Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH
(KELOMPOK 5)
IKRIMAH SYAM
TEZA AINUN RAISY
JUMASING
VILDA AMALIA
SYAHRA RAMADHANI
M. RIJAL
MUH ALI BUGIS
DOSEN
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat serta
Makalah yang kami susun ini berisi mengenai konsep medis dan
keperawatan penyakit epilepsi yang berasal dari berbagai literatur yang telah kami
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Manifestasi klinis
E. Pemeriksaan Penunjang
F. Penatalaksanaan
G. Komplikasi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
fungsi otak yang didirikan dengan kejang berulang, Epilepsi mungkin disertai
otot atau pergerakan otot atau pergerakan otot dan gangguan perilaku, alam
hal ini dapat dilihat dari banyaknya istilah yang muncul di masyarakat seperti
orang (Tjahjadi dkk dalam Harsono, 20013), insiden yang paling sering
dialami adalah pada masa anak-anak, 70% kasus epilepsi terjadi sebelum usia
20 tahun.
B. Rumusan Masalah
berikut.
C. Tujuan Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
D. Manfaat Penulisan
Epilepsi.
A. Defenisi
Epilepsi (bahasa yunani) yang berarti jatuh diatas tanah adalah serangan
berkala yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik dari neuron-neuron otak
secara berlebihan.(Ariani,2013)
Epilepsi adalah kompleks gejala yang terdiri dari beberapa gangguan fungsi
otak yang didirikan dengan kejang berulang, Epilepsi mungkin disertai dengan
pergerakan otot atau pergerakan otot dan gangguan perilaku, alam perasaan,
klinis yang disebabkan oleh gangguan fungsi otak secara intermiten yang
terjadi akibat lepasnya muatan listrik upnormal atau berlebihan dari neuron-
semua bagian otak pada kedua hemister. Kejang umum biasanya disertai
dalam kejang umum adalah petit mll (Absen), Grand mall (tonik klonik),
Kejang petit mall biasanya muncul setelah 4 tahun. Pada kejang petit
otot, lemah dan letih, mengantuk dan tidur dalam jangka waktu lama,
3) Oasa phase tonik, anggota bada menjadi kaku, jika pasien berdiri
terbuka dengan pupil dilatasi. Phase tonik terjadi selama 10-30 detik
atau liur yang berbusa atau buih serta terkadang lidah tergigit. Phase
sampai beberapa jam. Keadaan tidur ini diikuti oleh perasaan lemah
c. Mioklonik
secara singkat dan dpat dikontrol, pasiean dapat terjatuh pada saat
kejang, teteap mengalami kesadaran dan biasnya terjadi pada pagi hari.
d. Atonik
2. kejang fokal atau parsial adalah kejang yang menunjukkan gambaran klinis
tentang awitan fokal dari sebagian atau satu hemisfer cerebral. Kejang
Dulu disebut epilepsi jakson, pasien sadar akan apa yang terjadi, tapi
Gerakan di mulai dari sudut mulut, klonik dari jari tangan, kemudian
kortek motorik.
(Tarwoto, 2013)
1. Epilepsi idiopatik :
2. Epilepsi sistematik
a. Penyebabnya diketahui
Pada epilepsi tidak ada penyebab tunggal. Banyak faktor yang dapat
mencedarai sel-sel saraf otak atau lintasan komunikasi antar sel otak. Apabila
faktor-faktor tersebut tidak diketahui, maka epilepsi yang ada disebut sebagai
epilepsi idiopatik. Sekitar 65% dari seluruh kasus epilepsi tidak diketahui
Pada epilepsi simtomatik yang disebut juga dengan epilepsi sekunder ini
gejala yang timbul ialah sekunder atau akibat dari adanya kelainan pada
d. Tumor otak
neurofibromatosis
(neuron). Pada kondisi normal, impuls saraf dari otak secara elektrik dan
aliran listrik pada sel saraf dan menimbulkan kejang yang merupakan salah
satu ciri dari epilepsi ( Harsono, 2007) Bangkitan epilepsi berasal dari
sekelompok sel neuron yang abnormal diotak yang melepas muatan secara
berlebihan dan hipersinkron. Sekelompok sel ini disebut fokus epileptik. Lepas
dialam otak lebih dominan dari pada proses inhibisi (hambatan). Seperti kita
ketahui bersama bahwa aktivitas neuron diatur oleh konsentrasi ion didalam
ruang ekstra seluler dan didalam intraseluler dan oleh gerakan masuk ion-ion
cetusan potensial aksi secara cepat dan berulang-ulang. Cetusan listrik yang
kejang. Spasme otot terjadi hampir pada semua bagian termasuk otot mulut
sekitar atau terkena benda yang berbahaya seperti api, listrik, atau benda lain
(Riyadi,2009)
E. Manifestasi Klinis
normal
tubuh saja
Jackson.
