You are on page 1of 16

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan
pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala
umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi
sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan
perubahan. Sedangkan pendidikan adalah suatu bentuk dari perwujudan seni dan
budaya manusia yang terus berubah, berkembang dan sebagai suatu alternatif yang
paling rasional dan memungkinkan untuk melakukan suatu perubahan atau
perkembangan. Kaitan antara perubahan sosial adalah pendidikan adalah terjadinya
perubahan pada struktur dan fungsi dalam sistem sosial, yang mana termasuk di
dalamnya adalah pendidikan, karena pendidikan ada dalam masyarakatbaik itu
pendidikan formal, informal, maupun non formal.
Menguasai materi sosial sebagai bahan pertimbangan guna mengambil keputusan
akademik sangat diperlukan dalam lingkup sistem pendidikan nasional. Hal ini
disadari bahwa masalah pendidikan sekalipun pada jenjang pendidikan dasar tidak
steril dari pengaruh sosial proses pendidikan berlangsung dalam konteks kehidupan
bermasyarakat. Proses pendidikan yang baik terjadi dalam konteks budaya
masyarakat yang tidak terlepas dari pengaruh sosial. Oleh karena itu, pemahaman
yang memadai tentang isu-isu sosial calon pakar pendidikan dasar sangat diperlukan.
Isu-isu sosial memiliki kaitan langsung dengan masalah pendidikan karena terkait
sangat erat dengan kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan dasar dalam sistem
pendidikan nasional. Misalnya, dalam rangka pelaksanaan kurikulum. Pergantian
kekuasaan membuat kebijakan terkait kurikulum pendidikan juga berganti.
Selain isu sosial seiring perkembangan zaman berkembang pula pola pikit
manusia untuk terus melakukan ekperimen dan menciptakan inovasi-inovasi baru
untuk membantu aktivitas kehidupan manusia. Saat ini perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi menjadi hal yang penting bagi seluruh lapisan masyarakat

1
2

dalam bersosialisasi dan berinteraksi, salah satunya iyalah berkembangnya teknologi


informasi.
Teknologi informasi merupakan sebuah bidang ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang perangkat-perangkat baik itu perangkat lunak maupun perangkat
keras yang berfungsi untuk mengelolah dan menghasilkan informasi maupun
menyampaikan informasi. Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita mengadakan
suatu interaksi sosial baik secara langsung maupun dengan menggunakan media
perantara seperti alat komunikasi portabel atau handphone, email maupun dengan
menggunakan jaringan informasi sosial yang sekarang sering digunakan.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat telah membawa manfaat luar biasa bagi
kemajuan peradaban umat manusia. Perkembangan dunia teknologi dan ilmu
pengetahuan alam tidak hanya menimbulkan keuntungan-keuntungan saja, namun ada
juga dampak negatif. Selain berdampak pada kehidupan masyarakat, IPTEK juga
mempengaruhi perubahan dalam dunia pendidikan. Dari latar belakang tersebut,
maka kami akan memaparkan mengenai makalah yang berjudul “Isu-Isu Terkini
Terkait Kehidupan Sosial dan IPTEK yang Mempengaruhi Perubahan Pendidikan di
Indonesia.”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas yaitu :

1. Bagaimana isu-isu sosial yang mempengaruhi perubahan pendidikan di


Indonesia?
2. Bagaimana isu-isu IPTEK yang mempengaruhi perubahan pendidikan di
Indonesia?

C. Tujuan
Tujuan dari rumusan masalah yaitu:
1. Untuk mengetahui isu-isu terkait kehidupan sosial yang mempengaruhi
perubahan pendidikan di Indonesia.
3

2. Untuk mengetahui isu-isu terkait IPTEK yang mempengaruhi perubahan


pendidikan di Indonesia.
4

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Isu-isu sosial yang mempengaruhi perubahan pendidikan di Indonesia


