You are on page 1of 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kedokteran gigi saat ini sudah mengalami kemajuan perkembangan yang


baik pada segala bidang. Salah satunya pada bidang Radiografi. Radiografi
sangat penting dalam kedokteran gigi, karena kita dapat mengetahui gambaran
bagian anatomi tubuh atau gigi untuk menegakkan diagnosa. Teknik radiografi
yang paling sering di gunakan di kalangan dokter gigi adalah radiografi
konvensional.
Radiografi konvensional pada awalnya merupakan dasar dari penegakkan
diagnosis, penentuan rencana perawatan, dan evaluasi hasil perawatan. Namun
radiografi konvensional mempunyai radiasi yang cukup besar, yang dapat
berdampak buruk pada pasien (Fadhilah,2001). Seiring dengan perkembangan
jaman di temukan teknik radiografi yang dapat menutupi kekurangan dari
teknik radiografi konvensional yaitu teknik radiografi digital .
Digital imaging adalah teknik untuk menghasilkan gambaran radiografi di
mana informasi tentang jumlah sinar X yang diserap dapat dimanipulasi dengan
komputer untuk menghasilkan gambaran terbaik (Dorland’s Medical Dictionary,
2003). Teknik radiografi digital mempunyai eksposi yang lebih kecil dari
radiografi konvensional dan Dosis radiasi yang lebih rendah karena digital
imagereceptor lebih efisien pada rekaman energyphoton dari conventionalfilms.
Selain itu, radiografi digital juga disertai perangkat imageprocessing yang dapat
meningkatkan kualitas gambaran rontgen yang di hasilkan (Whaites, 2003).
Ada pun kelebihan lain yang dimiliki oleh radiografi digital, antara lain:
Cepat dan efisien karena tidak membutuhkan kamar gelap untuk pencetakan
gambar,Hasil lebih akurat,Sistem sinar-X pesawat dapat tetap digunakan dengan
dilakukan modifikasi, Dapat digunakan untuk radiografi mobileX-ray unit
dengan d\etector digital (flat digital), Processing konvensional tidak dilakukan
dan dapat menghindari semua kesalahan processing dan risiko menangani bahan
kimiawi saat processing, Mudah disimpan dan pengarsipan informasi pasien dan
inkorporasi terhadap rekam pasien, Mudah transfer gambar secara elektronik
(Teleradiografi), Perbaikan dan processing gambaran. Paket software dapat
melakukan beberapa perbaikan gambaran termasuk: Inversi, Alterasi pada
kontras, Embossing atau pseudo-3D, Pembesaran, Ukuran automatis,
Pseudocolourization (Whaites, 2003).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan digital imaging?
2. Bagaimana konsep dasar dari digital imaging?
3. Apa saja tujuan dan kegunaan dari digital imging?
4. Bagaimana prinsip kerja dari digital imaging?
5. Bagaimana paparan radiasi dari digital imaging?
6. Apa saja peralatan yang digunakan untuk digital imaging?
7. Apa-apa saja tipe gambaran digital imaging?
8. Bagaimana tahapan prosedur penggunaan digital imaging?
9. Apa saja kelebihan dan kerugian yang terdapat pada digital imaging?
10. Apa contoh pencitraan diagnostik dalam ilmu radiologi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu digital imaging
2. Untuk mengetahui konsep dasar dari digital imaging
3. Untuk mengetahui tujuan dan kegunaan dari digital imaging
4. Untuk mengetahui prinsip kerja dari digital imaging
5. Untuk mengetahui paparan radiasi dari digital imaging
6. Untuk mengetahui peralatan yang digunakan digital imaging
7. Untuk mengetahui tipe-tipe gambaran dari digital imaging

2
8. Untuk mengetahui tahapan prosedur penggunaan digital imaging
9. Untuk mengetahui kelebihan dan kerugian yang terdapat pada digital imaging
10. Untuk mengetahui contoh dari pencitraan diagnostik dalam ilmu radiologi

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Digital Imaging

Digital radiografi adalah sebuah bentuk pencitraan sinar_X, dimana


sensor-sensor sinar-X digital digunakan menggatikan film fotografi
konvensional. Dan processing kimiawi digantikan dengan sistem komputer yang
terhubung dengan monitor atau laser printer.

Digital / Radiografi Langsung (DR) adalah suatu bentuk sinar-x


pencitraan, di mana detektor panel datar digunakan sebagai pengganti film.
Dengan sistem DR gambar dapat dilihat di monitor segera setelah akuisisi, yang
memakan waktu beberapa detik dan dapat disimpan / diteruskan dimanapun
mereka dibutuhkan. Seperti gambar-gambar digital, beberapa salinan data
gambar selalu identik.

Selain preview gambar segera dan ketersediaan keuntungan dari DR atas


film yang mencakup jangkauan dinamis yang lebih luas yang membuatnya lebih
pemaaf untuk eksposur atas dan bawah serta kemampuan untuk menerapkan
teknik pemrosesan citra khusus yang meningkatkan tampilan keseluruhan
gambar.

Sistem Direct Radiography (DR) adalah system baru pada pesawat


rontgen digital yang berkembang saat ini dimana image atau gambar hasil expose
dari objek radiografi diubah kedalam format digital secara real time dengan
menggunakan sensor berupa flat panel atau Charge Coupled Devices (CCD), jadi
tak perlu menggunakan cassette reader untuk mendapatkan gambar secara digital.

Radiografi digital imaging menawarkan beberapa fitur yang berpotensi


meningkatkan kualitas diagnosis : menggunakan warna( tidak hitam putih),

4
kemampuan magnifikasi, dan kemampuan mengubah derajat densitas gambar
pada layar, disebut juga peningkatan kontras. Gambaran digital (suatu gambar
yang diambil dengan reseptor non film) menghasilkan radiasi ionisasi lebih
sedikit, dalam beberapa kasus dapat menunjukkan pengurangan yang signifikan
yaitu sekitar 90%.Hal ini membuat sensor elektronik intraoral sebagai pengganti
film, menggunakan komputer (alat elektronik yang memiliki kemampuan untuk
menyimpan data dalam memorinya) dan printer ( mekanisme mengkonversikan
data dalam bentuk cetakan). Rekam data akan disimpan dalam memori komputer.
Data ini dapat dilihat dalam layar monitor dan dapat dicetak sebagai hardcopy
yang dapat disimpan oleh pasien maupun dikirimkan ke perusahaan asuransi dan
ke dokter gigi lain (Anderson dan Pendleton, 2001).

