Professional Documents
Culture Documents
56-63 ISSN:0852-8349
Januari – Juni 2016
Dwi Noerjoedianto
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
Kampus Pinang Masak, Mendalo-Darat Jambi 36361
Email : masyudi_psik99@yahoo.com
ABSTRAK
Penyakit Kaki Gajah merupakan penyakit kecacatan menetap dan waktu lama, kerugian
ekonomis, serta mempunyai dampak psikologis. Provinsi Jambi merupakan daerah endemis
penyakit kaki gajah, kecuali Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci. Kabupaten Muaro
Jambi jumlah penderita tahun 2012 sebanyak 151 orang dan Kabupaten Batang Hari
sebanyak 78 orang. Puskesmas Muaro Kumpeh merupakan Puskesmas di Kabupaten Muaro
Jambi yang beresiko filariasis, baik pada tahun 2011 maupun tahun 2012. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui bagaimana dinamika penularan Filariasis dan faktor risiko
kejadian Filariasis di Kecamatan Kumpeh Kab. Muaro Jambi. Rancangan penelitian case
control study, dengan sampel kelompok kasus 31 orang dan kelompok kontrol 62 orang,
dengan matching umur dan jenis kelamin. Cara pengambilan sampel melalui data primer,
dan data sekunder, variable independent terdiri kebiasaan tidur menggunakan kelambu,
pekerjaan, kebiasaan keluar rumah pada malam hari, adanya genangan air dan keberadaan
tumbuhan air, sedangkan variable dependentnya adalah kejadian filariasis, Instrumen
menggunakan kuesioner dan check list. Analisa univariat untuk melihat gambaran variabel
independent dan variabel dependen, sedangkan analisa bivariat untuk menilai hubungan antar
variabel menggunakan asosiasi odds ratio dengan uji statistik Chi-Square. Responden
dengan pekerjaan di malam hari (petani sawah/kebun dan pedagang) merupakan faktor
risiko tinggi dibandingkan adanya perindukan nyamuk di sekitar rumah dan genangan air
disekitar rumah, karena wilayah yang dilalui merupakan wilayah rawa dan sungai. Diduga
gigitan nyamuk yang mengandung filaria mengigit di lingkungan rumah dan diperjalanan
yang dilalui selama ke tempat kerja. Pengunaan kelambu, adanya genangan air dan tumbuhan
air di sekitar rumah merupakan resiko rendah kejadian filaria disekiar rumah responden.
56
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
Kab. Batang Hari sebanyak 78 orang. Kab. list, teknik analisis data univariat
Muaro Jambi kasus yang sama terjadi di dilakukan untuk melihat gambaran dari
Puskesmas Muaro Kumpeh. Rumusan variabel independent dan variabel
masalahnya adalah Bagaimana dinamika dependen, sedangkan analisa bivariat
penularan dan faktor resiko kejadian dilakukan untuk menilai hubungan antara
Filariasis di Kecamatan Kumpeh Kab. variabel independen dengan variabel
Muaro Jambi ? Tujuan penelitian adalah dependen menggunakan asosiasi odds
untuk mengetahui hubungan tidur ratio dengan uji statistik Chi-Square,
mengunakan kelambu dengan kejadian dengan derajat kebebasan 5%. Penolakan
filariasis, hubungan pekerjaan penderita terhadap hipotesa apabila p-Value < 0,05
dengan kejadian filariasis, hubungan artinya ada hubungan yang bermakna (Ho
kebiasaan keluar malam hari dengan ditolak). Sedangkan apabila p-Value >
kejadian Filariasis, hubungan tempat 0,05 artinya tidak ada hubungan yang
genangan air dengan kejadian Filariasis bermakna (Ho diterima)
dan hubungan keberadaan tumbuhan air
dengan kejadian Filariasis, dengan manfaat HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian diketahuinya penularan
Filariasis dan faktor resiko sebagai bahan Karakteristik Responden
masukan bagi masyarakat dalam upaya Jika ditinjau dari usia, responden untuk
pemberantasan dan pencegahan penularan kelompok kasus usianya yang paling
infeksi filariasis. banyak adalah 51-60 tahun (45,1%),
sedangkan yang paling kecil lebih dari 81
METODE PENELITIAN tahun (3,2%), sangat berbalik dengan
kelompok kontrol yang paling banyak
Rancangan Penelitian design Case usianya 31-40 tahun (31,6%). Sedangkan
Control Study, sebagai populasi dibagi menurut jenis kelamin, untuk kelompok
dalam 2 kelompok yaitu populasi kasus kasus lebih banyak laki-laki (67,7%),
(semua penderita penyakit filariasis) di untuk kelompok kontrol didominasi
wilayah penelitian didiagnosa oleh petugas perempuan (56,45%).
