Professional Documents
Culture Documents
MANUSKRIP
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAWAT
DALAM MEMENUHI KELENGKAPAN DOKUMENTASI
KEPERAWATAN DI IGD RUMAH SAKIT WILAYAH PONTIANAK
KALIMANTAN BARAT
ABSTRAK
Kelengkapan dokumentasi keperawatan mencerminkan kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit.
Kelengkapan dokumentasi keperawatan dipengaruhi oleh faktor individu, faktor psikologis dan faktor
organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perawat dalam
memenuhi kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit wilayah
Pontianak Kalimantan Barat.
Penelitian ini menggunakan desain survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang
digunakan sebanyak 53 responden dengan teknik total sampling. Hasil analisis bivariat diperoleh ada nya
pengaruh faktor sikap, imbalan, dan beban kerja terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan. Faktor yang
tidak berpengaruh terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan adalah umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, lama kerja, pelatihan, pengetahuan, kepemimpinan, dan fasilitas format. Hasil analisis multivariat
dengan menggunakan regresi linier diperoleh faktor beban kerja yang paling berpengaruh terhadap
kelengkapan dokumentasi keperawatan.
Kesimpulan: faktor yang mempengaruhi kelengkapan dokumentasi keperawatan adalah sikap, imbalan dan
beban kerja. Faktor yang paling berpengaruh adalah beban kerja.
Keywords: Completeness, nursing documentation in the emergency department, the factors that influence
PENDAHULUAN
Keperawatan menjadi salah satu profesi Keperawatan gawat darurat bersifat cepat
terdepan bagi tenaga kesehatan dalam upaya dan perlu tindakan yang tepat, serta memerlukan
menjaga mutu pelayanan kesehatan. Upaya yang pemikiran kritis tingkat tinggi. Perawat gawat
dilakukan profesi keperawatan dengan darurat harus mengkaji klien mereka dengan cepat
mengembangkan mutu pelayanan yang profesional dan merencanakan intervensi sambil berkolaborasi
sesuai tuntutan masyarakat di era globalisasi dengan tim kesehatan lain. Perawat gawat
terutama pelayanan keperawatan di area khusus daruratharus cukup berkompeten untuk melakukan
seperti keperawatan gawat darurat. semua aspek proses keperawatan dengan terampil
49
Vol X Nomor 4 Oktober 2015 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
di bawah tekanan yang tinggi, dan juga harus hanya 63% yang terdiri dari kelengkapan
membuat catatan perawatan yang akurat melalui pengkajian hanya 53%, diagnosa dan perencanaan
pendokumentasian (Iyer and Nancy, 2005). keperawatan 61%, dan implementasi dan evaluasi
Dokumentasi keperawatan gawat darurat 75%.
harus menyediakan catatan faktual tentang kondisi Kelengkapan dokumentasi keperawatan
klien, lokasi, dan pita untuk identifikasi pada awal dipengaruhi oleh kinerja perawat dalam
klien masuk, dan selanjutnya data tentang pendokumentasian. Menurut Gibson, et all (1996,
pengkajian awal, waktu intervensi dilakukan, dalam Kurniadi 2013) faktor yang mempengaruhi
masalah dan prosedur yang dilakukan, respon klien kinerja adalah faktor individu sendiri, faktor
terhadap intervensi berikut solusinya, observasi psikologis, dan faktor organisasi. Penelitian
perawat, komunikasi dengan tim kesehatan dan terhadap faktor yang mempengaruhi
keluarga klien, edukasi pada klien, instruksi pulang pendokumentasian asuhan keperawatan di swedia
dan penolakan perawatan oleh klien (Newberry and pernah dilakukan oleh Ehrenberg (2001) dengan
Criddle, 2007) melakukan studi kualitatif mendapatkan bahwa
Dokumentasi keperawatan harus perawat merasa terpaksa saat melakukan
memenuhi syarat: berdasarkan fakta, akurat, dokumentasi asuhan keperawatan disebabkan oleh
ringkas, lengkap, terorganisir, kesesuaian waktu, waktu yang kurang untuk melakukan dokumentasi,
dan mudah dibaca. Manfaat kelengkapan kurang pengetahuan, hambatan organisasi,
dokumentasi keperawatan bagi perawat dan klien kesulitan dalam menulis dan format dokumentasi
antara lain sebagai alat komunikasi, mekanisme yang tidak tepat.
