Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu digital imaging
2. Untuk mengetahui konsep dasar dari digital imaging
3. Untuk mengetahui tujuan dan kegunaan dari digital imaging
4. Untuk mengetahui prinsip kerja dari digital imaging
5. Untuk mengetahui paparan radiasi dari digital imaging
6. Untuk mengetahui peralatan yang digunakan digital imaging
7. Untuk mengetahui tipe-tipe gambaran dari digital imaging
2
8. Untuk mengetahui tahapan prosedur penggunaan digital imaging
9. Untuk mengetahui kelebihan dan kerugian yang terdapat pada digital imaging
10. Untuk mengetahui contoh dari pencitraan diagnostik dalam ilmu radiologi
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
kemampuan magnifikasi, dan kemampuan mengubah derajat densitas gambar
pada layar, disebut juga peningkatan kontras. Gambaran digital (suatu gambar
yang diambil dengan reseptor non film) menghasilkan radiasi ionisasi lebih
sedikit, dalam beberapa kasus dapat menunjukkan pengurangan yang signifikan
yaitu sekitar 90%.Hal ini membuat sensor elektronik intraoral sebagai pengganti
film, menggunakan komputer (alat elektronik yang memiliki kemampuan untuk
menyimpan data dalam memorinya) dan printer ( mekanisme mengkonversikan
data dalam bentuk cetakan). Rekam data akan disimpan dalam memori komputer.
Data ini dapat dilihat dalam layar monitor dan dapat dicetak sebagai hardcopy
yang dapat disimpan oleh pasien maupun dikirimkan ke perusahaan asuransi dan
ke dokter gigi lain (Anderson dan Pendleton, 2001).
5
2.3 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan radiografi digital untuk menghasilkan gambar yang dapat
digunakan dalam diagnosis dan penilaian terhadap penyakit gigi. Gambar yang
dihasilkan setara dengan gambaran diagnostik berbasis film dan memungkinkan
ahli radiografi gigi untuk mengidentifikasi banyak kondisi yang mungkin tidak
terdeteksi, serta melihat kondisi yang tidak dapat diidentifikasi secara klinis.
Serupa dengan prosedur radiografi yang menggunakan film, radiografi digital
menyediakan banyak informasi mengenai gigi dan jaringan pendukungnya bagi
ahli radiografi. Penggunaan radiografi digital adalah sebagai berikut:
Untuk mendeteksi lesi-lesi, penyakit, serta kondisi gigi dan struktur di
sekitarnya
Untuk memperkuat atau menggolongkan penyakit yang dicurigai
Untuk memberikan informasi selama prosedur perawatan gigi (misalnya
instrumentasi terapi saluran akar dan bedah penempatan implan)
Untuk mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan
Untuk menggambarkan perubahan sekunder pada karies, penyakit periodontal,
atau trauma
Untuk mendokumentasikan kondisi pasien pada waktu tertentu
6
berwarna hitam, abu-abu, dan putih. Bayangan ini mengalir bersama di atas
kanvas dan sulit untuk melihat akhir dari bayangan dan awal dari bayangan
lainnya. Dalam gambaran digital, sensor menerima informasi analog dan
mengubahnya ke gambar digital dalam unit pemrosesan komputer. Gambar
digital merupakan sebuah susunan dari elemen gambar yang disebut pixel,
dengan nilai abu-abu diskrit di setiap pixel. Bayangkan lukisan hitam, abu-abu,
dan putih yang telah dijelaskan, tetapi dalam pola mosaik (kepingan batu) bukan
bayangan yang mengalir bersama-sama. Setiap persegi kecil dari mosaik ini
mirip dengan setiap pixelnya.
7
Sistem radiografi digital tidak terbatas pada gambar intraoral; gambar panoramik
dan sefalometrik juga dapat diperoleh (Gambar 24-2).
Gambar 24-1 Gambar radiografi pada monitor komputer terlihat gambaran periapikal
yang normal serta skala dapat diperbesar. (Courtesy DEXIS LLC,
Altanta, Ga.)