1. Adanya Perubahan Kurikulum
Dunia pendidikan di Indonesia sempat beberapa kali melakukan perubahan
kurikulum. Yang terbaru pemerintah melakukan perubahan kurikulum, dari
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 ke Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 ini mulai ditetapkan pada tahun 2014 di Kelas I, II, IV, dan V
sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Dengan
perubahan kurikulum ini pemerintah berharap agar pendidikan di Indonesia lebih baik
dan para pelajar di Indonesia supaya lebih kritis. Di dalam Kurikulum 2013, terutama
dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dipersingkat dan materi yang
ditambahkan. Materi yang dipersingkat terdapat di materi Bahasa Indonesia, IPS,
PPKn, dsb. Sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika. Namun
pada kenyataannya, kurikulum ini menimbulkan beberapa permasalahan. Berikut
permasalahan kurikulum 2013, yang diadaptasi dari Kemendikbud (2014).
a Tidak ada kajian terhadap penerapan Kurikulum 2006 yang berujung pada
kesimpulan urgensi perpindahan kepada Kurikulum 2013.
b Tidak ada evaluasi menyeluruh terhadap uji coba penerapan Kurikulum 2013
setelah setahun penerapan di sekolah-sekolah yang ditunjuk.
c Kurikulum sudah diterapkan di seluruh sekolah di bulan Juli 2014, sementara
instruksi untuk melakukan evaluasi baru dibuat 14 Oktober 2014, yaitu enam hari
sebelum pelantikan presiden baru (Peraturan Menteri no 159).
d Penjelasan poin ini adalah, Pada Pasal 2 ayat 2 dalam Peraturan Menteri nomor
159 Tahun 2014 itu menyebutkan bahwa Evaluasi Kurikulum untuk mendapatkan
informasi mengenai:Kesesuaian antara Ide Kurikulum dan Desain Kurikulum;
Kesesuaian antara Desain Kurikulum dan Dokumen Kurikulum; Kesesuaian antara
Dokumen Kurikulum dan Implementasi Kurikulum; dan Kesesuaian antara Ide
Kurikulum, Hasil Kurikulum, dan Dampak Kurikulum.

4
5

e Kenyataannya, Kurikulum 2013 diterapkan di seluruh sekolah sebelum dievaluasi


kesesuaian antara ide, desain, dokumen hingga dampak kurikulum.
f Penyeragaman tema di seluruh kelas, sampai metode, isi pembelajaran dan buku
yang bersifat wajib sehingga terindikasi bertentangan dengan UU Sisdiknas.
g Penyusunan konten Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang tidak seksama
sehingga menyebabkan ketidakselarasan.
h Kompetensi Spiritual dan Sikap terlalu dipaksakan sehingga menganggu substansi
keilmuan dan menimbulkan kebingungan dan beban administratif berlebihan bagi
para guru.
i Metode penilaian sangat kompleks dan menyita waktu sehingga membingungkan
guru dan mengalihkan fokus dari memberi perhatian sepenuhnya pada siswa.
j Ketidaksiapan guru menerapkan metode pembelajaran pada Kurikulum 2013 yang
menyebabkan beban juga tertumpuk pada siswa sehingga menghabiskan waktu
siswa di sekolah dan di luar sekolah.
k Ketergesa-gesaan penerapan menyebabkan ketidaksiapan penulisan, pencetakan
dan peredaran buku sehingga menyebabkan berbagai permasalahan di ribuan
sekolah akibat keterlambatan atau ketiadaan buku.
l Berganti-gantinya regulasi kementerian akibat revisi yang berulang.

2. Perubahan Kebijakan Kuliah 5 Tahun


Pada tahun 2014 silam, Kementrian Pendidikan dan Kebudayan
mengeluarkan Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 tentang standar nasional
perguruan tinggi. Dalam Permendikbud tersebut diatur mengenai masa studi terpakai
mahasiswa untuk program diploma empat dan sarjana yang hanya dibatasi lima tahun
masa studi. Pemerintah berharap kebijakan ini dapat mengurangi biaya subsidi yang
dikeluarkan oleh pemerintah dan agar mahasiswa lebih serius dalam menyelesaikan
masa kuliahnya. Namun, kebijakan ini mendapat protes dari para mahasiswa yang
merasa terbebani oleh kebijakan yang membatasi ‘ruang gerak’ mereka, serta disiplin
ilmu dari setiap program studi berbeda sehingga tidak dapat diseragamkan. Mereka
sudah lebih nyaman apabila kuliah dibatasi dengan waktu 7 tahun atau 14 semester.
6

