You are on page 1of 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI MENGENAI SEL

BAB 1

PENDAHULUAN

Ilmu yang mempelajari tetntang sel disebut juga sitologi. Sitologi mempelajari semua
sel dalam makhluk hidup baik yang bersel satu maupun yang bersel banyak. Sel-sel tersebut
berkumpul dan berkoordinasi membentuk suatu jaringan yang telah mengalami spesialisasi.
Sel adalah suatu suatu satuan yang dinamis oleh karena itu selalu mengalami perubahan.
Perubahan sel dapat berupa pertambahan volume karena adanya proses pertumbuhan maupun
perubahan fungsi misalnya karena proses deferensial. Sel merupakan unit struktural dan
fungsional terkecil dalam makhluk hidup. Sel dapat digolongkan menjadi dua, sel prokariotik
dan eukariotik. Sel prokariotik adalah sel yang belum mempunyai inti, sedangkan eukariotik
yang telah memiliki inti. Sel pada makhluk hidup dapat dibedakan antara sel hewan dengan
sel tumbuhan yang mana pada makhluk hidup ini mempunyai ciri-ciri masing-masing baik
dari segi bentuk sel maupun Organel sel yang menyusun sel.
Tujuan praktikum pengenalan sel yaitu dapat mempelajari dan mengenali struktur sel,
ukuran sel dan bentuk serta dapat membedakan antara sel hewan dan sel tumbuhan yang
dilihat secara struktural yaitu melalui pengamatan secara mikroskopis. Manfaat praktikum ini
adalah mahasiswa dapat mengetahui bentuk dan struktur tiap sel yang bervariasi luas sesuai
dengan fungsinya masing-masing baik pada hewan maupun tumbuhan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian sel


Sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit
penyusun semua makhluk hidup. Sel merupakan unit terkecil dari suatu makhluk hidup, yang
berarti sel mampu melakukan pertumbuhan dan reproduksi ( Sumadi, 2007).Sel mampu
melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk
mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel. Kebanyakan makhluk hidup tersusun
atas sel tunggal, atau disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan ameba. Makhluk
hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan organisme
multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing.
Tubuh manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari 1013 sel. Namun demikian, seluruh tubuh
semua organisme berasal dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal
dari pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari pembelahan sel
telur induknya yang sudah dibuahi.
Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-masing
berdiri sendiri. Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang membangun organ dan
kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme tersebut. Contohnya, sel otot
jantung membentuk jaringan otot jantung pada organ jantung yang merupakan bagian dari
sistem organ peredaran darah pada tubuh manusia. Sementara itu, sel sendiri tersusun atas
komponen-komponen yang disebut organel.

Sel terkecil yang dikenal manusia ialah bakteri Mycoplasma dengan diameter 0,0001
sampai 0,001 mm, sedangkan salah satu sel tunggal yang bisa dilihat dengan mata telanjang
ialah telur ayam yang belum dibuahi. Akan tetapi, sebagian besar sel berdiameter antara 1
sampai 100 µm (0,001–0,1 mm) sehingga hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Penemuan
dan kajian awal tentang sel memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan
penyempurnaan mikroskop pada abad ke-17. Robert Hooke pertama kali mendeskripsikan
dan menamai sel pada tahun 1665 ketika ia mengamati suatu irisan gabus (kulit batang
pohon ek) dengan mikroskop yang memiliki perbesaran 30 kali. Namun demikian, teori sel
sebagai unit kehidupan baru dirumuskan hampir dua abad setelah itu oleh Matthias
Schleiden dan Theodor Schwann. Selanjutnya, sel dikaji dalam cabang biologi yang
disebut biologi sel.

