Professional Documents
Culture Documents
Pohon cemara merupakan salah satu pohon yang diaggap spesial dan mempunyai banyak
manfaat yang terkandung didalamnya. Dalam perayaan natal pohon ini juga selalu digunakan
sebagai simbol perayaan. Jika dihias dengan berbagai macam ornamen, maka akan kelihatan
bagus sebagai dekorasi ruangan.
Pohon cemara adalah jenis pohon evergreen, artinya daun-daunnya jarang mengering dan
berubah warna ataupun rontok di musim gugur. Selain itu, pohon cemara yang bisa mencapai
usia hingga ratusan bahkan ribuan tersebar di belahan bumi selatan yang meliputi wilayah
Amerika Selatan, Afrika Selatan, Australia hingga ke Selandia Baru. Sedangkan di wilayah
khatulistiwa, pohon cemara bisa ditemukan, salah satunya di Indonesia.
Kayu pohon cemara bisa dimanfaatkan untuk pembuatan perabot rumah tangga.
Daun pohon cemara bisa dimanfaatkan sebagai penghias rumah.
Biji pohon cemara bisa langsung dimakan.
Kambium pohon cemara bisa diolah sebagai bumbu masakan.
Pohon cemara juga bisa berfungsi sebagai peneduh dan penghias halaman rumah sebab
pohon cemara bisa memproduksi oksigen untuk menyegarkan halaman rumah
1. Mengandung vitamin C
2. Dalam sebuah legenda telah diceritakan bahwa suatu saat seoarng penjelajah yang berasal
dari negara Perancis bernama Jasques Cartier pernah suatu saat terjebak di sutau wilayah
yang ia tak kenal. Dan pada waktu itu, ia beserta teman-teman dan para krunya sedang
berjuang melawan maut kaibat penyakit kudis yang mereka derita. Untungnya kelompok
tersebut bertemu dengan kepala suku yang berada di wilayah tersebut, kemudian mereka
memberikannya seduhan teh pinus. Dan pada akhirnya membuat penyakitnya sembuh.
Karena rasa penasaran ia pun akhirnya meneliti pohon pinus yang dijadikan minuman
tersebut dan menemukan hasil bahwa dalam tanaman pinus atau pohon cemara tersebut
ternyata mengandung vitamin C. Dan penelitian lebih mendalam pun dilakukan. Dan
setelah diteliti terus menerus pada akhirnya ditemukan dalam pohon cemara laut terdapat
banyak kandungan senyawa anti oksidan yang berisi flavanol dan juga bioflavonoid.
3. Mampu meredakan stress
4. Salah seorang psikolog lingkungan yang berasal dari University ofSurvey, yaitu Dr
Birgitta Gatersleben menjelaskan dari Telegraph, bahwa pohon cemara yang seringkali
digunakan untuk acara natal ternyata dapat membantu seseorang untuk menghilangkan
stress. Hal ini disebabkan karena pohon cemara selalu saja dikaitkan dengan
kesejahteraan dan juga kepuasan dalam suatu kehidupan. Ini mengandung arti bahwa
pohon cemara mampu memberikan nuansa alam yang secara tidak langsung dapat
mengurangi stress dan penyakit mental.
5. Mampu meredakan bronkhitis dan juga batuk
6. Bau aroma yang keluar dari pohon cemara, selain baik untuk kondisi mental anda juga
minyak yang dihasilkan dari pohon cemara ini sangat baik untuk meredakan jenis
penyakit sinus dan juga batuk yang sedang anda derita. Caranya hanya dengan
meneteskan minyak pinus atau cemara ke dalam wadah yang berisi air panas, lalu uap
yang keluar dari wadah tersebut anda hirup perlahan-lahan.
7. Membantu meredakan sakit otot
8. Selain dapat mengobati sinus dan juga batuk, manfaat cemara yang lainnya adalah
mampu membantu meredakan sakit otot yang sedang anda derita. Caranya hanya tinggal
menggunakan minyak pinus untuk digunakan sebagai obat pijat. Akan tetapi usahakan
untuk tidak menggunakan minyak cemara jenis P. Sylvestris karena malah akan membuat
kulit anda menjadi iritasi.
9. Mampu mengobati cacingan.
10. Tak hanya minyaknya saja yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit, namun dari
akar pohon pinus ternyata juga memiliki kemampuan dalam mengobati cacingan.
