You are on page 1of 16

LAPORAN PRAKTIKUM KONSERVASI ENERGI

SISTEM BEBAN TIDAK SEIMBANG

Disusun sebagai salah satu tugas mata konservasi energi pada semester VI

Diusulkan Oleh :
Yudhistira Nugraha
151711031

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


BANDUNG
2018
BAB I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Saat ini energi listrik banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
rumah tangga maupun industri. Hal ini karena energi listrik mudah untuk dikonversikan
menjadi energi lainnya. Oleh karena itulah, energi listrik menjadi kebutuhan yang
utama. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan sistem penyediaan energi
listrik yang stabil dan kontinyu.
Penggunaan energi listrik dikonsumen tidak sama. Terjadi pembagian beban-
beban yang pada awalnya merata tetapi karena ketidakserempakkan waktu penyalaan
beban-beban tersebut, maka menimbulkan ketidakseimbangan beban yang berdampak
pada penyediaan energi listrik. Ketidakseimbangan beban antara tiap-tiap fasa (fasa R,
fasa S, dan fasa T) inilah yang menyebabkan mengalirnya arus netral. Adanya arus
netral menyebabkan rugi-rugi (losses).
Pemasangan daya yang terlalu besar akan membawa kerugian kepada badan yang
bersangkutan dengan tingginya tarif yang harus dibayar. Sehingga evaluasi harus
dilakukan untuk mengetahui penggunaan daya listrik yang terpakai. Oleh karena itu
perlu dilakukan upaya-upaya untuk meminimalisir arus netral untuk mengurangi losses
dengan cara melakukan peluang konservasi pada sistem jaringan tidak seimbang.

I.2. Tujuan

Berikut tujuan dari praktikum konservasi energi beban tidak seimbang :

 Mengevaluasi sistem kelistrikan dilihat dari ketidakseimbangan beban terpasang.


 Mencari peluang penghematan energi.
 Menentukan langkah yang akan diambil untuk melakukan konservasi energi
untuk menyeimbangkan beban.

I.3. Rumusan Masalah

Berikut merupakan rumusan masalah dari praktikum beban tidak seimbang.

 Apa saja peluang penghematan energi dan rekomendasi yang tepat untuk
mengatasi beban tak seimbang
 Membandingkan hasil percobaan dengan teori
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Ketidakseimbangan beban pada suatu sistem distribusi tenaga listrik selalu terjadi dan
penyebab ketidakseimbangan tersebut adalah karena ketidakserempakan waktu
penyalaan beban-beban tersebut. Akibat ketidakseimbangan beban tersebut muncullah
arus netral. Arus netral yang mengalir menyebabkan terjadinya losses (rugi-rugi), yaitu
losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral dan losses akibat arus netral
yang mengalir ke tanah.
Yang dimaksud dengan keadaan seumbang adalah suatu keadaan dimana:
 Ketiga vektor arus/tegangan sama besar.
 Ketiga vektor saling membentuk sudut 120o satu sama lain.
Sedangkan yang dimaksud dengan keadaan tidak seimbang adalah keadaan dimana
salah satu atau kedua syarat keadaan seimbang tidak terpenuhi. Kemungkinan keadaan
tidak seimbang ada 3 yaitu:
 Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120o satu sama lain.
 Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 120o satu sama lain.
 Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 120o satu sama lain.

Akibat ketidakseimbangan beban:


1. Adanya rugi dan drop tegangan pada konduktor netral
2. Menyebabkan tegangan 3-fasa tidak seimbangan dalam sistem distribusi tenaga
3. Mengurangi torsi dan terjadinya overheating motor induksi
4. Gangguan elektromagnetik yang berlebihan untuk peralatan yang sentitif
5. Mengakibatkan kesalahan pada sistem pengukuran

Analisa ketidakseimbangan beban, menggunakan persamaan:

[𝐼𝑅 ] = 𝑎 [𝐼]
[𝐼𝑆 ] = 𝑏 [𝐼]
[𝐼𝑇 ] = 𝑐 [𝐼]

Dengan IR, IS, dan IT berturut-turut adalah arus di arus fasa R, S, dan T.

I : besarnya arus fasa dalam kedaan seimbang sama dengan Irata-rata

a,b,c : koefisien kedaan tidak seimbang arus-arus fasa.


