You are on page 1of 4

Judul Respiratory pattern of diaphragmatic breathing and pilates breathing in

COPD subjects
Author Karina M. Cancelliero-Gaiad, Daniela Ike, Camila B. F. Pantoni1, Audrey
Borghi-Silva1, Dirceu Cost
Tahun 2014
Penerbit Braz J Phys Ther. 2014 July-Aug; 18(4):291-299
Tujuan membandingkan parameter ventilasi selama DB dan PB di pasien PPOK
dan orang dewasa yang sehat
Metode - Jumlah responden: 30 orang ( 15 orang PPOK, 15 orang sehat) \
- Melakukan 3 jenis pernapasan, napas normal, napas dengan diafragram
dan napas dalam.
- pola pernapasan dianalisis oleh plethysmography induktif pernapasan.
- Parameter waktu, volume, dan thoracoabdominal koordinasi dievaluasi
Hasil - Dengan teknik Napas dalam dapat peningkatan volume pernapasan,
waktu, dan SpO2 serta penurunan tingkat pernapasan pada kedua
kelompok.
- Pernapasan menggunakan pilates peningkatan volume pernapasan
dalam kelompok yang sehat, tapi tidak ada manfaat tambahan untuk
kelompok PPOK.
- Sehubungan dengan thoracoabdominal koordinasi, kedua kelompok
disajikan asynchrony lebih tinggi selama DB, dengan peningkatan
yang lebih besar dalam kelompok yang sehat.
Kesimpulan DB menunjukkan efek positif seperti peningkatan volume paru-paru,
pernapasan gerak, SpO2, dan pengurangan laju pernafasan.Meskipun tidak
ada perubahan dalam volume dan waktu pengukuran selama PB di PPOK,
pola pernapasan ini meningkatkan volume dalam subyek sehat dan
oksigenasi pada kedua kelompok.
Dalam konteks ini, manfaat DB ditekankan sebagai pengobatan pendukung
dalam program rehabilitasi pernafasan.

Jurnal Pendukung
Judul A Home-Based Diaphragmatic Breathing Retraining in Rural Patients
With Heart Failure
Author Yaewon Seo1, Bernice Yates, Louise LaFramboise, Bunny Pozehl, Joseph
F. Norman dan Melody Hertzog.
Tahun 2015
Penerbit Western Journal of Nursing, Halaman 1-22
Tujuan meneliti efek dari pernapasan diafragma pelatihan ulang intervensi (DBR)
yang disampaikan lebih dari 8 minggu dengan tindak lanjut di 5 bulan.
Metode - Jenis penelitian: randomized controlled trial
- Sampel: 36 pasien Heart Failure dengan kelas 2-4, dengan usia lebih
dari 19 tahun, yang mengeluh sesak jika beraktivitas,
- Dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok intervensi (n= 18) dan
kelompok control (n=18).
- Kelompok intervensi diafragma setelah 8 minggu yang bertahan hanya
13 orang. Kelompok control setelah 8 minggu tersisa 16 orang.
- Intervensi dilanjutkan selama 5 bulan, kelompok intervensi tersisa 12
orang, kelompok control tersisa 15 orang.
Hasil - Hasil dari analisis menunjukkan sesak meningkat pada kedua
kelompok, dengan sedikit perbedaan antara kelompok.
- Namun pada kelompok intervensi responden mengalami peningkatkan
aktivitas fisik (kalori dikeluarkan; η2 =.015) dan status fungsional (η2
=.013) di 5-bulan follow-up dan peningkatan aktivitas penting di 8
minggu (η2 =.070) dibandingkan dengan kelompok control