tusuk jarum.
f) Disertai vertigo
pupil).
menurunnya kesadaran.
b) Dengan automatisme, yaitu gerakan-gerakan, perilaku yang
b) Dengan automatisme
bangkitan umum.
c. Kejang Mioklonik
Pada kejang mioklonik terjadi kontraksi mendadak, sebentar,
dapat kuat atau lemah sebagian otot atau semua otot, seringkali
umur.
d. Kejang Klonik
e. Kejang Tonik
menjadi kaku pada wajah dan bagian tubuh bagian atas, flaksi
lengan dan ekstensi tungkai. Sawan ini juga terjadi pada anak.
f. Kejang Tonik-Klonik
anak.
sederhana.
1. Fase Prodromal
2. Fase Aura
menentu.
3. Fase Iktal
sakit kepala, nyeri otot, tidur lama, amnesia retrograd, mual, isolasi diri.
F. Pemeriksaan Penunjang
gelombang paku lambat (spike and slow wave ), polispike and wave.
G. Komplikasi
1. Trauma muskuloskeletal
2. Aspirasi
3. Status epileptikus
4. Hipoksia cerebral
H. Penatalaksanaan
1. Non farmakologi
a. Pendidikan kesehatan
b. Hindari faktor pencetus serangan (tidur teratur, dan tidak
mengkomsumsi alcohol)
c. Berikan pengobatan dan lakukan serum obat,tujuan pengobatan adalah
menyembuhkan atau mengatasi gejala-gejala dan mengurangi efek
2. Farmakologi
4) Jika respon buruk maka ganti dengan obat pengganti secara bertahap
5) Jika perbaikan hanya sebagian mungkin di perlukan obat lain
6) Atur dosis obat agar sesuai kadar plasma
7) Jika teratasi rujuk ke de dokter spesialis epilepsi
8) Obat anti epilepsi (OAE) mulai diberikan apabila diagnosis epilepsi
sudah dipastikan, terdapat minimum 2x bangkitan dalam setahun
a) Fenitoin (PHT)
b) Karbamazepin (CBZ)
c) Fenobarbital (PB)
buka jalur Cl- dan menambah lamanya letupan saluran Cl- yang
thalamus.
e) Gabapentin (GBP)
f) Lamotrigin (LTG)
g) Topiramate (TPM)
GABA.
h) Tiagabine (TGB)
I. Prognosis
sedangkan sekitar 50 % pada suatu waktu akan dapat berhenti minum obat.
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
Identitas atau biodata terdiri dari tinggi atau kesiapan psikis. Pendidikan
komunitasnya.
atau hilang dan timbul. Perawat juga menanyakan tentang durasi gejala.
obatan atau polutan. Juga terdapat pada format pengkajian. Perawat juga
beresiko terhadap penyakit yang bersifat genetik atau familial dan untuk
5. Riwayat kejang
dosis obat
1. Status Generalis
a. KU / kesadaran
g. Leher
h. Abdomen
i. Ekstremitas
2. Status Neurologis
a. Reflek fisiologis
b. Reflek patologis
keperawatan diantaranya:
2. Kebutuhan Eliminasi
5. Kebutuhan Berpakaian
beraktivitas
b. Sirkulasi
c. Integritas Ego
keadaan
a. Eliminasi
mengakibatkan interkontensia.
b. Makanan
c. Neorosensori
melamun, jalan-jalan.
e. Pernafasan
f. Keamanan
g. Interaksi Sosial
C. Diagnosa
(gangguan keseimbangan)
3. Ketidakefetifan bersihan jalan nafas b.d sumbatan lidah di
perkembangan usia.
mengingat.
D. Intevensi
Data pendukung :
Riwayat kejang
Aktifitas kejang
Kriteria hasil :
Intervensi :
lanjut
terjadi kejang
kesadaran
keseimbangan)
Intervensi:
2. Berikan o2
Intervensi :
2. Berikan o2
Data pendukung :
Sulit tidur
Gemetar/tremor
Kriteria hasil :
difikirkan
menghadapi epilepsinya
Intervensi :
perawat
perkembangan usia
Data pendukung :
Kriteria hasil :
pengobatan
Intervensi
tingkat penerimaan
Rasional : meningkatkan tingkat pengetahuan dan penerimaan
pasien/keluarga
E. Evaluasi
memar
dan aspirasi
tenang
PENUTUP
A. Kesimpulan
klinis yang disebabkan oleh gangguan fungsi otak secara intermiten yang
terjadi akibat lepasnya muatan listrik upnormal atau berlebihan dari neuron-
kejang yang merupakan salah satu ciri dari epilepsi ( Harsono, 2007) Bangkitan
epilepsi berasal dari sekelompok sel neuron yang abnormal diotak yang
B. Saran
mengenai penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta: EGC