You are on page 1of 43

MIKROMETER SEKRUP DAN NERACA OHAUSS

Tugas Pra Praktikum


Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pengukuran !
Sebutkan yang termasuk ke dalam besaran pokok beserta satuan dan alat ukurnya!

Tujuan Praktikum
Siswa dapat lebih memahami konsep pengukuran Dari besaran pokok
Siswa dapat menggunakan alat-alat dasar fisik

Teori dasar Praktikum


Besaran ialah segala sesuatu yang dapat diukur, dihitung, mempunyai nilai dan satuan. Besaran
menyatakan sifat dari benda. Sifat ini dinyatakan dalam angka melalui hasil percobaan.
Besaran poko yaitu besaran yang satuannya sudah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak
diturunkan dari besaran-besaran lain.
Besaran turunan yaitu besaran yang diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok, satuan
besaran turunan diperoleh dari satuan-satuan besaran pokok yang diturunkan.

Besaran Pokok Satuan


No.
1. Panjang Meter (m)
2. Massa Kilogram (kg)
3. Waktu Sekon (s)
4. Suhu Kelvin (K)
5. Kuat Arus Ampere (A)
6. Intensitas Cahaya Candela (Ca)
7. Jumlah Zat Mol (N)

Table Besaran
Pokok dan Satuannya
No. Besaran Turunan Satuan
1. Luas Meter persegi (m2)
2. Volume Meter kubik (m3)
3. Kecepatan Meter persekon (m/s)

Tabel Contoh
Besaran Turunan
Pengukuran ialah membandingkan sesuatu yang diukur dengan sesuatu yang lain dan ditetapkan
dengan satuan. Untuk keperluan pengukuran objek tertentu, maka hal ini akan diperkenalkan alat
ukur yang berbeda tingkat ketelitiannya, yaitu:
a. Mistar (penggaris)
Mistar (penggaris) ialah macam alat ukur panjang yang paling popular. Skala penggaris
biasanya dalam cm (ketelitian 1 mm)
b. Jangka sorong
Jangka sorong ialah salah satu alat ukur dari besaran pokok p[anjang. Bentuknya mirip
dengan kunci inggris yang rahanya bias digeser. Alat ukur ini mempunyai ketelitian
hingga 0.01 mm.

c. Micrometer sekrup
Micrometer sekrup ialah alat ukur besaran panjang yang cukup presisi. Micrometer
mempunyai tingkat ketelitian hingga 0,01 mm.
Alat dan Bahan Praktikum
a. Micrometer sekrup
b. Jangka sorong
c. Meraca Analisis
d. Balok tembaga
e. Uang Koin

Prosedur Praktikum
a. Pengukuran diameter uang koin dengan Jangka Sorong
1) Sebelum melakukan percobaan dan pengukuran, lakukan kalibrasi jangka sorong yang
digunakan. (tanyakan pada pembimbing bagaimana cara melakukan Kalibrasi).
2) Tentukan skala terkecil dan batas ukur dari jangka sorong.
3) Ukurlah diameter uang logam. Lakukan sebanyak 5 kali pengukuran.
4) Rapikan kembali alat dan bahan yang digunakan.
b. Pengukuran ketebalan uang koin engan Mikrometer Sekrup
1) Sebelum melakukan percobaan dan pengukuran, lakukan kalibrasi Mikrometer Sekrup
yang digunakan. (tanyakan pada pembimbing bagaimana cara melakukan Kalibrasi).
2) Tentukan skala terkecil dan batas ukur dari Mikrometer Sekrup
3) Ukurlah ketebalan uang logam. Lakukan sebanyak 5 kali pengukuran
4) Rapikan kembali alat dan bahan yang digunakan.
c. Pengukuran panjang, tinggi dan lebar balok tembaga dengan Mikrometer Sekrup
1) Sebelum melakukan percobaan dan pengukuran, lakukan kalibrasi Mikrometer Sekrup
yang digunakan. (tanyakan pada pembimbing bagaimana cara melakukan Kalibrasi).
2) Tentukan skala terkecil dan batas ukur dari Mikrometer Sekrup
3) Ukurlah panjang, tinggi dan lebar balok tembaga. Lakukan sebanyak 5 kali pengukuran
4) Rapikan kembali alat dan bahan yang digunakan.
d. Pengukuran massa benda dengan neraca Ohauss
1) Sebelum melakukan percobaan dan pengukuran, lakukan kalibrasi Neraca O’Hauss yang
digunakan. (tanyakan pada pembimbing bagaimana cara melakukan Kalibrasi).
2) Tentukan skala terkecil dan batas ukur dari Neraca O’hauss
3) Ukurlah massa dari uang koin dan balok tembaga yang telah diukur. Lakukan sebanyak 5
kali pengulangan untuk setiap benda tersebut.
4) Masukkan data hasil pengamatan ke dalam table.
5) Rapikan kembali alat dan bahan yang digunakan.
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

A. Data Hasil Pengamatan

1. Pengukuran Uang Logam dengan Jangka Sorong

Alat Ukur Skala Terkecil Batas Ukur


Jangka Sorong ……. …….

