You are on page 1of 12

Identitas Wajib Pajak

Nama WP : PT BANGUN SEJAHTERA


NPWP : 02.310.119.7-022.000
Alamat : Jl. Bendungan Hilir No. 8 Kel. Bendungan Hilir Kec. Tanah Abang
Jakarta Pusat 10210
Telepon/Fax : 021-5737100/021-5747100
Jenis usaha : Perdagangan Mainan Anak
Pembukuan : Akrual; Bahasa Indonesia, Komputer, Rupiah
Metode penyusutan :Garis Lurus
Tahun buku : 1 Januari 2008 s.d. 31 Desember 2008
Opini Auditor : Wajar dengan pengecualian
Kantor Akuntan Publik : KAP Tengku dan Rekan / NPWP: 02.111.222.3-022.000
Akuntan Publik : Tengku Ak., MSc. /NPWP: 07.222.333.4-077.000
Kantor Konsultan Pajak : KKP Tsabitah dan Rekan / NPWP: 02.444.555.6-022.000
Konsultan Pajak : Tsabitah Ak., BKP / NPWP: 07.666.777.8-077.000

Berdasarkan data-data di bawah ini, Anda diminta untuk membuat Rekonsiliasi Laba Rugi Fiskal dan
mengisi SPT PPh Badan untuk Tahun Pajak 2008.
Data Laporan Laba-Rugi Komersial Tahun 2008:

Data Pengurus

No Nama dan Alamat NPWP Jabatan


Ridya
1 06.111.222.8-022.000 Komisaris
Jl. H. Dani No. 13 Jakarta Pusat
Bitah
2 06.333.444.8-022.000 Direktur
Jl. H. Lubis No.8 Jakarta Pusat

Data Pemegang Saham

No Nama dan Alamat NPWP Rupiah Lembar %


Ridya
1 Jl. H. Dani No. 13 Jakarta 06.111.222.8-022.000 1.000.000.000 1.000 50
Pusat
Bitah
2 Jl. H Lubis No 8 Jakarta 06.333.444.8-022.000 1.000.000.000 1.000 50
Pusat
Laporan laba rugi PT BANGUN SEJAHTERA tahun 2008 adalah sebagai berikut:

Penjualan bruto 30.000.000.000


Potongan penjualan 3.000.000.000
Retur penjualan 2.000.000.000
Penjualan neto 25.000.000.000
Harga pokok penjualan 20.000.000.000
Penghasilan Bruto 5.000.000.000

Biaya umum, administrasi dan penjualan :

Gaji, THR, bonus 10.000.000.000


Premi asuransi karyawan 200.000.000
Perjalanan dinas 100.000.000
Alat kantor 20.000.000
Listrik 50.000.000
Telepon/teleks 150.000.000
Penghapusan piutang 250.000.000
Bunga pinjaman kepada bank KRUT 50.000.000
Sewa mesin Generator listrik 200.000.000
Reparasi 100.000.000
Royalti 300.000.000
Pengangkutan 200.000.000
Penyusutan 200.000.000
Pemasaran/Promosi 150.000.000
Lain-lain 50.000.000
Jumlah biaya 3.020.000.000
Laba usaha 1.980.000.000

Pendapatan (biaya) dari luar usaha:

Deviden dari PT Ikhwan (penyertaan 10%) 85.000.000


Deviden dari PT Hikmah (penyertaan 25%) 50.000.000
Bunga deposito dari bank KARMAN 80.000.000
Royalty 42.500.000
Sewa Alat 47.750.000
Deviden dari Fa Coi, Corp. Hongkong 80.000.000
Rugi cabang di Malaysia (50.000.000)
Keuntungan penjualan gudang 40.000.000
Rugi selisih kurs 150.250.000
Deviden dari JICA, Corp. Japan 60.000.000
Jumlah Pendapatan (biaya) dari luar usaha 285.000.000

Penghasilan Neto Bersih 2.265.000.000


Keterangan :

