You are on page 1of 11

TREND PREVALENSI PENYAKIT DIABETES MELITUS (DM) TIPE 2 DI RUMAH SAKIT

UMUM DAERAH (RSUD) CILACAP TAHUN 2009-2015

Trend Prevalence of Diabetes Mellitus (DM) Type 2 Regional General Hospital (Hospital) Cilacap
2009-2015

Engkartini*
1
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap 53223
Email : engkar_06@yahoo.com

ABSTRAK

Latar belakang : Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan nasional yang mengalami
peningkatan setiap tahun. Data epidemologi diperkirakan pada tahun 2030 prevalensi DM di Indonesia
mencapai 21,3 juta orang. Peningkatan penderita DM disebabkan berbagai faktor antara lain jenis
kelamin, umur, riwayat keluarga, hipertensi, kolesterol dan tempat tinggal.Tujuan penelitian ini
mengetahui trend prevalensi penyakit Diabetes Melitus (DM) tipe 2 di RSUD Cilacap tahun 2009-2015.
Metode: Desain penelitian yang digunakan deskriptif kuantitatif. Metode penelitian menggunakan survey
cross sectional. Populasi sebanyak 2104 dan sampel 336 rekam medis penderita DM tipe 2 yang dirawat
di RSUD Cilacap. Analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif dan teknik pengambilan sampel
dengan convenience sampling. Hasil: Hasil penelitian trend penyakit DM rata-rata mengalami
peningkatan 3,8%. Penderita DM tipe 2 sebagian besar berjenis kelamin perempuan dan usia diatas 45
tahun. Hasil uji beda terdapat perbedaan jenis kelamin, usia, dan tempat tinggal dengan nilai(p<0,05).
Faktor hipertensi dan kolesterol mempunyai proporsi yang sama (p>0,05). Kesimpulan : Trend penderita
DM di RSUD Cilacap baik dari jenis kelamin, hipertensi, kolesterol dan tempat tinggal bervariasi setiap
tahunya.
Kata kunci: Prevalensi,usia, jenis kelamin, hipertensi, kolesterol, tempat tinggal.

ABSTRACT
Background: Diabetes Meilitus (DM) is a national health problem that increase every year.
Epidemiology data are show approximately in 2030 the DM prevalence in Indonesia is 21.3 million
patient. This increased of DM patient ls causes by many factors such as DM gender, age, family history,
hypertension, cholesterol and residence. The aim the research Objective is to know the prevalence trends
of DM (DM) type 2 in Cilacap General Hospital from 2009 to 2015. Methods: The research design used
quantitative descriptive, with cross-sectional survey method. Population are 2104 people and 336 of
medical record patient DM type 2. Data analysis using descriptive statistics and sampling techniques with
sampling convenience .Results: Almost the patient of DM type 2 is the women and their age more than
45 years old. The difference are occured on gender, age, and urban (p <0.05). Factors of hypertension
and cholesterol have value equal proportion is (p> 0.05). Conclusion:Trend of age, gender,
hipertension, cholesteroland, residence factors among diabetik patient in RSUD Cilacap vary every year.

Keywords:Prevalence, age, gender, hypertension, cholesterol and residence


PENDAHULUAN

Diabetes mellitus (DM) merupakan daerah perkotaan menduduki ranking ke-2

penyakit kronik pada sistem endokrin yang yaitu 14,7% (Rohmah, Bakar, Wahyuni,

ditandai dengan adanya peningkatan kadar 2012).

gula darah melebihi kadar normal Hal insulin (Setyorogo & Trisnawati, 2012),

tersebut dikarenakan kekurangan hormon selain itu aktivitas fisik juga mempengaruhi

insulin akibat ketidakmampuan kelenjar terjadinya DM. Aktivitas fisik dipengaruhi

pankreas memproduksi insulin secara oleh pola hidup dan lingkungan tempat

maksimal (Hastuti, 2008; Wicaksono, 2011). tinggal. Thelin & Holmberg, (2014)

World Health Organization (WHO) menyatakan faktor penyebab DM adalah

menyebutkan jumlah penderita DM di tempat tinggal. Seorang yang tinggal di

Indonesia pada tahun 2000 sebanyak 8,4 juta daerah kota lebih berresiko terkena DM

orang dan menempati urutan ke-4 terbesar di dibandingkan di daerah pedesaan.

dunia. Secara epidemiologi, diperkirakan Masyarakat di pedesaan lebih banyak

bahwa pada tahun 2030 prevalensi DM di aktifitas dan konsumsi makanan yang baik

Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Diabetes dibandingkan di daerah perkotaan.