Ketela pohon, ubi kayu, atau singkong (Manihot utilissima) adalah perdu tahunan
tropika dan subtropika dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok
penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.
Daftar isi
1 Deskripsi
2 Sejarah dan pengaruh ekonomi
o 2.1 Sejarah Budidaya dan Penyebarannya
o 2.2 Di Hindia Belanda
3 Pengolahan
4 Penggunaan
5 Kadar gizi
6 Varietas tanaman singkong
7 Etimologi dan sinonim
8 Produksi sedunia
9 Lihat pula
10 Referensi
o 10.1 Referensi umum
o 10.2 Referensi khusus
11 Pranala luar
Deskripsi
Perdu, bisa mencapai 7 meter tinggi, dengan cabang agak jarang. Akar tunggang dengan
sejumlah akar cabang yang kemudian membesar menjadi umbi akar yang dapat dimakan. Ukuran
umbi rata-rata bergaris tengah 2–3 cm dan panjang 50–80 cm, tergantung dari klon/kultivar.
Bagian dalam umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan
simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya
warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat meracun bagi manusia.[butuh
rujukan]
Umbi ketela pohon merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin
protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung
asam amino metionina.[butuh rujukan]
Sejarah dan pengaruh ekonomi
Manihot esculenta pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian dikembangkan pada masa
prasejarah di Brasil dan Paraguay, sejak kurang lebih 10 ribu tahun yang lalu. Bentuk-bentuk
modern dari spesies yang telah dibudidayakan dapat ditemukan bertumbuh liar di Brasil selatan.
Meskipun spesies Manihot yang liar ada banyak, semua kultivar M. esculenta dapat
dibudidayakan. Walaupun demikian, bukti-bukti arkeologis budidaya singkong justru banyak
ditemukan di kebudayaan Indian Maya, tepatnya di Meksiko dan El Salvador.
Produksi singkong dunia diperkirakan mencapai 192 juta ton pada tahun 2004. Nigeria
menempati urutan pertama dgn 52,4 juta ton, disusul Brasil dgn 25,4 juta ton. Indonesia
menempati posisi ketiga dgn 24,1 juta ton, diikuti Thailand dgn 21,9 juta ton (FAO, 2004[1])
Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton di Amerika Latin
dan Kepulauan Karibia.
Di Hindia Belanda
Singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) pada
sekitar tahun 1810[2], setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 dari
Brasil. Menurut Haryono Rinardi dalam Politik Singkong Zaman Kolonial, singkong masuk ke
Indonesia dibawa oleh Portugis ke Maluku sekitar abad ke-16. Tanaman ini dapat dipanen sesuai
kebutuhan. “Sifat itulah yang menyebabkan tanaman ubi kayu seringkali disebut sebagai gudang
persediaan di bawah tanah,” tulis Haryono.[butuh rujukan]
Butuh waktu lama singkong menyebar ke daerah lain, terutama ke Pulau Jawa. Diperkirakan
singkong kali pertama diperkenalkan di suatu kabupaten di Jawa Timur pada 1852. “Bupatinya
sebagai seorang pegawai negeri harus memberikan contoh dan bertindak sebagai pelopor. Kalau
tidak, rakyat tidak akan mempercayainya sama sekali,” tulis Pieter Creutzberg dan J.T.M. van
Laanen dalam Sejarah Statistik Ekonomi Indonesia.[butuh rujukan]
Namun hingga 1876, sebagaimana dicatat H.J. van Swieten, kontrolir di Trenggalek, dalam buku
De Zoete Cassave (Jatropha janipha) yang terbit 1875, singkong kurang dikenal atau tidak ada
sama sekali di beberapa bagian Pulau Jawa, tetapi ditanam besar-besaran di bagian lain.
“Bagaimanapun juga, singkong saat ini mempunyai arti yang lebih besar dalam susunan
makanan penduduk dibandingkan dengan setengah abad yang lalu,” tulisnya, sebagaimana
dikutip Creutzberg dan van Laanen. Sampai sekitar tahun 1875, konsumsi singkong di Jawa
masih rendah. Baru pada permulaan abad ke-20, konsumsinya meningkat pesat.