Mahasiswa beragapan apabila kuliah dengan rentan waktu 7 tahun maka kualitas para
mahasiswanya akan lebih unggul dan berkualitas. Padahal sebenarnya kualitas
mahasiswa itu bukan tergantung lama atau cepatnya mereka lulus, tetapi dari
individunya yang mau belajar dengan sungguh-sungguh atau tidak. Maka dari itu
kebijakan baru ini masih mendapatkan banyak protes dari kalangan oposisi dan para
mahasiswa. Oleh karena itu, kebijakan ini masih dikaji ulang oleh pemerintah.

3. Bocornya Kunci Jawaban Ujian Nasional


Ujian yang menentukan lulus atau tidaknya pelajar ini dianggap biasa saja
oleh sebagian pelajar. Hal ini karena mereka dengan mudah mendapatkan kunci
jawaban ujian national entah dari internet atau meraka yang membelinya lewat calo.
Padahal belum tentu kunci jawaban yang mereka dapatkan itu 100% benar. Tetapi
mereka mudah berasumsi bahwa kunci jawanban yang mereka dapatkan itu
terpercaya. Hal ini membuat para pelajar enggan untuk belajar secara maksimal
dalam menghadapi ujian nasional. Mereka justru lebih mengandalkan kunci jawaban
yang mereka dapatkan, seakan-akan mereka tidak puas dan tidak percaya diri
terhadap hasil jawabannya sendiri. Hal ini meninbulkan banyak para pelajar yang
nilai ujian mereka bagus, tetapi kualitas para pelajarnya itu sendiri buruk dan tidak
sesuai dengan apa yang ada di ijazah mereka. Pemerintah dinilai terlalu membiarkan
hal ini berlangsung. Padahal pemerintah telah berupaya mengusahakan agar hal ini
berkurang namun mereka justru terkesan dilindungi oleh para oknum pemerintah,
sehingga untuk benar – benar menghilangkan masalah tersebut sulit dilakukan.

4. Kasus Bullying
Intimidasi di sekolah adalah masalah seluruh dunia yang dapat memiliki
konsekuensi negatif bagi iklim sekolah umum dan untuk hak siswa untuk belajar di
lingkungan yang aman tanpa takut. Bullying juga dapat memiliki konsekuensi-baik
seumur hidup negatif bagi siswa yang menggertak dan untuk korban-korban mereka.
Meskipun banyak penelitian formal pada intimidasi telah terjadi di negara-negara
Skandinavia, Inggris, Jepang, Korea, Amerika dan juga Indonesia. Efek yag
7

ditimbulkan dari banyaknya kasus – kasus bullying misalnya hilangnya kepercayaan


diri seseorang, gangguan psikologi, trauma, bunuh diri bahkan jatuhnya korban jiwa.
Sebenarnya sudah banyak hal-hal yang dilakukan untuk mengurangi kasus bullying
dengan membentuk undang-undang, tetapi hal ini terkesan sudah membudaya secara
turun-temurun di organisasi pendidikan suatu negara, khususnya sekolah. Sehingga
untuk menghilangkan masalah bullying ini sulit dilakukan.

B. Isu-Isu IPTEK yang Mempengaruhi Perubahan Pendidikan di Indonesia


Menghadapi abad ke-21, UNESCO melalui “The International Commission
on Education for the Twenty First Century” merekomendasikan Pendidikan yang
berkelanjutan (seumur hidup) yang dilaksanakan berdasarkan empat pilar proses
pembelajaran, yaitu : Learning to know (belajar untuk menguasai
pengetahuan), learning to do (belajar untuk mengetahui keterampilan), learning to
be (belajar untuk mengembangkan diri), dan Learning to live together (belajar untuk
hidup bermasyarakat), untuk dapat mewujudkan empat pilar pendidikan di era
globalisasi informasi sekarang ini, para guru sebagai agen pembelajaran perlu
menguasai dan menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
pembelajaran.
Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada
beberapa pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu sebagai berikut.
1. dari ruang kelas ke dimana dan kapan saja,
2. dari kertas ke “online” atau saluran,
3. dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja
Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan
media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail dan lain
sebagainya. Interaksi antar guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan
tatap muka dan juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru
dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian
pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai
8

