Professional Documents
Culture Documents
sewaktu dua atau lebih objek saling mempengaruhi satu sama lain.
• Interaksi sosial merupakan suatu proses yang dilakukan oleh setiap orang ketika
dia bertindak dalam sebuah relasi dengan orang lain, merupakan suatu proses yang
komples, yang dilalui oleh setiap orang ketika mengorganisasi dan
menginterpretasikan persepsi dia tentang orang lain dalam situasi dimana kita sama
– sama berada, sehingga memberi kita kesan mengenai siapakah orang lain itu, apa
yang dia perbuat, dan apa sebab dia berbuat seperti itu. (Johnson, 1986)
• Interaksi sosial bisa juga dipahami sebagai sebuah proses yang dilakukan oleh
seseorang untuk menyatakan identitas dirinya kepada orang lain, dan menerima
pengakuan atas identitas diri tersebut sehingga terbentuk perbedaan identitas antara
seseorang dengan orang lain. (Schaver, 2001)
• Interaksi sosial merupakan sebuah proses yang dinamis, dan merupakan syarat
utama terjadinya aktivitas – aktivitas sosial
1. Struktur sosial, adalah tata aturan/relasi yang berpola tertentu sebagaimana yang
diharapkan untuk membimbing interaksi sosial
2. Tindakan sosial yang diwujudkan dalam perilaku nyata yang dapat dibayangkan
dan diingat. Mencirikan perbuatan yang terlihat, terdengar, dirasakan, disikapi,
diingat, dan dibayangkan akibat yang bakal terjadi
3. Relasi sosial merupakan pengaruh yang dirasakan antara dua orang atau lebih,
sebagai akibat dari perilaku timbal balik
• Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara pelbagai segi
kehidupan bersama
• Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial. Bentuk umum
proses sosial adalah interaksi sosial.
• Interaksi sosial antar kelompok dalam masyarakat mencolok ketika terjadi
benturan kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok.
1. Pertukaran sosial. proses interaksi sosial harus terjadi karena ada pertukaran
perilaku (verbal/non verbal) yang bermakna demi meningkatkan relasi antara dua
pihak
3. Persaingan yang menunjukkan bahwa interaksi sosial terjadi karena dua pihak
sama – sama menginginkan sesuatu yang langka, sehingga kedua pihak harus
bersaing untuk mendapatkannya
4. Konflik adalah proses interaksi dimana satu pihak berjuang melawan pihak lain
untuk mencapai tujuan atau mendapatkan apa yang diinginkan atau apa yang
dibutuhkan. Konflik menjadi penentu batasan antar etnik atau antar ras dalam
masyarakat, melalui peran, kelompok, jaringan interaksi, dan institusi sosial.
3. Adaptasi, adalah proses penyesuaian nilai, norma, dan pola – pola perilaku antara
dua budaya atau lebih. Proses diawali oleh kontak pertama dan kontak lanjutan.
7. Konflik adalah suatu bentuk pertentangan alamiah yang dihasilkan individu atau
kelompok yang berbeda etnis, karena diantara mereka terdapat perbedaan sikap,
kepercayaan, nilai atau kebutuhan. Perbedan inilah yang memicu timbulnya konfllik.
8. Ekspulsi dan eksklusi merupakan hubungan antar etnik ini dilakukan dalam
sebuah proses penyingkiran paksa yang dilakukan oleh kelompok mayoritas
terhadap kaum minoritas. Ekspulsi terbagi dua, yaitu ekspulsi langsung dan ekpulsi
tidak langsung. Ekspulsi langsung berupa pengusiran terhadap suatu etnis ke
wilayah lain, sedangkan ekspulsi tidak langsung terjadi dalam bentuk kekerasan, dan
diskriminasi, sehingga suatu etnis terpaksa keluar dari suatu daerah menuju daerah
baru. Eksklusi merupakan kebijakan publik negara melalui kebijakan imigrasi yang
melarang atau mempersulit sekelompok etnis memasuki wilayah suatu negara.
9. Memisahkan diri. Bentuk hubungan antar etnis yang diawali oleh gerakan
separatisme
10. Segresi. Berbentuk tindakan pemisahan dari dua kelompok yang berbeda.
Kelompok mayoritas dan minoritas, baik etnik maupun ras. Pemisahan dapat
dilakukan berdasarkan tempat tinggal, tempat kerja, dan fasilitas sosial. Segresi juga
berarti proses pemisahan secara fisik dan sosial di kalangan ras maupun etnis.
1. adanya sikap imitasi terhadap segala aspek dalam kelompoknya yang dilakukan melalui
proses sosialisasi;
2. mengidentifikasikan diri terhadap kelompoknya, berarti setiap anggota suatu kelompok
cenderung ingin sama dengan orang lain di dalam kelompoknya;
3. internalisasi, yaitu suatu sikap dan perilaku seseorang yang menggambarkan pola
perilaku suatu kelompok sosial;
4. keinginan untuk membela dan mempertahankan kelompoknya.
c. Ada hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antar anggotanya. Ciri ini cukup
menonjol dari suatu kelompok sosial, terutama dalam kelompok sosial kecil yang frekuensi dan
intensitas hubungan antaranggota kelompok relatif tinggi dan berlangsung secara akrab karena
di antara mereka saling mengenal dengan baik. Hubungan tersebut dilatarbelakangi oleh adanya
hasrat dan kebutuhan dari setiap anggota yang dalam pemenuhan nya tidak dapat dilakukan
oleh sendiri.
d. Adanya faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan di antara anggotanya bertambah
erat, misalnya, nasib, kepentingan, tujuan, dan ideologi politik yang sama.
e. Memiliki struktur, aturan-aturan, dan pola perilaku. Hal ini berarti setiap orang atau anggota -
anggota dari suatu kelompok mempunyai status sosial tertentu. Setiap status sosial tersebut
(baik sederajat maupun tidak sederajat) memiliki keterkaitan yang sangat erat sehingga
membentuk suatu struktur. Contohnya, kelompok sosial umumnya terdiri atas tiga lapisan, yaitu
lapisan atas, menengah, dan bawah. Lapisan-lapisan tersebut diatur oleh suatu aturan-aturan
yang berfungsi sebagai pedoman yang menjelaskan kepada setiap anggota kelompok tentang
peranan yang harus dilakukan sesuai dengan statusnya, apa yang menjadi hak dan
kewajibannya, dan bagaimana harus bersikap dan bertindak dalam hubungan sosial. Dengan
demikian, aturanaturan juga berfungsi sebagai alat kontrol dan pengendalian sosial guna
menciptakan keseimbangan hidup dalam kelompok.
Dari hubungan yang berlangsung secara terus-menerus dan mapan akan dihasilkan corak, tata
cara bersikap, dan berperilaku tertentu yang kemudian disebut pola perilaku.
Suatu klasifikasi lain yaitu pembedaan antara in-group dan out-group. In-group didasarkan pada
persahabatan kerja sama dalam kelompoknya. Out-group cenderung ditandai kebencian,
permusuhan, perang, dan perampokan. (Sumber: Pengantar Sosiologi, 1993)