1. Penjualan Bruto termasuk penjualan kepada Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tangerang
senilai Rp 1.000.000.000 (tidak termasuk PPN) dan telah dipungut pajak-pajak yang terkait.
2. Terdapat diskon penjualan sebesar Rp.200.000.000 yang belum terealisasi karena belum terjadi
pelunasan dalam masa diskon oleh para pelanggan.
3. Perusahaan mengantisipasi retur penjualan dengan mengunakan metode penyisihan retur
penjualan. Retur Penjualan yang benar-benar telah terealisasi tanun 2008 berjumlah Rp
1.500.000.000
4. Perhitungan harga pokok penjualan

Persediaan awal 12.500.000.000


Pembelian 12.000.000.000
Gaji dan upah 4.500.000.000
Penyusutan 1.725.000.000
Biaya lain-lain 775.000.000
Barang Siap Dijual 31.500.000.000
Persediaan Akhir (11.500.000.000)
Harga pokok penjualan 20.000.000.000

Dalam gaji dan upah termasuk PPh karyawan ditanggung perusahaan ssejumlah Rp
200.000.000
 Dalam biaya lain-lain termasuk biaya perawatan kendaraan pribadi Direktur Keuangan Rp
25.000.000 dan sumbangan kepada GNOTA sebesar Rp 50.000.000 tapi tidak disertai bukti
dari GNOTA.
 Perusahaan menggunakan metode “harga pokok atau harga pasar mana yang paling rendah”
untuk penilaian persediaan bahan baku

Harga Pokok Harga Pasar


Persediaan Awal 13.000.000.000 12.500.000.000
Persediaan Akhir 12.000.000.000 11.500.000.000

5. Biaya umum asministrasi dan penjualan

 Dalam biaya listrik termasuk biaya listrik untuk tempat tinggal para Pengurus Rp 10.000.000
 Dalam biaya gaji terdapat PPh karyawan ditanggung perusahaan Rp 500.000.000 dan gaji
pembantu rumah tangga para Pengurus Rp 10.000.000
 Dalam biaya asuransi terdapat biaya asuransi kendaraan pribadi Para Pemegang Saham
sebesar Rp 10.000.000
 Dalam biaya perjalanan dinas termasuk biaya untuk pembayaran Fiskal Luar Negeri Direksi
dan Karyawan dalam rangka Dinas sebesar Rp. 15.000.000 (tetapi hanya 8 orang yang
mencantumkan Nama dan NPWP Penanggung Pajak pada BPFLN)
 Penghapusan piutang tak tertagih merupakan piutang usaha Rp 250.000.000. wajib pajak
telah menyerahkan dan melaporkan daftar piutang tak tertagih yang dihapuskan kepada KPP.
Dari jumlah Rp 250.000.000, Rp 200.000.000 diataranya sudah didaftarkan gugatan atau
diserahkan kapada BUPLN untuk penyerahan penagihannya. Daftar nama debitur yang sudah
diumumkan pada suatu penerbitan Rp 150.000.000 termasuk 50.000.000 yang belum
didaftarkan atau deserahkan kepada badan piutang dan lelang Negara (BUPLN)
 Rincian bunga pinjaman selama tahun 2008 kepada bank KRUT

Bunga Tingkat
Pinjaman Masa Pinjaman
pinjaman Bunga/Th
5.000.000 15% 200.000.000 Maret s/d April
20.000.000 15% 400.000.000 Mei s/d Agustus
25.000.000 15% 500.000.000 September s/d Desember

 Dalam biaya Reparasi termasuk biaya repasasi kendaraan Sedan dinas Direksi Rp
20.000.000
 Rincian biaya lain-lain:

Jamuan tamu yang tidak ada daftar nominatif 10.000.000


Sumbangan hari kemerdekaan 5.000.000
Jamuan tamu yang ada daftar nominatif 5.000.000
Denda dan bunga STP PPn Pasal 25 2.250.000
PBB kantor 750.000
Sumbangan korban banjir DKI 2.000.000
Sumbangan gempa bumi di Aceh 10.000.000
Tidak dapat dirinci karena tidak ada bukti 15.000.000
Jumlah biaya lain-lain 50.000.000