Digital Imaging merupakan hasil interaksi sinar X dengan electron dalam


sensor pixel elektronik (elemen gambar), konversi data analog ke data digital,
prosesing komputer, dan display gambar tampak pada layar komputer. Data
didapat melalui sensor yang berkomunikasi dengan komputer. Digital imaging
ini ada dua metode pengambilan gambarnya yaitu direk digital imaging dan
indirek digital imaging (Williamson dan Parks, 2002).

2.2 Konsep Dasar


Radiografi digital digunakan untuk merekam gambar radiografi. Tidak
seperti teknik radiografi konvensional, pada radiografi digital tidak menggunakan
film atau tidak ada pemrosesan kimia. Walaupun begitu, radiografi digital
menggunakan sensor elektronik dan sistem pencitraan komputerisasi yang
menghasilkan gambar sinar-x yang tertera di monitor komputer. Sebelum ahli
radiografi gigi menggunakan teknik ini dengan baik, pemahaman menyeluruh
mengenai terminologi dan fundamental radiografi digital merupakan hal penting.
Pengetahuan mengenai paparan radiasi, peralatan dan tipe pencitraan digital juga
diperlukan.

5
2.3 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan radiografi digital untuk menghasilkan gambar yang dapat
digunakan dalam diagnosis dan penilaian terhadap penyakit gigi. Gambar yang
dihasilkan setara dengan gambaran diagnostik berbasis film dan memungkinkan
ahli radiografi gigi untuk mengidentifikasi banyak kondisi yang mungkin tidak
terdeteksi, serta melihat kondisi yang tidak dapat diidentifikasi secara klinis.
Serupa dengan prosedur radiografi yang menggunakan film, radiografi digital
menyediakan banyak informasi mengenai gigi dan jaringan pendukungnya bagi
ahli radiografi. Penggunaan radiografi digital adalah sebagai berikut:
 Untuk mendeteksi lesi-lesi, penyakit, serta kondisi gigi dan struktur di
sekitarnya
 Untuk memperkuat atau menggolongkan penyakit yang dicurigai
 Untuk memberikan informasi selama prosedur perawatan gigi (misalnya
instrumentasi terapi saluran akar dan bedah penempatan implan)
 Untuk mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan
 Untuk menggambarkan perubahan sekunder pada karies, penyakit periodontal,
atau trauma
 Untuk mendokumentasikan kondisi pasien pada waktu tertentu

2.4 Prinsip Kerja


Radiografi digital mengacu pada metode penangkapan gambar radiografi
dengan menggunakan sensor, memecahnya menjadi potongan-potongan
elektronik, dan menyajikan serta menyimpan gambar dengan menggunakan
komputer. Ingat bahwa gambar berbahan dasar film yang dihasilkan ketika foton
sinar-x mengenai sebuah film intraoral maka informasi yang direkam dalam film
ini dikenal sebagai gambar analog. Gambar analog digambarkan oleh spektrum
kontinu dengan bayangan abu-abu antara hitam dan putih yang ekstrim. Hal ini
akan membantu untuk memvisualisasikan sebuah gambaran yang sepenuhnya

6
berwarna hitam, abu-abu, dan putih. Bayangan ini mengalir bersama di atas
kanvas dan sulit untuk melihat akhir dari bayangan dan awal dari bayangan
lainnya. Dalam gambaran digital, sensor menerima informasi analog dan
mengubahnya ke gambar digital dalam unit pemrosesan komputer. Gambar
digital merupakan sebuah susunan dari elemen gambar yang disebut pixel,
dengan nilai abu-abu diskrit di setiap pixel. Bayangkan lukisan hitam, abu-abu,
dan putih yang telah dijelaskan, tetapi dalam pola mosaik (kepingan batu) bukan
bayangan yang mengalir bersama-sama. Setiap persegi kecil dari mosaik ini
mirip dengan setiap pixelnya.

Pengambilan gambar berbasis film tradisional terdiri dari sinar-x yang


berinteraksi dengan kristal-kristal halida perak, diikuti oleh pemrosesan kimia
untuk mengubah gambar tersembunyi menjadi gambar yang kelihatan. Pada
radiografi digital, sebuah sensor, atau detektor kecil, ditempatkan di dalam mulut
pasien untuk menangkap gambar radiografik. Sensor digunakan pada film dental
intraoral. Seperti pada radiografi konvensional, sorotan sinar-x dimaksudkan
untuk menyentuh sensor. Muatan elektronik dihasilkan pada permukaan sensor;
sinyal elektronik ini digitalisasi, atau diubah menjadi bentuk “digital”.
Selanjutnya sensor mengirimkan informasi ini ke komputer, dan komputer
menyimpan sinyal elektronik yang masuk. Data yang didapat oleh sensor
diteruskan ke komputer dalam bentuk analog, kemudian diubah menjadi bentuk
digital dengan menggunakan Analog-to-Digital Converter (ADC). Perangkat
lunak digunakan untuk menyimpan gambar secara elektronik. Gambar
ditampilkan dalam waktu beberapa detik sampai beberapa menit dan dapat
dimanipulasi dengan cepat untuk mempertinggi penampilan bagi penafsiran dan
diagnosis.

Dengan radiografi digital, istilah image (bukan radiograf atau film


sinar-x) digunakan untuk menjelaskan gambar yang dihasilkan (Gambar 24-1).

7
Sistem radiografi digital tidak terbatas pada gambar intraoral; gambar panoramik
dan sefalometrik juga dapat diperoleh (Gambar 24-2).

Gambar 24-1 Gambar radiografi pada monitor komputer terlihat gambaran periapikal
yang normal serta skala dapat diperbesar. (Courtesy DEXIS LLC,
Altanta, Ga.)

8
Gambar 24-2 Monitor komputer menampilkan berbagai gambar, termasuk gambar
panoramik dan sefalometrik. (Courtesy Sirona USA, Charlotte, NC.)

Sebagai contoh, film ekstraoral yang digunakan secara tradisional pada


radiografi panoramik diganti dengan sensor elektronik yang mengirimkan
informasi gambar ke sebuah komputer untuk disimpan dalam format digital.
Seperti halnya dengan radiografi intraoral, gambar ditampilkan pada monitor
komputer dan dapat disimpan untuk digunakan pada masa mendatang.

2.5 Paparan Radiasi

Radiografi digital memerlukan lebih sedikit sinar-x daripada radiografi


konvensional. Sinar-x lebih sedikit diperlukan karena terdapat sensor khusus
yang lebih peka terhadap sinar-x daripada film konvensional. Waktu paparan
yang dibutuhkan oleh radiografi digital adalah 50-80% kurang dari waktu yang
diperlukan untuk radiografi konvensional. Sebagai contoh, waktu paparan radiasi
khusus yang diperlukan untuk menghasilkan gambar untuk radiografi digital
adalah 3 impuls (3/60 atau 0,05 detik). Waktu terkena radiasi ini jauh lebih sedikit
daripada 12 impuls (12/60 atau 0,2 detik) yang diperlukan untuk film intraoral
pada radiografi berbasis film konvensional. Dengan paparan radiasi yang lebih
sedikit, dosis yang terserap pada pasien menjadi jauh lebih rendah.