Diameter
Ulangan d (m) Δd (m)
1.
2.
3.
4.
5.
Rerata
±SD

2. Pengukuran Uang Logam dengan Mikrometer Sekrup

Alat Ukur Skala Terkecil Batas Ukur


Mikrometer Sekrup ……. …….
Tebal
Ulangan T ΔT (m)
1.
2.
3.
4.
5.
Rerata
±SD

3. Pengukuran Balok Tembaga dengan Mikrometer Sekrup

Alat Ukur Skala Terkecil Batas Ukur


Mikrometer Sekrup ……. …….

Panjang Lebar Tinggi


Ulangan d (m) Δd (m) L (m) ΔL (m) T (m) ΔT (m)
1.
2.
3.
4.
5.
Rerata
±SD
4. Pengukuran Massa Uang Logam dan Balok Tembaga dengan Neraca O'Hauss.

Alat Ukur Skala Terkecil Batas Ukur


Neraca O'Hauss ……. …….

Uang Koin Balok Tembaga


Ulangan Massa (m) Massa (m)
1.
2.
3.
4.
5.
Rerata
±SD

B. Tugas Pasca Praktikum

1. Hitunglah Volume dari Uang koin dan balok tembaga yang telah diukur dengan
perhitungan Rumus
2. Buatlah kesimpulan dari percobaan kali ini!
3. Adakah perbedaan antara pengukuran besaran panjang dengan menggunakan mikrometer
sekrup dan jangka sorong? jelaskan!
Tugas Pra Praktikum

1. Apakah yang anda ketahuio tentang gerak lurus beraturan? Jelaskan !


2. Jelaskan fenomena-fenomena alam yang berkaitan dengan gerak lurus beraturan!

Tujuan Praktikum

1. Siswa dapat lebih memahami konsep gerak lurus beraturan (GLB) melalui kegitan
praktikum
2. Siswa dapat mengukur kecepatan suatu benda.

Teori dasar Praktikum


Kecepatan rata-rata v dari sudut objek yang bergerak merupaan perbandingan jarak yang
ditempuh s (atau perubahan posisi Δr) terhadap waktu tempuhnya, ditulis:

Bila suatu objek bergerak dalam suatu garis lurus dan perubahan kedudukannya sama besar
dalam setiap jedanya, maka dikatakan dia bergerak dengan kecepatan v tetap. Dengan
demikian, suatu benda yang bergerak dengan kecepatan tetap, jarak tempuh sebanding denga
waktu tempuhnya.

S= Δr atau s = Δr = v.t

Dengan kata lain kecepatan merupakan kemiringan garis dari grafik s-t. dalam contoh
kehidupan sehari-hari kita sangat sukar melihat benda-benda bergerak dengan kecepatan
tetap. Pada umumnya benda (dari diam menuju kecepatan tertentu). Mobil yang bergerak di
jalan tol mungkin saja bergerak dengan kecepatan tetap, asalkan ia untuk setiap saatnya dapat
mempertahankan posisi jarus speedometernya pada kecepatan tertentu. Tetapi hal ini jarang
terjadi juga, mungkin ada penghalang mobil di depannya, dan mungkin juga ia menemui
jalan yang turun atau naik, atau pula jalannya berlubang dan lain sebagainya.
Alat dan Bahan Praktikum
1. Mistar
2. Kereta dinamika
3. Pengetik waktu
4. Pipa kertas
5. Katrol duduk berpenjepit
6. Tabung visikositas
7. Beban 50gr
8. Talikatun (benang)
9. Rel presisi
10. Penghubung rel presisi
11. Kaki rel presisi
12. Catu daya
13. Kabel penghubung hitam
14. Kabel penghubung merah
15. Oli mesin (SAE 40-70)
16. Silet
17. Kertas karbon
18. Bola pejar berkait

Prosedur Praktikum
1. Rangkai peralatan seperti gambar 1. Catatlah beberapa data berikut utuk keperluan
perhitungan sebagai berikut; Suhu ruangan = …. 0C Tinggi cairan oli pelumas dalam
tabung = …. cm
2. Pasang pita kertas melalui pengetik waktu dibawah kertas karbon dan sambungkan
ujungnya (dijepit) pada kereta dinamika dan peralatan lainnya disusun sehingga seperti
gambar dibawah ini:
3. Nyalakan pengetik (kereta dinamika ditahan terlebih dahulu, lalu lepaskan. Amati pita
kertas. Apakah gerakan kereta telah tercatat pada pita kertas. Tercatat apabila pada pita
kertas sudah ada titik hitam.
4. Ulangi langkah 3 sampai benar-benar gerakan kereta dinamika tercatat
5. Ukur pita kertas secara berurutan dari awal pencatatan menjadi beberapa bagian dengan
panjang potongan sebanyak 10 bagian itu p1, p2 … p10. Sesuai tertera pada tabel. Hitung
jumlah titik dalam tiap potongan dan masukkan dalam tabel.
6. Ubah jumlah titik pada tiap potongan dalam satuan waktu, dimana suatu titik noktah
merupakan 1/50 detik. Yaitu sesuai dengan frekuensi ketikan arus AC listrik PLN (50Hz)
masukkan hasilnya dalam kolom 3 tabel
7. Dari setiap titik koordinat yang telah Anda pasang, buatlah garis lurus melalui titik
terbanyak yang mengikuti garis lurus.
8. Berapa jumlah titik yang berada di luar garis dan berapa pula jumlah titik yang masuk
dalam garis.
9. Potong, potongan pita kertas sepanjang 10 titik dan susun pada seperti gambar secara
berjajar. Tarik melewati titik teratas dari potongan kertas perekam waktu. Garis yang
melewati titik-titik teratas potongan kertas merupakan grafik hubungan v terhadap t pada
gerak lurus beraturan.
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