UK, 2004). Kondisi stress meningkatkan resiko

Di Propinsi Jawa Tengah, jumlah kasus untuk terkena DM karena dalam kondisi

DM tertinggi di Kabupaten Cilacap (3,9%), stress tubuh akan memproduksi hormon

diikuti Kabupaten Tegal Kota (3,1%), kortisol secara berlebihan sehingga akan sulit

Surakarta (2,8%), dan Pemalang (2,1%) tidur, depresi, tekanan darah merosot dan

(Riskesda, 2007). Hasil Riset Kesehatan nafsu makan berlebih. Klien dengan stres

Dasar (Riskesda) tahun 2007, diperoleh berkepanjangan beresiko terkena DM

bahwa proporsi penyebab kematian akibat (Siagian, 2012 dalam Setyorogo, 2013 ).

DM pada kelompok usia 45-54 tahun di Riwayat keluarga dengan diabetes


melitus memiliki resiko menderita DM METODOLOGI PENELITIAN

sebesar 15%. Jika kedua orang tua memiliki Jenis penelitian deskriptif kuantitatif

DM maka resiko untuk menderita DM adalah dengan rancangan cross sectional dan metode

75% (Diabates UK, 2010). Resiko untuk pengumpulan data yang digunakan adalah

mendapatkan DM dari ibu lebih besar 10- survey. Populasi yaitu 2104. Sampel yaitu

30% dari pada ayah dengan DM (Diabetes data pasien DM dengan rawat inap di RSUD

UK, 2010). Cilacap yaitu 336. Analisa data dengan

Tekanan darah yang tinggi beresiko menggunakan statistik deskriptif untuk semua

terhadap penyakit DM Tipe 2. Kadar variabel faktor resiko DM tipe 2 dengan

kolestrol tinggi menyebabkan meningkatnya penyajian menggunakan grafik.

asam lemak bebas sehingga terjadi HASIL PENELITIAN

lipotoksisity (toksin dari triglserida dan asam Gambar 1. Trend Prevalensi Kasus

lemak bebas yang berlebihan terhadap sel DM Yang Dirawat Di RSUD Cilacap

sehat). Hal ini menyebabkan terjadinya Tahun 2009-2015

kerusakan sel beta pankreas yang akhirnya


25,00
mengakibatkan DM Tipe 2 (Kemenkes, 20,00
15,00
2010). Pada kasus tekanan darah tinggi 10,00
5,00
0,00
terjadi penebalan pembuluh darah arteri
2009201020112012201320142015
yang menyebabkan diameter pembuluh Prevalensi

darah menjadi menyempit. Hal ini akan

menyebabkan proses pengangkutan glukosa Berdasarkan gambar diatas trend prevalence DM

dari dalam darah menjadi terganggu (Zieve, mengalami peningkatan dari tahun 2009 ke 2015

yaitu dari 7, 60% menjadi 21, 06%.


2012). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui trend prevalensi penyakit DM

tipe di RSUD Cilacap tahun 2009-2015.


Gambar 2. Jumlah Pasien DM Pada Tahun perempuan hanya terjadi pada tahun 2009.
2009-2015 Berdasarkan Jenis Kelamin
250 Pada tahun 2010-2015 jumlah pasien yang
200
150 berusia > 45 tahun lebih banyak
100
50
0 dibandingkan pasien yang berusia berusia <
20 20 20 20 20 20 20 Tot
09 10 11 12 13 14 15 al 45 tahun. Secara keseluruhan jumlah pasien
Laki-laki 13 19 15 12 14 27 23 123
Perempuan 11 31 29 23 28 35 56 213 DM yang dirawat di RSUD Cilacap pada
Laki-laki Perempuan
tahun 2009-2015 lebih banyak pasien yang