6. Data aktiva tetap

Tanggal Harga Umur


No Jenis Aktiva Tetap Kelompok
Perolehan Perolehan Komersial
Kendaraan minibus
1 02-03-2005 290.000.000 Kelompok 2 10 tahun
pemasaran

2 Kendaraan sedan direksi 04-04-2005 510.000.000 Kelompok 2 10 tahun

3 Mesin diesel 10-04-2005 3.500.000.000 Kelompok 3 15 tahun

4 Generator listrik 05-02-2005 1.500.000.000 Kelompok 3 15 tahun

5 Komputer/printer 07-07-2006 150.000.000 Kelompok 1 5 tahun

6 Perabotan Kantor 02-07-2006 60.000.000 Kelompok 1 5 tahun

Bangunan
7 Bangunan Kantor 02-01-2005 600.000.000 25 tahun
Permanen
Bangunan
8 Gudang A 02-01-2005 500.000.000 25 tahun
Permanen
Bangunan Non
9 Gudang B 02-04-2005 30.000.000 15 tahun
Permanen

10 Peralatan Kantor 02-03-2005 200.000.000 Kelompok 2 10 tahun

 Perusahaan sejak tahun 2005 memilih menggunakan metode garis lurus untuk tujuan fiskal
 Pada tanggal 1 Oktober 2008 salah satu bangunan gudang A yang harga perolehannya Rp
250.000.000 dijual dengan harga 260.000.000. PPh yang disetor Rp 13.000.000
 Penyusutan kendaraan minibus, kendaraan sedan, komputer/printer, perabotan kantor,
peralatan kantor, bangunan kantor dan gudang masuk biaya umum administrasi dan
penjualan. Sedangkan selain itu masuk harga pokok penjualan

7. Pendapatan (biaya) lain-lain :


Bunga Tingkat
Deposito Masa Deposito
deposito Bunga
5.000.000 10% 200.000.000 Maret s/d Mei

10.000.000 10% 400.000.000 Juni s/d Agustus

65.000.000 10% 1.950.000.000 September s/d Desember

 Rincian rincian bunga deposito sselama tahun 2008 dan bank KARMAN
 Pendapatan royalty merupakan pendapatan atas imbalan penggunaan nama Toko Mainan
dan PT ToyRas setelah dipotong PPh pasal 23
 Pajak yang dipotong atas penghasilan di Hongkong Rp 15.000.000
 Pendapatan deviden dari PT Ikhwan setelah dipotong PPh pasal 23
 Pendapatan sewa merupakan pendapatan sewa alat stelah dipotong PPh pasal 23 oleh PT
Modal Dengkul yang diterima bulan Juni 2008
 Pajak yang dibayar di Jepang atas deviden yang diterima dari JICA, Corp Rp 10.000.000
 Rugi kurs telah sesuai dengan ketentuan fiscal

8. Terdapat pembelian impor mainan selama tahun 2008 sebesar Rp 3.000.000.000, PT BANGUN
SEJAHTERA telah menyetor PPh Pasal 22 impor dan telah memiliki Angka Pengenal Impor (API)

9. PPh pasal 25 yang telah dibayar tahun 2008 untuk bulan Januari dan Februari masing-masing Rp
20.000.000, sedangkan untuk bulan Maret s/d Oktober masing-masing sebesar Rp 150.000.000.
Disamping itu telah diterbitkan STP PPh pasal 25 oleh KPP setempat pada tanggal 14 Februari
2009 untuk bulan November dan Desember Rp 309.200.000 (termasuk denda dan bunga Rp
9.200.000) dan jumlah ini sudah dibayar oleh PT BANGUN SEJAHTERA.

10. SPT PPh Badan Wajib Pajak tahun 2006 menunjukkan rugi (fiskal) sebesar Rp 500.000.000
sedangkan SPT PPh Badan tahun 2007 menunjukkan laba (fiskal) Rp 300.000.000.