Pembudidayaannya juga meluas. Terlebih rakyat diminta memperluas tanaman singkong
mereka.[butuh rujukan]
Peningkatan penanaman singkong sejalan dengan pertumbuhan penduduk Pulau Jawa yang
pesat. Ditambah lagi produksi padi tertinggal di belakang pertumbuhan penduduk. “Singkong
khususnya menjadi sumber pangan tambahan yang disukai,” tulis Marwati Djoened
Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto dalam Sejarah Nasional Indonesia V. Hingga saat ini,
singkong telah menjadi salah satu bahan pangan yang utama, tidak saja di Indonesia tetapi juga
di dunia. Di Indonesia, singkong merupakan makanan pokok ketiga setelah padi-padian dan
jagung.[butuh rujukan]
Pabrik Tapioka Kedung Kawung Cikalahang milik firma Goan Goan & Co, Cirebon, Jawa Barat
(tahun tidak diketahui)
Hindia Belanda pernah menjadi salah satu pengekspor dan penghasil tepung tapioka terbesar di
dunia. Di Jawa banyak sekali didirikan pabrik2 pengolahan singkong untuk dijadikan tepung
tetapioka. Seperti dalam buku Handbook of the Netherlands East Indies, pada tahun 1928
tercatat 21,9% produksi tetapioka diekspor ke Amerika Serikat, 16,7% ke Inggris, 8,4% ke
Jepang, lalu 7% dikirim ke Belanda, Jerman, Belgia, Denmark dan Norwegia. Biasanya tepung
olahan singkong tersebut dimanfaatkan sebagai bahan baku lem dan permen karet, industri tekstil
dan furniture.[butuh rujukan]
Singkong adalah nama lokal di kawasan Jawa Barat untuk tanaman ini. Nama "ubi kayu" dan
"ketela pohon" dipakai dalam bahasa Melayu secara luas. Nama "ketela" secara etimologi berasal
dari kata dalam bahasa Portugis "castilla" (dibaca "kastiya"), karena tanaman ini dibawa oleh
orang Portugis dan Castilla (Spanyol).[butuh rujukan]
Pengolahan
Umbi singkong dapat dimakan mentah. Kandungan utamanya adalah pati dengan sedikit glukosa
sehingga rasanya sedikit manis. Pada keadaan tertentu, terutama bila teroksidasi, akan terbentuk
glukosida racun yang selanjutnya membentuk asam sianida (HCN). Sianida ini akan memberikan
rasa pahit. Umbi yang rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram
umbi segar, dan 50 kali lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Proses pemasakan dapat
secara efektif menurunkan kadar racun.[butuh rujukan]
Penggunaan
Singkong segar
Singkong kupas
Dimasak dengan berbagai cara, singkong banyak digunakan pada berbagai macam masakan.
Direbus untuk menggantikan kentang, dan pelengkap masakan. Tepung singkong dapat
digunakan untuk mengganti tepung gandum, cocok untuk pengidap alergi gluten.
Kadar gizi
Sedangkan daun singkong yang banyak dijadikan sayuran pada masakan Sunda dan masakan
Padang memiliki nutrisi sebagia berikut:[4]
Kalsium mg 165
Fosfor mg 54
Besi mg 2.0
Vitamin A IU 11000
Vitamin C mg 275
Tanaman singkong disebut manis atau beracun, tergantung kandungan asam hydrocyanic dalam
akarnya, yang umum diakui mengandung kurang dari 50 miligram asam hydrocyanic per
kilogram bahan segar.Saat ini tersedia 10 varietas ubi kayu di pasaran. Kesepuluh varietas
tersebut dikelompokkan menjadi dua, yakni kelompok varietas ubi kayu untuk pangan dan untuk
industri.
N1 Mekarmanik
Adira 1
Malang 1
Malang 2
Darul Hidayah.
N1 Mekarmanik
Adira 2
Adira 4
Malang 4
Malang 6
UJ 5
UJ 3.
Varietas untuk pangan mempunyai tekstur umbi yang pulen dengan kadar HCN < 50 miligram
per kilogram dan mempunyai rasa tidak pahit. Sedangkan ubi jalar untuk industri mempunyai
kadar patin atau kadar bahan kering sekitar 0,6 gram per kilogram
Beberapa varietas unggul singkong yang telah dilepas oleh Kementrian Pertanian antara lain
Adira 1, Adira 2, Adira 4, Malang 1, Malang 2, Darul Hidayah, Malang 4 maupun Malang 6.