Jumlah kasus DM yang berjenis kelamin berusia > 45 tahun dibandingkan pasien yang

laki-laki lebih banyak dibanding perempuan berusia <45

hanya terjadi pada tahun 2009. Pada tahun Gambar 4. Jumlah Pasien DM Pada Tahun
2009-2015
2010-2015 jumlah perempuan lebih banyak Berdasarkan Hipertensi
200
dibandingkan laki-laki. Secara keseluruhan 180
160
jumlah pasien DM yang dirawat di RSUD 140
120
100
Cilacap pada tahun 2009-2015 lebih banyak 80
60
40
berjenis kelamin perempuan dibandingkan 20
0
20 20 20 20 20 20 20 To
pasien yang berjenis kelamin laki-laki.
09 10 11 12 13 14 15 tal
Gambar 3. Jumlah Pasien DM Pada Tahun Tidak hipertensi 10 24 24 17 12 40 46 173
2009-2015 Hipertensi 14 26 20 18 30 22 33 163
Berdasarkan Usia
300 Tidak hipertensi Hipertensi
250
200
150
100 Pada kasus hipertensi pasien DM yang
50
0 dirawat di RSUD Cilacap tidak konsisten.
200 201 201 201 201 201 201 Tot
9 0 1 2 3 4 5 al
Pada tahun 2009-2010 dan pada tahun 2012-
< 45 tahun 7 12 4 7 4 9 8 51
> 45 tahun 17 38 40 28 38 53 71 285 2013 pasien DM dengan hipertensi lebih
< 45 tahun > 45 tahun
banyak dibanding pasien DM tanpa

Sebagian besar usia pasien DM telah hipertensi. Pada tahun 2011 dan 2014-2015

berusia > 45 tahun. lebih banyak dibanding jumlah pasien DM tanpa hipertensi lebih
banyak dibandingkan pasien DM dengan kolesterol tinggi. Secara keseluruhan jumlah

hipertensi. Secara keseluruhan jumlah pasien pasien DM yang dirawat di RSUD Cilacap

DM yang dirawat di RSUD Cilacap pada pada tahun 2009-2015 lebih banyak pasien

tahun 2009-2015 lebih banyak pasien tanpa dengan kolesterol tinggi dibandingkan pasien

hipertensi dibandingkan pasien dengan dengan kolesterol normal.

hipertensi. Gambar 6. Jumlah Pasien DM Pada Tahun


2009-2015
Gambar 5. Jumlah Pasien DM Pada Tahun Berdasarkan tempat tinggal
2009-2015 200
Berdasarkan Kadar Kolesterol 180
200 160
180 140
160 120
140 100
120 80
100 60
80 40
20
60
0
40 200 201 201 201 201 201 201 Tot
20 9 0 1 2 3 4 5 al
0
200 201 201 201 201 201 201 Tot Normal 10 24 22 13 20 37 33 159
9 0 1 2 3 4 5 al Tinggi 14 26 22 22 22 25 46 177
Normal 10 24 22 13 20 37 33 159 Normal Tinggi
Tinggi 14 26 22 22 22 25 46 177

Normal Tinggi Pada tahun 2009-2015, jumlah pasien

DM kebanyakan tinggal di daerah perkotaan


Pada tahun 2009-2010 dan pada tahun
dibanding pasien DM yang bertempat tinggal
2012-2013 serta pada tahun 2015, jumlah
di pedesaan. Secara keseluruhan jumlah
pasien DM dengan kolesterol tinggi lebih
pasien DM yang dirawat di RSUD Cilacap
banyak dibanding pasien DM dengan
pada tahun 2009-2015 lebih banyak pasien
kolesterol normal. Pada tahun 2011, pasien
yang tinggal di perkotaan dibandingkan
DM dengan kolesterol tinggi dan kolesterol
pasien yang tinggal di pedesaan.
normal berjumlah sama. Pada 2013 jumlah
PEMBAHASAN
pasien DM dengan kolesterol normal lebih
Hasil uji statisitik non parametrik
banyak dibandingkan pasien DM dengan
binomial didapatkan bahwa dari 5 faktor
risiko yang diteliti, terdapat 4 faktor risiko sensitifitas terhadap kerja insulin pada otot

yang berhubungan dengan kejadian DM tipe dan hati.

II yang dirawat di RSUD Cilacap. Keempat Estrogen adalah hormon yang

faktor tersebut adalah jenis kelamin, usia, dimiliki perempuan. Fluktuasi kadar hormon

hipertensi dan tempat tinggal pasien. Kadar estrogen yang dapat memengaruhikadar

kolesterol dalam darah tidak berhubungan glukosa darah. Pada waktu kadar hormon

dengan kejadian DM tipe II yang dirawat di estrogen meningkat, tubuh dapatmenjadi

RSUD Cilacap. resisten terhadap insulin (Pelt, 2008). Irawan

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi (2010) menyebutkan bahwa pasca-

pasien DM tipe II yang berjenis kelamin menopouse menyebabkan distribusi lemak

perempuan lebih banyak dibandingkan laki- tubuh menjadimudah terakumulasi akibat

laki dan perbedaan proporsi tersebut proses hormonal tersebut sehingga

signifikan secara statistik pada tahun 2011, perempuan berisiko menderita DM tipe II.