A. Data Hasil Pengamatan


Panjang bagian Jumlah Waktu
kertas (p1- p10) (cm) titik (detik)
potongan
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50

B. Tugas Pasca Praktikum


1. Buat grafik hubungan waktu terhadap panjang potongan pita kertas pada sumbu
koordinat gambar 2 dari tabel.
2. berdasarkan grafik yang didapat pada langkah 10, Buatlah grafik hubungan antara
percepatan dan waktu t.
3. Buatlah kesimpulan dari praktikum kali ini!
PEMUAIAN PANJANG

Tugas Pra Praktikum


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pemuaian !
2. Apakah yang dimaksud dnegan pemuaian panjang?
3. Factor apa sajakah yang mempengaruhi koefisien muai panjang dari suatu benda?

Tujuan Praktikum
1. Siswa dapat menentukan koefisien muai panjang beberapa jenis logam
2. Siswa dapat mengaplikasikan dan menemukan peristiwa yang berkaitan dengan materi
kalor dalam kehidupan sehari-hari

Teori Dasar Praktikum


Sebuah benda akan berubah panjangnya bila mengalami perubahan suhu. Misalkan pada
T=T00C panjang pipa merupakan L0 dan pada saat T=Tr0C panjang pipa merupakan L. ketika
terdapat dua pipalogam berbeda jenis yang dipanaskan, maka akan terlihat perbedaan
pertambahan panjang. Hal ini karena setiap benda mempunyai koefisien muai panjang yang
berbeda. Koefisien muai panjang suatu bahan (α) merupakan perbandingan antara
pertambahan panjang (Δl) terhadap panjang awal benda (I0) persatuan kenaikan suhu (ΔT).
Sedangkan pemuaian panjang didefinisikan sebagai peristiwa perubahan zat hanyadalam satu
dimensi akibat energy kalor. Alat yang digunakan mengukur pemuaian panjang dari suatu
benda khususnya logam disebut alat Mushenbrook. Pemuaian panjang dirumuskan dengan.

ΔL= L0 . α . (t1-t2)

Panjang batang pada suhu t10C merupakan:

Lt = L0 + ΔL

= L0 + L0 . α . (t1-t2)
= L0 (1 + αΔt)

Keterangan:
Lt = Panjang setelah dipanaskan t0C
L0 = Panjang mula-mula t0C
Dengan Δl = lt – l0 dan ΔT = T – T0

Alat dan Bahan Praktikum

1. Termometer
2. Alat Praktikum koefisien muai panjang (muschenbrook)
3. Mistar
4. Korek Api
5. Spritus
6. Pipa besi, kuningan, dan tembaga

Prosedur Praktikum

1. Siapkan semua alat-alat yang dibutuhkan dalam praktikum kali ini.


2. Ukur panjang masing-masing pipa logam dengan menggunakan mistar sebelum
pemanasan.
3. Kemudian ukurlah suhu masing-masing pipa logam sebelum pemanasan.
4. Letakkan pipa logam satu persatu (besi, kuningan dan tembaga) secara bergantian pada
alat pemanas muai panjang
5. Nyalakan api, kemudian hitung pertambahan panjang bahan setelah pemanasan dilakukan
dan catat suhu akhir setelah pemanasan dan isikan data pada tabel yang tersedia.
6. Lakukan kegiatan 2,3,4 dan 5 dengan pipa logam yang berbeda. Untuk satu buah logam
masing-masing dilakukan dua kali.
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

A. Data Hasil Pengamatan

1. Data dari Logam Besi

L0 (cm) Δl (cm) T0 (0C) Tt (0C) ΔT (0C) A


No.

1.

2.
Rerata
±SD

2. Data dari Logam kuningan

No. L0 (cm) Δl (cm) T0 (0C) Tt (0C) ΔT (0C) A

1.

2.

Rerata ±SD
3. Data dari Logam Tembaga

No. L0 (cm) Δl (cm) T0 (0C) Tt (0C) ΔT (0C) A

1.

2.

Rerata ±SD

B. Tugas Pasca Praktikum

1. Hitunglah koefisien dari masing-masing logam tersebut!


2. logam manakah yang palingmudah memuai dan yang sukar memuai!
3. Buat;ah kesimpulan dari percobaan kali ini!
Tugas Pra Praktikum
1. Apakah yang dimaksud dengan Kalorimeter?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan azas black!

Tujuan Praktikum
1. Siswa dapat mengerti tentang azas Black yang berlaku pada sebuah kalorimeter
2. Siswa dapat mengukur kesetaraan energi pada kalorimeter.

