Professional Documents
Culture Documents
Berdasarkan data-data di bawah ini, Anda diminta untuk membuat Rekonsiliasi Laba Rugi Fiskal dan
mengisi SPT PPh Badan untuk Tahun Pajak 2008.
Data Laporan Laba-Rugi Komersial Tahun 2008:
Data Pengurus
1. Penjualan Bruto termasuk penjualan kepada Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tangerang
senilai Rp 1.000.000.000 (tidak termasuk PPN) dan telah dipungut pajak-pajak yang terkait.
2. Terdapat diskon penjualan sebesar Rp.200.000.000 yang belum terealisasi karena belum terjadi
pelunasan dalam masa diskon oleh para pelanggan.
3. Perusahaan mengantisipasi retur penjualan dengan mengunakan metode penyisihan retur
penjualan. Retur Penjualan yang benar-benar telah terealisasi tanun 2008 berjumlah Rp
1.500.000.000
4. Perhitungan harga pokok penjualan
Dalam gaji dan upah termasuk PPh karyawan ditanggung perusahaan ssejumlah Rp
200.000.000
Dalam biaya lain-lain termasuk biaya perawatan kendaraan pribadi Direktur Keuangan Rp
25.000.000 dan sumbangan kepada GNOTA sebesar Rp 50.000.000 tapi tidak disertai bukti
dari GNOTA.
Perusahaan menggunakan metode “harga pokok atau harga pasar mana yang paling rendah”
untuk penilaian persediaan bahan baku
Dalam biaya listrik termasuk biaya listrik untuk tempat tinggal para Pengurus Rp 10.000.000
Dalam biaya gaji terdapat PPh karyawan ditanggung perusahaan Rp 500.000.000 dan gaji
pembantu rumah tangga para Pengurus Rp 10.000.000
Dalam biaya asuransi terdapat biaya asuransi kendaraan pribadi Para Pemegang Saham
sebesar Rp 10.000.000
Dalam biaya perjalanan dinas termasuk biaya untuk pembayaran Fiskal Luar Negeri Direksi
dan Karyawan dalam rangka Dinas sebesar Rp. 15.000.000 (tetapi hanya 8 orang yang
mencantumkan Nama dan NPWP Penanggung Pajak pada BPFLN)
Penghapusan piutang tak tertagih merupakan piutang usaha Rp 250.000.000. wajib pajak
telah menyerahkan dan melaporkan daftar piutang tak tertagih yang dihapuskan kepada KPP.
Dari jumlah Rp 250.000.000, Rp 200.000.000 diataranya sudah didaftarkan gugatan atau
diserahkan kapada BUPLN untuk penyerahan penagihannya. Daftar nama debitur yang sudah
diumumkan pada suatu penerbitan Rp 150.000.000 termasuk 50.000.000 yang belum
didaftarkan atau deserahkan kepada badan piutang dan lelang Negara (BUPLN)
Rincian bunga pinjaman selama tahun 2008 kepada bank KRUT
Bunga Tingkat
Pinjaman Masa Pinjaman
pinjaman Bunga/Th
5.000.000 15% 200.000.000 Maret s/d April
20.000.000 15% 400.000.000 Mei s/d Agustus
25.000.000 15% 500.000.000 September s/d Desember
Dalam biaya Reparasi termasuk biaya repasasi kendaraan Sedan dinas Direksi Rp
20.000.000
Rincian biaya lain-lain:
Bangunan
7 Bangunan Kantor 02-01-2005 600.000.000 25 tahun
Permanen
Bangunan
8 Gudang A 02-01-2005 500.000.000 25 tahun
Permanen
Bangunan Non
9 Gudang B 02-04-2005 30.000.000 15 tahun
Permanen
Perusahaan sejak tahun 2005 memilih menggunakan metode garis lurus untuk tujuan fiskal
Pada tanggal 1 Oktober 2008 salah satu bangunan gudang A yang harga perolehannya Rp
250.000.000 dijual dengan harga 260.000.000. PPh yang disetor Rp 13.000.000
Penyusutan kendaraan minibus, kendaraan sedan, komputer/printer, perabotan kantor,
peralatan kantor, bangunan kantor dan gudang masuk biaya umum administrasi dan
penjualan. Sedangkan selain itu masuk harga pokok penjualan
Rincian rincian bunga deposito sselama tahun 2008 dan bank KARMAN
Pendapatan royalty merupakan pendapatan atas imbalan penggunaan nama Toko Mainan
dan PT ToyRas setelah dipotong PPh pasal 23
Pajak yang dipotong atas penghasilan di Hongkong Rp 15.000.000
Pendapatan deviden dari PT Ikhwan setelah dipotong PPh pasal 23
Pendapatan sewa merupakan pendapatan sewa alat stelah dipotong PPh pasal 23 oleh PT
Modal Dengkul yang diterima bulan Juni 2008
Pajak yang dibayar di Jepang atas deviden yang diterima dari JICA, Corp Rp 10.000.000
Rugi kurs telah sesuai dengan ketentuan fiscal
8. Terdapat pembelian impor mainan selama tahun 2008 sebesar Rp 3.000.000.000, PT BANGUN
SEJAHTERA telah menyetor PPh Pasal 22 impor dan telah memiliki Angka Pengenal Impor (API)
9. PPh pasal 25 yang telah dibayar tahun 2008 untuk bulan Januari dan Februari masing-masing Rp
20.000.000, sedangkan untuk bulan Maret s/d Oktober masing-masing sebesar Rp 150.000.000.