pertanggung gugatan, metode pengumpulan data, Kalimantan Barat adalah propinsi yang
sarana pelayanan keperawatan, sarana evaluasi, dalam pelayanan kesehatan untuk masyarakat nya
sarana peningkatan kerjasama antar tim kesehatan, memiliki beberapa rumah sakit milik pemerintah
sarana pendidikan lanjutan dan digunakan sebagai daerah dan swasta yang ada di Pontianak. Ada dua
audit pelayanan keperawatan (Johnson, 2011). rumah sakit tipe B yang menjadi pusat rujukan
Penelitian Cheevakasemsook, et al. (2006) tertinggi dalam pelayanan kesehatan.
menemukan bahwa kelengkapan dokumentasi Hasil wawancara dengan beberapa
keperawatan di Australia secara kuantitatif hanya perawat IGD di salah satu rumah sakit tersebut
40% dan secara kualitatif 59% ,dan tingkat menyatakan bahwa selama ini belum pernah
keakuratan dokumentasi hanya 37%. Penelitian lain dilakukan pelatihan tentang dokumentasi asuhan
yang dilakukan Staub, et al. (2006) berupa keperawatan di IGD.
systematic literature review terhadap 14 studi yang
semuanya menunjukan tingkat akurasi dari Bidang keperawatan dan kepala instalasi
dokumentasi keperawatan sangat kurang. telah melakukan sosialisasi tentang pentingnya
Di Indonesia kualitas dokumentasi mengisi dan melengkapi dokumentasi keperawatan
keperawatan masih rendah. Terlihat dari penelitian akan tetapi masih ada dokumentasi yang di
yang dilakukan Sabila (2009) dari 300 sampel kembalikan oleh pihak rekam medis karena kurang
rekam medik dokumentasi keperawatan 69,3% lengkap. Dari hasil studi pendahuluan untuk
berada dalam kategori tidak lengkap. Purwanti melihat kelengkapan dokumentasi asuhan
(2012) kelengkapan dokumentasi keperawatan keperawatan diIGD terhadap 10 orang perawat
50
Vol X Nomor 4 Oktober 2015 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
dengan perawat di rawat inap dalam melakukan responden berjenis kelamin laki-laki yaitu, sebesar
pelayanan keperawatan. Perawat di IGD selalu 50,9% dan jenis kelamin perempuan sebesar
berhadapan dengan korban yang berada dalam 49,1%, tingkat pendidikan D3 keperawatan yaitu
keadaan gawat darurat (emergensi, kritis) dengan 96,2 % dan pendidikan sebanyak 3,8%, dan
masalah aktual atau resiko yang disertai kondisi perawat yang pernah mengikuti pelatihan hanya 9
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Tabel 2. Distribusi Karakteristik responden
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi berdasarkan usia, lama kerja, pengetahuan, sikap,
perawat dalam melengkapi dokumentasi asuhan kepemimpinan, imbalan, fasilitas format, beban
keperawatan di IGD rumah sakit wilayah Pontianak kerja, kelengkapan dokumentasi perawat di IGD
51
Vol X Nomor 4 Oktober 2015 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
8 Beban 68,3 73.0 14,2 27- 64,4 dokumentasi keperawatan adalah 26,37 dan
kerja 8 0 62 94 5-
perawat laki-laki adalah 27,61. Tidak ada pengaruh
72,3
1 jenis kelamin terhadap kelengkapan dokumentasi
Dependent keperawatan (0,768) dengan nilai p> 0,05.