8
Gambar 24-2 Monitor komputer menampilkan berbagai gambar, termasuk gambar
panoramik dan sefalometrik. (Courtesy Sirona USA, Charlotte, NC.)
2.6 Peralatan
Penggunaan peralatan khusus diperlukan pada radiografi digital.
Komponen-komponen penting dari sistem pengambilan gambar digital langsung
meliputi: sumber sinar-x, sensor intraoral, dan komputer.
9
SUMBER SINAR-X
Sebagian besar sistem radiografi digital menggunakan unit sinar-x
dental konvensional sebagai sumber sinar-x. Sumber sinar-x konvensional
sesuai dengan sistem gambaran digital akan tetapi alat pengatur waktu unit
sinar-x harus disesuaikan untuk mengatur paparan radiasi dalam kerangka
waktu 1/100 per detik. Unit sinar-x standar yang digunakan untuk radiografi
digital tetap dapat berfungsi untuk radiografi konvensional (Gambar 24-3).
Gambar 24-3 Sumber radiasi sinar-x konvensional yang dapat digunakan untuk
gambaran digital. (Courtesy KaVo Dental/Gendex Imaging, Lake
Zurich, III.)
SENSOR INTRAORAL
Seperti didefinisikan sebelumnya, sensor adalah detektor kecil yang
ditempatkan pada mulut pasien dan digunakan untuk menangkap gambar
radiografi. Beberapa sensor bersifat tebal, besar, dan kaku, sedangkan yang
lainnya sama dalam ukuran dan fleksibilitasnya seperti film konvensional
(Gambar 24-4).
10
Gambar 24-4 Sebuah film intraoral terlihat sama ukuran dan bentuknya untuk sensor
yang digunakan dalam gambar digital.
Gambar 24-5 Kabel sensor intraoral. (Courtesy Schick Technologies, New York.)
11
Pada sistem yang menggunakan kabel, panjang kabel bervariasi dari 8
sampai 35 kaki. Kabel yang lebih pendek lebih terbatas jarak geraknya.
Wireless bermakna sensor pengambil gambar yang tidak menggunakan kabel.
1. Charge-coupled device
2. semikonduktor oksida metal komplementer/sensor pixel aktif, dan
3. Charge injection device
12
datang berkontak pada CCD menyebabkan lepasnya elektron dari silikon
dan memproduksi penyesuaian muatan elektronik. Hasilnya, setiap
susunan pixel atau electron potential well terdiri dari muatan elektronik
yang proporsional pada jumlah elektron yang bereaksi diantaranya.
Selanjutnya setiap electronic well akan berpasangan pada area spesifik
yang terhubung dalam layar komputerisasi. Saat sinar-x mengaktifkan
elektron dan memproduksi pesan elektronik, gambaran elektronik laten
(belum terlihat) sedang diproduksi. Gambaran laten kemudian ditransmisi
dan disimpan pada komputer serta diubah menjadi gambaran yang bisa
dilihat oleh mata pada layar komputer atau hasil cetaknya.
13
Allyn, memperkenalkan teknologi ini yang digunakan dalam platform
Reveal video kamera intraoral. Tidak perlu penggunaan komputer untuk
memproses gambar yang akan dilihat. Sistem ini terdapat fitur CID sensor
sinar-x, cord dan jaringan listrik yang dimasukkan ke sumber cahaya
Reveal pada kamera. Gambaran digital akan muncul pada sistem monitor
pada hitungan detik. Sensor CID menghasilkan gambaran yang dapat
dicetak dalam bentuk video yang berwarna atau disimpan dalam komputer
berbentuk file atau video cd.
