You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang

keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan

kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan peran

serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan

promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa

mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara

menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu,

keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh

melalui proses keperawatan (nursing process) untuk

meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal,

sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak,

2006)

Menurut WHO 2010, Kesehatan lingkungan suatu

keseimbangan ekologi yang harus ada diantara manusia dan

lingkungan agar dapat menjamin kaadaan sehat dari manusia.

Ruang lingkup kesehatan lingkungan meliputi kesedian air

minum, pengelolahan air limbah dan pengendalian pencemaran,

pembuangan sampah pada tempatnya, pengendalian hygiene

makanan termasuk hygiene susu, pengendalian pencemaran

udara, pemukiman dan aspek kesehatan lingkungan. Masalah

kesehatan lingkungan suatu masalah yang sangat komplek,

yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain. Banyak

kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, hal ini

1
kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi

atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh

positif terhadap status kesehatan lingkungan tersebut

antara lain mencakup : pembuangan kotoran manusia (tinja)

kesedian air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air

limbah, perumahan, dan rumah hewan ternak. Saat ini banyak

sekali permasalahan lingkungan yang harus dihadapi dan

sangat menganggu terhadap tercapainya kesehatan lingkungan.

Ironisnya hanya 200 ribu orang pertahun yang disediakan

pemerintah dalam 30 tahun terakhir untuk mengatasi masalah

sanitasi. Idealnya kebutuhan setiap orang pertahunya adalah

47.000.000 ribu.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia

untuk mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap

penduduk adalah merupakan hakikat pembangunan kesehatan

yang termuat di dalam Sistim Kesehatan Nasional (SKN)

dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur

kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan

tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan

partisipasi aktif dari seluruh komponen masyarakat bersama

petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah berlakunya

UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa

setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara

dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan

lingkungan.

2
Perkembangan dan perubahan disegala bidang salah satu

diantaranya adalah bidang kesehatan dengan berbagai inovasi

yang telah dilakukan berdampak terhadap peningkatan usia

harapan hidup yang pada akhirnya memberikan dampak

tersendiri dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan

penduduk.

Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia

diberbagai bidang kehidupan mengakibatkan pergeseran pola

kehidupan masyarakat diantaranya bidang kesehatan. Dalam

bidang kesehatan saat ini telah terjadi pergesaran, antara

lain : perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif dan

promotif, dan segi kegiatan yang pasif menunggu masyarakat

berobat ke uni-unit pelayanan kesehatan menjadi penemuan

kasus yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan

kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut

serta secara aktif dalam upaya peningkatan status

kesehatan.

Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek

dan obyek pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses

perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara lebih aktif

dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti

seluruh kegiatan kesehatan komunitas.

Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan

sampai penanggulangan masalah dan melibatkan individu,

keluarga, dan kelompok dalam masyarakat. Dalam upaya

peningkatan kemampuan bekerja dengan individu, keluarga dan

kelompok ditatanan kesehatan komunitas, serta sebagai salah

3
satu upaya menyiapkan tenaga perawat profesional dan

mempunyai potensi keperawatan secara mandiri sesuai dengan

kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa profesi

STIKES Mataram angkatan XI B melaksanakan praktik

Keperawatan Komunitas di Desa Sekotong Tengah (Dusun Telaga

Lebur Desa dan Suradadi) Kecamatan Lombok Barat.

Selain itu, selama proses belajar di komunitas,

mahasiswa mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi

dan sumber yang tersedia untuk bekerjasama dengan komunitas

dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi perubahan

komunitas dengan penerapan proses penerapan komunitas

keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas.

Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam upaya

meningkatkan status kesehatannya.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan pengalaman praktik

keperawatan komunitas, mahasiswa mampu menerapkan

asuhan keperawatan komunitas pada setiap area pelayanan

keperawatan komunitas di Desa Sekotong Tengah (Dusun

Telaga Lebur Desa dan Suradadi) Kecamatan Lombok Barat,

dengan pendekatan proses keperawatan komunitas dan

pengorganisasian komunitas.

4
2. Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan praktek keperawatan

komunitas, mahasiswa mampu :

a. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas

b. Menentukan diagnosa keperawatan komunitas.

c. Membuat rencana tindakan keperawatan komunitas.

d. Melaksanakann rencana tindakan keperawatan komunitas

berdasarkan faktor resiko personal, sosial, dan

lingkungan.

e. Melakukan evaluasi keperawatan komunitas.

C. MANFAAT

1. Bagi Mahasiswa

a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas

secara nyata pada masyarakat.

b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan

asuhan keperawatan komunitas.

c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan

bijaksana dalam menghadapi dinamika dalam

kemasyarakatan.

d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian,

dan hubungan interpersonal.

2. Bagi Masyarakat

a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan

aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan

pencegahan penyakit.

5
b. Mendapatkan kemapuan untuk mengenal, mengerti dan

menyadari masalah kesehatan dan mengetahui cara

penyelesaian masalah kesehatan yang dialami

masyarakat.

c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya

dan mempunyai upaya peningkatan status kesehatan

tersebut.

3. Bagi Institusi Pendidikan

a. Salah satu tolak ukur keberhasilan program studi

profesi STIKES Mataram khususnya dibidang keperawatan

komunitas.

b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam

pengembangan model praktik keperawatan komunitas

selanjutnya.

4. Bagi Profesi Kesehatan khususnya Keperawatan

a. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional,

berpotensi secara mandiri sesuai dengan kompetensi

yang telah ditentukan.

b. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan

komunitas sehingga profesi mampu mengembangkannya.

c. Salah satu bukti profesionalisme keperawatan telah

terwujudkan.

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab 1 : Membahas tentang pendahuluan yang meliputi;

6
latar belakang, tujuan, manfaat dan

sistematika

Bab 2 : Menguraikan tentang tujuan teoritis yang

terdiri dari; keperawatan kesehatan komunitas,

tujuan keperawatan komunitas, prinsip dasar,

model pendekatan dan metode

Bab 3 : Membahas tentang penerapan asuhan keperajwatan

komunitas meliputi ; pengkajian, analisa data,

penentuan masalah kesehatan dan keperawatan,

perencanaan kegiatan, pelaksanaan dan evaluasi

Bab 4 : Berisi pembahasan yang menguraihkan hasil

kegiatan yang telah di sediakan

Bab 5 : Kesimpulan dan saran

You might also like