Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker payudara merupakan jenis tumor ganas yang hingga kini
masih menjadi pembunuh nomor satu bagi perempuan. Hal ini dibuktikan
dengan adanya diagnosis baru yang dicatat oleh WHO bahwa kasus kanker
hampir 1,7 juta pada tahun 2012, ini mewakili sekitar 12% dari semua
kasus kanker baru dan 25% dari semua kanker pada wanita. WHO (Word
kanker payudara adalah 11 juta dan tahun 2030 akan bertambah menjadi
peningkatan substantif 19,3 juta kasus kanker per tahun pada tahun 2025
populasi semakin pesat. Lebih dari 50% semua kanker (56,8%) yang
lebih lanjut pada tahun 2025. Pada tahun 2012 terdiagnosis 1,7 juta
perempuan menderita kanker payudara dari 6,3 juta wanita (World Health
1
2
kasus baru dan 12,9% kasus kematian. Dengan kata lain insiden kanker
sekitar 1,3 juta wanita terdiagnosis menderita kanker payudara, dan setiap
paruh baya, kini mulai menjangkiti anak muda. Kejadian kanker payudara
umumnya terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun. Fakta
Yogyakarta 9,66% dan Jawa Tenggah 8,06%. Menurut jenis dan lokasi
3
hidup lebih kecil yaitu hanya sebesar 40-20%, sehingga, semakin cepat
ditangani, maka peluang untuk hidup dan sembuh juga semakin besar.
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) untuk mendeteksi kanker
murah, cepat, dan efektif untuk semankin “mengenal” dan menyadari jika
terdapat suatu hal yang tidak normal pada payudara (Summarny, 2002).
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Septiani (2012) dengan
tingkat kematian akibat kanker payudara sampai 20%, namun wanita yang
data 84,3% tidak melakukan SADARI, 51% berusia lebih dari 15 tahun,
bersikap positif, responden yang terpapar informasi dari media massa dan
(3%) dan kota Bengkulu 326 (1%), berdasarkan data didapatkan bahwa
orang atau 0.7% dan tumor jinak sebayak 27 orang atau 38, 5%.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Meryanna R.
kesehatan memiliki rata-rata nilai (mean) 13,63 dan jumlah subjek yang
untuk mengenali adanya kanker payudara saat masih berukuran kecil dan
payudara.
(Septiani, 2012)
dari proses interaksi dengan lingkungan. Perubahan bisa terjadi setiap saat,
dan merupakan proses yang dinamik serta tidak dapat dielakkan. Di dalam
beberapa faktor yang berasal dari dalam diri itu sendiri. Factor-faktor
tersebut antara lain: susunan syaraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, dan
belajar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka masalah
2016.
C. Tujuan penelitian
a. Tujuan Umum
8
b. Tujuan Khusus
tahun 2016.
D. Manfaat Penelitian
sendiri (SADARI).
b. Bagi Akademik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pemeriksaan Payudara Sendiri
a. Pengertian Sadari
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah pengembangan
sangat sederhana dan dapat dilakukan oleh semua wanita tanpa perlu
(Mardiana, 2009).
sendiri oleh kaum wanita, jadi tidak perlu seorang ahli untuk
berumur di bawah itu, bisa tiga tahun sekali. Meski begitu, jika ada
b. Tujuan SADARI
12
payudara dengan mengamati payudara dari depan, sisi kiri dan sisi
lakukan secara rutin setelah haid, sekitar 1 minggu setelah haid dan
c. Manfaat SADARI
(Manuaba, 2010).
bulan jika wanita itu sudah berumur 20 tahun. Bila ada hal-hal yang
pelaksanaannya adalah:
1. Persiapan
5. Memeriksa ketiak
terpakai dan tersisa dalam tubuh ataupun estrogen yang tidak tidak
berikut:
1. Faktor reproduksi
Eropa Barat dan Amerika utara : lebih dari 6-10 kali keturunan
4. Status Perkawinan
5. Paritas
Wanita yang melahirkan anak pertama setelah usia 30 tahun atau yang
6. Riwayat Menstruasi
kurang dari 12 tahun memiliki resiko 1,7 hingga 3,4 kali lebih besar
daripada wanita dengan menarche yang datang pada usia lebih dari 12
tahun. Wanita dengan menopause terlambat yaitu pada usia lebih dari
7. Riwayat keluarga
berisiko 2-3 kali lebih besar, sedangkan apabila yang terkena bukan
8. Obesitas
payudara.
Peningkatan resiko untuk setiap radiasi pada peempuan muda dan anak-
dengan dosis atau lama terpapar dan umur saat terjadinya paparan
saja atau estrogen plus progestin selama lima tahun atau lebih setelah
payudara
bekerja lebih keras dan sehingga lebih sulit memproses estrogen agar
yang lebih banyak akan berlanjut lebih banyak pula kadar estrogen
dan berbagai penyakit lain. Selain itu, merokok dan kebiasaan makan
akibat kanker payudara itu sendiri. Pencegahan yang paling efektif bagi
a. Pencegahan primer
payudara.
b. Pencegahan sekunder
dengan pertimbangan.
c. Pencegahan tertier
(Mulyani, 2013).
dari:
1) Pembedahan
2) Radioterapi
3) Kemoterapi
ajuvan diberikan.