9 Kelengkapan 80,5 80.0 5,19 70-
79,1
dokumentasi 5 0 5 2-94 Rata-rata perawat DIII adalah 27,04.
keperawatan 81,9 Tidak ada pengaruh tingkap pendidikan terhadap
8
Dari tabel 2 menunjukan bahwa rata-rata usia kelengkapan dokumentasi keperawatan (0,925)
perawat 31.47 Tahun. Usia termuda 23 tahun dan dengan nilai p> 0,05.
tertua 47 tahun. Rata-rata masa kerja perawat Rata-rata perawat yang pernah
adalah 9.08 tahun, dengan lama kerja tersingkat 1 mendapatkan pelatihan dalam melengkapi
tahun dan terlama 23 tahun. Rata-rata tingkat dokumentasi keperawatan adalah 31,67 Tidak ada
pengetahuan responden terhadap dokumentasi pengaruh pelatihan terhadap kelengkapan
asuhan keperawatan sebesar 85,79, dengan tingkat dokumentasi keperawatan (0,318) dengan nilai p>
pengetahuan terendah 73 dan tingkat pengetahuan 0,05.
tertinggi 100. Rata-rata sikap responden terhadap Tabel 4 Pengaruh umur, lama kerja, pengetahuan,
kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan ,sikap, kepemimpinan, dan fasilitas format dengan
sebesar 79,60. Nilai terendah 65 dan nilai sikap kelengkapan dokumentasi keperawatan di IGD
tertinggi adalah 94. Rata-rata skor perawat terhadap Rumah Sakit wilayah Pontianak Kalimantan Barat.
kepemimpinan sebesar 63,49 dengan standar No Variabel N rs p
1 Umur 53 0,253 0,067
deviasi 12,529. Rata-rata skor perawat terhadap
2 Masa kerja 53 0,227 0,102
imbalan sebesar 70,72 dengan standar deviasi 3 Pengetahuan 53 0,123 0,381
4 Sikap 53 0,313 0,023
13,011. Rata-rata skor perawat terhadap fasilitas
5 Kepemimpinan 53 0,078 0,581
format sebesar 71,42 dengan standar deviasi 8,475, 6 Fasilitas Format 53 -0,216 0,120
dan rata-rata skor perawat terhadap beban kerja Tabel 4 hasil uji Spearman menunjukan bahwa
sebesar 68,38 dengan standar deviasi 14,26. Rata- tidak ada pengaruh umur (p = 0,067), masa kerja (p
80,55. Dengan nilai terendah 70 dan tertinggi 94. (p = 0,581), dan fasilitas format (p = 0,120)
Tabel 3. Pengaruh jenis kelamin, tingkat Terdapat pengaruh sikap terhadap kelengkapan
dokumentasi keperawatan di IGD Rumah Sakit Tabel 5 Pengaruh imbalan dan beban kerja
52
Vol X Nomor 4 Oktober 2015 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
Faktor yang paling berpengaruh terhadap dokumentasi keperawatan. Siagian (2008) yang
kelengkapan dokumentasi keperawatan beban kerja mengatakan bahwa semakin bertambahnya usia
53
Vol X Nomor 4 Oktober 2015 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
Asumsi peneliti terhadap hasil penelitian perempuan lebih teliti dan tekun dalam melakukan
yang mendapatkan tidak ada pengaruh tingkat pekerjaan, akan tetapi hal itu tidak sesuai dengan
pendidikan terhadap kelengkapan dokumentasi hasil penelitian ini.
keperawatan hal ini mungkin disebabkan oleh Pengaruh masa kerja terhadap kelengkapan
responden telah memiliki pengetahuan dan dokumentasi keperawatan
kemampuan dalam melengkapi dokumentasi Hasil analisis bivariat dengan uji
keperawatan, pengetahuan dan kemampuan ini Spearman di peroleh nilai p = 0,102 artinya tidak
diperoleh dari bangku kuliah yang tetap di ada pengaruh masa kerja terhadap kelengkapan
aplikasikan dengan baik di tatanan klinis. dokumentasi keperawatan.
Pengaruh jenis kelamin terhadap kelengkapan Kreitner dan Kinichi (2004) semakin lama
dokumentasi keperawatan kerja, keterampilan dan pengetahuan akan
Hasil analisa bivariat menggunakan uji meningkat hal ini akan memudahkan mendapatkan
Mann whitney di peroleh nilai rata-rata perawat kepercayaan atau wewenang, sehingga mereka
laki-laki dalam melengkapi dokumentasi akan merasa puas dan memiliki komitmen yang
keperawatan adalah 27,61 dan perempuan adalah tinggi dalam pekerjaan.