2.6 Peralatan
Penggunaan peralatan khusus diperlukan pada radiografi digital.
Komponen-komponen penting dari sistem pengambilan gambar digital langsung
meliputi: sumber sinar-x, sensor intraoral, dan komputer.

9
 SUMBER SINAR-X
Sebagian besar sistem radiografi digital menggunakan unit sinar-x
dental konvensional sebagai sumber sinar-x. Sumber sinar-x konvensional
sesuai dengan sistem gambaran digital akan tetapi alat pengatur waktu unit
sinar-x harus disesuaikan untuk mengatur paparan radiasi dalam kerangka
waktu 1/100 per detik. Unit sinar-x standar yang digunakan untuk radiografi
digital tetap dapat berfungsi untuk radiografi konvensional (Gambar 24-3).

Gambar 24-3 Sumber radiasi sinar-x konvensional yang dapat digunakan untuk
gambaran digital. (Courtesy KaVo Dental/Gendex Imaging, Lake
Zurich, III.)

 SENSOR INTRAORAL
Seperti didefinisikan sebelumnya, sensor adalah detektor kecil yang
ditempatkan pada mulut pasien dan digunakan untuk menangkap gambar
radiografi. Beberapa sensor bersifat tebal, besar, dan kaku, sedangkan yang
lainnya sama dalam ukuran dan fleksibilitasnya seperti film konvensional
(Gambar 24-4).

10
Gambar 24-4 Sebuah film intraoral terlihat sama ukuran dan bentuknya untuk sensor
yang digunakan dalam gambar digital.

Sebagian besar pabrikan menghasilkan sensor film intraoral yang sama


dimensinya untuk ukuran 0, 1, 2, dan 4. Sensor intraoral yang digunakan pada
sistem radiografi digital dapat dipasang kabel atau tanpa kabel. Pada sensor
yang menggunakan kabel, sensor pengambil gambar dihubungkan oleh kabel
serat optik ke sebuah komputer yang merekam sinyal yang dihasilkan
(Gambar 24-5).

Gambar 24-5 Kabel sensor intraoral. (Courtesy Schick Technologies, New York.)

11
Pada sistem yang menggunakan kabel, panjang kabel bervariasi dari 8
sampai 35 kaki. Kabel yang lebih pendek lebih terbatas jarak geraknya.
Wireless bermakna sensor pengambil gambar yang tidak menggunakan kabel.

Ada tiga jenis teknologi sensor langsung:

1. Charge-coupled device
2. semikonduktor oksida metal komplementer/sensor pixel aktif, dan
3. Charge injection device

1. Charge Couple Device


Charge Couple Device (CCD) adalah salah satu bentuk reseptor
gambar umum yang dipakai dalam radiologi kedokteran gigi. CCD
digunakan dalam skala kecil pada pabrikan tertentu sebagai spesialisasi
dikarenakan membutuhkan harga yang cukup tinggi.
CCD bukan sebagai teknologi yang baru, pertama kali dibuat pada
tahun 1960. Saat ini CCD digunakan dalam berbagai alat yaitu mesin fax,
kamera video, mikroskop, dan teleskop. CCD merupakan detektor keras
yang terdapat chip silikon di dalam sebuah sirkuit elektronik.
Elektron yang membangun silikon CCD dapat dilihat dengan cara
membaginya dalam sebuah susunan blok atau elemen gambar yang
dikenal sebagai pixel. Pixel dikenal sebagai sebuah boks kecil elektron
yang dihasilkan oleh paparan sinar-x. Pixel merupakan digital equivalent
dari kristal perak yang digunakan dalam radiologi konvensional. Berbeda
pada emulsi film dengan kristal perak yang memiliki susunan tidak
teratur, sedangkan pixel memiliki susunan yang teratur. CCD memiliki
640x480 pixel dalam ukuran, hasilnya dalam Charge Couple Device
terdapat 307,200 pixel yang berfungsi mentransmisi cahaya secara sensitif
dan mengartikannya dalam pesan elektronik. Saat foton sinar-x yang

12
datang berkontak pada CCD menyebabkan lepasnya elektron dari silikon
dan memproduksi penyesuaian muatan elektronik. Hasilnya, setiap
susunan pixel atau electron potential well terdiri dari muatan elektronik
yang proporsional pada jumlah elektron yang bereaksi diantaranya.
Selanjutnya setiap electronic well akan berpasangan pada area spesifik
yang terhubung dalam layar komputerisasi. Saat sinar-x mengaktifkan
elektron dan memproduksi pesan elektronik, gambaran elektronik laten
(belum terlihat) sedang diproduksi. Gambaran laten kemudian ditransmisi
dan disimpan pada komputer serta diubah menjadi gambaran yang bisa
dilihat oleh mata pada layar komputer atau hasil cetaknya.

2. Complementary Metal Oxide Semiconductor/Active Pixel Sensor


Teknologi sensor lainnya yang digunakan pada radiografi digital
adalah Complementary Metal Oxide Semiconductor/Active Pixel Sensor
(CMOS/APS). Meskipun proses CMOS merupakan standar dalam
pembuatan chip semikonduktor, bukan dibuat sampai APS dikembangkan
maka CMOS menjadi sensor yang digunakan dalam radiografi digital
kedokteran gigi.
Saat ini salah satu pabrikan radiografi digital, Schick teknologi,
menggunakan sensor CMOS/APS sebagai pengganti CCD dan
menghasilkan 25 % resolusi lebih baik. Keuntungan tambahan yang
didapat dari teknologi CMOS/APS adalah biaya produksi yang lebih
rendah dengan kemampuan kerja dan daya tahan yang lebih baik.

3. Charge Injection Device


Charge Injection Device (CID) merupakan sensor lainnya yang
digunakan di radiografi digital kedokteran gigi. CID yaitu reseptor gambar
berbahan dasar silikon yang tampak serupa dengan CCD. CID berbeda
sedikit secara struktural dengan CCD. Sebuah pabrikan yaitu Welch

13
Allyn, memperkenalkan teknologi ini yang digunakan dalam platform
Reveal video kamera intraoral. Tidak perlu penggunaan komputer untuk
memproses gambar yang akan dilihat. Sistem ini terdapat fitur CID sensor
sinar-x, cord dan jaringan listrik yang dimasukkan ke sumber cahaya
Reveal pada kamera. Gambaran digital akan muncul pada sistem monitor
pada hitungan detik. Sensor CID menghasilkan gambaran yang dapat
dicetak dalam bentuk video yang berwarna atau disimpan dalam komputer
berbentuk file atau video cd.

