Professional Documents
Culture Documents
ULKUS DIABETIKUM
Disusun oleh:
Rhandy Septianto
1111103000051
Pembimbing:
dr. Witra Irfan, Sp.B(K)V
1
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) sering disebut the great imitator karena
penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh seperti otak (stroke), ginjal (gagal
ginjal), jantung, mata, kaki (gangren diabetik). Gejala DM dapat timbul perlahan-
lahan sehingga pasien tidak menyadari adanya perubahan pada dirinya seperti
minum menjadi lebih banyak (polidipsi), buang air kecil lebih sering (poliuri),
makan lebih banyak (polifagi) ataupun berat badan menurun tanpa sebab yang
jelas. 3,4
2
lipat pada tahun 2025. Kenaikan ini disebabkan oleh pertambahan umur, kelebihan
berat badan (obesitas), dan gaya hidup. 5
Salah satu komplikasi menahun dari DM adalah kelainan pada kaki yang
disebut sebagai kaki diabetik. Menurut dr Sapto Adji H SpOT dari bagian bedah
ortopedi Rumah Sakit Internasional Bintaro (RSIB), komplikasi yang paling sering
dialami pengidap diabetes adalah komplikasi pada kaki (15 persen) yang kini
disebut kaki diabetes. 6,7,8
BAB II
3
STATUS MEDIK
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. ES
Usia : 50 tahun
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
2. Anamnesa
Keluhan utama : luka yang tak sembuh pada kaki kanan sejak 3 minggu sebelum
Pasien mengeluhkan keluhan luka pada kaki kanan yang tak sembuh sejak 3
minggu sebelum masuk Rumah Sakit. Pasien sebelum nya mengalami luka kecil pada
kaki kanan dikarenakan terkena benda tajam saat berada di pekarangan rumah,
4
kemudian pada luka tersebut tidak mengalami penyembuhan, namun pasien merasa
pada luka tersebut semakin besar ukuran luka nya, dan muncul nanah dan pasien
Pada luka tersebut menimbulkan bau yang tidak sedap pada luka tersebut.
Keluhan lain yang dirasakan pasien saat ini pasien lebih sering buang air
kecil, sering merasa lapar, dan lebih sering minum setiap hari nya. Pasien juga merasa
dalam beberapa tahun terakhir badan pasien merasa semakin kurus, dimana pasien
Pasien memiliki riwayat penyakit kencing manis, dan darah tinggi, pasien
pertama dinyatakan menderita penyakit tersebut sekitar 7 tahun yang lalu. Pasien
rutin kontrol ke Poliklinik, namun pasien tidak rutin dalam minum obat. Selain itu
pasien memiliki riwayat merokok saat muda dan berhenti saat usia 20-an dengan
jumlah rokok sekitar 1 bungkus per hari. Dalam makan makanan sehari hari pasien
kurang suka sayuran dan kadar porsi nasi sekitar 2 piring, dan setelah sarapan pagi,
maupun saat siang hari pasien senang minum teh hangat manis.
Riwayat diabetes mellitus sejak 7 tahun yang lalu, rutin kontrol gula darah
tiap bulan namun tidak teratur minum obat. Obat yang dikonsumsi selama ini
5
Riwayat diabetes mellitus sejak 7 tahun yang lalu, rutin kontrol gula darah
tiap bulan namun tidak teratur minum obat. Obat yang dikonsumsi selama ini
metformin 3x500mg.
Hipertensi (+)
3. PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
Keadaan Umum
Berat badan : 55 kg
Gizi : baik
Mobilisasi : aktif
6
Tanda vital:
Pernafasan : 18 x/ menit
Kepala :
Bentuk normocephali.
Wajah :
Terlihat simetris.
Mata :
Telinga :
Sekret (-)
Hidung :
Hidung simetris.
7
Tidak ada deviasi septum.
Sekret -/-
Tonsil T1/T1
Leher:
Paru:
Jantung :
di ICS 5
Perkusi : Batas jantung kanan : garis sternalis dextra. Batas jantung kiri
8
Abdomen
spider navy.
Ginjal: ballottement –
Ekstremitas
5555 5555
5544 5555
Akral hangat, Oedem tungkai +/-, tonus otot
Status lokalis regio pedis dekstra
Inspeksi: terlihat adanya benjolan berukuran 10 x 10 x 4 cm, warna kebruan,
tampak ulkus ditengahnya, nanah (+), batas tegas.
Palpasi: teraba kenyal, hangat, nyeri tekan (-), sensorik menurun, perabaan
pulsasi arteri dorsalis pedis dekstra melemah.
Perfusi
a. femoralis ++/++
a. poplitea ++/++
9
ulkus ditengahnya, nanah (+), batas tegas.
Dasar fascia.