26,37. Akan tetapi tidak didapatkan pengaruh yang Asumsi peneliti terhadap hasil penelitian
bermakna antara jenis kelamin terhadap yang tidak mendapatkan pengaruh masa kerja
kelengkapan dokumentasi keperawatan (p = 0,768). terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan
Hasil penelitian ini berbeda dengan adalah responden yang di teliti tidak memanfaatkan
penelitian Hutabarat (2012) yang mengatakan ada pengalaman nya yang diperoleh selama ini dalam
hubungan yang signifikan antara karakteristik bekerja, hal ini mungkin bisa disebabkan oleh
individu dengan kinerja pendokumentasian asuhan kejenuhan dalam bekerja, responden merasa
keperawatan. Asumsi peneliti perbedaan dari hasil pekerjaan sebagai rutinitas yang membosankan.
penelitian terkait pengaruh jenis kelamin terhadap Idealnya perawat yang memiliki masa kerja yang
kelengkapan dokumentasi keperawatan ini di lama akan optimal dalam bekerja karena di dukung
karenakan setiap peneliti menggunakan cara uji oleh pengalaman yang selama ini diperoleh dalam
statistik, jumlah sampel dan prosedur yang bekerja.
berbeda-beda. Terlepas dari itu semua perawat laki- Pengaruh pelatihan terhadap kelengkapan
laki dan perawat perempuan memiliki dokumentasi keperawatan
profesionalitas yang sama dalam bekerja sesuai Dari hasil analisis uji Mann-Whitney
kode etik profesi untuk memberikan pelayanan didapatkan nilai p = 0,318 artinya tidak ada
keperawatan yang bermutu. pengaruh pelatihan terhadap kelengkapan
Tidak terdapat pengaruh jenis kelamin dokumentasi keperawatan. Hal ini bertentangan
terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan, dengan teori dari Notoatmodjo (2009) yang
bisa juga disebabkan oleh tingkat kemampuan mengatakan bahwa pelatihan merupakan upaya
responden perawat laki-laki dan perempuan dalam yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan
melengkapi dokumentasi keperawatan tidak jauh atau keterampilan.
berbeda. Ini dapat dilihat dari data hasil penelitian Menurut Samsudin (2006) pelatihan
selisih rata-rata kemampuan perawat laki-laki dan berkontribusi terhadap peningkatan pengetahuan
perempuan adalah 1,24. Banyak yang berpendapat dan keterampilan dalam melaksanakan
54
Vol X Nomor 4 Oktober 2015 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
pekerjaannya. Pihak manajemen diharapkan tingkat pengetahuan yang baik (85,79) sehingga
memberikan pelatihan kepada perawat agar kinerja distribusi nilai hampir sama pada masing-masing
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan responden.
lebih baik dan berkualitas. Pengaruh Sikap terhadap kelengkapan
Pelatihan harus dilakukan secara dokumentasi keperawatan
berkesinambungan agar diperoleh perkembangan Dari hasil uji bivariat menggunakan uji Spearman
pengetahuan tentang dokumentasi keperawatan dan di peroleh nilai p = 0,023 (p< 0,05) artinya ada
mengatasi kejenuhan kerja perawat. Perubahan- pengaruh yang bermakna antara sikap terhadap
perubahan yang terjadi diluar organisasi perlu kelengkapan dokumentasi keperawatan. Dapat
segera di antisipasi oleh pihak organisasi dengan peneliti asumsikan bahwa semakin baik sikap maka
pengembangan sumber daya manusia secara kelengkapan dokumentasi keperawatan akan
berkelanjutan agar tercapai perkembangan ilmu semakin baik juga. Menurut Nursalam (2011)
pengetahuan. perilaku merupakan hasil dari adanya perubahan
Asumsi peneliti dengan tidak adanya setelah proses belajar, yaitu proses perubahan sikap
pengaruh pelatihan karena telah terjadi Sharing yang tadinya tidak percaya diri menjadi lebih
ilmu antara perawat yang pernah pelatihan dengan percaya diri karena memiliki keterampila yang
perawat yang belum pelatihan tentang dokumentasi semakin bertambah sehinggan akan di ikuti oleh
keperawatan. perubahan sikap.