Komputer
Komputer digunakan untuk menyimpan data file dalam bentuk sinyal
elektronik. Komputer bertanggung jawab dalam mengubah atau mentransfer
sinyal elektronik dari sensor yang menjadi bayangan abu-abu tampak pada
layar monitor. Masing-masing pixel menjelaskan bilangan pada komputer
oleh lokasi dan level warna abu abu. Batasan bilangan variasi pixel bervariasi
dari 0 sampai 255, yang akan menciptakan 256 bayangan abu-abu,
ditunjukkan sebagai pixel resolusi skala abu-abu. Pada perbandingannya mata
manusia hanya dapat menangkap 32 bayangan abu-abu.
Bilangan yang mungkin terdapat kombinasi abu-abu dikenal dengan
bit depth image, yang akan ditentukan oleh software komputer. Dari masing-
masing pixel kombinasi dengan contoh jika 8 bit depth imaging memiliki
gambaran abu-abu 256, untuk manipulasi dari pixel dapat dilakukan dengan
penambahan kontras dan densitas tanpa penambahan paparan sinar-x pada
pasien (Gambar 24-6).
14
Gambar 24-6 Gambar pada monitor komputer dapat dimanipulasi dengan mengubah
densitas dan kontrasnya (Courtesy Eastman Kodak Company,
Rochester, NY.)
15
Gambar 24-7 Gambar periapikal ditampilkan pada monitor komputer.
16
Gambar 24-8 Gambar pada monitor komputer memperlihatkan teknologi split-screen
dengan dua gambar klinis dan dua gambar radiografi dalam satu layar.
(Courtesy Progeny Dental, Buffalo Grove, III.)
17
Gambar 24-9 Alat pemegang film dengan kabel sensor (Courtesy
Schick Technologies, New York.)
18
sistem ini, gambaran plat berlapis fosfor yang dapat digunakan
kembali (reusable), digunakan sebagai pengganti sensor dengan kabel
fiberoptik. Plat berlapis fosfor ini fleksibel dan dapat dipasang dengan
baik dalam rongga mulut seperti film intraoral (Gambar 24-10). Plat
berlapis fosfor ini menyerupai layar intensifikasi yang digunakan
untuk menampakkan film extraoral dan berfungsi mengubah energi
sinar-x menjadi cahaya. Gambaran radiografi yang dihasilkan bersih
dari plat melalui paparan cahaya viewbox selama beberapa menit.
Setelah gambar dihapus, plat dapat dibungkus dalam plastik dan
disterilkan untuk digunakan kembali.
Gambar 24-10 Sensor storage phosphor imaging terdapat di dalam alat pemegang
film (Courtesy Schick Technologies, New York.)
19
menghasilkan sebuah gambar yang ditransfer ke layar komputer. Tipe
gambaran digital ini kurang cepat dibanding direct digital imaging
karena tahap scanning laser membutuhkan waktu sekitar 30 detik
sampai 5 menit (Gambar 24-11).
20
Persiapan Sensor
Radiografi digital melibatkan penempatan sensor intraoral di mulut
pasien, serupa dengan teknik yang digunakan dalam penempatan film
konvensional. Walaupun jumlah dan ukuran sensor berbeda-beda dengan
pabrikan yang berbeda, setiap sensor disegel dan kedap air. Untuk tujuan
kontrol infeksi, sensor harus ditutup dengan sebuah barier sekali pakai
karena tidak dapat disterilisasi.
Penempatan sensor
Sensor yang diletakkan dalam mulut ditahan dengan alat bantu bite
block atau alat-alat yang mengarahkan sinar dan sensor secara akurat
(Gambar 24-12). Teknik paralel adalah metode paparan yang lebih
disukai karena akurasi gambar dimensional dan kemudahan untuk
menstandardisasi gambar. Penahan film pada teknik paralel harus
digunakan untuk menstabilkan sensor dalam mulut.
Sebagaimana dengan film intraoral konvensional, sensor dipusatkan
di atas area yang ditentukan.
Gambar 24-12 Sensor intraoral yang ditahan oleh alat pemegang film memudahkan
ahli radiologi menggunakan teknik paralel. (Courtesy DEXIS LLC,
Atlanta, Ga.)