 Komputer
Komputer digunakan untuk menyimpan data file dalam bentuk sinyal
elektronik. Komputer bertanggung jawab dalam mengubah atau mentransfer
sinyal elektronik dari sensor yang menjadi bayangan abu-abu tampak pada
layar monitor. Masing-masing pixel menjelaskan bilangan pada komputer
oleh lokasi dan level warna abu abu. Batasan bilangan variasi pixel bervariasi
dari 0 sampai 255, yang akan menciptakan 256 bayangan abu-abu,
ditunjukkan sebagai pixel resolusi skala abu-abu. Pada perbandingannya mata
manusia hanya dapat menangkap 32 bayangan abu-abu.
Bilangan yang mungkin terdapat kombinasi abu-abu dikenal dengan
bit depth image, yang akan ditentukan oleh software komputer. Dari masing-
masing pixel kombinasi dengan contoh jika 8 bit depth imaging memiliki
gambaran abu-abu 256, untuk manipulasi dari pixel dapat dilakukan dengan
penambahan kontras dan densitas tanpa penambahan paparan sinar-x pada
pasien (Gambar 24-6).

14
Gambar 24-6 Gambar pada monitor komputer dapat dimanipulasi dengan mengubah
densitas dan kontrasnya (Courtesy Eastman Kodak Company,
Rochester, NY.)

Komputer melakukan proses, digital, penyimpanan yang diterima dari


sensor. Gambaran yang disimpan dan dimunculkan monitor komputer dalam
0.5 - 120 detik, lebih singkat dari pemrosesan film konvensional (Gambar 24-
7). Kecepatan pengambilan gambar ini sangat berguna selama tindakan
perawatan kedokteran gigi lainnya seperti bedah penempatan implant atau
selama instrumentasi terapi saluran akar. Hasil gambaran dapat diambil secara
baik, bisa dimanipulasi, disimpan dalam bentuk file di komputer atau
dikirimkan langsung secara elektronik pada perusahaan yang meminta atau
kepada dokter gigi yang bersangkutan.

15
Gambar 24-7 Gambar periapikal ditampilkan pada monitor komputer.

Beberapa hasil gambaran yang didapat dapat dilakukan dengan sistem


radiografi digital. Sistem digital dengan fitur teknologi pembagian layar,
mempermudah operator melihat dan membandingkan beberapa gambaran
pada layar yang sama (Gambar 24-8). Fitur ini sangat membantu dalam
membandingkan dan mengevaluasi dari perkembangan penyakit penyebab
karies atau penyakit periodontal. Sebagai contoh perjalanan penyakit karies
dapat dievaluasi dengan membandingkan foto bite wing. Sistem digital ini
dapat melakukan pembesaran sebanyak 4 kali lipat dari gambaran asli. Fitur
ini berguna saat mengevaluasi area apikal gigi. Pengukuran linier dan angular
dapat dilakukan dengan sistem ini untuk mengukur panjang akar.

16
Gambar 24-8 Gambar pada monitor komputer memperlihatkan teknologi split-screen
dengan dua gambar klinis dan dua gambar radiografi dalam satu layar.
(Courtesy Progeny Dental, Buffalo Grove, III.)

2.7 Tipe Gambaran Digital


Terdapat dua metode yaitu secara langsung dan tidak langsung.

a. Gambaran Digital Secara Langsung


Gambaran digital secara langsung meliputi mesin sinar-x, sensor intra
oral, monitor komputer. Sensor ini ditempatkan pada rongga mulut pasien
dan terkena paparan sinar-x (Gambar 24-9). Sensor ini menangkap
gambaran radiografi dan mentransfernya ke monitor komputer. Dalam
hitungan detik setelah paparan pada sensor sinar-x, gambaran akan telihat
pada layar komputer. Software akan membantu dalam penyimpanan data
dalam bentuk file.

17
Gambar 24-9 Alat pemegang film dengan kabel sensor (Courtesy
Schick Technologies, New York.)

b. Gambaran Secara Tidak Langsung


 Scanning Radiografi Konvensional
Komponen-komponen utama dari sistem indirect digital
imaging mencakup sebuah kamera CCD dan komputer. Dalam
metode scanning, sebuah film sinar-x yang ada di-digitalisasi dengan
menggunakan kamera CCD. Kamera CCD memindai gambar,
mendigitalkan atau mengkonversi gambar, dan kemudian
menampilkannya pada monitor komputer. Konsep ini serupa dengan
teori pada pemindaian gambar, seperti fotograf, pada layar komputer.
Indirect digital imaging memiliki kualitas lebih rendah dibanding
direct digital imaging karena yang dihasilkan serupa dengan “salinan”
dari yang “original”.

 Storage Phosphor Imaging


Tipe kedua dari indirect digital imaging adalah storage
phosphor imaging, sebuah sistem radiograf digital wireless. Dalam

18
sistem ini, gambaran plat berlapis fosfor yang dapat digunakan
kembali (reusable), digunakan sebagai pengganti sensor dengan kabel
fiberoptik. Plat berlapis fosfor ini fleksibel dan dapat dipasang dengan
baik dalam rongga mulut seperti film intraoral (Gambar 24-10). Plat
berlapis fosfor ini menyerupai layar intensifikasi yang digunakan
untuk menampakkan film extraoral dan berfungsi mengubah energi
sinar-x menjadi cahaya. Gambaran radiografi yang dihasilkan bersih
dari plat melalui paparan cahaya viewbox selama beberapa menit.
Setelah gambar dihapus, plat dapat dibungkus dalam plastik dan
disterilkan untuk digunakan kembali.

Gambar 24-10 Sensor storage phosphor imaging terdapat di dalam alat pemegang
film (Courtesy Schick Technologies, New York.)

Storage phosphor imaging mencatat data diagnostik pada plat


setelah paparan dari sumber sinar-x, kemudian mengkonversi
informasi ke file-file elektronik dengan menggunakan scanner
berkecepatan tinggi. Setelah paparan, plat dipindahkan dari mulut dan
ditempatkan ke prosesor elektronik, dimana laser memindai plat dan

19
menghasilkan sebuah gambar yang ditransfer ke layar komputer. Tipe
gambaran digital ini kurang cepat dibanding direct digital imaging
karena tahap scanning laser membutuhkan waktu sekitar 30 detik
sampai 5 menit (Gambar 24-11).