2013, 2014 dan 2015. Pada tahun 2009, Sebagian besar pasien DM tipe II

2010 dan 2012, jumlah pasien yang yang dirawat di RSUD Cilacap berusia lebih

menderita DM tipe II yang dirawat di RSUD dari 45 tahun pada tahun 2010-2015. Hal

sebagian besar perempuan walaupun tersebut menunjukkan bahwa usia menjadi

berdasarkan uji binomial tidak bermakna. tren faktor risiko penderita DM tipe II yang

Temuan ini sesuai dengan pendapat dirawat di RSUD Cilacap selama 6 tahun

Brunner dan Suddart (2002) menyebutkan terakhir. Bahkan, proporsi pasien DM tipe II

bahwa perempuan lebih banyak menderita yang berusia lebih dari atau sama dengan 45

diabetes melitus dibandingkan laki-laki. Hal tahun mencapai 85 persen dari seluruh

ini dipicu oleh adanya persentase timbunan sampel yang dipilih. Hasil penelitian di RS

lemak badan pada wanita yanglebih besar Riau juga menemukan ada hubungan yang

dibandingkan dengan laki-laki yang menjadi bermakna secara statistik antara umur

salah satu faktor yang dapatmenurunkan dengan kejadian DM (p<0,05). Pasien yang
berusia > 45 tahun kemungkinan terserang menemukan terdapat perbedaan prevalensi

DM sebesar 6,45 kali dibanding pasien yang diabetes mellitus didaerah kota dan

berusia < 45 tahun. pedesaan. Jumlah penderita DM tipe II di

DM disebut sering digolongkan daerah perkotaan lebih banyak dibandingkan

sebagai penyakit degeratif karena penyakit Jumlah penderita DM tipe II di daerah

ini biasa diderita lanjut usia (Park, Griffin, pedesaan. Masyarakat di pedesaaan lebih

Sargeant, & Wareham, 2002). Pada lanjut banyak beraktifitas dan mempunyai pola

usia terjadi penurunan fungsi organ tubuh konsumsi makanan yang baik dibandingkan

(degeneratif) dan menurunnya fungsi tubuh masyarakat di daerah perkotaan.

untuk metabolisme glukosa. Pada Lanjut Tempat tinggal tidak secara

usia organ pankreas yang mengalami langsung menjadi faktor risiko kejadian DM

penurunan fungsi dalam menghasilkan tipe II, namun perilaku orang yang tinggal di

hormon insulin, sehingga kasus DM akan kota cenderung lebih berisiko terkena DM

meningkat kasusnya sejalan dengan tipe II dibandingkan orang yang didareah

pertambahan usia (Zahtamal, Chandra, pedesaan. Irawan (2010) mengatakan bahwa

Suyanto, Restuastuti , 2007). faktor perilaku dan gaya hidup berpengaruh

Menurut (Thelin & Holmberg, terhadap kejadian DM Tipe 2. Nurhayati

2014) faktor penyab diabetes melitus adalah (2009) mengatakan bahwa perilaku makan

berdasarkan tempat tinggal. Hasil penelitian yang tidak sehat, kebiasaan merokok,

ini menemukan ada perbedaan proporsi konsumsi alkohol, stres, serta minimnya

penderita DM tipe II berdasarkan tempat aktivitas fisik merupakan faktor-faktor risiko

tinggal pada tahun 2011, 2013 dan tahun penyakit degeneratif seperti DM ( Nurhayati