21
2.9 Kelebihan dan Kerugian
Sebagaimana dengan teknik radiografi intraoral, radiografi digital
mempunyai sejumlah kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan Radiografi Digital
1. Resolusi skala abu-abu yang tinggi.
Kelebihan utama radiografi digital adalah menghasilkan resolusi skala
abu-abu yang tinggi. Radiografi digital menggunakan hingga 256
warna abu-abu dibanding dengan 16-25 bayangan abu-abu yang
terdiferensiasi pada film konvensional. Keuntungan skala resolusi abu-
abu sangat penting karena diagnosis sering didasarkan pada
diskriminasi kontras. Kemampuan untuk memanipulasi kepadatan dan
kontras gambar radiografi tanpa paparan tambahan pada pasien juga
merupakan keuntungan yang penting (Gambar 24-13). Di samping itu,
penelitian telah menyelidiki kemampuan diagnostik dari sensor yang
digunakan dalam radiologi digital intraoral. Kemampuan untuk
mengenali penyakit gigi (karies gigi, kondisi periodontal) telah
terbukti sama efektifnya dengan film konvensional. Salah satu cara
untuk mengukur kemampuan diagnostik gambaran digital adalah
melalui kemampuannya untuk menangkap detail atau resolusi. Line
pairs/millimeter (lp/mm) adalah pengukuran kemampuan sistem
digital untuk menangkap detail dalam gambar. Sebagian besar
produsen gambaran digital mempertahankan kisaran sebesar 6-22
lp/mm. Mata manusia hanya dapat menangkap sekitar 8 lp/mm. Semua
sistem digital saat ini menghasilkan gambar diagnosa yang dapat
diterima.
22
Gambar 24-13 Gambar tampak pada monitor komputer memperlihatkan karies
interproksimal (Courtesy Eastman Kodak Company, Rochester,
NY.)
23
Radiografi digital mengeliminasi kebutuhan setiap pembelian film
konvensional, karena mahalnya biaya dalam memproses film. Dengan
radiografi digital, kamar gelap dan pengolahan film tidak diperlukan.
Juga permasalahan lingkungan dapat berkurang karena tidak ada
bahaya proses pegolahan bahan kimia, garam perak dalam emulsi film
dan lembar foil yang ada. Tidak adanya kesalahan dalam memproses
film di kamar gelap menjadi satu keuntungan tersendiri.
5. Meningkatkan efisiensi.
Dokter gigi dapat menjadi lebih produktif dalam bekerja karena
radiografi digital tidak mengganggu proses jalannya perawatan pada
pasien. Penyimpanan gambar dan komunikasi lebih mudah dengan
menggunakan jaringan digital. Gambar digital dapat dimasukkan ke
dalam catatan elektronik pasien, dan gambar radiografi dapat dicetak
jika memang diperlukan. Radiografi digital dapat juga dipindahkan
secara elektronik untuk dirujuk ke dokter gigi, perusahaan asuransi,
atau konsultan.
6. Peningkatan gambar diagnostik.
Fitur seperti pewarnaan dan pembesaran memungkinkan pengguna
untuk menyorot suatu kondisi, seperti resorpsi yang disebabkan oleh
penyakit periodontal, atau untuk membantu mendeteksi daerah kecil
yang mengalami kelainan. Fitur lain yang dapat digunakan untuk
meningkatkan gambaran diagnostik adalah substraksi digital. Dengan
substraksi digital, skala abu-abu dibalik sehingga gambar radiolusen
(biasanya hitam) tampak warna putih dan gambaran radiopak
(biasanya putih) tampak hitam (Gambar 24-14). Substraksi digital juga
menghilangkan gangguan pada informasi latar belakang. Sebagai
contoh, fitur ini memungkinkan operator untuk menghapus semua
struktur anatomi yang tidak berubah antara pemeriksaan radiografi
untuk kemudahan dalam mengidentifikasi perubahan informasi
24
diagnostik. Fitur tambahan umum untuk perangkat lunak pengolah
gambar termasuk kecerahan, kontras, ketajaman, orientasi gambar dan
perubahan pseudocolor.