Gambar 24-11 Sistem storage phosphor imaging, menggambarkan perangkat


scanning laser dan sensor intraoral serta ekstraoral. Foto seri satu
mulut terlihat pada monitor komputer. (Courtesy KaVo Dental/Gendex
Imaging, Lake Zurich, III.)

2.8 Tahapan Prosedur


Tahapan prosedur untuk penggunaan sistem gambaran radiografi
digital berbeda-beda menurut pabrikan. Sangat penting merujuk pada buku
petunjuk yang diberi oleh pabrikan untuk informasi mengenai sistem operasi,
persiapan peralatan, persiapan pasien, dan paparan. Hanya pedoman umum
mengenai persiapan dan penempatan sensor dicakup di sini.

20
 Persiapan Sensor
Radiografi digital melibatkan penempatan sensor intraoral di mulut
pasien, serupa dengan teknik yang digunakan dalam penempatan film
konvensional. Walaupun jumlah dan ukuran sensor berbeda-beda dengan
pabrikan yang berbeda, setiap sensor disegel dan kedap air. Untuk tujuan
kontrol infeksi, sensor harus ditutup dengan sebuah barier sekali pakai
karena tidak dapat disterilisasi.
 Penempatan sensor
Sensor yang diletakkan dalam mulut ditahan dengan alat bantu bite
block atau alat-alat yang mengarahkan sinar dan sensor secara akurat
(Gambar 24-12). Teknik paralel adalah metode paparan yang lebih
disukai karena akurasi gambar dimensional dan kemudahan untuk
menstandardisasi gambar. Penahan film pada teknik paralel harus
digunakan untuk menstabilkan sensor dalam mulut.
Sebagaimana dengan film intraoral konvensional, sensor dipusatkan
di atas area yang ditentukan.

Gambar 24-12 Sensor intraoral yang ditahan oleh alat pemegang film memudahkan
ahli radiologi menggunakan teknik paralel. (Courtesy DEXIS LLC,
Atlanta, Ga.)

21
2.9 Kelebihan dan Kerugian
Sebagaimana dengan teknik radiografi intraoral, radiografi digital
mempunyai sejumlah kelebihan dan kekurangan.
 Kelebihan Radiografi Digital
1. Resolusi skala abu-abu yang tinggi.
Kelebihan utama radiografi digital adalah menghasilkan resolusi skala
abu-abu yang tinggi. Radiografi digital menggunakan hingga 256
warna abu-abu dibanding dengan 16-25 bayangan abu-abu yang
terdiferensiasi pada film konvensional. Keuntungan skala resolusi abu-
abu sangat penting karena diagnosis sering didasarkan pada
diskriminasi kontras. Kemampuan untuk memanipulasi kepadatan dan
kontras gambar radiografi tanpa paparan tambahan pada pasien juga
merupakan keuntungan yang penting (Gambar 24-13). Di samping itu,
penelitian telah menyelidiki kemampuan diagnostik dari sensor yang
digunakan dalam radiologi digital intraoral. Kemampuan untuk
mengenali penyakit gigi (karies gigi, kondisi periodontal) telah
terbukti sama efektifnya dengan film konvensional. Salah satu cara
untuk mengukur kemampuan diagnostik gambaran digital adalah
melalui kemampuannya untuk menangkap detail atau resolusi. Line
pairs/millimeter (lp/mm) adalah pengukuran kemampuan sistem
digital untuk menangkap detail dalam gambar. Sebagian besar
produsen gambaran digital mempertahankan kisaran sebesar 6-22
lp/mm. Mata manusia hanya dapat menangkap sekitar 8 lp/mm. Semua
sistem digital saat ini menghasilkan gambar diagnosa yang dapat
diterima.

22
Gambar 24-13 Gambar tampak pada monitor komputer memperlihatkan karies
interproksimal (Courtesy Eastman Kodak Company, Rochester,
NY.)

2. Mengurangi paparan radiasi sinar-x


Keuntungan utama lain dari sistem gambaran digital radiografi adalah
mengurangi paparan radiasi pada pasien. Penurunan paparan berasal
dari sensitivitas CCD. Paparan radiasi untuk sistem gambaran digital
adalah 50%-80%, kurang dari yang diperlukan untuk film E-speed
yang digunakan dalam radiografi konvensional.
3. Peningkatan kecepatan melihat gambar.
Dokter gigi dan pasien mampu melihat gambar digital secara
langsung, sehingga memungkinkan untuk segera dilakukan
interpretasi foto dan evaluasi. Melihat gambaran digital pada monitor
komputer di sisi kursi pasien pada saat itu juga dan kecepatan dalam
melihat gambar menjadi alasan kuat perkembangan teknologi ini.
4. Biaya peralatan dan film yang murah.

23
Radiografi digital mengeliminasi kebutuhan setiap pembelian film
konvensional, karena mahalnya biaya dalam memproses film. Dengan
radiografi digital, kamar gelap dan pengolahan film tidak diperlukan.
Juga permasalahan lingkungan dapat berkurang karena tidak ada
bahaya proses pegolahan bahan kimia, garam perak dalam emulsi film
dan lembar foil yang ada. Tidak adanya kesalahan dalam memproses
film di kamar gelap menjadi satu keuntungan tersendiri.
5. Meningkatkan efisiensi.
Dokter gigi dapat menjadi lebih produktif dalam bekerja karena
radiografi digital tidak mengganggu proses jalannya perawatan pada
pasien. Penyimpanan gambar dan komunikasi lebih mudah dengan
menggunakan jaringan digital. Gambar digital dapat dimasukkan ke
dalam catatan elektronik pasien, dan gambar radiografi dapat dicetak
jika memang diperlukan. Radiografi digital dapat juga dipindahkan
secara elektronik untuk dirujuk ke dokter gigi, perusahaan asuransi,
atau konsultan.
6. Peningkatan gambar diagnostik.
Fitur seperti pewarnaan dan pembesaran memungkinkan pengguna
untuk menyorot suatu kondisi, seperti resorpsi yang disebabkan oleh
penyakit periodontal, atau untuk membantu mendeteksi daerah kecil
yang mengalami kelainan. Fitur lain yang dapat digunakan untuk
meningkatkan gambaran diagnostik adalah substraksi digital. Dengan
substraksi digital, skala abu-abu dibalik sehingga gambar radiolusen
(biasanya hitam) tampak warna putih dan gambaran radiopak
(biasanya putih) tampak hitam (Gambar 24-14). Substraksi digital juga
menghilangkan gangguan pada informasi latar belakang. Sebagai
contoh, fitur ini memungkinkan operator untuk menghapus semua
struktur anatomi yang tidak berubah antara pemeriksaan radiografi
untuk kemudahan dalam mengidentifikasi perubahan informasi

24
diagnostik. Fitur tambahan umum untuk perangkat lunak pengolah
gambar termasuk kecerahan, kontras, ketajaman, orientasi gambar dan
perubahan pseudocolor.