Berdasarkan Data di atas anda diminta untuk :

1. Membuat laporan Rekonsiliasi Laba Rugi Fiskal dan Memasukannya dalam SPT PPh Badan Tahun
2008!

2. Menghitung Angsuran PPh Pasal 25 Tahun 2009!


PT. BANGUN SEJAHTERA
REKONSILIASI LABA RUGI FISKAL
Tahun 2008

Deskripsi Komersial Koreksi Fiskal Fiskal


No
Rp Ref 1 Positif Negatif Ref 2 Ref 3
A Penjualan
1 Penjualan Bruto 30,000,000,000 30,000,000,000
2 Potongan Penjualan -3,000,000,000 200,000,000 1.3.5b -2,800,000,000 a
3 Retur Penjualan -2,000,000,000 500,000,000 1.3.5b -1,500,000,000 a
25,000,000,000 I.3.1a 25,700,000,000
B HPP
1 Persediaan Awal 12,500,000,000 II.3.12 500,000,000 I.3.6d 13,000,000,000 c
2 Pembelian 12,000,000,000 II.3.1 12,000,000,000
3 Gaji & Upah 4,500,000,000 II.3.2 200,000,000 I.3.5c 4,300,000,000 b
4 Penyusutan 1,725,000,000 II.3.4 1,412,500,000 I.3.5i 312,500,000 j

5 Biaya lain 775,000,000 II.3.11 25,000,000 I.3.5c 700,000,000 b

6 Barang Siap Dijual 31,500,000,000 30,312,500,000


7 Persediaan Akhir -11,500,000,000 II.3.13 500,000,000 I.3.5I -12,000,000,000 c
20,000,000,000 18,312,500,000
C Laba Bruto 5,000,000,000 7,387,500,000
D Beban Usaha
1 Gaji, THR, Bonus 1,000,000,000 II.4.2 510,000,000 I.3.5c 490,000,000 d
2 Premi Asuransi Karyawan 200,000,000 II.4.2 10,000,000 I.3.5a 190,000,000 d
3 Perjalanan Dinas 100,000,000 II.4.11 15,000,000 I.3.5f 85,000,000 e
4 Alat Kantor 20,000,000 II.4.11 20,000,000
5 Listrik 50,000,000 II.3.11 10,000,000 I.3.5c 40,000,000 d
6 Telepon, Telex 150,000,000 II.4.8 150,000,000
7 Penghapusan Piutang 250,000,000 II.4.8 150,000,000 I.3.5I 100,000,000 f
8 Bunga Pinjaman bank krut 50,000,000 II.4.6 50,000,000 I.3.5I 0 g
9 Sewa Mesin Generator 200,000,000 II.4.5 200,000,000
10 Reparasi 100,00,000 II.4.7 10,000,000 I.3.5c 90,000,000 h
11 Royalti 300,000,000 II.4.9 300,000,000
12 Pengangkutan 200,000,000 II.4.3 200,000,000
13 Penyusutan 200,000,000 II.4.4 500,000 I.3.5i 200,500,000 j
14 Pemasaran 150,000,000 II.4.10 150,000,000
15 Lain-lain 50,000,000 II.4.11 34,250,000 I.3.5i 15,750,000 i
3,020,000,000 2,231,250,000
E Laba Usaha 1,980,000,000 5,156,250,000
F Penghasilan (Biaya) Luar Usaha
1 Dividen PT. Ikhwan (penyertaan 10%) 85,000,000 I.3.1e 15,000,000 I.3.5f 100,000,000 k
2 Dividen PT.Hikmah (penyertaan 25%) 50,000,000 I.3.1e 50,000,000 I.3.4 0 l
3 Bunga Deposito Bank Karman 80,000,000 I.3.1e 80,000,000 I.3.4 0 m
4 Royalti 42,500,000 I.3.1e 7,500,000 I.3.5f 50,000,000 k
5 Sewa Alat 47,750,000 I.3.1e 2,250,000 I.3.5f 50,000,000 k
6 Dividen FA COI Corp, Hongkong 80,000,000 I.3.2 80,000,000
7 Rugi Cab Malaysia -50,000,000 I.3.2 50,000,000 I.3.5I 0 n
8 Keuntungan Jual Gudang 40,000,000 I.3.1e 16,875,000 I.3.5I 56,875,000 o
9 Rugi selisih kurs -150,250,000 II.5.11 -150,250,000
10 Dividen JCA Corp, Jepang 60,000,000 I.3.2 60,000,000
285,000,000 246,625,000
G Laba bersih 2,265,000,000 3,768,375,000 630,500,000 5,402,875,000
Keterangan :
Ref 1 = Mapping Lap R/L Komersial ke SPT 1771 lamp 1 & 2
Ref 2 = Mapping Koreksi Fiskal ke SPT 1771 lamp 1
Ref 3 = Penjelasan koreksi fiskal
2. Penjelasan Koreksi (Ref 3)