Gambar 24-14 Gambar yang memperlihatkan fitur subtraksi digital, kebalikan dari
skala abu-abu (Courtesy Dentsply Gendex Digital Imaging System,
Lake Zurich, III.)
25
Gambar 24-15 Pendidikan terhadap pasien menjadi lebih mudah dengan gambar yang
terlihat pada monitor komputer (Courtesy KaVo Dental/Gendex
Imaging, Lake Zurich, III)
26
hanya dapat menangkap resolusi 8-10 lp/mm, sistem CCD tampaknya
cukup untuk diagnosis penyakit gigi.
3. Ukuran Sensor.
Beberapa sensor digital lebih tebal dan kurang fleksibel daripada film
intraoral. Pasien mungkin mengeluhkan besarnya ukuran sensor dan
sensor mungkin tidak nyaman atau dapat menimbulkan refleks
muntah.
4. Kontrol Infeksi.
Beberapa sensor digital tidak tahan terhadap sterilisasi dengan panas.
Oleh karena itu, sensor-sensor ini memerlukan pelindung menyeluruh
dengan pembungkus plastik sekali pakai. Pembungkus ini harus
diganti pada setiap pasien untuk mencegah kontaminasi silang antara
satu pasien dengan pasien lainnya.
5. Masalah Hukum.
Karena gambar digital asli dapat diubah, sangat dipertanyakan apakah
radiografi digital dapat digunakan sebagai bukti dalam gugatan. Untuk
mengatasi hal ini, pabrikan seperti Kodak, dengan Digital Science
Dental Scanning System, memasukkan fitur peringatan yang muncul
jika gambar asli tidak sebanding dengan gambar yang ditampilkan
pada monitor.
27
1. Radiografi Konvensional
adalah suatu pemeriksaan radiografi sederhana yang biasa dilakukan sehari-
hari. Radiografi konvensional dapat berupa pemeriksaan kontras dan non
kontras.
28
Panoramix : alat radiologi untuk pemotretan gigi secara keseluruhan
tana overlapping.
2. USG
adalah suatu alat radiologi yang menggunakan gelombang suara ultrasonik
untuk menghasilkan gambaran bentuk, gerak, ukuran suatu organ dalam tubuh
manusia
Fungsi gel pada USG : gel berfungsi sebagai perantara gelombang suara dari
transducer ke permukaan tubuh, gel membuat kontak antara transducer dan
permukaan tubuh menjadi baik atau tidak terhalangi udara karena gelombang
USG tidak dapat melalui udara, serta gel mempermudah pergerakan
transducer.
29
3. CT Scan
adalah suatu alat radiologi yang menggunakan radiasi dan rekonstruksi oleh
komputer untuk untuk membuat citra secara tomografi (potongan).
30
Tulang memiliki CT Number tertinggi yaitu 1000 Haunsfield Unit, Cairan
memiliki CT Number 0 HU, dan udara memiliki Ct Number -1000 HU.
31
Terbentuknya bayangan hitam dan putih pada MRI karena perbedaan
resonansi jaringan atau perbedaan kuat signal MRI yang dihasilkan jaringan.
Kekuatan signal itu berhubungan dengan jumlah atom pada setiap jaringan.
Signal MRI yang kuat akan menghasilkan bayangan terang, signal MRI yang
lemah akan menghasilkan bayangan gelap.
5. CBCT
Cone Beam CT (CBCT) adalah teknologi imaging baru yang menghasilkan
tampilan 3D dari data gambar. Menggunakan sinar X-ray berbentuk kerucut
yang baru daripada sinar linear CT yang konvensional, CBCT scanner dapat
menangkap pandangan multiplanar dari pasien. Dengan imaging software,
data dapat dikonstruksi kembali melalui tampilan 3D yang dapat
dimanipulasikan sehingga dapat menunjukkan berbagai sudut pandang, variasi
kedalaman dan ketebalan serta pada jaringan tertentu. Dosis dari radiasi yang
diperlukan untuk CBCT jauh lebih rendah daripada konvensional CT.