Disamping itu telah diterbitkan STP PPh pasal 25 oleh KPP setempat pada tanggal 14 Februari
2009 untuk bulan November dan Desember Rp 309.200.000 (termasuk denda dan bunga Rp
9.200.000) dan jumlah ini sudah dibayar oleh PT BANGUN SEJAHTERA.
10. SPT PPh Badan Wajib Pajak tahun 2006 menunjukkan rugi (fiskal) sebesar Rp 500.000.000
sedangkan SPT PPh Badan tahun 2007 menunjukkan laba (fiskal) Rp 300.000.000.
1. Membuat laporan Rekonsiliasi Laba Rugi Fiskal dan Memasukannya dalam SPT PPh Badan Tahun
2008!
Koreksi Positif
Dikon Penjualan belum realisasi 200,000,000
Gaji & Upah – PPh ditanggung perusahaan, Rp.200 juta, merupakan pemberian natura /
kenikmatan yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya fiskal sesuai pasal 9 ayat 1.e UU PPh.
Biaya perawatan mobil pribadi direktur, Rp.25 juta, yang merupakan pemberian natura /
kenikmatan yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya fiskal sesuai pasal 9 ayat 1.e UU PPh.
Sumbangan GN OTA, Rp.50 juta, tidak disertai bukti sehingga secara formil tidak dapat
dipertanggungjawabkan sehingga tidak dapat dibebankan sebagai biaya.
c. Persediaan
Pasal 10 ayat 6 UU PPh mengatur bahwa penilaian persediaan berdasarkan harga perolehan,
sehingga penilaian berdasarkan harga pasar perlu dikoreksi sbb :
Sedangkan biaya berikut ini dikkoreksi positif karena merupakan biaya untuk kepentingan pribadi
pemegang saham yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya fiscal sesuai pasal 9 ayat 1.b UU
PPh.
e. Perjalanan Dinas
Dalam biaya ini terdapat pembebanan fiskal Luar negeri, yang sebenarnya adalah pembayaran
PPh dalam tahun berjalan (pasal 25 ayat 8 UU PPh). Smentara itu pasal 9 ayat 1.h UU PPh
mengatur bahwa PPh tidak dibebankan sebagai biaya fiskal . karena itu atas pembayaran fiskal
luar negeri sebesar Rp.15 juta harus dikoreksi positif.
Lebih lanjut PP No.42 Tahun 2000 yang diatur lebih lanjut dengan KEP 275/PJ./2001 mengatur
bahwa fiskal luar negeri karyawan yang ditanggung perusahaan dapat dikreditkan sepanjang yang
bertugas ke luar negeri adalah karyawan dan dalam rangka dinas serta di tanda bukti pembayaran
fiskal luar negeri (TBPFLN) harus dicantumkan nama dan NPWP perusahaan. Besarnya
pembayaran fiskal luar negeri adalah Rp.1.000.000,- per orang setiap kali keberangkatan dengan
pesawat udara.
Karena TBPFLN yang mencantumkan nama & NPWP perusahaan hanya 8 orang, maka yang
dapat dikreditkan adalah : 8 orang x Rp.1 juta = Rp.8 juta.
f. Penghapusan Piutang
Penghapusan piutang tak tertagih dapat dibebankan sebagai biaya fiscal sepanjang memenuhi
syarat yang diatur di pasal 6 ayat 1.h UU PPh sbb :
Dengan memperhatikan syart tersebut penghapusan piutang tak tertagih dapat dibebankan
sebagai biaya fiscal adalah sbb :
Bahwa seluruh piutang yang dihauskan, Rp.250 jutqa, telah dibukukan dan dilaporkan ke KPP
(syarat 1 & 4 terpenuhi).
Dari piutang yang telah dipublikasikan, Rp.150 juta, ternyata Rp.50 juta belum didaftarkan ke PN.