Rata-rata ketidakseimbangan beban (dalam%) dinyatakan dengan rumus:

{|𝑎 − 1| + |𝑏 − 1| + |𝑐 − 1|}
𝑥 100%
3

Losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral dapat dihitung besarnya, yaitu:

PN = IN2 .RN

Persentase losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral adalah:

𝑃𝑁
% PN= x 100%
𝑃

P = daya aktif (watt)

BAB III. METODE

Berikut merupakan metode yang digunakan, antara lain :

A. Prosedut Kerja

1. Pahami dan mengerti materi sistem beban tak seimbang.


2. Pahami gambar rangkaian pada gambar rangkaian.
3. Persiapkan alat dan bahan.
4. Periksa kelayakan alat.
5. Susun lampu sesuai konfigurasi

Fasa R (watt) Fasa S (watt) Fasa T (watt)


No L1 L2 L3 L1 L2 L3 L1 L2 L3
1 25 40 60 25 40 60 25 100 60
2 60 25 40 60 25 40 60 25 100
3 40 60 25 40 60 25 100 60 25
4 25 100 60 25 100 60 25 40 60
5 60 25 100 60 25 100 60 25 40
6 100 60 25 100 60 25 40 60 25
7 40 60 100 40 60 100 40 25 60
8 100 40 60 100 40 60 60 40 25
9 25 60 40 60 100 25 60 100 40
10 60 40 25 100 25 60 60 40 100
11 100 100 - 40 25 - 60 25 -
12 100 - - 100 - - 60 40 -
6. Nyalakan sumber listrik
7. On-kan saklar MCB pada modul.
8. Amati tegangan pada fasa to netral (fasa R, S, T)
9. Amati tegangan pada fasa R, S, T dan Netral
10. Catat nilai yang telah diamati pengamatan di tabel percobaan
11. Ulangi langkah 5 sampai 10 untuk setiap konfigurasi
12. Pastikan data praktikum telah diamati semua
13. Mematikan sumber setelah praktikum selesai.

B. Skema Rangkaian dan Titik Pengukuran

1. Skema Rangkaian
Berikut merupakan skema rangkaian yang digunakan dalam praktikum beban tak
seimbang.

Gambar 1. Rangkaian praktikum beban tak seimbang

2. Titik Pengukuran
Titik pengukuran yang dilakukan adalah melihat tegangan dan arus Tiap fasa dan
melakukan konfigurasi beban agar system menjadi seimban
3. Alat dan Bahan Yang Digunakan
Berikut merupakan alat dan bahan yang digunakan.
Tabel 1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan Jumlah


Voltmeter 3 buah
Amperemeter 4 buah
Modul rangkaian beban tak seimbang
Lampu 11 buah

BAB IV. Perhitungan dan Analisa

Berikut merupakan data yang didapatkan mencangkup data primer hasil pengukuran dan data
olahan beserta analisisnya.

Berikut merupakan spesifikasi lampu yang digunakan ketika praktikum sistem beban tak
seimbang :

Tabel 2 Spesifikasi Lampu

No Jenis Lampu Spesifikasi Lampu


1 Sodium Kapasitas 25 W
2 Halogen Kapasitas daya 100W
3 Pijar Kapasitas daya 60 W
4 Sodium Kapasitas daya 40 W

 Menyeimbangkan beban dengan cara mengubah komposisi beban


Metode berikut dilakukan dengan cara menukar beban lampu pada praktikum beban tak
seimbang sehingga didapatkan data sebagai berikut.

Tabel 3. Data Percobaan menyeimbangkan beban dengan konfiguras lampu


No Tegangan (Volt) Arus (A) Daya Aktif (kW)
RN SN TN R S T N R S T P(total)
1 225,6 221,8 221,7 0,0468 0,0476 0,077 0,0263 0,01037 0,01052 0,01689 0,03775
2 224,9 221,2 221,1 0,0468 0,0475 0,077 0,0257 0,01034 0,01049 0,01687 0,03768
3 224,8 221,9 221 0,0466 0,0474 0,0768 0,0257 0,01029 0,0105 0,01678 0,03754
4 226,7 222,5 224,8 0,0695 0,0758 0,0545 0,02 0,01559 0,01667 0,0121 0,04437
5 226,7 222,9 224,6 0,0696 0,0756 0,0544 0,0199 0,01556 0,01669 0,01209 0,04434
6 226,6 222,5 224,5 0,0699 0,0757 0,0543 0,0201 0,01571 0,01669 0,01206 0,04447
7 226,5 222,2 224,6 0,0757 0,0883 0,0556 0,0286 0,01697 0,01947 0,01233 0,04877
8 226,3 222,6 224,4 0,0756 0,0884 0,0555 0,0293 0,01697 0,01954 0,01233 0,04884
9 226,9 223,2 222,8 0,0476 0,0722 0,0856 0,0304 0,01066 0,01606 0,0189 0,04563
10 226,9 223 222,8 0,0476 0,0721 0,0853 0,0302 0,01062 0,016 0,01879 0,0454
11 224,9 223,9 223,3 0,0766 0,0312 0,0335 0,0408 0,017 0,00684 0,00746 0,0313
12 226 223,2 223,1 0,0383 0,0411 0,0424 0 0,0085 0,00909 0,00933 0,02692