Gambar 24-14 Gambar yang memperlihatkan fitur subtraksi digital, kebalikan dari
skala abu-abu (Courtesy Dentsply Gendex Digital Imaging System,
Lake Zurich, III.)

7. Alat pendidikan yang efektif untuk pasien


Mengamati gambaran digital merupakan alat yang efektif untuk
pendidikan pasien dan interaksi. Pasien dan operator dapat melihat
gambar radiografi, sehingga memfasilitasi dialog dan hubungan.
Seperti visualisasi dapat meningkatkan pengetahuan pasien tentang
proses penjalaran penyakit dan bagaimana proses perawatan yang akan
diterimanya. Selain itu, ukuran gambar digital pada komputer 15-inci
atau 17-inci pada layar komputer (dibandingkan dengan 2 inci per-
film) membuat menarik sebagai salah satu metode pendidikan dan
pengetahuan kepada pasien (Gambar 24-15).

25
Gambar 24-15 Pendidikan terhadap pasien menjadi lebih mudah dengan gambar yang
terlihat pada monitor komputer (Courtesy KaVo Dental/Gendex
Imaging, Lake Zurich, III)

 Kekurangan Radiografi Digital


1. Biaya awal pemasangan.
Biaya awal pembuatan dari sistem gambaran digital merupakan
kerugian yang signifikan. Kisaran biaya tergantung pada produsen,
tingkat peralatan komputer saat ini di kantor, dan fitur-fitur tambahan,
seperti kamera intraoral. Layanan dan perawatan untuk setiap
perbaikan alat juga harus dipertimbangkan.
2. Kualitas Gambar.
Saat ini, kualitas gambar masih menjadi bahan perdebatan. Resolusi
gambar didefinisikan sebagai jumlah baris pasangan per millimeter
(lp/mm). Film sinar-x gigi konvensional memiliki resolusi 12 – 20
lp/mm. Sistem gambaran digital yang menggunakan CCD memiliki
resolusi yang mendekati 10 lp/mm. Mengingat bahwa mata manusia

26
hanya dapat menangkap resolusi 8-10 lp/mm, sistem CCD tampaknya
cukup untuk diagnosis penyakit gigi.
3. Ukuran Sensor.
Beberapa sensor digital lebih tebal dan kurang fleksibel daripada film
intraoral. Pasien mungkin mengeluhkan besarnya ukuran sensor dan
sensor mungkin tidak nyaman atau dapat menimbulkan refleks
muntah.
4. Kontrol Infeksi.
Beberapa sensor digital tidak tahan terhadap sterilisasi dengan panas.
Oleh karena itu, sensor-sensor ini memerlukan pelindung menyeluruh
dengan pembungkus plastik sekali pakai. Pembungkus ini harus
diganti pada setiap pasien untuk mencegah kontaminasi silang antara
satu pasien dengan pasien lainnya.
5. Masalah Hukum.
Karena gambar digital asli dapat diubah, sangat dipertanyakan apakah
radiografi digital dapat digunakan sebagai bukti dalam gugatan. Untuk
mengatasi hal ini, pabrikan seperti Kodak, dengan Digital Science
Dental Scanning System, memasukkan fitur peringatan yang muncul
jika gambar asli tidak sebanding dengan gambar yang ditampilkan
pada monitor.

2.10 Contoh Pencitraan Diagnostik dalam Ilmu Radiologi


Pencitraan diagnostik adalah suatu cara untuk menghasilkan gambar atau
citra organ bagian dalam tubuh manusia dengan menggunakan suatu peralatan
dan hasil gambaran itu digunakan dokter untuk menegakkan diagnosa suatu
penyakit.

Contoh pencitraan diagnostik dalam ilmu radiologi:

27
1. Radiografi Konvensional
adalah suatu pemeriksaan radiografi sederhana yang biasa dilakukan sehari-
hari. Radiografi konvensional dapat berupa pemeriksaan kontras dan non
kontras.

Kelebihan : Cepat, Mudah, dan Murah

Kekurangan : Gambar yang dihasilkan sering kurang jelas karena superposisi


dengan objek lain.

Prinsip terbentuknya bayangan :

Citra atau gambaran untuk pencitraan diagnostik didapatkan dari permukaan


film fotografi. Citra terbentuk karena perbedaan intensitas radiasi/sinar-x yang
sampai ke permukaan film. Perbedaan itu terjadi karena perbedaan ketebalan
objek sehingga penyerapan (atenuasi)nya pun berbeda. Bagian tubuh yang
rapat, misalnya Tulang (mengandung Kalsium) akan menyerap banyak radiasi
sehingga kuantitas sinar yang sampai ke film akan menjadi berkurang.
Gambaran tulang itulah yang membuat bayangan putih (radioopaque) pada
film. Sedangkan gambaran hitam (radiolusen) dihasilkan dari sinar-x yang
langsung terpapar di film/objek yang sedikit menahan radiasi.

Berbagai jenis pemeriksaan radiografi konvensional antara lain:

 X-Ray Unit: alat radiologi untuk pemeriksaan secara umum yang


diletakkan permanen di ruangan radiologi. Alat ini yang sering
dijumpai di instalasi radiologi rumah sakit.
 Dental Unit : alat radiologi yang digunakan untuk pemotretan gigi
persatuan.
 Mobile Unit : alat radiologi yang bisa dibawa-bawa (mobile)
 Mammografi : alat radiologi khusus pemeriksaan kelenjar mamae

28
 Panoramix : alat radiologi untuk pemotretan gigi secara keseluruhan
tana overlapping.

2. USG
adalah suatu alat radiologi yang menggunakan gelombang suara ultrasonik
untuk menghasilkan gambaran bentuk, gerak, ukuran suatu organ dalam tubuh
manusia

Kelebihan : tidak menggunakan radiasi pengion, tidak menimbulkan rasa


sakit, pemeriksaannya cepat, aman, dan mudah serta memiliki nilai diagnostik
yang tinggi.

Kekurangan : tidak mampu menilai tulang, tidak dapat digunakan untuk


melihat organ tubuh berongga yang berisi gas.