a. Potongan & Retur Penjualan


Dalam biaya-biaya tersebut terdapat penyisihan yang pada dasarnya merupakan pembentukan
cadangan yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya fiskal sesuai pasal 9 ayat 1.c UU PPh.

Koreksi Positif
Dikon Penjualan belum realisasi 200,000,000

Retur Penjualan Dibebankan 2,000,000,000


Retur Penjualan Realisasi -1,000,000,000
500,000,000

b. Harga Pokok Penjualan


Dalam HPP dilakukan koreksi sbb :

Gaji & Upah – PPh ditanggung perusahaan, Rp.200 juta, merupakan pemberian natura /
kenikmatan yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya fiskal sesuai pasal 9 ayat 1.e UU PPh.

Biaya lain – dalam biaya ini dilakukan koreksi sbb :

 Biaya perawatan mobil pribadi direktur, Rp.25 juta, yang merupakan pemberian natura /
kenikmatan yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya fiskal sesuai pasal 9 ayat 1.e UU PPh.
 Sumbangan GN OTA, Rp.50 juta, tidak disertai bukti sehingga secara formil tidak dapat
dipertanggungjawabkan sehingga tidak dapat dibebankan sebagai biaya.

c. Persediaan
Pasal 10 ayat 6 UU PPh mengatur bahwa penilaian persediaan berdasarkan harga perolehan,
sehingga penilaian berdasarkan harga pasar perlu dikoreksi sbb :

Deskripsi Pasar Perolehan Koreksi Fiskal

Persediaan Awal 12,500,000,0 13,000,000,00 500,000,000


Negatif
00 0
Persediaan Akhir 11,500,000,0 12,000,000,00 500,000,000
Positif
00 0

d. Biaya Gaji, Premi Asuransi & Listrik


Biaya ini dikoreksi karena merupakan pemberian natura / kenikmaan yang tidak dapat dibebankan
sebagai biaya fiskal sesuai pasal 9 ayat 1.e UU PPh.

Biaya Listrik 10,000,000 Listrik temat tinggal pengurus


Biaya Gaji 500,000,000 PPh ditanggung perusahaan
Biaya Gaji 10,000,000 Gaji pembantu RT pengurus

Sedangkan biaya berikut ini dikkoreksi positif karena merupakan biaya untuk kepentingan pribadi
pemegang saham yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya fiscal sesuai pasal 9 ayat 1.b UU
PPh.

Biaya asuransi Karyawan 10,000,000 Asuransi kendaraan P. Saham

e. Perjalanan Dinas
Dalam biaya ini terdapat pembebanan fiskal Luar negeri, yang sebenarnya adalah pembayaran
PPh dalam tahun berjalan (pasal 25 ayat 8 UU PPh). Smentara itu pasal 9 ayat 1.h UU PPh
mengatur bahwa PPh tidak dibebankan sebagai biaya fiskal . karena itu atas pembayaran fiskal
luar negeri sebesar Rp.15 juta harus dikoreksi positif.