Teori dasar Praktikum

Dalam Fisika, kalori didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
temperature 1 gram air sebesar 1 derajat celcius. Secara umum untuk mendeteksi kalor yang
dimiliki suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka
kalor yang dimiliki benda besar. Jika suhu rendah, kalornya kecil. Sehingga secara matematis
dapat ditulis dengan persamaan

Q = m.c.ΔT

Keterangan:
Q = Kalor yang dibutuhkan (joule)
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis (J/kg C)
Dalam menghitung kalor digunakan alat yang disebut kalorimeter. Kalorimeter
menggunakan konsep pengkonversian energi listrik menjadi energi kalor. Energi kalor sendiri
dapat dirumuskan dengan
W = V.i.t
Berdasarkan asas Black, kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima. Jadi kalor yang
dilepas E listrik = E yang diterima oleh air dan kalorimeter.

Keterangan:
V = tegangan listrik (Volt)
I = arus listrik (Ampere)
t = waktu (sekon)
mk = massa kalorimeter (kg)
ma = massa air (kg)
ck = kalor jenis calorimeter (kal/gr)
ca = kalor jenis air (kal.gr)
ΔT = perubahan suhu (0C)

Alat dan Bahan Praktikum

1. Kalorimeter
2. Neraca Ohauss
3. Stipwatch
4. Power supply
5. Multimeter
6. Thermometer
7. Air

Prosedur Praktikum

1. Siapkan semua peralatan yang tertera pada alat dan bahan


2. Timbanglah massa calorimeter kosong dengan neraca ohauss, kemudian timbang massa
kalorimeter yang berisi air
3. Ukur suhu kalorimeter yang berisi air
4. Rangkailah power supply dengan multimeter secara parallel kemudian sambungkan
dengan calorimeter berisi air
5. Ukurlah perubahan suhu pada calorimeter setelah pengaliran energi listrik selama 10
menit. Ukur pula arus dan tegangan yang mengalir
6. Lakukan percobaan ini sebanyak 3 kali dengan kalorimeter yang berbeda.
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

A. Data Hasil Pengamatan


No. Mk (kg) Tegangan (v) Mk + Ma T0 (0C) Tt (0C) ΔT (0C) T (s) i (A)
(kg)
1.
2.
3.
Nilai

B. Tugas Pasca Praktikum

1. Hitunglah derajat kesetimbangan antara energi listrik dengan energi kalor dari masing-
masing pengulangan percobaan!
2. Buatlah kesimpulan dari praktikum kali ini!
‘’ALAT PERAGA FISIKA SEDERHANA’’
Pembelajaran yang efektif seyogyanya menggunakan alat peraga. Namun kebanyakan
sekolah masih merasakan akan kurangnya sarana dan prasarana tersebut. Alat Peraga masih
cukup sulit didapatkan. Seandainya ada pun juga belum tentu sesuai dengan pokok bahasan yang
sedang dibahas.
Jalan keluar yang sangat rasional dan realistis adalah membuat alat peraga sendiri walaupun
itu mungkin sangat sederhana. Dengan membuat alat peraga sederhana guru dapat lebih tepat dan
efektif dalam menggunakannya. Alat Peraga yang dibuat oleh guru sendiri mempunyai beberapa
keuntangan, sebagai berikut:

1. Guru dapat menggunakan alat peraga tersebut sesuai dengan yang mereka inginkan,
sehingga penggunaan alat peraga lebih pas karena yang menggunakan adalah
sipembuatnya sendiri.
2. Sekolah tidak akan pernah kekurangan alat peraga karena guru dapat membuat sendiri
dengan memanfaatkan lingkungan yang ada di sekitarnya.

Biaya untuk pengadaan alat peraga sangat murah

MINIATUR POMPA HIDROLIK


miniatur pompa hidrolik dapat menerangkan secara kualitatif hukum pascal. Alat ini terbuat dari
:
1. 2 suntikan, 1 dengan diameter besar dan 1 lagi berdiameter kecil
2.selang kecil
3. air
4. papan
CARA KERJA
1. Dorong suntikan kecil apa yang dirasakan
2. Dorong Suntikan besar apa yang dirasakan,
3. Bandingkan perbedaan jika anda mendorong suntikan besar dengan suntikan kecil

PIPA VENTURI

ALAT DAN BAHAN


1. pipa paralon
2. pipa L
3. shock
4. selang
5. papan
6. fluida( air pada pipa, minyak pada selang)

CARA KERJA
1. alirkan air melalui pipa L
2. lihat perbedaan ketinggian minyak pada selang
3. bagaimana tekanan pada pipa besar dan pipa kecil?
4. bagaimana kecepatan alir air pada pipa besar dan kecil menurut persamaan kontinuitas?
5. buat kesimpulan

ALAT PERAGA TEKANAN HIDROSTATIS

Teori Tekanan hidrostatis : tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh beratnya sendiri Ph = ρ
x g x h Ph = tekanan hidrostatis ( Pa )
ρ= massa jenis fluida ( kg/m3 )
g = percepatan grafitasi bumi ( m/s2)
h = ketinggian zat cair ( m )