2.2. Bentuk dan Ukuran Sel

2.2.1. Sel tumbuhan


Ukuran sel berkisar antara 0,2 µ sampai 200 mm. Volume sel juga bervariasi
tergantung ukurannya. Suatu sel yang berfungsi harus mempunyai ukuran minimum yang
dapat menyelubungi semua organela dan makromolekul yang diperlukan untuk aktivitas sel.
Sebaliknya ukuran maksimum sel tergantung beberapa faktor antara lain hubungan
sitoplasmik nukleair, area permukaan dan volume, aktivitas intraseluler dan metabolisme.
Ukuran bentuk sel mikroskopis dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop ukurannya 10-100
mikro dan sel yang sedang memperbanyak diri diameternya berkisar antara 20-30 mikro.
Kebanyakan sel tumbuhan berukuran 0,001 dan 0,1 mikron jadi tergolong koloid. Bentuknya
seperti gelondong, cakram, dll (Prihansanti, 2003).
2.2.2. Sel Hewan
Sel hewan merupakan organisme hidup, contohnya amoeba, makhluk air tawar yang
mempunyai ukuran sekitar 300 µm melintang (kira-kira sebesar titik). Makhluk hidup yang
mempunyai ukuran sebesar titik ini dapat melakukan semua fungsi kehidupan. Bentuknya
sepert kolomner, polihatra, dll. Semua sel hewan pada dasarnya merupakan struktur yang
dinamis, dengan organel dan sunbstansi lain yang terus bergerak. Pergerakan dalam sel dapat
terjadi karena adanya rangka sel yang disebut sitoskeleton. Sitoskeleton memiliki beberapa
peran penting, yaitu mempertahankan bentuk sel dan menyelenggarakan pergerakan sel baik
pergerakan sel secara keseluruhan maupun pergerakan organela di dalam sel (Isnaeni, 2006).
2.3. Struktur Sel Makhluk Hidup
2.3.1. Sel tumbuhan
Membran sel merupakan selaput tipis yang disebut juga plasmalema.
Membran plasma berfungsi mengatur keluar masuknya materi dan melakukan sikap atau
reaksi terhadap perubahan-perubahan lingkungan. Membran sel disebut juga membran
plasma. Membran sel terdapat disebelah dalam dinding sel. Membran sel tersusun oleh
substansi yang hidup, membran sel merupakan membran yang sangat tipis sehingga hanya
dapat divisualisasi dengan pembesaran tinggi yang dicapai dengan mikroskop elektron.
Plastida merupakan organel yang hanya terdapat pada sel tumbuhan berupa butir-butir
yang mengandung pigmen atau zat warna. Plastida macamnya yaitu kloroplas, leukoplas dan
kromoplas.
Nukleus mempunyai fungsi untuk mengatur kehidupan sel. Biasanya terdapat pada sel
hewan dan sel tumbuhan. Nukleus dipisahkan dari sitoplasma oleh selaput yang lebih tebal
daripada membran sel sendiri. Inti mengandung cairan kental daripada sitoplasma yang
disebut neukoplasma. Bagian-bagian nucleus terdiri dari karioteka (membran inti), kaliolimfa
(cairan inti), nukleolus (anak inti).
Sentriol merupakan satu kesatuan yang disebut sentrosom. Sentriol berduplikasi untuk
membentuk benda basal silia dan flagella. Sentriol berisi mikrotubulus yang terdiri dari
Sembilan triplet, terletak di dekat nukleus dan berperan besar dalam pembelahan sel.
Peroksisom mirip dengan lisosom, kecuali bahwa enzim-enzim yang terkandung dalam
peroksisom memiliki fungsi oksidatif. Peroksisom terlibat dalam deaminasi oksidatif asam
amino sebuah reaksi yang rifal bagi konversi protein menjadi senyawa lain. Fungsinya
mengkatalis perombakan hydrogen peroksida dan juga berperan dalam perubahan lemak
menjadi karbohidrat dan dalam perubahan purin dalam sel (Fried, 2006). Stomata mempunyai
arti penting dalam proses respirasi. Stomata akan membuka jika ada oksigen yang masuk.
Stomata tersusun atas diferensiasi jaringan. Dalam stomata juga terdapat sel-sel pelindung
yang berkaitan erat dalam proses respirasi.
2.3.2. Sel Hewan
Retikulum endoplasma adalah system sangat luas membran di dalam sel. Retikulum
endoplasma merupakan saluran kecil di dalam sitoplasma yang dibatasi oleh system
membran. Fungsi retikulum endoplasma erat kaitannya dengan system transport pada sintesis
protein.
Ribosom merupakan struktur yang paling kecil yang tersuspensi di dalam sitoplasma.
Ribosom juga dianggap sebagai kumpulan makro yang tersusun secara tepat, fungsinya
dalam sintesis protein. Merupakan struktur terkecil yang tersusun di dalam sitoplasma.
Kompleks Golgi, terdapat hampir pada semua sel hewan dan tumbuhan yang terdiri
dari setumpuk saku pipih yang dibatasi membran serta berfungsi untuk sekresi protein,
mentrasport dan mengubah secara kimia materi-materi yang terdapat di dalamnya (Kimball,
1994).Lisosom memiliki struktur agak bulat yang dibatasi membrane tunggal yang berfungsi
untuk menerima materi yang diambil secara endositosis dan melisis, bagian-bagian atau
materi-materi yang tidak terpakai digunakan sebagai pembentuk enzim. Mitokondria
merupakan benda-benda bulat yang ukurannya berkisar antara 0,2 µm sampai 5 µm.
Membran mitokondria mengandung fosfolipid dan protein. Fungsi mitokondria adalah
melakukan oksidasi dalam makanan dan mensitesis ATP ” peredaran ” energi dalam sel.
BAB III