Perhitungan:

a) Menghitung ketidak seimbangan beban.


Analisa ketidakseimbangan beban, menggunakan persamaan:
[𝐼𝑅 ] = 𝑎 [𝐼]
[𝐼𝑆 ] = 𝑏 [𝐼]
[𝐼𝑇 ] = 𝑐 [𝐼]
Mencari koefisien a, b, c . Contoh, untuk konfigurasi beban no. 1:

𝐼𝑅 +𝐼𝑆 +𝐼𝑇 0.0468+0.0476+0.077


Irata-rata = = = 0.06A
3 3
𝐼𝑅 0.0468
𝑎= = = 0,819
𝐼 0.06
𝐼𝑆 0.0476
𝑏= = = 0,833
𝐼 0.06
𝐼𝑇 0,077
𝑐= = = 1,348
𝐼 0.06

{|𝑎−1|+ |𝑏−1|+ |𝑐−1|} {|0.819−1|+ |0.833−1|+ |1.348−1|}


x 100% = x 100% = 23,18%
3 3
Tabel untuk keseluruhan konfigurasi beban, presentase rata-rata ketidakseimbangan beban yang
terkecil menunjukkan beban mendekati seimbang.

Tabel 4. Presentase rata-rata ketidakseimbangan

IR IS IT Irata-rata a b c %
0,0468 0,0476 0,077 0,057 0,819 0,833 1,348 23,18
0,0468 0,0475 0,077 0,057 0,820 0,832 1,349 23,23
0,0466 0,0474 0,0768 0,057 0,819 0,833 1,349 23,26
0,0695 0,0758 0,0545 0,067 1,044 1,138 0,818 12,11
0,0696 0,0756 0,0544 0,067 1,046 1,136 0,818 12,16
0,0699 0,0757 0,0543 0,067 1,049 1,136 0,815 12,34
0,0757 0,0883 0,0556 0,073 1,034 1,206 0,760 16,03
0,0756 0,0884 0,0555 0,073 1,033 1,208 0,759 16,10
0,0476 0,0722 0,0856 0,068 0,695 1,055 1,250 20,32
0,0476 0,0721 0,0853 0,068 0,697 1,055 1,248 20,23
0,0766 0,0312 0,0335 0,047 1,626 0,662 0,711 41,76
0,0383 0,0411 0,0424 0,041 0,943 1,012 1,044 3,78

b) Menghitung losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral.

PN = IN2 .RN
𝜌.𝐿
RN =
𝐴
Diketahui :𝜌 (hambatan jenis kawat tembaga) = 1.7 x 10-8Ωm
L = 70 cm = 0.7 m
A = 1.5 mm2 = 1,5 x 10-6 m2
𝜌.𝐿 1,7𝑥10−8 .0,7
RN = = = 0.793 x 10-2Ω
𝐴 1,5𝑥10−6

Contoh perhitungan losses untuk konfigurasi beban no.1 :


PN = IN2 .RN
PN = (0.0263)2. 0.793 x 10-2= 5,48 x 10-5W
P = 37,75 W
𝑃𝑁 5,48 x 10−5
%PN= x 100% = x 100% = 1,45 x 10-6W
𝑃 37,75

Tabel untuk keseluruhan perhitungan presentase losses.