Lebih lanjut PP No.42 Tahun 2000 yang diatur lebih lanjut dengan KEP 275/PJ./2001 mengatur
bahwa fiskal luar negeri karyawan yang ditanggung perusahaan dapat dikreditkan sepanjang yang
bertugas ke luar negeri adalah karyawan dan dalam rangka dinas serta di tanda bukti pembayaran
fiskal luar negeri (TBPFLN) harus dicantumkan nama dan NPWP perusahaan. Besarnya
pembayaran fiskal luar negeri adalah Rp.1.000.000,- per orang setiap kali keberangkatan dengan
pesawat udara.

Karena TBPFLN yang mencantumkan nama & NPWP perusahaan hanya 8 orang, maka yang
dapat dikreditkan adalah : 8 orang x Rp.1 juta = Rp.8 juta.

f. Penghapusan Piutang
Penghapusan piutang tak tertagih dapat dibebankan sebagai biaya fiscal sepanjang memenuhi
syarat yang diatur di pasal 6 ayat 1.h UU PPh sbb :

1) Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;


2) Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau Badan Urusan Piutang
dan Lelang Negara (BUPLN) atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan
piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan;
3) Telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; dan
4) Wajib Pajak harus menyerahkan daftar iutang yang tidak data ditagih keada Direktorat Jenderal
Pajak

Dengan memperhatikan syart tersebut penghapusan piutang tak tertagih dapat dibebankan
sebagai biaya fiscal adalah sbb :

Bahwa seluruh piutang yang dihauskan, Rp.250 jutqa, telah dibukukan dan dilaporkan ke KPP
(syarat 1 & 4 terpenuhi).

Dari piutang yang telah dipublikasikan, Rp.150 juta, ternyata Rp.50 juta belum didaftarkan ke PN.
Sehingga terdapat piutang yang dihapuskan sebesar Rp.100 juta yang sudah dipublikasikan dan
didaftarkan ke PN (syarat 2 & 3 terpenuhi).

Kesimpulannya : dari total piutang yang dihapuskan sebesar Rp.250 juta ada Rp.100 juta yang
memenuhi syarat fiscal untuk dapat dibebankan sebagai biaya fiskal.

Catatan :
Sejak disahkannya UU Ph No.36 tahun 2008, yang berlaku mulai tahun 2009, pasal 6 ayat 1.h
diubah sbb :

1) Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;


2) Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada Direktorat
Jenderal Pajak; dan
3) Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah
yang menangani piutang Negara; atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan
piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan; atau telah
dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau adanya pengakuan dari debitur
bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu:
4) Syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan piutang tak
tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k.

g. Bunga Pinjaman
Dapat terjadi dana yang ditempatkan dalam deposito, baik langsung atau tidak langsung, asalnya
dari dana pinjaman. Jika hal tersebut terjadi, SE 46/PJ.4/1995 mengatur bahwa biaya bunga
pinjaman yang dapat dibebankan sebagai biaya fiscal adalah bunga yang berasal dari

selisih lebih rata-rata pinjaman dengan rata-rata deposito.

Hal ini diatur mengingat bahwa penghasilan bunga deposito telah dikenakan PPh final sesuai PP
No.131 Tahun 2000. Semantara itu PP No.138 Tahun 2000 mengatur bahwa biaya untuk
mendapatkan penghasilan final tidak dapat dibebankan sebagai biaya fiskal.

Oleh Karena itu, rata-rata pinjaman dihitung sbb :

Pinjaman Pinjaman Bulan Jumlah


Jan-Feb 08 0 2 0
Mar-Apr 08 200,000,000 2 400,000,000
Mei-Ags 08 400,000,000 4 1,600,000,000
Sep-Des 08 500,000,000 4 2,000,000,000
1,100,000,000 12 4,000,000,000
Rata-rata pinjaman = Rp.4.000.000.000/12 333,333,333

Deposito Pinjaman Bulan Jumlah


Jan-Feb 08 0 2 0
Mar-Mei 08 200,000,000 3 600,000,
Jun-Agst 08 400,000,000 3 000
Sep-Des 08 1,950,000,000 4 1,200,00
0,000
7,800,00
0,000
2,550,000,000 12 9,600,00
0,000
Rata-rata Deposito = Rp.9.600.000.000/12 800.000.000