sumber media cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau
internet (Rosenberg, 2001).
Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber
teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan internet. Istilah lain yang makin populer saat ini ialah e-learning yaitu
satu model pembelajaran dengan menggunakan media Teknologi Komunikasi dan
Informasi khususnya Internet. Menurut Rosenberg (2001), e-learning merupakan satu
penggunaan Tekonologi Internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan
luas yang berlandaskan tiga kriteria, sebagai berikut.
1. E-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui,
menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau Informasi,
2. Pengiriman sampai kepengguna terakhir melalui komputer dengan
menggunakan teknologi Internet yang standar,
3. Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik
paradigma pembelajaran tradisional.
Sejalan dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi itu
sendiri pengertian e-learning menjadi lebih luas yaitu pembelajaran yang
pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, videotape,
transmisi satellite atau komputer. Robin Paul Ajjelo juga mengemukakan secara
ilustratif bahwa di masa-masa mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku-buku
dan alat tulis seperti sekarang ini, akan tetapi berupa:
1. Komputer notebook dengan akses internet tanpa kabel, yang bermuatan materi-
materi belajar yang berupa bahan bacaan, materi untuk dilihat atau di dengar, dan
dilengkapi dengan kamera digital serta perekam suara.
2. Jam tangan yang dilengkapi dengan data pribadi, uang elektronik, kode security
untuk masuk rumah, kalkulator dan sebagainya.
3. Videophone bentuk saku dengan perangkat lunak, akses internet, permainan,
musik, dan TV.
Sebagai sebuah proses, teknologi pendidikan bersifat abstrak. Dalam hal ini
teknologi pendidikan bisa dipahami sebagai sesuatu proses yang kompleks, dan
9

terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk
menganalisis masalah, mencari jalan untuk mengatasi permasalahan, melaksanakan,
menilai dan mengelola pemecahan masalah tersebut yang mencakup semua aspek
belajar manusia. Sejalan dengan hal tersebut, maka lahirnya Teknologi Pendidikan
yang mencuat saat ini, meliputi pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan,
peningkatan mutu/kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Permasalahan serius
yang masih dirasakan oleh pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan
tinggi adalah masalah Kualitas tertentu saja, ini dapat dipecahkan melalui pendekatan
Teknologi Pendidikan (Rahmayanti, 2015).
Teknologi pembelajaran terus mengalami perkembangan seiring dengan
perkembangan zaman. Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari kita sering
jumpai adanya pemanfaatan dari perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan,
seperti yang sering dilakukan oleh guru atau dosen yaitu mengombinasikan alat
teknologi dalam peroses pembelajaran. Internet merupakan salah satu alat komunikasi
yang murah dimana memungkinkan terjadinya interaksi antara dua orang atau lebih.
Penerapan teknologi di dalam kegiatan pembelajaran ditandai dengan hadirnya e-
learning yang dengan semua variasi tingkatannya telah memfasilitasi perubahan
dalam pembelajaran yang disampaikan melalui semua media elektronik seperti:
audio/video, TV interaktif, compact disc (CD), dan internet (Jamun, 2016: 144).
Kemampuan dan karakteristik internet memungkinkan terjadinya proses
belajar mengajar jarak jauh (E-learning) menjadi lebih efektif dan efisien sehingga
dapat diperoleh hasil yang maksimal. Namun demikian, dalam kehidupan sehari-hari,
kita tidak boleh lupa bahwa Teknologi itu tidak hanya mendatangkan manfaat positif,
melainkan juga akan dapat mendatangkan dampak negatif, inilah yang harus tetap
kita waspadai. Mengingat saat sekarang ini sering kita jumpai dimana-mana banyak
para pelajar dan mahasiswa yang sering menggunakan fasilitas Teknologi tidak sesuai
dengan yang diharapkan, sehingga hal ini dapat mendatangkan dampak yang negatif
(Maunah, 2016).
10