2015. Pada tahun-tahun tersebut jumlah S, 2009).

pasien dengan DM tipe II kebanyakan Hasil penelitian ini menunjukkan

bertempat tinggal di daerah perkotaan. Hasil pada tahun 2009-2012, hipertensi belum

penelitian Lian Gu, dkk (2012 ) juga menjadi faktor risiko kejadian DM tipe II.
Pasien DM tipe II yang hipertensi dengan Denpasar menyebutkan bahwa hipertensi

pasien yang tidak hipertensi mempunyai tidak berhubunganm dengan kejadian DM

proporsi yang sama. Pada tahun 2013-2014, karena kemungkinan pasien telah mendapat

pasien DM tipe II yang mempunyai penyakit pengobatan hipertensi (Trisnawati, Widarsa,

penyerta hipertensi lebih banyak & Suastika, 2013)

dibandingkan pasien yang tidak hipertensi. Hasil uji binomial ditemukan bahwa

Pada tahun 2015, pasien DM tipe II dengan proporsi pasien DM tipe II yang mempunyai

hipertensi justru lebih kecil dibandingkan kolesterol tinggi tidak berbeda dengan

pasien DM tipe II yang tidak hipertensi. proporsi pasien DM tipe II yang mempunya

Guyton (2007) mengatakan kolesterol normal. Temuan ini tidak sesuai

hipertensi yang terjadi dalam jangka waktu dengan teori yang menjelaskan bahwa kadar

yang lama (kronik) dapat menyebabkan kolestrol tinggi menyebabkan meningkatnya

resistensi insulin. Resistensi insulin asam lemak bebas sehingga terjadi

merupakan penyebab utama peningkatan lipotoksisity (toksin dari triglserid dan asam

kadar glukosa darah dan yang menyebabkan lemak bebas yang berlebihan terhadap sel

terjadinya diabetes mellitus. Penderita DM 2 sehat). Hal ini akan menyebabkan terjadinya

mampu memproduksi insulin dalam jumlah kerusakan sel beta pankreas yang akhirnya

cukup, tetapi glukosa gagal masuk ke dalam mengakibatkan DM Tipe 2 (Kemenkes,

sel karena resistensi ( Lingga, 2012). 2010).

Penelitian ini tidak melakukan Hasil pemaparan tiap faktor risiko

pengamatan terhadap riwayat hipertensi kejadian DM tipe II di RSUD Cilacap pada

pasien DM tipe II yang dirawat di RSUD tahun 2009-2015 didapatkan bahwa pasien

Cilacap sehingga tidak dapat memastikan perempuan, berusia lebih dari 45 tahun dan

tingkat hipertensi pasien tersebut, pola bertempat tinggal di perkotaan berisiko lebih

pengobatan hipertensi dan sebagainya. Hasil besar serta mempunyai penyakit penyerta

penelitian Trisnawati et al (2012) di hipertensi. Jenis kelamin dan usia adalah


faktor risiko DM tipe II yang tidak dapat kadar kolesterol tinggi dengan penderita

dicegah, namun perilaku penderita DM tipe yang memiliki kadar kolesterol nomal,

II dapat dikendalikan agar penyakit yang penderita DM tipe II dari tahun 2009 sampai

dideritanya tidak menjadi semakin parah, dengan 2015 berdasarkan faktor tekanan

terutama pada penderita DM tipe II yang darah bervariasi antara penderita yang

mempunyai riwayat hipertensi. Pengendalian memiliki tekanan darah tinggi dengan

perilaku terutama berkaitan dengan asupan penderita yang memiliki tekanan darah

makanan. Ketidakberhasilan pengendalian normal pada tahun 2013-2014, penderita

kadar gula darah berhubungan dengan DM tipe II dari tahun 2009 sampai dengan

asupan dan beban glikemik makanan serta 2015 berdasarkan tempat tinggal sebagian

aktivitas fisik yang rendah( Fitri dan Yekti , besar bertempat tinggal di daerah perkotaan,

2012) terutama pada tahun 2011, 2013 dan tahun

KESIMPULAN 2015.

Berdasarkan hasil penelitian dan SARAN

pembahasan dapat disimpulkan sebagai Bagi perawat disarankan untuk

berikut : Jumlah penderita DM tipe 2 di meningkatkan promosi kesehatan mengenai

RSUD Cilacap tahun 2009-2015 bervariasi, gaya hidup dan pola makan yang sehat, serta

penderita DM tipe II dari tahun 2009 sampai menggalakkan olah raga khususnya bagi

dengan 2015 berdasarkan jenis kelamin perempuan yang tinggal di daerah perkotaan

sebagian besar perempuan, penderita DM dan telah berusia 45 tahun. Rumah sakit atau

tipe II dari tahun 2009 sampai dengan 2015 dinas pemerintah membuat kebijakan untuk

berdasarkan usia sebagian besar berusia lebih meningkatkan pendidikan edukasi baik

lebih dari 45 tahun, penderita DM tipe II melalui Puskesmas dan jejaringnya serta

dari tahun 2009 sampai dengan 2015 lintas sektoralnya.