Karena rata-rata pinjaman tidak melebihi rata-rata deposito, maka biaya bunga pinjaman Bank
BXI seluruhnya tidak dapat dibebankan sebagai biaya fiskal.
Biaya Bunga Fiskal
Biaya Bunga Fiskal 0
Biaya Bunga Telah Dibebankan 50,000,000
Koreksi Positif 50,000,000

h. Biaya Reparasi
Sesuai KEP 220/PJ./2002, biaya perawatan mobil sedan milik perusahaan yang digunakan
karyawan karena jabatannya dapat dibebankan sebagai biaya fiskal 50% saja.

i. Biaya Lain
Dalam biaya ini dilakukan koreksi sbb :

Jamuan tamu tanpa daftar nominatif 10,000,000


Sumbangan hari kemerdekaan 5,000,000
Denda & bunga STP PPh 25 2,250,000
Sumbangan korban banjir DKI 2,000,000
Biaya tanpa bukti 15,000,000
Koreksi positif 34,250,000

Jamuan tamu : biaya Entertainment/jamuan dapat dibiayakan sepanjang dibuatkan daftar


nominatif & didukung dengan bukti (SE-27/PJ.42/1986) dan pihak yang dijamu berkaitan dengan
pekerjaan, usaha atau kegiatan. Dengan demikian biaya entertainment yang tidak ada daftar
nominatifnya tidak dapat dibebankan sebagai biaya fiskal.

Sumbangan : sumbangan pada dasarnya tidak dapat dibebankan sebagai biaya fiskal, sesuai
pasal 9 ayat 1.g UU PPh, kecuali :

 Zakat dan sumbangan keagamaan yang diwajibkan (pasal 9 ayat 1.g UU PPh).
 GN OTA (SE 33/PJ.421/1996)
 Sumbangan bencana alam tertentu, seperti gempa tsunami NAD & Sumut (PMK
609/PMK.03/2004), gempa DIY (PMK 93/PMK.03/2006).
 Sumbangan yang baru diatur di pasal 6 ayat 1 huruf I s.d. m UU PPh. (berlaku sejak 1 jan
2009)

Denda & bunga STP : sanksi administrasi di bidang perpajakan tidak dapat dibiayakan (pasal 9
ayat 1.k UU PPh).

Biaya tanpa bukti : secara formal tidak dapat dipertanggungjawabkan.

j. Penyusutan
Untuk kepentingan fiskal WP menggunakan metode garis lurus.

No Aktiva Tetap Harga Tgl Beli Tarif NSBF Penyusutan Beban Ke


Perolehan GL 2008 Fiskal t
A Kolompok 1
1 Komputer/Printer 150,000,000 7 Juli 25% 93,750,000
06 37,500,000 37,500,000
2 Perabotan 60,000,000 2 Juli 25% 37,500,000
Kantor 06 15,000,000 15,000,000
210,000,000 131,250,000 52,500,000 52,500,000
B Kelompok 2
1 Kendaraan 290,000,000 2 Mar 12.5 187,291,667
Minibus 05 % 36,250,000 36,250,000 a
2 Kendaraan 510,000,000 4 Apr 12,5 334,687,500
Sedan 05 % 63,750,000 31,875,000 b
3 Peralatan 200,000,000 2 Mar 12,5 129,166,667
Kantor 05 % 25,000,000 25,000,000
1,000,000,000 651,145,833 125,000,000 93,125,000
C Kelomok 3
1 Mesin 3,500,000,000 10 Apr 6,25 2,898,437,500
Diesel 05 % 218,750,000 218,750,000
2 Generator 1,500,000,000 5 Feb 6,25 1,226,562,500
Listrik 05 % 93,750.000 93,750,000
5,000,000,000 4,125,000,000 312,500,000 312,500,000
D Bangunan
1 Bangunan 600,000,000 2 Jan 5% 510,000,000
Kantor 05 30,000,000 30,000,000
2 Gudang A
-Tidak Dijual 250,000,000 2 Jan 5% 212,500,000
05 12,500,000 12,500,000
-Dijual 250,000,000 2 Jan 5% 212,500,000
05 9,375,000 9,375,000 c