Prosedur Penggunaan Alat


1.Masukan air kedalam botol bekas yang sudah diberi lubang secara mendatar ( lubang pada
botol tersebut sebelumnya sudah ditutup dengan plester ).
2.Buka plester sehingga air keluar dari botol.
3Amati jatuhnya pancaran air yang keluar dari lubang botol tersebut.
4.Ulangi untuk botol yang diberi lubang secara vertical ( lubang di atas dan bawah ).
5.Buat kesimpulan anda tentang tekanan air pada kedalaman yang sama ( lubang horizontal) dan
kedalaman yang berbeda ( lubang vertical )
ALARM DETEKSI GEMPA.
Bahan:
1. Bell pintu kabel (bukan wireless)
2. Kawat listrik halus (bisa dipakai dari kabel bell pintu)
3. Kawat (saya pakai dia 2 mm) (untuk dibuat ring/cincin)
4. Pipa paralon (PVC) (saya pakai 1,5” x 40 cm) (berguna sbg pelindung dari angin atau binatang
seperti cicak)
5. Unting-unting* (yang diharapkan bergerak saat gempa)
6. Paku secukupnya
* alat tukang berguna untuk menentukan posisi vertikal, kadang disebut bandul aka. lot

Alat:
1. Palu
2. Tang
3. Gergaji
4. Lain2 yang diperluka

Tidak harus seperti ini yang penting prinsip kerja alat (bisa disesuaikan dengan bahan-bahan
yang ada disekitar rumah). Prinsip kerjanya sama saja dengan menekan bell pintu, hanya saja
saklar bell dimodifikasi untuk berbunyi saat goyangan unting menyentuh cincin.

Langkah-langkahnya silakan lihat foto2 dan diagram (tutorialnya pake gambar aja yach
saya rasa sudah cukup dimengerti) di bawah ini:
Inilah Bahan-bahannya:
Bagian atas paralon tempat penggantung unting-unting:

Dan dibungkus dengan kotak:


Dengan memakai unting-unting yang berbentuk kerucut terbalik itu, kita bisa mengatur tingkat
sensitivitas dari alarm kita dengan menarik atau menurunkan unting. Selain itu unting
mempunyai berat yang cukup untuk bergerak saat terjadi goyangan.
Yang perlu diperhatikan:
gunting dan kabel berbahan konduktor seperti tembaga, besi dan lain-lain.
gunting2 dan kabel penggantungnya harus bergerak bebas dalam pipa PVC maupun pada
cincin kawat.
Bagian atas maupun bawah PVC dibuatkan kotak untuk antisipasi gangguan angin dll
(syukurnya saya punya kotak dari plastik sehingga bisa mengontrol posisi unting tanpa
harus membuka kotak).
Nada bell jangan sama dengan bell pintu.
Tips
1. Baiknya cari nada seperti lagu, jadi agak lebih panjang.
2. Pakai baterai alkaline supaya lebih awet.
3. Kotak pembungkusnya lebih baik transparan supaya memudahkan pengecekan
MODEL HIDRAM
Fungsi Alat
Model hidram merupakan salah satu alat yang dapat menunjukan bahwa air dapat mengalir dari
tempat yang rendah ke tempat yang tinggi apabila diberi energi dan usaha.
Prinsip Kerja Alat

Perhatikan gambar di atas.


Apabila bejana 1 ( botol plastic ) kita isi dengan air, maka air akan mengisi selang mendatar
dan selang tegak pada keadaan ini, jika kita pijit botol pemijit secara serentak maka air akan naik
keluar mulut dari mulut ujung sedotan tegak. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pada saat botol pemijit di pijit secara serentak , air akan keluar dari botol pemijit akan
diteruskan melalui selang tegak dan selang mendatar sama besar. Air pada selang mendatar di
teruskan ke bejana karena volume bejana satu lebih besar dibandingkan volume selang tegak,
maka perubahan tinggi air dalam bejana satu sangat kecil, sedangkan perubahan tinggi air pada
selang tegak sangat besar. Selanjutnya apabila air yang naik pada selang tegak ini kita tampung
dengan bejana 2 yang diletakkan diatas bejana 1, maka air akan mengalir ke bejana 2 ini. Dengan
demikian air bejana berpindah dari tempat yang lebih rendah ( bejana 1) ketempat yang lebih
tinggi. Naiknya air dikarenakan adanya usaha yang diberikan dengan pemijatan pada botol
pemijat.
ALAT dan BAHAN
Alat dan bahan pokok yang diperlukan dalam perancangan Model Hidram ini yaitu :
Botol plastic besar ( botol aqua) ukuran 1,5 liter 2 buah
Selang plastic transparan, ukuran diameter 0,6 cm, panjang 1 meter 2 buah
karet penutup botol/ dibuat dari karet sandal jepit ( diameternya disesuaikan dengan lubang botol )
Lem Aibon secukupnya
Kawat pengikat/ kawat botol, panjang kira-kira 30 cm
Paku panjang 2,5 cm/ paku tripleks
Multriplek/papan kayu ukuran :
panjang 25 cm, lebar 15 cm, tebal 1 cm ( 1 buah )
Panjang 25 cm, lebar 6 cm, tebal 1 cm ( 1 buah )
Panjang 40 cm, lebar 20 cm, tebal 1 cm ( 1 buah )
Botol bekas suka ukuran 200 cc
Bentuk wujud dan bagian – bagian Alat
Bentuk wujud model hidram yang akan dirancang, diperkirakan seperti gambar

Langkah-langkah perencanaan Alat


Adapun langkah – langkah perancangan alat dalam pembuatan model hidram adalah :