2. Pengetahuan
a) Pengertian Pengetahuan
23
dapat diukur dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi
(Notoatmodjo, 2007).
1) Tahu (Know)
(recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
2) Memahami (Comprehension)
3) Aplikasi (Aplication)
4) Analisis (Analysis)
struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
5) Sintesis (Syntesis)
baru, atau dengan kata lain suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
6) Evaluasi (Evaluation)
penilaian terhadap suatu materi atau obyek yang didasarkan pada suatu
kriteria.
suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat
1) Usia
semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif
persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain
itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu
kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
2. Status pernikahan
istri. Pernikahan sebagai iktan yang bersifat kontrol sosial antara pria dan
Status pernikahan mahasiswi yang diukur dari nikah atau belum menikah
26
3. Tingkat Pendidikan
4.Informasi
5. Budaya.
keturunan yang dianggap sama identitas suku ditandai oleh pengakuan dari
orang lain akan citi khas kelompok tersebut seperti kesamaan budaya,
6) Pengalaman
7) Sosial Ekonomi
3. Sikap
stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan
yang utuh. Dalam menentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,
a. Tingkatan Sikap
1. Menerima (receiving)
2. Merespons (responding)
3. Menghargai (valuing)
c) Sikap dipelajari.
dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga
a. Pengalaman pribadi
cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut. Sikap akan
lebih mudah terbentuk jika yang dialami seseorang terjadi dalam situasi yang
atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini
antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk
c. Pengaruh Kebudayaan
Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh
dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat
informasi lain untuk memperkuat posisi sikapnya atau mungkin juga orang
tersebut tidak mengambil sikap memihak. Dalam hal seperti itu, ajaran
moral yang diperoleh dari lembaga pendidikan atau lembaga agama sering
f. Faktor Emosional
dan segera berlalu begitu frustrasi telah hilang akan tetapi dapat pula
dengan skala Likert. Yang dijabarkan menjadi komponen yang dapat diukur
dengan skor : Untuk pernyataan positif yaitu : Sangat setuju (SS) : Nilai 5
Setuju (S) : Nilai 4 Ragu-ragu (RR) : Nilai 3 Tidak Setuju (TS) : Nilai
setuju (SS) : Nilai 1 Setuju (S) : Nilai 2 Ragu-ragu (RR) : Nilai 3 Tidak
x x
T = 50 + 10
S
Keterangan :
x : Skor responden pada skala sikap yang hendak dirubah menjadi skor T
S : Standar deviasi
Kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan karya manumur yang didapatkan
2. Sarana Kesehatan
dan sebagainya. Menurut teori Green (1990) tersedianya fasilitas, sarana atau
terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain,
yang diberikan Puskesmas tetapi dapat juga disebabkan karena patugas yang
maupun dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan :
tiga domain yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan atau sering kita dengar
tidak langsung. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri
(Notoadmodjo, 2003)
(Notoadmodjo, 2003)
pengertian bahwa kita hanya berbicara mengenai prilaku yang secara sengaja
H2O, cairan elektrolit, makanan dan seks. Apabila kebutuhan ini tidak
c. Bentuk Perilaku
rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu tersebut.
tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara
langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan yang nyata.
terkait dengan perilaku kesehatan terdiri dari empat unsur, yaitu sakit
B. Konsep Teori
Predisposing Factor
- Pengetahuan
- Sikap
- Kepercayaan
- Tradisi
Enabling Factor
Perilaku
- Fasilitas Kesehatan
- Petugas Kesehatan Sadari
Reinforcemen Factor
- Lingkungan (teman
sebaya, pacar, orang tua,
C. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Faktor-
faktor
yang
mempeng Perilaku Baik
aruhi
perilaku Baik
SADARI Perilaku Kurang
Perilaku Baik
39
Pengetahuan Cukup
Perilaku Kurang
Perilaku Baik
Kurang
33 Perilaku Kurang
B. Variabel Penelitian
01 X 02
- Pengetahuan - Pengetahuan
- Sikap - Sikap
- perilaku - perilaku
40
C. Definisi Operasional
1. Populasi
2. Sampel
F. Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
H. Pengolahan data
berbentuk angka atau bilangan. Hal ini untuk mempermudah saat analisa
variabel yang sudah ada. Selanjutnya data yang diperoleh akan dianalisis
kalau ada ditemui kesalahan pada saat entry data, sehingga dapat
pengumpulan data.
I. Analisa Data
43
dan independen.
Dengan rumus :
P= X 100 %
Keterangan :
P : proporsi / jumlah presentase
F : jumlah responden setiap kategori
N : jumlah sampel (Arikunto, 1998)
Dari rumus diatas proporsi yang di dapat dalam bentuk
skala :
2. Analisa Bivariat
Yaitu analisis untuk melihat pengaruh antara variabel independen
keputusan :
1) Jika P ≤ 0.05, maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya ada