Prinsip terbentuknya bayangan pada monitor USG:

Gelombang ultrasonik yang dipancarkan oleh transducer akan menumbuk


berbagai objek didalam tubuh manusia. Gelombang ultrasonik itu akan
dipantulkan kembali dalam bentuk energi mekanik (getaran frekuensi tinggi)
dan diterima lagi oleh transducer. Transducer bertindak sebagai penerima
akan mengubah energi mekanik itu menjadi energi listrik dan mentransfernya
ke CPU untuk diubah menjadi gambar yang tampil di monitor. Warna hitam
putih yang tampil disebabkan karena perbedaan getaran/pantulan objek karena
gelombang ultrasound.

Fungsi gel pada USG : gel berfungsi sebagai perantara gelombang suara dari
transducer ke permukaan tubuh, gel membuat kontak antara transducer dan
permukaan tubuh menjadi baik atau tidak terhalangi udara karena gelombang
USG tidak dapat melalui udara, serta gel mempermudah pergerakan
transducer.

29
3. CT Scan
adalah suatu alat radiologi yang menggunakan radiasi dan rekonstruksi oleh
komputer untuk untuk membuat citra secara tomografi (potongan).

Tujuan CT Scan :untuk menghasilkan gambaran berupa potongan-potongan


(slices), gambaran yang dihasilkan tajam, dan bebas superposisi dengan objek
lain.

Kelebihan : mampu memberikan gambaran secara potongan dan tanpa


superposisi yang tidak mampu dilakukan alat rontgen biasa, mampu membuat
gambaran 3 D objek tertentu, serta dapat memperkirakan jumlah cairan (dapat
berupa darah) pada kasus tertentu

Kekurangan : radiasi yang diterima relatif besar, pemeriksaannya mahal.

Prinsip kerja CT Scan dan terbentuknya bayangan pada Ct Scan:

 Berkas sinar mengelilingi objek.


 Sinar-x akan mengalami atenuasi (perlemahan sinar) setelah melewati
objek
 Berkas sinar itu akan diteruskan ke detektor yang sangat peka terhadap
perbedaan atenuasi sinar.
 Berkas sinar-x itu akan diubah menjadi sinyal listrik kemudian sinyal
lisrik tersebut diperkuat oleh potomultiplier tube lalu sinyal listrik itu
diubah menjadi data digital.
 Data-data itu direkonstruksi oleh komputer lalu ditampilkan ke layar
monitor dalam bentuk slice.
 Perbedaan warna pada citra disebabkan oleh perbedan atenuasi gambar
sehingga membuat CT Number (koefisien atenuasi mutlak) menjadi
berbeda.

30
Tulang memiliki CT Number tertinggi yaitu 1000 Haunsfield Unit, Cairan
memiliki CT Number 0 HU, dan udara memiliki Ct Number -1000 HU.

4. MRI (Magnetic Resonance Imaging


adalah suatu alat radiologi yang digunakan untuk menampilkan citra berupa
potongan gambar tubuh manusia yang bekerja dengan prinsip resonansi
(getaran) magnetik inti atom hidrogen dalam tubuh.

Kelebihan : tidak menggunakan radiasi pengion, memberikan gambaran dari


berbagai posisi tanpa mengubah posisi pasien, mampu melihat jaringan lunak
(otot, sumsum tulang belakang, atau saraf) dengan jelas.

Kekurangan : tidak bisa dilakukan pada pasien yang menggunakan bahan


logam dalam tubuhnya, pemeriksaannya mahal, pemeriksaannya lebih lama.

Prinsip kerja MRI

 75 % dalam tubuh kita mengandung air yang didalamnya terdapat atom


hidrogen. Struktur atom hidrogen dalam tubuh manusia saat di luar medan
magnet mempunyai arah yang acak dan tidak membentuk keseimbangan.
 Bila tubuh diposisikan dalam medan magnet yang kuat, inti-inti hidrogen
tubuh akan searah dan berotasi mengelilingi arah/vektor medan magnet.
 Bila signal frekuensi radio dipancarkan melalui tubuh, beberapa inti
hidrogen akan menyerap energi dari frekuensi radio tersebut dan
mengubah arah, atau dengan kata lain mengadakan resonansi.
 Bila signal frekuensi radio dihentikan pancarannya, inti-inti tersebut akan
kembali pada posisi semula, melepaskan energi yang telah diserap dan
menimbulkan signal yang ditangkap oleh antena dan kemudian diproses
komputer dalam bentuk radiograf.

31
Terbentuknya bayangan hitam dan putih pada MRI karena perbedaan
resonansi jaringan atau perbedaan kuat signal MRI yang dihasilkan jaringan.
Kekuatan signal itu berhubungan dengan jumlah atom pada setiap jaringan.
Signal MRI yang kuat akan menghasilkan bayangan terang, signal MRI yang
lemah akan menghasilkan bayangan gelap.

5. CBCT
Cone Beam CT (CBCT) adalah teknologi imaging baru yang menghasilkan
tampilan 3D dari data gambar. Menggunakan sinar X-ray berbentuk kerucut
yang baru daripada sinar linear CT yang konvensional, CBCT scanner dapat
menangkap pandangan multiplanar dari pasien. Dengan imaging software,
data dapat dikonstruksi kembali melalui tampilan 3D yang dapat
dimanipulasikan sehingga dapat menunjukkan berbagai sudut pandang, variasi
kedalaman dan ketebalan serta pada jaringan tertentu. Dosis dari radiasi yang
diperlukan untuk CBCT jauh lebih rendah daripada konvensional CT.
Aplikasi umum dari CBCT meliputi:
 Implantologi pada Gigi
3D CT Scan mempermudah dokter ahli bedah gigi dalam
mengoptimalkan pelaksanaan rencana dan letak untuk melakukan
implan gigi. 3D CT Scan ini juga mempermudah bagi pasien yang
melakukan perawatan berkelanjutan sehingga diagnose yang
didapatkan dapat dipaparkan secara lengkap dari proses awal hingga
akhir, terutama perawatan pasca operasi yang mencakup:
1) Menentukan titik lokasi jarak terhadap struktur vital anatomi
2) Mengukur lebar tulang alveolar dan memvisualisasikan kontur
tulang
3) Menentukan apabila cangkok tulang atau pengangkatan
sinusitis diperlukan
4) Memilih ukuran dan tipe implan yang paling sesuai

32
5) Mengoptimalkan lokasi implan dan angulasi
6) Meningkatkan penerimaan kasus
7) Mengurangi waktu operasi

Dengan menggunakan panduan penempatan implan berdasarkan 3D


CT Scan, semua keuntungan diatas dapat diperoleh sehingga
meningkatkan kepercayaan diri para dokter dalam mendiagnosa
pasiennya dengan merujuk kepada hasil gambar terbaik serta teknologi
yang dipastikan mendukung keberhasilan.