1. Siapkan botol aqua ukuran 1,5 liter 1 buah potong bagian dasar botol aqua
tersebut
2. Buatlah tutup botol berlubang di tengah dengan diameter penutup botol sedikit
lebih besar dari pada mulut botolnya dan diameter lubang tengah tuutp botol
sedikit lebih kecil dibandingkan diameter selang yang digunakan
3. Masukkan selang pada lubang tengah penutup botol, dan kuatkan dengan
pelekat/lem, kemudian pasangkan pada lubang botol
4. Lubangi bagian selang mendatar, sambungkan selang tegak pada lubang tadi,
pada ujung selang mendatar ini dipasang botol pemijit
5. Siapkan papan kayu atau multripleks dan potong sesuai ukuran
6. Susun dan pasangkan semua bagian alat yang telah dibuat seperti pada gambar 1.2

Uji coba Alat


Periksalah bagian sambungan selang mendatar dengan selang tegak dan sambungkan
antara selang mendatar dengan botol pemijit, selanjutnya isilah botol 1 dengan air sambil
memperhatikan aliran air pada selang, jika tidak ada yang kebocoran, permukaan air pada selang
tegak sama tingginya dengan permukaan air yang ada di botol berarti ala sudah baik, Periksalah
sekali lagi keseluruhan dudukan selang dan bejana, apakah cukup stabil ( tidak goyang ) jika
tidak stabil hendaknya diperbaiki sampai benar – benar kuat
MENARA BANJIR
Prosedur pembuatan Alat
Alat dan Bahan
Balok Kayu ( 0,5 m x 2 cm x 2 cm ) 4 Batang
Balok palang ( 10 cm x 2 cm x 2 cm ) 3 batang
Balok palang ( 8 cm x 2 cm x 2 cm ) 3 batang
Balok Palang (6 cm x 2 cm x 2 cm ) 3 Batang
Papan Penyangga
Balok Penyangga Alumunium (penusuk) 2 Buah
Plat seng ( 2 cm x 6 cm ) 2 buah
Baterai 1,5 Volt 2 Buah
Lampu ( 3 warna ) 3 buah
Bel Listrik 1 Buah
Kayu Penusuk ( 30 cm ) 1 buah
Gabus ( 10 x 5 cm ) 1 buah
Sedotan
Kabel Secukupnya
Paku secukupnya

Langkah-Langkah Perancangan
A. Persiapan Alat
1. Siapkan semua bahan sesuai dengan daftar bahan. Persiapkan juga alat perkakasnya.
Mulai dengan memotong ujung balok palang menjadi separuh dengan panjang 2 cm
2. Membuat Lubang pada Balok peyangga Penusuk dengan diameter 3 cm yang akan
ditempatkan didalam menara balok

3. Buat runcing kayu sepanjang 30 cm sebagai penusuk dengan diameter 0,5 cm dan
tempel plat seng diujung atas kayu tersebut yang akan dipakai sebagai penyambung
sakelar pada saat kayu penusuk melewati balok penyangga

4. Buatlah balok menara dengan ujung bawahnya di buat kecil seukuran besar sedotan
plastik

Pemasangan Alat
1. Pasang alat seperti pada gambar 1.2
Rangkaian listrik untuk menara
Tempelkan lampu pada ujung kayu
Oleskan les/perekat pada ujung kayu yang lain
Masukkan ujung kayu lain tadi pada salah satu ujung sedotan
Hubungkan kabel ke lampu, salah satu kabel dihubungkan ke lubang
Sedotan seperti pada gambar 1.4
Salah satu kabel lainnya dihubungkan ke kutub negatif baterei

Sedangkan kabel lainnya di hubungkan ke kutub positif, kemudian dihubungkan ke lubang


pada sedotan, seperti pada gambar.Pasang alarm/ bel pada lampu merah
Pemasangan menara
Pasang balok palang pada salah satu balok kayu pada jarak 15 cm, , kemudian salah satu
ujung balok palang yang lain dipasang pada balok kayu yang lain, sehingga membentuk
huruf A, kemudian pasang lagi balok palang pada balok kayu sehingga membentuk seperti
menaran ( usahakan diatas pertemuan antara 3 ujung balok kayu terdapat sela ( lubang ) ,
lihat gambar 1.5
Pasang balok palang yang kedua pada jarak 15 cm (diukur dari palang I ) mengelilingi balok
kayu seperti pada palang pert Pasang balok palang yang ketiga dengan jarak 10 cm dari palang
kedua. Pasang kayu menara yang sudah ada lampunya diatas lubang menara. Tusukkan kayu
penusuk ditengah gabus. Sedangkan ujung penusuk yang dipasang lempeng besi dipasang
diujung sedotan

Uji coba Alat


Sediakan Ember, kemudian masukkan Menara Alarm
Masukkan air sedikit demi sedikit sehingga gabus terangkat naik
Amati apakah gabus mampu menganggkat kayu penusuk tersebut
Ketika gabus terangkat naik, amati nyala lampu hijau, kuning dan merah
Apakah alarm akan nyala/bunyi ketika lampu merah menyala
MERIAM

Meriam merupakan alat/media pembelajaran yang digunakan sebagai alat pelontar dalam
pelaksanaan praktikum mata pelajaran Fisika, khususnya materi Gerak Pabola
Alat ini terdiri dari beberapa komponen sebagai berikut :
a. Bagian Pendukung