Sehingga terdapat piutang yang dihapuskan sebesar Rp.100 juta yang sudah dipublikasikan dan
didaftarkan ke PN (syarat 2 & 3 terpenuhi).
Kesimpulannya : dari total piutang yang dihapuskan sebesar Rp.250 juta ada Rp.100 juta yang
memenuhi syarat fiscal untuk dapat dibebankan sebagai biaya fiskal.
Catatan :
Sejak disahkannya UU Ph No.36 tahun 2008, yang berlaku mulai tahun 2009, pasal 6 ayat 1.h
diubah sbb :
g. Bunga Pinjaman
Dapat terjadi dana yang ditempatkan dalam deposito, baik langsung atau tidak langsung, asalnya
dari dana pinjaman. Jika hal tersebut terjadi, SE 46/PJ.4/1995 mengatur bahwa biaya bunga
pinjaman yang dapat dibebankan sebagai biaya fiscal adalah bunga yang berasal dari
Hal ini diatur mengingat bahwa penghasilan bunga deposito telah dikenakan PPh final sesuai PP
No.131 Tahun 2000. Semantara itu PP No.138 Tahun 2000 mengatur bahwa biaya untuk
mendapatkan penghasilan final tidak dapat dibebankan sebagai biaya fiskal.
Karena rata-rata pinjaman tidak melebihi rata-rata deposito, maka biaya bunga pinjaman Bank
BXI seluruhnya tidak dapat dibebankan sebagai biaya fiskal.
Biaya Bunga Fiskal
Biaya Bunga Fiskal 0
Biaya Bunga Telah Dibebankan 50,000,000
Koreksi Positif 50,000,000
h. Biaya Reparasi
Sesuai KEP 220/PJ./2002, biaya perawatan mobil sedan milik perusahaan yang digunakan
karyawan karena jabatannya dapat dibebankan sebagai biaya fiskal 50% saja.
i. Biaya Lain
Dalam biaya ini dilakukan koreksi sbb :
Sumbangan : sumbangan pada dasarnya tidak dapat dibebankan sebagai biaya fiskal, sesuai
pasal 9 ayat 1.g UU PPh, kecuali :
Zakat dan sumbangan keagamaan yang diwajibkan (pasal 9 ayat 1.g UU PPh).
GN OTA (SE 33/PJ.421/1996)
Sumbangan bencana alam tertentu, seperti gempa tsunami NAD & Sumut (PMK
609/PMK.03/2004), gempa DIY (PMK 93/PMK.03/2006).
Sumbangan yang baru diatur di pasal 6 ayat 1 huruf I s.d. m UU PPh. (berlaku sejak 1 jan
2009)
Denda & bunga STP : sanksi administrasi di bidang perpajakan tidak dapat dibiayakan (pasal 9
ayat 1.k UU PPh).
j. Penyusutan
Untuk kepentingan fiskal WP menggunakan metode garis lurus.
Keterangan :
a. Tidak ada data dalam soal apakah mobil minibus digunakan full time (dibawa pulang) atau
tidak, sehingga diasumsikan bahwa mobil tidak dibawa pulang dan penyusutannya tidak
perlu dilakukan koreksi
b. Mobil sedan perusahaan yang digunakan direksi hanya dapat dibebankan 50% sesuai KEP
220/PJ./2002.
c. Gudang A dijual di bulan Oktober 08, sehingga disusutkan sampai dengan bulan September
08.
Menurut soal, penyusutan aktiva kelompok 3 dibebankan ke HPP, sedangkan yang lainnya
debebankan ke biaya usaha sbb :
Royalti. Dikenakan pemotongan PPh pasal 23 dengan tarif 15%, sehingga nilai sebelum PPh
dapat dihitung sbb : Rp.42,5 juta / 0,85 = Rp.50 juta.
Dividen. Dikenakan pemotongan PPh pasal 23 dengan tarif 15%, sehingga nilai sebelum PPh
dapat dihitung sbb : Rp.85 juta / 0,85 = Rp.100 juta.
Sewa Alat. Dikenakan pemotongan PPh pasal 23 dengan tarif efektif 4,5% (15% x 30%).
Sehingga nilai sebelum PPh dapat dihitung sbb : Rp.47,75 juta / 0,955 = Rp.50.000.000.
l. Pendapatan PT.Hikmah
Karena kepemilikan saham pada PT. Hikmah adalah 25%, maka dividen yang diterima bukan
merupakan obyek PPh sesuai pasal 4 ayat 3.f UU PPh.
NSBF 1/1/08 dan penyusutan Jan-Sept 08 lihat penghitungan penyusutan (koreksi j).