IPTEK berkembang pesat berkat pemakaian alat-alat yang makin sempurna,


sehingga mendapat sebutan IPTEK modern. Kemajuan IPTEK mendorong majunya
teknologi yang makin dapat memakmurkan kehidupan manusia, karena tujuan
teknologi memang diadakan untuk kebutuhan manusia. Namun, di samping tujuan
dapat tercapai, terjadi pula dampak sampingan (side-effect) yang dapat mengganggu.
Untuk itu, diupayakan peningkatan kegunaan teknologi dan memperkecil dampaknya.
Bila hal tersebut tercapai, maka kegiatan mempergunakan teknologi memperoleh
nilai ekonomis yang berarti. Misalnya, pemakaian pesawat terbang besar dan cepat
memudahkan orang mencapai tujuan, tetapi kejatuhannya menimbulkan resiko besar.
Jadi, tujuan dapat dicapai dengan hasil maksimal, sementara dampaknya diperkecil.

Dampak negatif dari perkembangan iptek salah satunya adalah adanya


teknologi yang disalah gunakan oleh masyarakat, seperti Handpone, jejaring social
dan lain-lain. Banyak terjadi penipuan dan tindakan kejahatan yang dilakukan
oknum-oknum tertentu dengan melalui teknologi. Seperti, pencurian uang, penipuan,
penculikan, dan pembunuhan berencana. Selain itu, iptek yang berkembang pesat
dapat menghilangkan nilai social dimasyarakat tertentu. Seperti, dengan
menggunakan handphone, TV, mobil, motor ataupun bahkan jejaring social, seorang
individu dapat berkomunikasidan menjalani aktivitas dengan mudah tanpa adanya
interaksi atau gotong royong antar masyarakat lainnya. Hal tersebut, dapat
menghilangkan nilai-nilai social dalam kehidupan, karena individu akan memilih
untuk mengerjakan kerjaannya sendiri tanpa harus meminta bantuan orang lain.

Dampak lainnya adalah adanya globalisasi, yaitu masuknya pengaruh dan


gaya dari luar negeri yang dapat menghilangkan nilai asli bangsa Indonesia.
Contohnya yaitu anak muda zaman sekarang banyak yang memicu gaya pakaian
orang luar atau negeri tetangga. Tradisi asli Indonesia tiak lagi dipakai di zaman
sekarang karena perkembangan teknologi dan iptek yang mempengaruhinya. Pada
tahun ini, apalagi orang-orang lagi deman K-POP yaitu fenomenalnya lagu-lagu dan
boyband dari korea selatan di Indonesia. Saat ini sangat menjadi perbincangan
hangat, kiblat fashion bagi anak muda zaman sekarang. Bahkan banyak musisi
11

Indonesia yang meniru gaya mereka. Perkembangan iptek akan selalu maju setiap
tahunnya, maka dari itu kita sebagai jiwa muda harus tetap bisa menjaga nilai an
tradisi serta budaya bangsa Indonesia.

Adapun pengaruh positif dan negatif dari perkembangan Teknologi terhadap dunia
pendidikan yaitu sebagai berikut.

1. Pengaruh Positif Teknologi terhadap Dunia Pendidikan


Pengembangan dan Penerapan Teknologi informasi juga bermanfaat untuk
pendidik (Suripto et al, 2014: 3), antara lain:
a. Munculnya Media Massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu
dan pusat Pendidikan. Seperti jaringan Internet, Lab. Komputer Sekolah dan
lain-lain.
Dampak dari hal ini yaitu guru bukanlah satu-satunya sumber ilmu
pengetahuan, sehingga siswa dalam belajar tidak perlu terlalu terpaku
terhadap Informasi yang diajarkan oleh guru, tetapi juga bisa mengakses
materi pelajaran langsung dari Internet, olehnya itu guru disini bukan hanya
sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing siswa untuk mengarahkan
dan memantau jalannya pendidikan, agar siswa tidak salah arah dalam
menggunakan media informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.
b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan
siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
Dengan kemajuan Teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat
siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut
dengan bantuan Teknologi bisa dibuat abstrak, dan dapat dipahami secara
mudah oleh siswa.
c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka.
Selama ini, proses pembelajaran yang kita kenal yaitu adanya pembelajaran
yang disampaikan hanya dengan tatap muka langsung, namun dengan adanya
kemajuan teknologi, proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa
dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos Internet dan lain-lain.
12

