Management and Human Vries, Jouke de. 2010. Is New Public
Judgement. Confero. Vol. 1. no. 1. Management Really Dead?. OECD
2013. hal. 45-66. Journal on Budgeting Volume 2010/1.
http://confero.ep.liu.se/issues/2013/v1/i http://search.proquest.com/docview/
1/121015/confero13v1i1a1.pdf. diakses 815245524/fulltextPDF/141695A2BB14
pada tanggal 1 November 2013. 6F5529C/1?accountid=46437. diakses
Lynn, Laurence E. 2006. Public Management: pada tanggal 1 November 2013.
Old and New. Routledge. New York http://finance.detik.com/read/2013/09/16/1132
dan London. 58/2359615/4/dalam-2-tahun-jumlah-pns-
Mullins, John. et.al.2001. People-centred menyusut-51-jadi-446-juta-orang
management policies: a new approach http://www.menpan.go.id/berita-terkini/996-
in the Irish public service. Journal of jumlah-pns-sedikit-tapi-terlihat-
European Industrial Training. 25/2/3/4 banyak.
[2001] 116±125
Osborne, David dan Ted Gaebler. 1993.
Reinventing Government: How The
Entrepreneurial Spirit is Transforming
the Public Sector, New York:Plume.
Philip, Dahida Deewua dan Ahmed Tafida
Daganda. 2013. New Public
Management (NPM) and Public Sector
Administration in Nigeria. International
Affairs and Global Strategy. ISSN 2224-
574X (Paper). ISSN 2224-8951
(Online). Vol.14, 2013
Rhodes,R.A.W. 1996. The New Governance:
Governing Without Government.
Political Studies, Volume 44, No.4.
Riccucci, Norma M. 2001. The "Old" Public
Management Versus the "New" Public
Management: Where Does Public
Administration Fit In? Public
Administration Review; Mar/Apr 2001;
61, 2; ABI/INFORM Global. Hal.172.

Volume 1, Nomor 1, April 2016 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 53


PETUNJUK BAGI PENULIS TERBITAN BERKALA ILMIAH
PUBLISIA
Jurnal Ilmu Administrasi Publik

Naskah diketik spasi ganda pada kertas kuarto sepanjang maksimum 20 halaman dan diserahkan dalam
bentuk cetak (print out) computer sebanyak 2 eksemplar beserta soft file didalam disk berbentuk document
(Microsoft Word) atau dikirim melalui alamat email: publisia.jopad@unmer.ac.id
Artikel yang dimuat meliputi kajian dan aplikasi teori, hasil penelitian, gagasan konseptual, tinjauan pustaka,
resensi buku baru, bibliografi, dan tulisan praktis berkaitan dengan ilmu sosial, terutama dalam lingkup kajian
ilmu administrasi Negara.
Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris dengan format esai, disertai judul subbab
(heading) masing-masing bagian, kecuali bagian pendahuluan yang disajikan tanpa judul subbab. Peringkat
judul subbab dinyatakan dengan jenis huruf yang berbeda (semua judul subbab dicetak tebal atau miring),
dan tidak menggunakan angka nomor subbab:
PERINGKAT 1 (HURUF BESAR SEMUA, RATA DENGAN TEPI KIRI)
PERINGKAT 2 (Huruf Besar Kecil, Rata dengan Tepi Kiri)
Peringkat 3 (Huruf Besar Kecil Miring, Rata dengan Tepi Kiri)
Sistematika artikel setara hasil penelitian: judul (diusahakan cukup impformatif dan tidak terlalu panjang.
Judul yang terlalu panjang harus dipecah menjadi judul utama dan anak judul); nama penulis (tanpa gelar
akademik); abstrak/intisari (maksimum 250 kata dengan disertai 3-5 istilah kunci (key word); pendahuluan
(tanpa subjudul) yang berisi latar belakang dan tujuan atau ruang lingkup tulisan; bahasan utama (dibagi
kedalam subjudul-subjudul); daftar rujukan (berisi pustaka yang dirujuk).
Sistematika artikel hasil penelitian: judul (diusahakan cukup impformatif dan tidak terlalu panjang. Judul
yang terlalu panjang harus dipecah menjadi judul utama dan anak judul); nama penulis (tanpa gelar
akademik); abstrak/intisari (maksimum 250 kata dengan disertai 3-5 istilah kunci (key word); pendahuluan
(tanpa subjudul) yang berisi latar belakang, sedikit tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian; metode; hasil;
pembahasan; simpulan dan saran; daftar rujukan (berisi pustaka yang dirujuk).
Sistematika penulisan rujukan/daftar pustaka: rujukan/daftar pustaka ditulis dalam abjad secara alfabetis
dan kronologis dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk buku: nama pengarang, tahun terbit, judul, edisi, penerbit, tempat terbit.
Contoh: Hicman, G.R. dan Lee, D,S., 2001, Managing humanresources in the public sector: a shared
responsibility, Harcourt College Publisher, Fort Worth.
b. Untuk karangan dalam buku: nama pengarang, tahun, judul karangan, nama editor: judul buku, nama
penerbit, tempat terbit, halaman permulaan dan akhir karangan.
Contoh: Mohanty, P.K., 1999, “Municipal decentralization and governance: autonomy, accountability and
participation”, dalam S.N. Jan and P.C. Mathur (eds): Decentralization and
politics, Sage Publication, New Delhi, pp. 212-236
c. Untuk karangan dalam jurnal/majalah: nama pengarang, tahun, judul karangan, nama jurnal/majalah,
volume/jilid, (nomor), halaman permulaan dan halaman akhir karangan.
Contoh: Sadhana, Kridawati, 2005, “Implementasi kebijakan dinas kesehatan dalam memberikan
pelayanan pada masyarakat miskin”, PUBLISIA, 9 (3): 156-171.
d. Untuk karangan dalam pertemuan: nama pengarang, tahun, judul karangan, nama pertemuan, waktu,
tempat pertemuan.
Contoh: Utomo, Warsito, 2000, “Otonomi dan pengembangan lembaga di daerah”, makalah disampaikan
dalam Seminar Nasional Profesional Birokrasi dan Peningkatan Kinerja
pelayanan Publik, 29 April 2000, Jurusan Administrasi Negara, FISIPOL UGM,
Yogyakarta.
Ketentuan lain:
 Pemeriksaan dan penyuntingan cetak-coba dilakukan oleh penyunting dan/atau dengan melibatkan
penulis. Artikel yang sudah dimuat dalam bentuk cetak-coba tidak dapat ditarik kembali oleh penulis.
 Penulis yang artikelnya dimuat wajib memberi kontribusi biaya cetak sebesar Rp. 250.000,- (Dua Ratus
Lima Puluh Ribu Rupiah)*.
Program Studi Administrasi Publik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
Jl. Terusan Raya Dieng no. 62-64 Kota Malang 65146
Telp. 0341-568395 psw. 873, Fax. 0341-580537

You might also like