You are on page 1of 6

LAPORAN REFLEKSI KASUS

STASE ILMU KESEHATAN ANAK

ANEMIA PADA ANAK

Nedya Ulfadhina / 20120310251

I. PENGALAMAN
Pasien datang ke IGD RSUD KRT Setjonegoro dengan keluhan tampak pucat dan
lesu, disertai keluhan badan panas dan muntah-muntah. Keluhan dirasakan sejak 4
hari yang lalu. Keluhan memberat dimalam hari. Pasien muntah sebanyak 2-4x
sehari. Nyeri perut, gangguan berkemih disangkal. Pasien sudah diobati dengan
paracetamol sirup 3x, demam turun kemudian naik lagi. Ibu pasien mengatakan
BAB anak sedikit berlendir & cair, tidak ada darah.

II. MASALAH YANG DIKAJI


1. Apakah pengertian anemia ?
2. Bagaimana etiologi anemia ?
3. Sebutkan klasifikasi anemia ?
4. Bagaimana penatalaksanaan anemia ?

III. ANALISIS KRITIS


1. Apakah pengertian anemia ?
Anemia adalah keadaan berkurangnya jumlah eritrosit atau hemoglobin (protein
pembawa O2) dari nilai normal dalam darah sehingga tidak dapat memenuhi
fungsinya untuk membawa O2 dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer sehingga
pengiriman O2 ke jaringan menurun. 13 Secara fisiologi, harga normal hemoglobin
bervariasi tergantung umur, jenis kelamin, kehamilan, dan ketinggian tempat tinggal.
Oleh karena itu, perlu ditentukan batasan kadar hemoglobin pada anemia (Bakta,
2007).

Kelompok Umur Hemoglobin (gr/dl)


Anak 6 bulan - 6 tahun <11
6 tahun – 14 tahun <12
Wanita Dewasa <12
Dewasa Laki-laki Dewasa <13
Ibu Hamil <11
Batasan kadar hemoglobin anemia berdasarkan usia
Sumber : WHO, 2001

2. Bagaimana etiologi anemia ?


Anemia dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain (Permono, 2005) :
1) Gangguan pembentukan eritrosit Gangguan pembentukan eritrosit terjadi apabila
terdapat defisiensi substansi tertentu seperti mineral (besi, tembaga), vitamin (B12,
asam folat), asam amino, serta gangguan pada sumsum tulang.
2) Perdarahan Perdarahan baik akut maupun kronis mengakibatkan penurunan total
sel darah merah dalam sirkulasi.
3) Hemolisis Hemolisis adalah proses penghancuran eritrosit.

Penyebab Anemia Defisiensi Menurut Umur


1. Bayi di bawah umur 1 tahun
- Persediaan besi yang kurang karena berat badan lahir rendah atau lahir kembar.
2. Anak berumur 1-2 tahun
- Masukan (intake) besi yang kurang karena tidak mendapat makanan tambahan
(hanya minum susu)
- Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang/menahun
- Malabsorbsi
- Kehilangan berlebihan karena perdarahan antara lain karena infestasi parasit dan
divertikulum Meckeli.
3. Anak berumur 2-5 tahun
- Masukan besi kurang karena jenis makanan kurang mengandung Fe-heme
- Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang/menahun.
- Kehilangan berlebihan karena perdarahan antara lain karena infestasi parasit dan
divertikulum Meckeli.
4. Anak berumur 5 tahun
– masa remaja
- Kehilangan berlebihan karena perdarahan antara lain karena infestasi parasit dan
poliposis. 5. Usia remaja – dewasa
- Pada wanita antara lain karena menstruasi berlebihan.
Sumber : Sari Pediatri Vol 4, 2002

3. Sebutkan klasifikasi anemia ?

Berdasarkan gambaran morfologik, anemia diklasifikasikan menjadi tiga jenis anemia


(Jose, 2016) :
1) Anemia normositik normokrom. Anemia normositik normokrom disebabkan oleh
karena perdarahan akut, hemolisis, dan penyakit-penyakit infiltratif metastatik pada
sumsum tulang. Terjadi penurunan jumlah eritrosit tidak disertai dengan perubahan
konsentrasi hemoglobin (Indeks eritrosit normal pada anak: MCV 73 – 101 fl, MCH
23 – 31 pg , MCHC 26 – 35 %), bentuk dan ukuran eritrosit.
2) Anemia makrositik hiperkrom Anemia dengan ukuran eritrosit yang lebih besar
dari normal dan hiperkrom karena konsentrasi hemoglobinnya lebih dari normal.
(Indeks eritrosit pada anak MCV > 73 fl, MCH = > 31 pg, MCHC = > 35 %).
Ditemukan pada anemia megaloblastik (defisiensi vitamin B12, asam folat), serta
anemia makrositik non-megaloblastik (penyakit hati, dan myelodisplasia)
3) Anemia mikrositik hipokrom Anemia dengan ukuran eritrosit yang lebih kecil dari
normal dan mengandung konsentrasi hemoglobin yang kurang dari normal. (Indeks
eritrosit : MCV < 73 fl, MCH < 23 pg, MCHC 26 - 35 %).
Penyebab anemia mikrositik hipokrom (Kiswari, 2014) :
a. Berkurangnya zat besi : Anemia Defisiensi Besi.
b. Berkurangnya sintesis globin : Thalasemia dan Hemoglobinopati.
c. Berkurangnya sintesis heme : Anemia Sideroblastik.

4. Bagaimana Penatalaksanaan anemia ?

Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah


yang hilang (Handayani, 2008) :

1. Anemia aplastik:

o Transplantasi sumsum tulang

o Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)

2. Anemia pada penyakit ginjal

o Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat

o Ketersediaan eritropoetin rekombinan

3. Anemia pada penyakit kronis

Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan


untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi
sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.

4. Anemia pada defisiensi besi

o Dicari penyebab defisiensi besi

o Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat
ferosus.
5. Anemia megaloblastik

o Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi
disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat
diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.

o Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan


selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak
dapat dikoreksi.

o Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam
folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.
DAFTAR PUSTAKA

Bakta, M. 2007. Hematologi Klinik Ringkas. EGC.Jakarta:26-45.

Handayani, W. & Haribowo, A. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada


Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. 49 (Salemba Medika: Jakarta,
2008).

Jose, S., Antoni, SC., Isaac,BR. 2016. Impact of Knowledge, Attitude


and Practice on Anemia Status among Women in Coastal Kochi, Kerala.
International Journal of Multidisciplinary and Current Research. 4: 295-298

Kiswari, R. 2014. Hematologi dan Transfusi. Erlangga. Jakarta:94-


100.

Nursalam, Rekawati, Sri Utami, Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak,


Jakarta, Medika, 2005
Robins, Dasar-dasar Patologi Penyakit, EBC, 2005

Permono, H. B. et al. Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak. (Ikatan


Dokter Anak Indonesia: Jakarta, 2005).

You might also like