d. Adanya sistem pengolahan data hasil penilaian yang menggunakan


pemamfaatan Teknologi. Dulu, ketika orang melakukan sebuah penelitian,
maka untuk melakukan analisis terhadap data yang sudah diperoleh harus
dianalisis dan dihitung secara manual. Namun setelah adanya perkembangan
IPTEK, semua tugasnya yang dulunya dikerjakan dengan manual dan
membutuhkan waktu yang cukup lama, menjadi sesuatu yang mudah untuk
dikerjakan, yaitu dengan menggunakan media teknologi, seperti Komputer,
yang dapat mengolah data dengan memamfaatkan berbagai
program yang telah di installkan.
e. Pemenuhan kebutuhan akan fasilitas pendidikan dapat dipenuhi dengan cepat.
Dalam bidang pendidikan tentu banyak hal dan bahan yang harus
dipersiapkan, salah satu contoh, yaitu; Penggandaan soal Ujian, dengan
adanya mesin foto copy, untuk memenuhi kebutuhan akan jumlah soal yang
banyak tentu membutuhkan waktu yang lama untuk mengerjakannya kalau
dilakukan secara manual. Tapi dengan perkembangan teknologi semuanya itu
dapat dilakukan hanya dalam waktu yang singkat. Khususnya dalam kegiatan
pembelajaran, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari perkembangan
IPTEK, yaitu:
1) Pembelajaran menjadi lebih efektif dan menarik.
2) Dapat menjelaskan sesuatu yang sulit / Kompleks.
3) Mempercepat proses yang lama.
4) Menghadirkan peristiwa yang jarang terjadi.
5) Menunjukkan peristiwa yang berbahaya atau diluar jangkauan.
2. Pengaruh Negatif Teknologi Terhadap Dunia Pendidikan

Disamping dampak positif yang ditimbulkan oleh perkembangan IPTEK, juga


akan muncul dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh perkembangan IPTEK
dalam proses pendidikan, (Sudibyo, 2011:182) antara lain:

a) E-learning yang dapat menyebabkan pengalihfungsian guru dan mengakibatkan


13

guru jadi tersingkirkan, atau juga menyebabkan terciptanya individu yang bersifat
individual karena system pembelajaran dapat dilakukan dengan hanya seorang diri.
Bahkan dimungkinkan etika dan disiplin peserta didik susah atau sulit untuk diawasi
dan dibina, sehingga lambat laun etika dan manusia khususnya para peserta didik
akan menurun drastis, serta hakikat manusia yang utama yaiu sebagai makhluk sosial
akan tergerus.

b) Seringnya mengakses internet dikhawairkan siswa/mahasiswa bukannya benar-benar


memanfaatkan teknologi informasi dengan optimal, tetapi malah mengakses hal-hal
yang tidak baik, seperti pornografi, game online. Bahkan dapat terkena cyber-
relational addiction ialah keterlibatan yang berlebihan pada hubungan yang terjalin
melalui internet (seperti melalui chat room dan virtual affairs) sampai kehilangan
kontak dengan hubungan-hubungan yang ada dalam dunia nyata.
c) Peserta didik bisa terkena information overload, yakni menemukan informasi yang
tidak habis-habisnya yang tersedia di internet, sehingga rela menghabiskan waktu
berjam-jam untuk mengumpulkan dan mengorganisir informasi yang ada, yang
akhirnya dapat membuat seseorang kecanduan, terutama menyangkut pornografi dan
dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut.
d) Pelajar atau juga mahasiswa menjadi pecandu dari keberadaan dunia maya secara
berlebihan. Hal ini bisa terjadi ketika siswa/mahasiswa tidak memiliki sikap skeptic
serta kritis terhadap sesuatu hal yang baru. Apalagi dalam konteks dunia maya
(internet) mereka secara tidak langsung telah masuk di dalam dunia yang over free,
maka sangat penting adanya kedua sikap di atas untuk menjadi benteng atau filter dari
segala sumber informasi yang ada. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya ialah
perhatian dari orang tua juga sangat berperan dalam menanamkan nilai-nilai tentang
sebuah norma agama sebagai landasan hidup.
e) Tindakan kriminal (Cyber Crime). Di dalam dunia pendidikan hal ini dapat terjadi,
misalnya pencurian dokumen atau asset penting tentang sebuah tatanan pendidikan
yang sesungguhnya dirahasiakan (dokumen mengenai ujian akhir atau negara) dengan
media internet.
14