10
Kesan
Pulmo : dalam batas normal. Infiltrat minimal di tengah dan Paru kanan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi
Hb : 7,4 g/dl
Ht : 23 %
Leukosit : 15 ribu/ul
11
Hitung Jenis
PT : 15,1 detik.
Hitung Jenis
Netrofil : 57%
Limfosit : 38%
Monosit : 5%
Diabetes
FUNGSI HEPAR
SGOT : 15
SGPT : 16
Elektrolit
Na : 121
K : 3,61
Cl : 96
Hitung Jenis
Albumin : 2,50
Globulin : 2,70
12
Fungsi Ginjal:
Ureum : 83
Kreatinin : 1,7
DIAGNOSIS KERJA
13
DIAGNOSIS BANDING
Ulkus Non diabetic
Winiwarter-Buerger Disease
RESUME
Pasien perempuan, 50 tahun datang dengan keluhan telapak kaki tertusuk
paku 3 minggu SMRS. Awalnya luka berukuran kecil, 1 minggu SMRS luka
bertambah besar, nanah(+), nyeri tekan (-), sensorik menurun.
Pasien riwayat DM dan Hipertensi sejak 7 tahun lalu, dan tak rutin minum
obat.
Pada PF ditemukan adanya benjolan berukuran 10 x 4x 3 cm, warna
kebiruan, tampak ulkus di tengahnya, nanah (+), batas tegas.
14
PENATALAKSANAAN
Medika mentosa :
Omeprazole 2x40mg.
PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam
P : Perwatan luka, ganti verban besok, rencana USG doppler kamis. Konsul
Ilmu Penyakit Dalam.
15
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3. 1. Definisi
Salah satu komplikasi yang sangat ditakuti penderita diabetes adalah kaki
diabetik. Komplikasi ini terjadi karena terjadinya kerusakan saraf, pasien tidak
dapat membedakan suhu panas dan dingin, rasa sakit pun berkurang. 3,8
16
yang mengakibatkan infeksi tulang (osteomylitis). Upaya yang dilakukan untuk
mencegah perluasan infeksi terpaksa harus dilakukan amputasi (pemotongan
tulang). 8
Kedua, sirkulasi darah dan tungkai yang menurun dan kerusakan endotel
pembuluh darah. Manifestasi angiopati pada pembuluh darah penderita DM antara
lain berupa penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah perifer (yang utama).
Sering terjadi pada tungkai bawah (terutama kaki). Akibatnya, perfusi jaringan
bagian distal dari tungkai menjadi kurang baik dan timbul ulkus yang kemudian
dapat berkembang menjadi nekrosi/gangren yang sangat sulit diatasi dan tidak
jarang memerlukan tindakan amputasi. 8
17
akan berkembang cepat ke seluruh tubuh melalui aliran darah yang bisa berakibat
fatal, ini yang disebut sepsis (kondisi gawat darurat). 6,7,8
Luka kecelakaan
Trauma sepatu
Stress berulang
Trauma panas
Iatrogenik
Oklusi vaskular
Usia
Jenis kelamin
Etnik
18
perilaku, psikologis, atau berhubungan dengan status sosial ekonomi,
atau transportasi menuju klinik terdekat.
Situasi sosial
Berat badan
Merokok
Kondisi kaki diabetik berasal dari suatu kombinasi dari beberapa penyebab
seperti sirkulasi darah yang buruk dan neuropati. Berbagai kelainan seperti
19
neuropati, angiopati yang merupakan faktor endogen dan trauma serta infeksi yang
merupakan faktor eksogen yang berperan terhadap terjadinya kaki diabetik. 3,5
Yang sangat penting bagi diabetik adalah memberi perhatian penuh untuk
mencegah kedua kaki agar tidak terkena cedera. Karena adanya konsekuensi
neuropati, observasi setiap hari terhadap kaki merupakan masalah kritis. Jika
20
pasien diabetes melakukan penilaian preventif perawatan kaki, maka akan
mengurangi risiko yang serius bagi kondisi kakinya. 4
Dari faktor-faktor pencetus diatas faktor utama yang paling berperan dalam
timbulnya kaki diabetik adalah angiopati, neuropati dan infeksi. Infeksi sendiri
sangat jarang merupakan faktor tunggal untuk terjadinya kaki diabetik. Infeksi
lebih sering merupakan komplikasi yang menyertai kaki diabetik akibat iskemia
atau neuropati. Secara praktis kaki diabetik dikategorikan menjadi 2 golongan 5:
21
kepustakaan, adanya peningakatan kadar fripronogen dan bertambahnya reaktivitas
trombosit, akan menyebabkan tingginya agregasi sel darah merah sehingga
sirkulasi darah menjadi lambat, dan memudahkan terbentuknya trombosit pada
dinding arteria yang sudah kaku hingga akhirnya terjadi gangguan sirkulasi. 3,4,9
22
yang tidak disadari akibat adanya insensitivitas. Apabila cedera kecil ini tidak
ditangani, maka akibatnya dapat terjadi komplikasi dan menyebabkan ulserasi dan
bahkan amputasi.