Tabel 5. Perhitungan losses

In Rn (Ω) P (watt) Pn (watt) Ploss (%)


0,0263 0,00793 37,75 5,48x10-5 1,45x10-6
0,0257 0,00793 37,68 5,24x10-5 1,39x10-6
0,0257 0,00793 37,54 5,24x10-5 1,4x10-6
0,02 0,00793 44,37 3,172x10-5 7,15x10-7
0,0199 0,00793 44,34 3,14x10-5 7,08x10-7
0,0201 0,00793 44,47 3,2x10-5 7,2x10-7
0,0286 0,00793 48,77 6,49x10-5 1,33x10-6
0,0293 0,00793 48,84 6,8x10-5 1,4x10-6
0,0304 0,00793 45,63 7,33x10-5 1,61x10-6
0,0302 0,00793 45,4 7,23x10-5 1,6x10-6
0,0408 0,00793 31,3 1,32x10-4 4,22x10-6
0 0,00793 26,92 0 0
Analisa
Pada praktikum beban tak seimbang yang telah dilakukan, sebagai tujuan praktikum yaitu
membuat keseimbangan beban pada setiap fasa (R-S-T). Untuk proses menyeimbangkan beban
dilakukan dengan metode konfigurasi beban.
Percobaan dengan parameter konfigurasi lampu dengan beban setiap fasanya (R-S-T)
dengan daya lampu 100W, 60W, 40W dan 25W. Maka didapatkan arus netral terbesar pada
konfigurasi ke 11 yaitu 0,0408 A dan arus netral terkecil pada konfigurasi lampu ke 12 dengan
arus netral sebesar 0. Hal ini disebabkan pada konfigurasi ke 12 beban pada setiap fasa memiliki
besaran yang sama sehingga tidak ada arus yang mengalir pada kabel netral.
Pada keseimbangan beban dengan metode konfigurasi beban, dilakukan dengan cara
mengatur pemosisian lampu pada pembebanan fasa yang sesuai. Kondisi sesuai dalam hal ini
adalah kondisi dimana untuk mendapatkan arus netral yang mendekati ideal yaitu nol (In = 0).
Sehingga dari praktikum dengan metode ini didapatkan kondisi paling baik dengan konfigurasi
ke 12 seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4, yaitu dengan hasil pengukuran didapatkan losses
1,5% dan arus netralnya adalah 0A.

Dari percobaan tersebut dapat dianalisis bahwa semakin besar arus netral maka semakin
besar losses yang timbul. Hal ini digambarkan pada grafik..

Losses terhadap arus netral


5

3 y = 88.294x - 0.8067
R² = 0.7101
Ploss (%)

2 Losses terhadap arus


netral
1
Linear (Losses
0 terhadap arus netral)
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05
-1

-2
In
Arus netral mempengaruhi besarnya losses sesuai dengan rumus PN=IN2.RN. dimana rugi-
rugi pada penghantar netral sebanding dengan kuadrat arus netral yang mengalir di
penghantar tersebut. Dari percobaan ini, arus netral yang paling kecil yakni 0 A
menghasilkan rugi-rugi yang paling kecil pula, yaitu sebesar 0 W.

Peluang Penghematan Energi

Terdapat beberapa peluang penghematan energi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah beban tak seimbang, diantaranya:
- Menyeimbangkan beban setiap fasanya agar tidak ada arus netral yang mengalir.
- Memilih kabel dengan luasan yang lebih besar mengganti kabel dengan yang lebih
pendek, sehingga akan menurunkan hambatan pada kawat netral

Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat diterapkan, sesuai dengan praktikum ini yakni


mengubah/mengatur konfigurasi beban tiap fasa, mengatur beban dengan seimbang
untuk memperkecil arus netral sehingga losses kecil.
BAB V. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum beban tak seimbang yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa
kesimpulan diantaranya :
a. Beban yang tidak seimbang akan menimbulkan arus netral yang menyebabkan rugi-
rugi pada penghantar netral.
b. Rugi-rugi pada penghantar netral berbanding lurus dengan besarnya arus netral yang
mengalir.
c. Presentase rata-rata ketidakseimbangan beban sebanding dengan rugi-rugi. Semakin
kecil persen ketidaksembangan beban, maka semakin kecil pula rugi-rugi yang
ditimbulkan.
d. Peluang penghematan energi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
ketidakseimbangan beban yaitu menyeimbangkan beban tiap fasanya mengganti
ukuran kabel dengan penampang yang lebih besar atau mengurangi panjang kabel
yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

2016. Modul praktikum konservasi. POLBAN

Setiadji, Julius S, Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral dan Losses pada
Trafo Distribusi, Surabaya : Universitas Kristen Petra, 2006.

You might also like