MATERI DAN METODE

Praktikum Biologi dengan materi pengenalan sel pada makhluk hidup yang
dilaksanakan pada hari Senin,30 September 2013 pada pukul 11.00 – 13.00 yang
dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Fakultas Peternakan dan
Pertanian,Universitas Diponegoro,Semarang.
3.1. Materi
Pada Praktikum Biologi dengan materi Pengenalan Sel ini membutuhkan beberapa
Materi atau alat. Materi atau alat yang digunakan dalam praktikum pengenalan sel adalah
rambut tangkai tanaman Rhoe discolor, dan sediaan usus tikus putih ( preparat awetan )
sebagai objek pengamatan serta sayatan bawang merah. Sedangkan alat yang digunakan
adalah mikroskop untuk mengamati objek dengan pembesaran yang telah ditentukan, kaca
objek dan kaca penutup sebagai tempat untuk meletakkan preparat tanaman. Pinset untuk
mengambil atau mencabut helai rambut Rhoe discolor. Alat tulis untuk mencatat hasil
pengamatan.
3.2 Metode
Metode yang dilaksanakan dalam praktikum pengenalan sel adalah dengan membuat
sayatan tipis pada lapisan epidermis permukaan bawah daun Rhoe discolor. Kemudian
meletakkannya pada kaca objek yang telah ditetesi air dan menutupnya dengan kaca penutup,
agar tidak terjadi gelembung udara. Setelah itu mengamati objek di bawah mikroskop dengan
perbesaran 10 kali kemudian 40 kali, mengamati bagian-bagian dengan menggambarnya.
Metode yang dilakukan pada Bawang merah tidak berbeda jauh dengan Rhoe Discolor,
Sedangkan pada preparat sel awetan. Mengambil preparat sel hewan yang di awetkan.
Mengamati objek di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 kali kemudian 40 kali, lalu
mengamati bagian-bagian dengan menggambarnya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Struktur sel Tumbuhan

4.1.1 Struktur Sel Tanaman Rhoe Discolor

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada praktikum pengamatan sel diperoleh

hasil sebagai berikut.

Perbesaran 10 kali Perbesaran 40 kali

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi,2013

Ilustrasi 1,Penampang sel Rhoe Discolor


Keterangan : 1. Sitoplasma
2. Membran sel
3. Dinding sel
4. Nukleus
5. Stomata.

Berdasarkan hasil pengamatan rhoe discolor di dapatkan hasil pengamatan bahwa sel
antara lain stomata, inti sel, dinding sel, sitoplasma, dan membran sel. Pada praktikum di
temukan stomata yang berfungsi sebagai berlangsungnya reaksi kimia dan dinding sel yang
berfungsi sebagai pelindung isi sel. Hal ini sesuai dengan pendapat Cahyana (2003) yang
menyatakan bahwa di dalam sel tumbuhan terdapat sitoplasma yang berfungsi tempat
terjadinya reaksi kimia dalam sel tumbuhan (rhoe discolor). Dinding sel berfungsi sebagai
pelindung serta menjaga agar sel bentuknya tetap. Hal ini bersesuaian dengan
pendapat Campbell (2002) bahwa sel tumbuhan cenderung mempertahankan bentuknya
karena memilki dinding sel. Sitoplasma tersebut mengisi ruangan antara dinding sel dan
nukleus. Sesuai dengan pendapat Yatim (1991), yang menyatakan bahwa sitoplasma
merupakan cairan yang mengisi ruangan antara dinding sel dan nukleus atau inti sel yang
merupakan sistem koloid. Sebagian besar di dalam sitoplasma berisi air yang di dalamnya
terlarut banyak melokul kecil dan ion serta sejumlah besar protein.
Bagian daun Rhoe discolor yang terlihat lagi yaitu nukleus. Nukleus ini terletak di
tengah daun Rhoe discolor (berbentuk segienam yang tersusun rapimdan teratur). Hal ini
sesuai dengan pendapat Dwidjoseputro (1981), yang menyatakan bahwa nukleus atau inti sel
merupakan pengatur seluruh aktivitas sel. Dalam nukleus terdapat nukleolus, kromosom, dan
neukloplasma. Nukleolus merupakan anak inti yang menjadi bakal calon nukleus. Kromosom
merupakan kumpulan benang kromatin yang di dalamnya terkandung materi genetik.
Nukleoplasma adalah sitoplasma yang ada di dalam sel yang berfungsi sebagai katalisator
dalam nukleus.
4.1.2. Struktur sel Bawang Merah
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada praktikum pengamatan sel diperoleh
hasil sebagai berikut.
Perbesaran 40 kali