berdasarkan berdasarkan faktor kolesterol

bervariasi antara penderita yang memiliki


DAFTAR PUSTAKA of America, McGraw-Hill
Riskesda, 2007. Laporan Riset Kesehatan Dasar
Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan (Riskesda) 2007.
Medikal Bedah.(edisi 8). Jakarta : EGC. Setyorogo & Trisnawati, 2013 Faktor Resiko
Diabetes UK. 2010. Diabetes in the UK: Key Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Di
Statistics on Diabetes Puskesmas Kecamatan Cengkareng
Fitri dan Yekti (2012), Asupan Energi, Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal
Karbohidrat, Serat, Beban Glikemik, Ilmiah Kesehatan, 5(1); Jan 2013
Latihan Jasmani dan Kadar Gula Darah Siagian, 2012 dalam Setyorogo, (2013 ) Faktor
pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2, Resiko Kejadian DM tipe 2 Di
Media Medika Indonesiana, Volume Puskesmas Kecamatan Cengkareng
46, Nomor 2. Hal 121-131 Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. Buku Ajar Fisiologi Ilmiah Kesehatan, 5(1); Jan 2013
Kedokteran. Jakarta : EGC; 2007 Smeltzer & Bare, (2001). Buku Ajar
Hastuti, Rini Tri. 2008. Faktor-faktor Resiko Keperawatan Medikal Bedah ( Brunner
Ulkus Diabetika Pada Penderita & Suddarth ) Edisi 8 Vol.2. Penerbit :
Diabetes Melitus (Studi Kasus di EGC, Jakarta.
RSUD Dr. Moewardi Surakarta). Tesis Sunjaya, I Nyoman. (2009). “Pola Konsumsi
Universitas Diponegoro. Makanan Tradisional Bali sebagai
Irawan, Dedi. 2010. Prevalensi dan Faktor Resiko Faktor Resiko Diabetes Melitus Tipe 2
Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di di Tabanan.” Jurnal Skala Husada Vol.
Daerah Urban Indonesia (Analisa Data 6 No.1 hal: 75-81
Sekunder Riskesda 2007). Thesis Thelin & Holmberg, 2014 Type 2 diabetes
Universitas Indonesia. among farmers and rural and urban
Kementerian Kesehatan. 2010. Petunjuk Teknis eferents: cumulative incidence over 20
Pengukuran Faktor Resiko Diabetes years and risk factors in a prospective
Melitus cohort study Asia Pac, J Clin Nutr
Lian Gu, dkk (2012) Trends in Prevalence, 2014;23(2):301-308.
Awareness, Treatment, and Control of Trisnawati, Widarsa, dan Suastika (2013) Faktor
Diabetes Mellitus in Mainland China risiko diabetes mellitus tipe 2 pasien
from 1979 to 2012. International rawat jalan di Puskesmas Wilayah
Journal of Endocrinology. Volume Kecamatan Denpasar Selatan, Public
2013, Article ID 753150 Health and Preventive Medicine
Lingga. L (2012). Melawan Diabetes Tipe-2 Archive, Volume 1, Nomor 1
dengan Diet Sehat, Jakarta : Agromedia Wicaksono R.P. Faktor-faktor yang berhubungan
Pustaka. dengan kejadian dibetes mellitus tipe 2 .
Nurhayati S (2009) Hubungannya dengan Gaya Tesis, Universitas Diponegoro; 2011.
Hidup dan Status Gizi serta Hipertensi Zahtamal, Chandra F., Suryanto., Restuastuti T.
dan Diabetes Militus pada Pria dan (2007). Faktor-Faktor Resiko Pasien
Wanita Dewasa di DKI Jakarta, Tesis, Diabetes Mellitus. Berita Kedokteran
Institut Pertanian Bogor. Masyarakat. Volume 23, No 3.
Park, P.J., Griffin, S.J., Sargeant, L., Wareham, Zieve, David. (2012). Hypertension –
N.J. The performance of a risk score in Overview. 2012. [http://nlm.nih.gov/
Predicting Undiagnosed medlineplus/ency/anatomyvideos/00007
Hyperglycemia. Diabetes Care. 2002; 2.htm].
25:984-8.
Pelt, D.F. & Beck, C.T. (2012). Nursing research
: Generating and assessing evidence for
nursing practice. (9th ed). United States

You might also like