f) Menimbulkan sikap yang apatis pada masing-masing individu, baik bagi


pelajar/siswa/mahasiswa maupun pengajar/guru/dosen. Hal ini dapat dilihat misalnya
pada system pembelajaran yang bersifat virtual maupun e-learning. Di mana system
pembelajaran yang tidak saling bertemu antara peserta didik dengan pengajar, maka
dapat terjadi peserta didik kurang aktif dalam sistem pembelajaran dan hasilnya tidak
maksimal (Asmani, 2011: 149).
15

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan dari kajian pustaka diatas adalah:
1. Terdapat beberapa isu-isu sosial yang mempengaruhi perubahan pendidikan di
Indonesia seperti adanya perubahan kurikulum, perubahan kebijakan kuliah 5
tahun, bocornya kunci jawaban ujian nasional, dan kasus bullying.
2. Isu-isu IPTEK yang mempengaruhi perubahan pendidikan di Indonesia seperti
siswa menjadi malas belajar karena perkembangan teknologi, kerahasiaan alat
tes untuk pendidikan semakin terancam, dan penyalahgunaan system pengolah
data yang menggunakan teknologi.

B. Saran
1. Perubahan yang terjadi di masyarakat tentunya sangat berpengaruh pada dunia
pendidikan. Masalah-masalah sosial yang muncul di tengah masyarakat juga
dialami dunia pendidikan. Sehingga sosiologi pendidikan memainkan
perannya untuk ikut memformat pendidikan yang mampu berkiprah secara
kontekstual. Sistem, muatan, proses dan arah pendidikan perlu ditata ulang
dan diatur secara khusus sehingga mampu menjawab sekaligus bermain di
arena perubahan sosial budaya tersebut.
2. Dampak negatifnya yaitu terjadinya perubahan perilaku, etika, norma, aturan,
atau moral kehidupan yang bertentangan dengan etika, norma, aturan, dan
moral kehidupan yang pada masyarakat. Menyikapi keadaan ini, maka peran
pendidikan sangat penting untuk mengembangkan dampak positif dan
memperbaiki dampak negatifnya.

15
16

DAFTAR RUJUKAN

Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Diva Press.
Jamun, Yohannes Maryono. 2016. “Desain Aplikasi Pembelajaran Peta NTT
Berbasis Multimedia”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, Vol. 8, No.
1: 144–150.
Kemendikbud. 2014. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Maunah, B. 2016. Dampak Regulasi di Bidang TIK terhadap Perubahan Tingkah
Laku Sosial Siswa di SMK. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 2(1): 176-186
Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
Rahmayanti. 2015. Penggunaan Media IT dalam Pembelajaran. Jurnal Ilmiah Circuit,
1(1): 85-97
Rosenberg, Marc. J. 2001. E-Learning : Strategies For Delivering Knowledge In The
Digital Age. USA : McGraw-Hill Companies
Sudibyo, Lies. 2011. “Peranan dan Dampak Teknologi Informasi dalam Dunia
Pendidikan di Indonesia”. Jurnal WIDYATAMA Universitas Veteran Bangun
Nusantara Sukoharjo. Vol. 20, No.2: 175-185.
Suripto, Fatmasari R., dan Purwantiningsih. “Penggunan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dan Dampaknya Dalam Dunia Pendidikan”. Makalah disajikan
dalam seminar Citizen Journalism dan Keterbukaan Informasi Publik untuk
Semua, Jakarta, 16 April 2014.

You might also like