3 Gudang B 30,000,000 2 Apr 10% 21,750,000


05 3,000,000 3,000,000 d
1,130,000,000 956,750,000 54,875,000 54,875,000
7,340,000,000 5,864,145,833 544,875,000 513,000,000

Keterangan :
a. Tidak ada data dalam soal apakah mobil minibus digunakan full time (dibawa pulang) atau
tidak, sehingga diasumsikan bahwa mobil tidak dibawa pulang dan penyusutannya tidak
perlu dilakukan koreksi

b. Mobil sedan perusahaan yang digunakan direksi hanya dapat dibebankan 50% sesuai KEP
220/PJ./2002.

c. Gudang A dijual di bulan Oktober 08, sehingga disusutkan sampai dengan bulan September
08.

d. Gudang B adalah bangunan non permanen dengan tarif penyusutan 10%.

Menurut soal, penyusutan aktiva kelompok 3 dibebankan ke HPP, sedangkan yang lainnya
debebankan ke biaya usaha sbb :

Biaya Penyusutan Komersial Fiskal Koreksi


HPP 1,725,000,000 312,500,000 1,412,500,000
Beban Usaha 200,000,000 200,500,000 -500,000
1,925,000,000 513,000,000 1,412,000,000

k. Pendapatan Royati, Dividen PT. Ikhwan & Sewa Alat


Pendaatan ini dicatat setelah dikurangi PPh yang dipotong oleh pihak lain. Pengakuan tersebut
seolah-olah membebankan PPh sebagai biaya (mengurangi penghasilan), sementara itu PPh
tidak dapat debebankan sebagai biaya fiskal. Oleh karena itu atas penghasilan tersebut harus
dikoreksi sbb :

Penghasilan Sebelum PPh PPh Setelah PPh


Royalti 50,000,000 7,500,000 42,500,000
Dividen PT.Ikhwan 100,000,000 15,000,000 85,000,000
Sewa Alat 50,000,000 2,250,000 47,750,000
200,000,000 24,750,000 175,250,000

Royalti. Dikenakan pemotongan PPh pasal 23 dengan tarif 15%, sehingga nilai sebelum PPh
dapat dihitung sbb : Rp.42,5 juta / 0,85 = Rp.50 juta.

Dividen. Dikenakan pemotongan PPh pasal 23 dengan tarif 15%, sehingga nilai sebelum PPh
dapat dihitung sbb : Rp.85 juta / 0,85 = Rp.100 juta.
Sewa Alat. Dikenakan pemotongan PPh pasal 23 dengan tarif efektif 4,5% (15% x 30%).
Sehingga nilai sebelum PPh dapat dihitung sbb : Rp.47,75 juta / 0,955 = Rp.50.000.000.

l. Pendapatan PT.Hikmah
Karena kepemilikan saham pada PT. Hikmah adalah 25%, maka dividen yang diterima bukan
merupakan obyek PPh sesuai pasal 4 ayat 3.f UU PPh.

m. Pendapatan Bunga Deposito


Pendapatan bunga deposito telah dikenakan PPh final sesuai PP No.131 Tahun 2000.

n. Rugi Cabang Malaysia


Sesuai KMK 164/KMK.03/2002, kerugian yang diderita di luar negeri tidak dapat digabungkan
dengan panghasilan di Indonesia.

o. Keuntungan Jual Gudang


Laba penjualan gudang secara fiskal dapat dihitung sbb :

Harga Jual 260,000,000


Nilai Sisa Buku Fiskal(NSBF)
-NSBF (1/1/08) 212,500,000
-penyusutan Jan-Sept 08 -9,375,000
203,125,000
Laba Jual Gedung Fiskal 56,875,000
Laba Jual Gedung Komersial 40,000,000
Koreksi Positif 16,875,000

NSBF 1/1/08 dan penyusutan Jan-Sept 08 lihat penghitungan penyusutan (koreksi j).

3. Penghitungan PPh Kurang (lebih) Bayar

1. Laba Bersih fiskal

You might also like