Gambar 2. Predileksi paling sering terjadinya ulkus pada kaki diabetik adalah bagian
dorsal ibu jari dan bagian proksimal & dorsal plantar metatarsal. 4
23
Neuropati perifer pada kaki akan menyebabkan terjadinya kerusakan saraf
baik saraf sensoris maupun otonom. Kerusakan sensoris akan menyebabkan
penurunan sensoris nyeri, panas dan raba sehingga penderita mudah terkena
trauma akibat keadaan kaki yang tidak sensitif ini. 5
24
2. 30% pada ujung plantar metatarsal
1. Derajat 0 : tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh disertai dengan
pembentukan kalus ”claw”
25
2. Derajat I : ulkus superfisial terbatas pada kulit
5. Derajat IV : gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa
selullitis
26
2. Eksisi : pada kaki diabetik derajat I dan II
27
≥1 : normal
Jadi ada 3 alasan mengapa orang diabetes lebih tinggi risikonya mengalami
masalah kaki. Pertama, berkurangnya sensasi rasa nyeri setempat (neuropati)
membuat pasien tidak menyadari bahkan sering mengabaikan luka yang terjadi
karena tidak dirasakannya. Kedua, sirkulasi darah dan tungkai yang menurun dan
kerusakan endotel pembuluh darah. Ini menyebabkan luka sukar sembuh dan
kuman anaerob berkembang biak. Ketiga, berkurangnya daya tahan tubuh terhadap
infeksi. Secara umum penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi. Kuman pada
borok akan berkembang cepat ke seluruh tubuh melalui aliran darah yang bisa
berakibat fatal, ini yang disebut sepsis (kondisi gawat darurat). 8
Untuk optimalisasi pengelolaan kaki diabetes, pada setiap tahap harus diingat
metabolic Control
28
vascular Control
educational Control
wound Control
4. Kaki diabetes, materi penyuluhan dan instruksi. Hentikan merokok Periksa kaki
dan celah kaki setiap hari, apakah terdapat kalus (pengerasan), bula
(gelembung), luka, lecet.
5. Bersihkan dan cuci kaki setiap hari, keringkan, terutama di celah jari kaki.
6. Pakailah krim khusus untuk kulit kering, tapi jangan dipakai di celah jari kaki.
29
9. Pakailah kaus kaki yang pas bila kaki terasa dingin dan ganti setiap hari.
12. Memakai sepatu dari kulit yang sesuai untuk kaki dan nyaman dipakai.
13. Periksa bagian dalam sepatu setiap hari sebelum memakainya, hindari adanya
benda asing.
16. Periksakan diri secara rutin ke dokter dan periksakan kaki setiap kali kontrol
walaupun ulkus/gangren telah sembuh.
Bila borok telah terjadi sebelum dilakukan perawatan sendiri di rumah oleh
keluarga sebaiknya harus dikonsultasikan ke dokter untuk menentukan derajat
keparahan borok, mengangkat jaringan yang mati (necrotomi) serta mengajari
keluarga cara merawat luka serta obat-obatan apa saja yang diperlukan untuk
mempercepat penyembuhan luka. Beberapa hal yang tidak boleh dilakukan adalah
jangan merendam kaki dan memanaskan kaki dengan botol panas atau peralatan
listrik. Hal ini untuk mencegah luka melepuh akibat panas yang berlebih. Jangan
menggunakan pisau/silet untuk menghilangkan mata ikan, kapalan (callus). Jangan
membiarkan luka kecil, sekecil apapun luka tersebut. Segeralah ke dokter bila kaki
luka atau berkurang rasa. Mintakan nasihat dari dokter. 8
30
berupa golongan penisilin spektrum luas, kloksasilin/dikloksasilin dan golongan
aktif seperti klindamisin atau metronidazol untuk kuman anaerob. 6
DAFTAR PUSTAKA
31
2. Guyton&Hall. Insulin,Glukagon,dan Diabetes Mellitus. Dalam Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran, Arthur C Guyton, John E Hall, Edisi 9, Jakarta :
EGC; 1997; 78 : 1234-1236
5. Mayfield JA, Reiber E, Sanders LJ, Janisse D, Pogach LM. Preventive foot
care in people with diabetes. 1998. http://www.gensurg.co.uk/diabetic
%20foot%20-%20treatment.htm. Diakses tanggal 27 Juni 2007.
32
10. Waspadi, S. Kaki Diabetes. Dalam : Buku Ajar Ilmu Peyakit Dalam ed. IV,
Jakarta; 2006. 1933 – 36
33