Kesimpulan - Intervensi ini memberikan efek pada aktivitas dan fungsi tetapi tidak
mengurangi sesak. Pasien mungkin meningkatkan aktivitas fisik karena
petunjuk untuk menggunakan DBR selama kegiatan kehidupan sehari-
hari.
Jurnal Pendukung
Judul Comparison Of Effectiveness Of Diaphragmatic Breathing And Pursed-Lip
Expiration Exercises In Improving The Forced Expiratory Flow Rate And
Chest Expansion In Patients With Bronchial Asthm
Author G. Shine, Shaikhji Saad, Shaikhji Nusaibath, Abdul Rahim Shaik, S.
Padmakumar
Tahun 2016
Penerbit Int J Physiother 2016; 3(2)
Tujuan mengevaluasi dan membandingkan efektivitas intercostal peregangan
teknik versus pernapasan diafragma pada dyspnoea, perluasan dada dan
kapasitas fungsional pada penyakit PPOK.
Metode - Jenis penelitian: pre-test post-test experimental study
- Sampel: 30 orang dengan asma, usia 20-40 thn. Kemudian dibagi
menjadi 2 grup 9 orang kelompok control dan 9 orang kelompok
eksperimen.
- Kelompok 1 15 orang: diberikan latihan napas menggunakan diafragma
selama 6 minggu, 1 minggunya 5 hari, dalam 1 hari 2x latihan selama
20 menit persesi.
- Kelompok 2 15 orang hanya melakukan Pursed Lip Breathing selama
6 minggu, 1 minggunya 5 hari, dalam 1 hari 2x latihan selama 20 menit
persesi.
- Data yang dianalisis menggunakan statistik paket perangkat lunak versi
17,0 ilmu sosial (SPSS).Analisis ini dilakukan dengan menggunakan
siswa dipasangkan t-test dan signifikansi Statistik diterima untuk p <
0.05
Hasil - Chest expansion (cm), Grup 1 p= 0,002, grup 2 p= -
- PEFR (Lt/ min), kelompok 1 p= 0,001, kelompok 2 p= -
Kesimpulan latihan pernapasan diafragma memainkan peran penting dalam
rehabilitasi pasien asma untuk mendapatkan perbaikan fungsional,
kemerdekaan dan mengurangi gangguan fungsional dan gejala.
Jurnal Pendukung
Judul Comparison of Intercostal Stretch Technique Versus Diaphragmatic
Breathing on Dyspnoea, Chest Expansion And Functional Capacity in
Stable Copd
Author Dangi Ashwini, Sheth Bhagyashri, Deo Medha
Tahun 2017
Penerbit International Journal of Scientific and Research Publications, Volume 7,
Issue 5
Tujuan mengevaluasi dan membandingkan efektivitas intercostal peregangan
teknik versus pernapasan diafragma pada dyspnoea, perluasan dada dan
kapasitas fungsional pada penyakit PPOK.
Metode - Jenis penelitian: Randomized Interventional Trial
- Sampel: 18 orang dengan COPD, usia 60-70 thn, yang dihitung nilai
sesak dengan MRC scale, tekanan ekspansi dada, 6MWD.
Kemudian dibagi menjadi 2 grup 9 orang kelompok control dan 9 orang
kelompok eksperimen.
- Kelompok eksperimen: 2x sehari selama 5 hari diberi terapi teknik
peregangan interkosta dengan konvensional fisioterapi dada.
- Kelompok control diberikan terapi teknik napas difragma dengan
konvensional fisioterapi dada 2x sehari selama 5 hari.
Hasil - Skor sesak pada kedua kelompok sama sebelum dan setelah intervensi
p=0,0039.
- 6MWD kelompok A p= 0,0028, kelompok B p=0,0196
- Chest expansion – axilla level (inches) kelompok A p=0,1690,
kelompok B p= 0,0805
- Chest expansion – nipple level (inches) kelompok A p=0,0005,
kelompok B p=0,0081
- Chest expansion – xiphisternal level (inches) kelompok A p= <
0.0001, kelompok B p= < 0.0001.
Kesimpulan Teknik peregangan interkosta dan pernapasan diafragma adalah sama-
sama efektif dalam mengurangi dyspnoea, meningkatkan ekspansi dada
dan kapasitas fungsional di PPOK

You might also like