1. Penopang : merupakan bagian yang berfungsi sebagai tempat berdririnya meriam dan
tempat untuk menancapkan pasak kawat penyangga.
2. Kawat penyangga : merupakan batang kawat yang berfungsi sebagai penyangga posisi
kemiringan meriam yang posisinya dikuatkan menggunakan pasak.
3. Busur : merupakan busur derajat yang berfungsi untuk mengukur/menentukan besarnya
sudut kemiringan (elevasi) dari meriam.
b. Bagian inti ( Meriam ) --> Merupakan modifikasi dari Atraktor
1. Selongsong : merupakan tabung dari logam yang berfungsi sebagai wadanh bagi pegas
pelontar.
2. Pegas : terbuat dari baja yang berfungsi sebagai pelontar/pendorong
3. Bilah pelontar : terbuat dari logam berfungsi sebagai perpanjangan dari pegas yang
berfungsi sebagai pendorong/pelontar peluru/kelereng
4. Pemicu : merupakan tombol yang berfungsi sebagai pengunci posisi meriam (pelontar)
sebelum di tembakkan.
c. Alat Tambahan
1. Kelereng ukuran sedang sebagai peluru
2. Mistar/penggaris (min 150 cm)

MEKANISME KERJA ( PENGGUNAAN )


1. Tentukan sudut kemiringan (elevasi) yang akan digunakan, kemudian kokohkan posisi
kemiringa dengan menggunakan penopang (kawat dan pasak)
2. Tekan bilah pelontar sampai terdengar “klik” yang menandakan meriam dalam posisi
terkunci dan siap tembak/lontar
3. Tepatkan peluru (kelereng) di ujung bilah pelontar
4. Tekan tombol pemicu
5. Amati dan tentukan/tandai tempat jatuhnya kelereng, kemudian ukur dengan
menggunakan mistar dari pasak penopang sampai tempat jatuhnya kelereng
6. Catat hasil pengamatan dalam tabel hasuil pengamatan
Alat Peraga Fisika Materi Perpindahan Kalor

Penggunaan alat peraga dalam suatu pembelajaran adalah hal yang penting, terlebih
dalam pembelajaran fisika. Hal ini dikarenakan alat peraga dapat membantu siswa untuk lebih
memahami teori atau konsep yang telah dipelajari. Konsep yang mendasari adalah perlunya
melibatkan siswa dalam pengamatan langsung terhadap peristiwa alam yang ditemui mereka
sehari-hari tetapi ternyata hal itu sangat sulit dilakukan. Oleh sebab itu, diperlukan alat sederhana
yang dapat menghadirkan peristiwa alam yang sama dengan kenyataan. Selain itu, juga didasari
oleh pemikiran bahwa banyak barang bekas terbuang percuma yang dapat dijadikan alat peraga
untuk membantu guru melakukan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan serta efektif
membelajarkan siswa.

Fenomena yang dimaksud misalnya pada materi perpindahan kalor secara konveksi dan
pemuaian gas, tekanan udara terbuka/tertutup, serta terjadinya angin, angin puting beliung atau
tornado, hujan, dan arus laut serta pada materi perpindahan kalor secara radiasi, guru dapat
menggunakan alat peraga termoskop untuk lebih meningkatkan pola pikir siswa tentang konsep
dari perpindahan panas tersebut. Oleh karena itu, alternatif yang dapat dilakukan adalah
membuat media atau alat peraga sederhana, misalnya dengan memanfaatkan barang bekas.
Berbekal kreativitas yang cukup, media dan alat peraga yang harganya tinggi jika dibeli dalam
bentuk barang jadi, dapat diperoleh dengan biaya lebih ringan. Berikut beberapa contoh alat
peraga fisika sederhana materi perpindahan kalor yang dapat penulis jelaskan.

1. Alat peraga materi perpindahan kalor secara konveksi pada udara/gas


Inovasi yang dilakukan adalah menciptakan alat peraga proses perpindahan kalor
secara konveksi. Alat peraga ini dapat diterapkan dalam pembelajaran fisika kelas X pada
semester 2 dengan kompetensi dasar: menganalisis cara perpindahan kalor. Dapat pula
dipergunakan oleh guru geografi dalam menyajikan kompetensi dasar: menganalisis
atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi untuk kelas X semester 2.
Berikut alat dan bahan yang dibutuh-kan untuk membuatnya adalah:

a. Pisau tajam atau cutter


b. Mistar
c. Toples plastik bekas, 1 buah
d. Lilin, 1 batang
e. Batu pipih (+ diameter 5 cm)

Dalam penggunaannya dibutuhkan alat dan bahan yaitu:

a. Korek api
b. Lidi, 1 batang
c. Obat anti nyamuk bakar
d. Plaster

Cara pembuatannya:

a. Buat tiga buah lubang (A, B, dan C) masing-masing berdiameter 3, 2, dan 1 cm pada
dinding toples. Tinggi ketiga lubang itu dari alas toples adalah 4 cm. Upayakan
lubang-lubang tersebut berjarak sama satu dengan lainnya.
b. Buat lagi satu lubang (D) berdiameter 1 cm pada sisi yang lurus dengan lubang "A".
Jarak lubang ini 5 cm dari mulut toples.
c. Potonglah lilin sepanjang 4 cm dari ujungnya yang bersumbu. Bakarlah bagian
bawahnya lalu rekatkan ke atas batu pipih.
d. Baringkan toples dengan lubang "A" dan "D" terletak pada posisi atas. Masukkan
batu berlilin tersebut ke dalamnya dan letakkan tepat di bawah lubang "A". Tutuplah
toples itu dengan rapat. Alat telah siap.
Gbr 2: gambar rujukan alat