berdasarkan survei darah jari dari tahun Lain halnya jika dilihat dari tingkat
2013 dan populasi control (semua orang pendidikan, untuk kelompok kasus rata-
yang tidak terdapat microfilaria didalam rata pendidikannya SD sederajad ( 67,7%),
darahnya berdasarkan survei darah jari sedangkan untuk kelompok kontrol SMP
oleh petugas kesehatan, yang tinggal di sederajad (24,2%), hanya sedikit yang
sekitar rumah penderita ), jumlah sampel mempunyai tingkat pendidikan Perguruan
kasus (31 orang) dan sampel kontrol (62 Tinggi (4,8%). Termasuk dalam lama
orang) dengan rasio 1:2, teknik tinggal, mengingat sebagian besar
pengambilan sampel dilakukan matching penduduk yang sudah lama tinggal, maka
(pencocokan) pada kelompok umur dan dalam kelompok kasus mereka rata-rata
jenis kelamin, cara pengambilan sampel tinggal berkisar 51-60 tahunan (22,%),
data primer (secara langsung) dan data sedangkan kelompok control kurang dari
sekunder, variable penelitian terdiri 10 tahun ( 20,9%). Hal ini dibuktikan
variabel independent (kebiasaan tidur dengan keluarga yang terkena filariasis,
menggunakan kelambu, pekerjaan, jumlah anggota keluarga yang terkena
kebiasaan keluar rumah malam hari, filariasis pada kelompok kasus ada 10
tempat genangan air di sekitar rumah, orang (32,3%), sedangkan yang kelompok
keberadaan tumbuhan air di sekitar rumah) control yang terkena kasus sebanyak 7
dan variabel dependen (kejadian filariasis), orang (11,3%).
instrument berupa kuesioner dan check
63
Dwi Noerjoedianto: Dinamika Penularan dan Faktor Risiko Kejadian Filariasis di Kecamatan
Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi
Kebiasaan menggunakan kelambu pada hari. Menghindari diri dari gigitan nyamuk
waktu tidur secara teoritis mempunyai yaitu dengan menutup ruangan dengan
kontribusi untuk mencegah penularan kasa kawat, memakai kelambu pada
filariasis, karena pada umumnya aktivitas tempat tidur, upaya yang dianjurkan sesuai
menggigit nyamuk tertinggi pada malam dengan saran kementerian kesehatan, pada
62
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
daerah yang bersiko tertulah filaria tidur oleh nyamuk aman dari gigitan nyamuk
menggunakan kelambu. Hasil penelitian di penular penyakit filaria dan nyamuk-
dapat kebiasaan tidur dengan mengunakan nyamuk penular penyakit lainnya.
kelambu pada kasus (penderita filaria) Upaya lain yang dapat dilakukan selain
52,6% tidur tidak menggunakan kelambu, tidur menggunakan kelambu yaitu
hasil uji statistik dengan di dapat P value menggunakan kawat kassa yang dipasang
0,00 artinya ada hubungan kebiasaan tidur di bagian ventilasi rumah ini berfungsi
dengan menggunakan kelambu dengan untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam
kejadian filaria. Penelitian ini tidak sejalan rumah sehingga terhindar dari gigitan
dengan penelitian Febrianto et al. 2008, nyamuk dan tanpa disadari dapat
yang menyatakan bahwa tidak ada menjauhkan diri dari risiko terkena
hubungan antara kebiasaan menggunakan filariasis. (Febrianto B et.al 2008)
kelambu dengan kejadian filariasis. Hasil Pemasangan kawat kassa di rumah salah
penelitian ini sejalan dengan penelitian satunya dipengaruhi juga oleh faktor
yang dilakukan oleh Depkes bahwa pengetahuan tentang upaya menghindari
menghindari penyakit filaria tidur dari gigitan nyamuk dan binatang lainnya.
menggunakan kelambu baik kelambu biasa Kelambu berinsektisida tidak berbahaya
atau belambu berinsektisida (long lasting bagi kesehatan manusia karena sebelum
insecticide nets) adalah kelambu yang dipakai sudah diteliti oleh WHO dan
sudah dilapisi dengan anti nyamuk oleh dinyatakan aman untuk dipakai walaupun
pabrik kelambu. Kelambu ini tidak tergigit atau terjilat oleh anak-anak.
berbahaya bagi kesehatan manusia karena Namun demikian orang tua harus
anti nyamuk yang melekat pada kelambu mengawasi agar hal tersebut tidak terjadi.
tersebut tidak dapat meracuni manusia. Responden tidak menggunakan kelambu
Memakai kelambu berinsektisida berarti saat tidur akan berisiko 0,93 kali lebih
melindungi masyarakat, terutama bayi, menderita filariasis dibandingkan
anak balita dan ibu hamil yang sangat responden yang menggunakan kelambu.
rentan terhadap penyakit yang disebabakan
63
Dwi Noerjoedianto: Dinamika Penularan dan Faktor Risiko Kejadian Filariasis di Kecamatan
Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi
62
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
63
Dwi Noerjoedianto: Dinamika Penularan dan Faktor Risiko Kejadian Filariasis di Kecamatan
Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Tumbuhan Air dan Jentik terhadap Kasus Filariasis di
Kec Kumpeh Kab Muara Jambi Tahun 2014
Tumbuhan Air dan Filariasis OR 95% CI
No Jentik ∑ % P Value
Kasus Non Kasus
1 Beresiko 2 3 5 5,4
2 Tidak Beresiko 29 59 88 94,6 0,08 0,00
Jumlah 31 62 93 100
62
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
63