Aplikasi umum dari CBCT meliputi:
Implantologi pada Gigi
3D CT Scan mempermudah dokter ahli bedah gigi dalam
mengoptimalkan pelaksanaan rencana dan letak untuk melakukan
implan gigi. 3D CT Scan ini juga mempermudah bagi pasien yang
melakukan perawatan berkelanjutan sehingga diagnose yang
didapatkan dapat dipaparkan secara lengkap dari proses awal hingga
akhir, terutama perawatan pasca operasi yang mencakup:
1) Menentukan titik lokasi jarak terhadap struktur vital anatomi
2) Mengukur lebar tulang alveolar dan memvisualisasikan kontur
tulang
3) Menentukan apabila cangkok tulang atau pengangkatan
sinusitis diperlukan
4) Memilih ukuran dan tipe implan yang paling sesuai
32
5) Mengoptimalkan lokasi implan dan angulasi
6) Meningkatkan penerimaan kasus
7) Mengurangi waktu operasi
33
Orthodontics
Dengan Cone Beam CT imaging, diagnosa orthodontic menjadi lebih
komprehensif. Rencana perawatan pun menjadi lebih akurat dengan
beberapa keunggulan di bawah ini:
1) Struktur vital dengan tampilan 3D
2) Posisi gigi yang bermasalah dan anatomi dalam tampilan 3D
3) Penaksiran TMJ terhadap anatomi condylar dalam tampilan 3D
4) Perencanaan perawatan operasi orthognathic dan taksiran
pertumbuhan gigi dengan skala 1:1
5) Penaksiran jalur udara
6) Perencanaan untuk peletakan implan gigi sebagai bentuk
restorasi gigi atau penanaman orthodontic serta penempatan
dari penanaman alat-alat yang bersifat sementara
7) Penaksiran kerangka simetri atau asimetri
Impactions:
Cone Beam CT scan dapat memberikan akurasi lebih baik dan
penilaian 3-dimensi untuk memberikan prediksi hasil perawatan lebih
baik sementara mengurangi resiko yang terkait dengan gigi yang
berbenturan.
1) Memvisualisasikan posisi gigi yang terbentur dalam hubungan
di sekitar struktur vital dan dekat gigi serta akar mereka
2) Menilai lebih baik mengenai resiko perawatan atau tanpa
perawatan berdasarkan lebih akuratnya analisis 3-dimensi
34
Studi Sinus dan Airway
Volumetrik data diperoleh dari survey CBCT dapat digunakan untuk
memvisualisasikan sinus dan seluruh jalur airway dari sengau dan
seluruh pintu masuk oral hingga ruang tenggorokan untuk:
1) Mengindetifikasi batas-batas anatomic
2) Menentukan derajad dari infeksi dan adanya polip
3) Membantu studi airway untuk mendiagnosis dan
perawatan dari apnea tidur obstruktif
4) Menghitung vlomue asli dari ruang airway
5) Menentukan titik dari penyempitan saluran napas
Pathology
CBCT scan memberikan sarana atas memvisualisasikan dan
mempelajari proses pathological di rahang atas dan rahang bawah.
Informasi ini tak ternilai saat merencanakan upaya bedah apapun
untuk biopsi arau reseksi.