Pengaruh pengetahuan terhadap kelengkapan Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya
dokumentasi keperawatan kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu.
Dari hasil analisa bivariat dengan Dalam kehidupan sehari-hari merupakan kesiapan
mengunakan uji Spearman didapatkan nilai p = atau kesediaan untuk bertindak dan bukan
0,381, yang berarti tidak ada pengaruh antara merupakan pelaksana motif-motif tertentu. Artinya
tingkat pengetahuan terhadap kelengkapan dengan sikap yang baik dalam pendokumentasian
dokumentasi keperawatan. keperawatan akan memberi stimulus yang
Proses pengetahuan pada manusia adalah menghasilkan suatu reaksi untuk melakukan
ketika mendapatkan informasi-informasi akan tindakan dalam upaya melengkapi dokumentasi
diteruskan lebih lanjut dengan memikirkan, keperawatan.
mengolah, mempertanyakan, mengolongan dan Asumsi peneliti, perawat telah bersikap dengan
kemudian merefleksikan (Locke (2004). baik terhadap kelengkapan dokumentasi
Pengetahuan itu merupakan proses yang keperawatan. Responden perawat mungkin telah
panjang, bisa terjadi kemungkinan seseorang yang sadar akan manfaat dokumentasi terhadap
memiliki pengetahuan tetapi tidak mengaplikasikan pelayanan keperawatan yang bermutu. Komunikasi
nya dengan baik, atau tidak mempertahankan yang baik akan terjalin antara tim kesehatan apabila
pengetahuan itu dengan mengali lebih dalam dokumentasi yang dikerjakan baik. perkembangan
pengetahuan tentang pendokumentasian kesehatan pasien akan mudah di evaluasi.
keperawatan. Asumsi peneliti mengenai tidak ada Pengaruh kepemimpinan terhadap kelengkapan
pengaruh tingkat pengetahuan terhadap dokumentasi keperawatan
kelengkapan dokumentasi keperawatan adalah Dari hasil uji bivariat menggunakan uji Spearman
karena rata-rata responden sudah berada pada di peroleh nilai p = 0,581 (p> 0,05) artinya tidak
55
Vol X Nomor 4 Oktober 2015 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
ada pengaruh yang bermakna antara kepemimpinan sehingga ada perubahan perilaku dan mau
terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan. bekerjasama dalam mencapai tujuan.
Hasil ini bertolak belakang dengan pendapat Huber Kepemimpinan melibatkan adanya transaksi sosial
(2006) seorang pemimpin memiliki kemampuan antara pemimpin dan staf untuk bekerja sama.
mempengaruhi orang lain dengan cara menetapkan Seseorang pemimpin dalam melaksanakan tugas
tujuan, memberi pengarahan dan motivasi, pokoknya juga dipengaruhi sikap dan karakter
sehingga secara operasional tujuan tercapai dan bawahan, karakter organisasi dan lingkungan
meningkatkan keberadaan organisasi. Dalam hal ini sekitarnya.
seorang pemimpin harus melakukan fungsi kontrol Terdapat perbedaan hasil penelitian dengan
dan supervisi. beberapa teori kemungkinan disebabkan oleh
Kemampuan pemimpin dalam melakukan supervisi adanya kesadaran dari perawat untuk bekerja
akan menjamin keberlangsungan dari tujuan secara profesional dalam memberikan pelayanan
organisasi dengan baik. Menurut Suarli & Bahtiar kepada pasien dan telah tercipta iklim kerja yang
(2009) tujuan pokok dari supervisi ialah menjamin baik serta lingkungan kerja yang mendukung.
pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah Pengaruh imbalan terhadap kelengkapan
direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti dokumentasi keperawatan
lebih efektif dan efesien, sehingga tujuan yang Dari hasil uji bivariat menggunakan uji Pearson di
telah ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan peroleh nilai p = 0,032 (p< 0,05) artinya ada
memuaskan. pengaruh yang bermakna antara imbalan terhadap
Tindak lebih lanjut yang dilakukan pemimpin kelengkapan dokumentasi keperawatan. Samsudin
adalah melakukan kontrol dengan cara (2005) yang menyatakan bahwa salah satu tujuan
membandingkan hasil kerja dengan standar pemberian kompensasi adalah meningkatkan
penampilan kerja yang di inginkan dan mengambil produktivitas, yang dapat berdampak pada
kegiatan perbaikan apabila ada kekurangan. Proses peningkatan kinerja perawat.