Cara kerja perpindahan kalor secara konveksi:

a. Sebelum digunakan, lubang "B" dan "C" harus ditutup rapat dengan plaster hingga udara
tidak dapat melaluinya.
b. Bakarlah obat anti nyamuk bakar hingga baranya dapat berasap.
c. Bakarlah lidi lalu gunakan apinya untuk menyulut lilin di dalam toples.
d. Dekatkan asap obat anti nyamuk ke lubang "D".
e. Amati gerakan asap yang masuk ke dalam toples.
f. Bandingkan bila penutup toples dibuka dan asap didekatkan ke tempat itu.

Peristiwa yang terjadi dari hasil peragaan tersebut adalah asap akan masuk ke dalam
toples melalui lubang "D" maupun mulut toples dan keluar melalui lubang "A". Peristiwa
tersebut merupakan peragaan perpindahan kalor secara konveksi pada udara/gas, yaitu
perpindahan kalor karena adanya aliran molekul zat. Udara panas di atas api akan bergerak ke
atas dan memanaskan udara dingin di atasnya. Sedangkan udara dingin di dalam toples akan
bergerak ke arah sumber panas dan juga menjadi panas. Begitu pula udara dingin di luar toples
akan bergerak masuk ke dalam toples kemudian menjadi panas setelah berada di dekat api.
Demikianlah perpindahan kalor terus terjadi selama terdapat perbedaan suhu antara udara di
dalam toples (sekitar sumber panas) dengan udara di luar toples. Dalam kajian geosains
(meteorologi) peristiwa tersebut berkaitan dengan proses terjadinya angin, yaitu angin bergerak
dari daerah yang bertekanan udara tinggi (di luar toples) ke daerah yang bertekanan udara rendah
(di dalam toples, sekitar sumber panas). Percobaan tersebut menjadi pembuktian Hukum Buys
Ballot.

Alat Peraga Sederhana Termoskop (materi perpindahan kalor secara radiasi)

Fungsi alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan alat peraga sederhana termoskop adalah:

1. Bolam: alat penerima/penyerap kalor


2. Alkohol: cairan untuk analisis penyerapan kalor
3. Lilin: sumber kalor
4. Selang: aliran berisi alcohol
5. Papan: penyangga bolam dan selang berisi alcohol
6. Cat Piloks: pewarna untuk bolam
7. Bor: pelubang dudukan bolam
8. Paku Klem: penyangga selang
9. Ginju: pewarna alcohol
10. Lem Timbalbalik: penghubung selang dan bola
11. Paku: penghubung papan rangkaian
12. Palu: alat bantu pemasangan paku
13. Plastisin: bahan penutup sambungan piting bolam dan selang berisi alkohol berwarna

Langkah kerja pada pembuatan alat peraga sederhana termoskop adalah:

1. Siapkan alat dan bahan pada tabel alat dan bahan diatas.
2. Buatlah papan 1 dengan panjang dan lebar 22x16cm dan sepasang papan dengan panjang
dan lebar 22x8cm.
3. Rangkai ketiga papan hingga membentuk penopan.
4. Bor sisi atas papan bagiankiri dan kanan hingga membentuk lubang lingkaran.
5. Lubangi bolam pada bagian fitingnya, dan keluarkan isi bolam.
6. Cat salah satu bolam dengan warna hitam.
7. Campurkan alkohol dan gincu. Bentuk selang seperti pipa U, gunakan paku klem sebagai
penyangga dan masukkan alkohol berwarna kedalam selang sehingga membentuk
ketinggian alkohol yang sama.
8. Hubungkan kedua bolam dengan selang berisi alkohol berwarna dan letakkan lilin
ditengahnya.

Gbr 2: contoh gambar rangkaian


Dengan perangkaian alat sesuai dengan langkah, menggunakan alat dan bahan
sesuai dengan kegunaannya maka didapat hasil yang baik. Alat peraga sederhana
termoskop ini bekerja untuk membuktikan daya serap kalor terhadap warna bahan
yangdigunakan. Dimana saat lilin dinyalakan terjadi penyerapan kalor oleh bolam
berwarna hitam dan bolam bening, perbedaan penyerapan kalor yang terjadi pada kedua
bolam menyebabkan air alkohol berwarna didalam selang yang dihubungkan dengan
bolam bereaksi.Pada percobaan didapat bahwa air alkohol yang berada dibawah bolam
hitam terdorong kebawah dan air alkohol berwarna dibawah bolam bening naik. Hal ini
ini menunjukkan bahwa kalor yang diserap oleh bolam hitam lebih cepat dibandingkan
kalor yang diserap pada bolam bening. Konsep kerja ini merupakan perinsip kerja
perpindahan kalor secara radiasi dimana dipengaruhi oleh warna bahan penyerap kalor.

You might also like