33
 Orthodontics
Dengan Cone Beam CT imaging, diagnosa orthodontic menjadi lebih
komprehensif. Rencana perawatan pun menjadi lebih akurat dengan
beberapa keunggulan di bawah ini:
1) Struktur vital dengan tampilan 3D
2) Posisi gigi yang bermasalah dan anatomi dalam tampilan 3D
3) Penaksiran TMJ terhadap anatomi condylar dalam tampilan 3D
4) Perencanaan perawatan operasi orthognathic dan taksiran
pertumbuhan gigi dengan skala 1:1
5) Penaksiran jalur udara
6) Perencanaan untuk peletakan implan gigi sebagai bentuk
restorasi gigi atau penanaman orthodontic serta penempatan
dari penanaman alat-alat yang bersifat sementara
7) Penaksiran kerangka simetri atau asimetri

 Impactions:
Cone Beam CT scan dapat memberikan akurasi lebih baik dan
penilaian 3-dimensi untuk memberikan prediksi hasil perawatan lebih
baik sementara mengurangi resiko yang terkait dengan gigi yang
berbenturan.
1) Memvisualisasikan posisi gigi yang terbentur dalam hubungan
di sekitar struktur vital dan dekat gigi serta akar mereka
2) Menilai lebih baik mengenai resiko perawatan atau tanpa
perawatan berdasarkan lebih akuratnya analisis 3-dimensi

34
 Studi Sinus dan Airway
Volumetrik data diperoleh dari survey CBCT dapat digunakan untuk
memvisualisasikan sinus dan seluruh jalur airway dari sengau dan
seluruh pintu masuk oral hingga ruang tenggorokan untuk:
1) Mengindetifikasi batas-batas anatomic
2) Menentukan derajad dari infeksi dan adanya polip
3) Membantu studi airway untuk mendiagnosis dan
perawatan dari apnea tidur obstruktif
4) Menghitung vlomue asli dari ruang airway
5) Menentukan titik dari penyempitan saluran napas

 Pathology
CBCT scan memberikan sarana atas memvisualisasikan dan
mempelajari proses pathological di rahang atas dan rahang bawah.
Informasi ini tak ternilai saat merencanakan upaya bedah apapun
untuk biopsi arau reseksi.

 Endodontik
Meskipun radiography konvensional lebih praktis dan lebih cocok
untuk prosedur endodontik pada setiap hari, data volumetrik dari
CBCT scan dapat memberikan pandangan serial aksial, dan mahkota
dan sagital tidak memungkinkan untuk diperoleh dari radiography
konvensional. Kemampuan untuk mengurangi atau menghilangkan
superimposisi dari struktur sekitar membuatnya lebih budah untuk
memvisualisasikan area terpenting dalam 3-dimensi. Ini memberikan
informasi diagnosa relevan klinis yang lebih dan memiliki banyak
aplikasi potensial untuk endodontics termasuk:

35
1) Identifikasih lebih akurat dan diagnosa dari pathosis daripada
radiography konvensional
2) Visualisasi dari anatomi pulpa internal dan sistem root canal
yang tidak terlihat
3) Penilaian dari proses internal dan eksternal akar resorpsi
4) Indentifikasi dari fraktur akar dan area lain dari trauma
5) Volumetrik dan perbandingan kepadatan dalam tulang
periradicular setelah perawatan endodontik dengan tujuan
menilai tingkat keberhasilan dan kegagalan
6) Perencanaan Pra-operasi

 TMJ:
Evaluasi akurat dari The Temporomandibular Joint (TMJ) telah sulit
karena superimposisi dari struktur lain di radiograph konvensional.
Dengan Cone Beam CT imaging, sekarang menjadi mungkin untuk:
1) Menilai anatomi condylar dalam TMJ tanpa superimposisi dan
distorsi pada gambar
2) Memperoleh gambar 1:1 dari struktur condylar dengan penilaian
yang lebih akurat

 Periodontik
Kekurangan dari x-ray 2-dimensi konvensional untuk tingkat
keakuratan periodontal adalah dihindari oleh 3-dimensi dan analisa
cross-sectional membantu menghindari kejutan yang sering terjadi
semasa operasi periodontal.
1) Analisa kecacatan tulang periodontal di semua sisi dalam
setiap gigi
2) Menilai luasnya dari setiap keterlibatan percabangan

36
3) Mengikuti perkembangan dari
4) Rencana perawatan Implan gigi oleh
5) Memvisualisasikan struktur vital seperti maxillary sinus,
mental foramen dan saraf mandibular terhadap periodontal atau
operasi implan

 Operasi mulut
Sebagai tambahan untuk penempatan implan, Cone Beam CT scan
merupakan sebuah diagnosa yang tak ternilai dan alat perencanaan
perawatan untuk operasi mulut untuk:
1) Menentukan posisi dalam bentuk 3-dimensi secara tepat dari
gigi dalam tulang alveolar dan bagaimana posisi teresebut
berhubungan dengan struktur vital untuk pencabutan dan
benturan.
2) Memvisualisasikan jaringan keras dan lunak di komputer
dengan tiga dimensi untuk merencanakan operasi maxillofacial
3) Menghasilkan ukuran asli dari model CAD-CAM stereolithic
(STL) untuk persiapan dan perencanaan operasi
4) Memonitor perubahan kerangka, perubahan saluran udara, dan
respon penyembuhan

37
38
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Radiografi digital adalah metode pengambilan gambar radiografi dan
menampilkannya pada layar komputer; tidak menggunakan film, dan
pengolahan film dengan bahan kimia tidak diperlukan.
 Unit sinar-x gigi digunakan sebagai sumber radiasi pada gambar digital.
Sensor atau detektor kecil ditempatkan di dalam mulut pasien, dan tabung
sinar-x ditujukan untuk menembak sensor. Muatan listrik yang dihasilkan
pada sensor digital (atau diubah menjadi bentuk digital) dan dapat dilihat pada
monitor komputer.
 Keuntungan dari radiografi digital meliputi resolusi skala abu-abu yang tinggi,
mengurangi paparan pasien terhadap sinar-x, meningkatkan kecepatan
gambaran yang dihasilkan, biaya peralatan dan film yang rendah,
meningkatkan efisiensi waktu, menambah pengetahuan pasien, dan banyaknya
pilihan untuk meningkatkan informasi diagnostik dari gambar radiografi
digital.
 Kerugian radiografi digital meliputi mahalnya biaya awal pemasangan sistem
digital, kualitas gambar, ukuran sensor intraoral, masalah hukum, dan tidak
tahan terhadap sterilisasi panas.

39
DAFTAR PUSTAKA

Haring and Howerton. 2006. Dental Radiography Principles and Techniques. St.
Louis Missouri: Saunders. 343-353 pp.

40

You might also like