kontrol diharapkan dapat meningkatkan feed back Menurut Notoatmojo (2009) memberikan reward
yang hasil akhirnya menjaga kelangsungan hidup (penghargaan) oleh atasan kepada bawahan dapat
organisasi. dipandang sebagai upaya peningkatan motivasi
Kemampuan pemimpin yang baik dan kerja. Dapat peneliti asumsikan bahwa
efektif akan mempengaruhi kinerja perawat dalam penghargaan tidak hanya berupa gaji tetapi juga
melakukan pendokumentasian keperawatan. dapat berupa pujian tertulis maupun lisan.
Seorang pemimpin harus mempunyai kreatifitas Imbalan yang diberikan akan memotivasi individu
dan pengembangan ilmu yang terus menerus, hal untuk bekerja dengan baik. perawat yang
ini bertujuan agar dapat mengelola tenaga mendapatkan imbalan sesuai dengan peran dan
keperawatan yang merupakan jumlah tenaga tugas pokok yang mereka lakukan akan termotivasi
kesehatan terbesar di rumah sakit, pentingnya untuk melakukan asuhan keperawatan dengan lebih
pengelolaan perawat ini karena kinerja perawat baik. selain imbalan berupa gaji perawat juga perlu
bisa mencerminkan kualitas pelayanan kesehatan imbalan berupa pujian terhadap apa yang telah
yang di berikan rumah sakit. dikerjakan dan promosi jabatan. Selain itu perlu
Kepemimpinan yang efektif termasuk kegiatan ada nya pengaturan imbalan yang diberikan pada
membicarakan, menunjukan dan memotivasi setiap perawat secara proposional dan rasional,
56
Vol X Nomor 4 Oktober 2015 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
57
Vol X Nomor 4 Oktober 2015 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
yang berubah-ubah. Maka kinerja perawat dalam Ali, Z. H. 2010. Dasar-Dasar Dokumentasi
melengkapi dokumentasi keperawatan bisa Keperawatan. Jakarta. EGC.
terpengaruh. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu
Beban kerja yang terlalu tinggi karena tidak Pendekatan Praktis. Jakarta. PT. Asdi Mahasatya
sebanding dengan rasio tenaga perawat dengan Asmaranti, Rizki. 2012. Hubungan Faktor-Faktor
pasien, pekerjaan yang seharusnya bukan tanggung Yang Mempengaruhi Pengetahuan Perawat
jawab perawat tetapi dikerjakan perawat, pekerjaan Terhadap Pendokumentasian keperawatan Di
yang tidak sesuai dengan kemampuan perawat, dan RSUP Persahabatan. Abstrak. Tesis UI.
bekerja dalam tekanan. Hal ini akan mempengaruhi Barker, L. M., and Nussbaum, M.A. 2010. Fatigue,
kinerja perawat dalam mendokumentasikan asuhan Performance and the Work Environment: A Survey
keperawatan. Perawat akan cenderung tergesa-gesa of Registered Nurses. Jurnal of Advance Nursing.
dalam proses pendokumentasian, dan juga bisa lupa Blackwell Publishing.
dalam mendokumentasi yang akhirnya Carayon and Gurses. 2005. Workload. Research
kelengkapan dokumentasi tidak terpenuhi atau Activity.com.
kualitas dokumentasi yang kurang baik. Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., Donelly, J.H.
Faktor yang paling berpengaruh terhadap 1996. Organisasi, Perilku, Struktur Proses. Edisi
kelengkapan dokumentasi keperawatan Kedelapan. Jakarta. Binarupa Aksara.
Variabel yang di masukan kedalam Hubber, D. 2006. Leadership Nursing Care
analisis multivariat adalah variabel yang memiliki Management, Philadelphia. WB. Saunders
nilai p < 0,25 (Variabel sikap dan beban kerja). Company.