Endodontik
Meskipun radiography konvensional lebih praktis dan lebih cocok
untuk prosedur endodontik pada setiap hari, data volumetrik dari
CBCT scan dapat memberikan pandangan serial aksial, dan mahkota
dan sagital tidak memungkinkan untuk diperoleh dari radiography
konvensional. Kemampuan untuk mengurangi atau menghilangkan
superimposisi dari struktur sekitar membuatnya lebih budah untuk
memvisualisasikan area terpenting dalam 3-dimensi. Ini memberikan
informasi diagnosa relevan klinis yang lebih dan memiliki banyak
aplikasi potensial untuk endodontics termasuk:
35
1) Identifikasih lebih akurat dan diagnosa dari pathosis daripada
radiography konvensional
2) Visualisasi dari anatomi pulpa internal dan sistem root canal
yang tidak terlihat
3) Penilaian dari proses internal dan eksternal akar resorpsi
4) Indentifikasi dari fraktur akar dan area lain dari trauma
5) Volumetrik dan perbandingan kepadatan dalam tulang
periradicular setelah perawatan endodontik dengan tujuan
menilai tingkat keberhasilan dan kegagalan
6) Perencanaan Pra-operasi
TMJ:
Evaluasi akurat dari The Temporomandibular Joint (TMJ) telah sulit
karena superimposisi dari struktur lain di radiograph konvensional.
Dengan Cone Beam CT imaging, sekarang menjadi mungkin untuk:
1) Menilai anatomi condylar dalam TMJ tanpa superimposisi dan
distorsi pada gambar
2) Memperoleh gambar 1:1 dari struktur condylar dengan penilaian
yang lebih akurat
Periodontik
Kekurangan dari x-ray 2-dimensi konvensional untuk tingkat
keakuratan periodontal adalah dihindari oleh 3-dimensi dan analisa
cross-sectional membantu menghindari kejutan yang sering terjadi
semasa operasi periodontal.
1) Analisa kecacatan tulang periodontal di semua sisi dalam
setiap gigi
2) Menilai luasnya dari setiap keterlibatan percabangan
36
3) Mengikuti perkembangan dari
4) Rencana perawatan Implan gigi oleh
5) Memvisualisasikan struktur vital seperti maxillary sinus,
mental foramen dan saraf mandibular terhadap periodontal atau
operasi implan
Operasi mulut
Sebagai tambahan untuk penempatan implan, Cone Beam CT scan
merupakan sebuah diagnosa yang tak ternilai dan alat perencanaan
perawatan untuk operasi mulut untuk:
1) Menentukan posisi dalam bentuk 3-dimensi secara tepat dari
gigi dalam tulang alveolar dan bagaimana posisi teresebut
berhubungan dengan struktur vital untuk pencabutan dan
benturan.
2) Memvisualisasikan jaringan keras dan lunak di komputer
dengan tiga dimensi untuk merencanakan operasi maxillofacial
3) Menghasilkan ukuran asli dari model CAD-CAM stereolithic
(STL) untuk persiapan dan perencanaan operasi
4) Memonitor perubahan kerangka, perubahan saluran udara, dan
respon penyembuhan
37
38
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Radiografi digital adalah metode pengambilan gambar radiografi dan
menampilkannya pada layar komputer; tidak menggunakan film, dan
pengolahan film dengan bahan kimia tidak diperlukan.
Unit sinar-x gigi digunakan sebagai sumber radiasi pada gambar digital.
Sensor atau detektor kecil ditempatkan di dalam mulut pasien, dan tabung
sinar-x ditujukan untuk menembak sensor. Muatan listrik yang dihasilkan
pada sensor digital (atau diubah menjadi bentuk digital) dan dapat dilihat pada
monitor komputer.
Keuntungan dari radiografi digital meliputi resolusi skala abu-abu yang tinggi,
mengurangi paparan pasien terhadap sinar-x, meningkatkan kecepatan
gambaran yang dihasilkan, biaya peralatan dan film yang rendah,
meningkatkan efisiensi waktu, menambah pengetahuan pasien, dan banyaknya
pilihan untuk meningkatkan informasi diagnostik dari gambar radiografi
digital.
Kerugian radiografi digital meliputi mahalnya biaya awal pemasangan sistem
digital, kualitas gambar, ukuran sensor intraoral, masalah hukum, dan tidak
tahan terhadap sterilisasi panas.
39
DAFTAR PUSTAKA
Haring and Howerton. 2006. Dental Radiography Principles and Techniques. St.
Louis Missouri: Saunders. 343-353 pp.
40