Perbesaran 10
kali 3
5 1 2

1 2
5

Sumber : Data primer Praktikum Biologi,2013


Ilustrasi 2, penampang sel Bawang Merah.
Keterangan : 1. Dinding Sel
2. Sitoplasma
3. Stomata
4. Membran Sel
Berdasarkan hasil pengamtan Bawang Merah didapatkan hasil pengamatan sel antara
lain dinding sel dan Sitoplasma. Dinding sel merupakan bagian dari sel ( Sumadi dan
Maryanti A. 2007 ) yang berfungsi melindungi organel,memberi bentuk sel, dan sebagai
tempat tranportasi antar sel. Hal ini sependapat

4.2. Struktur Sel Hewan Usus Tikus.


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada praktikum pengamatan sel diperoleh
hasil sebagai berikut.
Perbesaran 10 kali Perbesaran 40 kali

Sumber : Data primer praktikum Biologi,2013

Ilustrasi 3, Struktur Sel usus tikus putih.

Berdasarkan hasil praktikum terlihat bagia-bagian sel seperti membran sel,


sitoplasma, inti sel. Membran sel berfungsi sebagai pembatas antar sel dan sebagi perintang
selektif. Hal sesuai dengan pendapat Campbell (2002) bahwa membran sel yang membatasi
sel disebut sebagai membran plasma dan berfungsi sebagai rintangan selektif yang
memungkinkan aliran oksigen, nutrien, dan limbah yang cukup untuk melayani seluruh
volume sel. Terlihat sel memiliki sebuah nukleus atau inti sel. Hal ini bersesuaian dengan
pendapat Sloane (2003) kebanyakan sel memiliki satu nukleus, namun ada pula yang
memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot rangka, dan ada pula yang tidak memiliki
nukleus, contohnya sel darah merah matang yang kehilangan nukleusnya saat berkembang.
Pada perbesaran 40 kali terlihat pula bagian membran sel dan jonjot, hal ini sama
dengan perbesaran 10 kali tetapi bagian lebih terlihat besar dengan menggunakan perbesaran
40 kali.

4.3. Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan


pada pengamatan sel tumbuhan dan sel hewan didapatkan beberapa peredaan diantara
kedua sel tersebut.
Tabel 1. Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan
Sel Tumbuhan Sel Hewan

Memiliki Dinding sel Tidak memiliki dinding sel


Umumnya memeiliki plastida Tidak memiliki plastida
Tidak Memiliki Lisosom Memiliki lisosom
Tidak memiliki Sentrosom Memiliki sentrosom
Timunan berupa zat pati Timbunan zat berupa lemak dan
glokikogen.
Bentuk Tetap Bentuknya tidak tetap
Memiliki Vakuola Besar Pada hewan tertentu tidak
memilikivakuola

Sumber:Data Primer Praktikum Biologi, 2011


Hal ini sesuai dengan pendapat Cahyana (2003) yang menyatakan bahwa perbedaan
sel tumbuhan dan sel hewan terletek pada dinding sel karena pada sel hewan tidak memiliki
dinding sel sedangkan sel tumbuhan memiliki dinding sel. Sehingga bentuk sel hewan tidak
tetap.
Pendapat ini ditambahkan oleh Nugroho (2006) bentuk sel tumbuhan cenderung
tetapsedangkan sel hewan tidak tetap. Hal ini terjadi karena sel tumbuhan memiliki dinding
selsedangkan sel hewan tidak memilikinya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa daun rhoe discolor


mempunyai sel berbentuk segi enam yang tersusun rapi dengan bagian-bagian selnya antara
lain dinding sel, sitoplasma, nukleus, dan stomata. Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan
adalah tidak adanya dinding sel pada sel hewan dan kloroplas pada sel hewan juga.Pada sel
hewan tidak terdapat dinding sel sehingga bentuk sel hewan tidak tetap.
5.1. Saran

Menyarankan pada praktikan yang akan melakukan praktikum pengenalan sel


agarlebih cermat dan teliti saat melakukan pengamatan. Praktikum yang dilakukan jangan
sampai ada yang terlewatkan. Menggunakan silet pada saat membuat sayatan hendaknya
berhati-hati, karena jika tidak behati-hati silet akan melukai jari.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyana.D. 2003. Biologi. Erlangga, Jakarta.

Campbell, N.A., Reece, J.B. & Mitchell, L.G. (2002). Biologi. Diterjemahkan

oleh R. Lestari dkk. (edisi ke-5, jilid 1).


Kimbal,J.W.1998. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta
George H,Fred.2006.Biologi Edisi Kedua.Jakarta
Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius, Yogyakarta.
Kimball, J.W. 1998.Biologi Jilid I Edisi kelima. Erlangga, Jakarta.
Pratiwi, P.A.2004. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Sumadi dan Maryanti. 2007. Biologi Sel. Graha Ilmu, Yogyakarta.

You might also like