Diperoleh hasil faktor yang paling berpengaruh Iyer, P., and Nancy, C. 2005. Dokumentasi
terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan Keperawatan. Suatu Pendekatan proses
adalah beban kerja dengan nilai p = 0,007, dengan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta. ECG.
kekuatan hubungan -0,369, dan diperoleh nilai Johnson, Beatrice. 2011. Nursing Documentation
persamaan sebesar 11,9 % (persamaan yang as A Communication Tool. Faculty of Health
diperoleh mampu menjelaskan kelengkapan Sciences Department of Clinical Medicine.
dokumentasi keperawatan sebesar 11,9%). Kreitner dan Kinichi. 2004. Organizational
Beban kerja merupakan cerminan dari tindakan Behavior. Fifth Edition. Mc Graw Hill. New York.
keperawatan yang mampu dilakukan secara Kurniadi, A. 2013. Manajemen Keperawatan dan
kuantitatif maupun kualitatif oleh seorang perawat Prospektifnya: Teori, Konsep, dan Aplikasi. Edisi
terhadap pasien yang menjadi tanggung jawabnya. 1. Jakarta. Badan Penerbit FKUI.
Locke, J.C.F. 2004. Leadership Behavior. Effect on
KESIMPULAN job satisfaction, productivity and organization
Faktor sikap, imbalan, dan beban kerja commitment, Journal of nursing management.
berpengaruh terhadap kelengkapan dokumentasi Mangkunegara. 2012. Evaluasi kinerja SDM.
keperawatan. Faktor yang paling berpengaruh Bandung. PT Refika Aditama.
terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan Marquis, B. L., & Huston. 2010. Kepemimpinan
adalah beban kerja dan Manajemen Keperawatan: Teori & Aplikasi.
Edisi 4. Jakarta. EGC.
DAFTAR PUSTAKA
58
Vol X Nomor 4 Oktober 2015 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
Mrayyan, M.T and Al-Faouri, Ibrahim. 2008. Format Pengkajian Keperawatan Checklist
Career Comitment and Job Performance. Of Terintegrasi Di RSUD Sleman Yogyakarta. Skripsi
Jordania Nurses. Nursing forum. Vol 43 no 1. .UGM.
Newberry, L., and Criddle, L. 2007. Sheehy’s Samsudin. 2006. Manajemen Sumber Daya
Manual of Emergency Care. Sixth Editio. Elsevier Manusia. Cetakan Pertama. Penerbit CV Pustaka
Mosby. Setia. Bandung
Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Pengembangan Santjaka, Aris. 2015. Aplikasi SPSS. Untuk
Sumber Daya Manusia. Jakarta, Rineka Cipta Analisis Data Penelitian Kesehatan. Yogyakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Nuha Medika.
Penelitian Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta Siagian, Sondang. 2008. Manajemen Sumber Daya
Nursalam. 2011. Manajemen keperawatan: Manusia. Penerbit bumi Aksara. Jakarta.
Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional. Sopiyudin, Dahlan. 2013. Statistik untuk
Jakarta: Medica Salemba Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat,
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu dan Multivariat, Dilengkapi Aplikasi Dengan
Keperawatan. Pendekatan Praktis. Edisi 3. Penerbit Menggunakan SPSS. Edisi 5. Jakarta. Salemba
Salemba Medika. Jakarta. Medika.
Purwanti. 2012. Kelengkapan Dokumentasi Suarli and bahtiar. 2009. Manajemen Keperawatan
Asuhan Keperawatan dan Karakteristiknya Pada Dengan Pendekatan Praktis. Jakarta. Penerbit
Pasien Rawat Inap Dewasa Nn Kebidanan di Erlangga.
Rumah Sakit Haji Jakarta. Tesis FKM UI. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif
Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi Kualitatif. Bandung. Alfabeta.
Penelitian Kesehatan: Dilengkapi Contoh Swansburg. 1999. Introductory Management and
Kuesioner Dan Laporan Penelitian. Yogyakarta. Leadership For Clinical Nurses: an Interactive text.
Nuha Medika. 2nd ed. Canada. Jones and Bartlett Publisher.
Sabila. 2009. Evaluasi Kelengkapan Pengisian
Format Pengkajian Keperawatan Narasi Dan
59