You are on page 1of 12

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL

RUMAH SAKIT UMUM SURADADI


KABUPATEN TEGAL

ANALISA BEBAN KERJA


INSTALASI GAWAT DARURAT

TAHUN 2018

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SURADADI


JLN. RAYA TEGAL PEMALANG KM. 12 SURADADI – KABUPATEN TEGAL
TELEPON (0283) 4532151, IGD (0283) 4532183

1
DAFTAR ISI

COVER ………………………………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… 2
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………. 3
A. Latar Belakang ……………………………………………………………….. 3
B. Tujuan ………………………………………………………………………… 4
BAB II ANALISA BEBAN KERJA……………………………………………………. 7
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………....10
Lampiran

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana
kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau
masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan
dasar atau kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang.
Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya diharapkan senantiasa
memperhatikan fungsi sosial dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada masyarakat. Keberhasilan rumah sakit dalam
menjalankan fungsinya di tandai dengan adanya mutu pelayanan
prima rumah sakit. Mutu pelayanan rumah sakit sangat di
pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yang paling dominan
adalah sumber daya manusia, (Depkes RI (2002) dalam Haryani
(2008)).

Rumah Sakit khususnya di Unit Gawat Darurat (UGD)


memiliki peran sebagai gerbang utama jalan masuknya penderita
gawat darurat. Kemampuan suatu fasilitas kesehatan secara
keseluruhan dalam kualitas dan kesiapan dalam perannya sebagai
pusat rujukan penderita dari pra rumah sakit tercermin dari
kemampuan unit gawat darurat. Bekerja di UGD membutuhkan
kecekatan, keterampilan, dan kesiagaan setiap saat, (Hardianti,
2008).

Perawat merupakan tenaga penting dalam pelayanan


kesehatan di rumah sakit, mengingat pelayanan keperawatan
diberikan selama 24 jam terus menerus. Pelayanan keperawatan
yang bermutu, efektif dan efisien dapat tercapai bila didukung
dengan jumlah perawat yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Oleh
karena itu, perencanaan tenaga perawat terutama dalam
menentukan jumlah kebutuhan tenaga perlu dilakukan dengan
sebaik-baiknya agar dapat diperoleh ketenagaan yang efektif dan
efisien, (Sukardi, 2005).

3
Menurut Gani, Beban kerja berkaitan erat dengan
produktifitas tenaga kesehatan, dimana 53,2% waktu yang benar-
benar produktif yang digunakan pelayanan kesehatan langsung dan
sisanya 39,9% digunakan untuk kegiatan penunjang, (Ilyas, 2004).

Menurut Yaslis Ilyas (2000), Tenaga kesehatan khususnya


perawat, dimana analisa beban kerjanya dapat dilihat dari aspek-
aspek seperti tugas-tugas yang dijalankan berdasarkan fungsi
utamanya, begitupun tugas tambahan yang dikerjakan, jumlah
pasien yang harus dirawat, kapasitas kerjanya sesuai dengan
pendidikan yang ia peroleh, waktu kerja yang digunakan untuk
mengerjakan tugasnya sesuai dengan jam kerja yang berlangsung
setiap hari, serta kelengkapan fasilitas yang dapat membantu
perawat menyelesaikan kerjanya dengan baik, (Irwandy, 2007).

Menurut Munandar (2001), menyatakan bahwa fluktuasi


beban kerja terjadi pada jangka waktu tertentu, sehingga terkadang
bebannya sangat ringan dan saat-saat lain bebannya bisa
berlebihan. Situasi tersebut dapat kita jumpai pada tenaga kerja
yang bekerja pada rumah sakit khususnya perawat. Keadaan yang
tidak tepat tersebut dapat menimbulkan kecemasan, ketidakpuasan
kerja dan kecenderungan meninggalkan kerja. Menurut Kusmiati
(2003), bahwa yang mempengaruhi beban kerja perawat adalah
kondisi pasien yang selalu berubah, jumlah rata-rata jam perawatan
yang di butuhkan untuk memberikan pelayanan langsung pada
pasien dan dokumentasi asuhan keperawatan serta banyaknya
tugas tambahan yang harus dikerjakan oleh seorang perawat
sehingga dapat menganggu penampilan kerja dari perawat tersebut.
Akibat negatif dari permasalahan ini, kemungkinan timbul emosi
perawat yang tidak sesuai yang diharapkan. Beban kerja yang
berlebihan ini sangat berpengaruh terhadap produktifitas tenaga
kesehatan dan tentu saja berpengaruh terhadap produktifitas
rumah sakit itu sendiri, (Haryani, 2008).

Standar beban kerja tenaga kesehatan berdasarkan standar


nasional yaitu jumlah jam kerja perawat dalam 1 minggu = 40 jam,
kalau hari kerja efektif 5 hari per minggu, maka 40/5 = 8 jam per

4
hari, kalau hari kerja efektif 6 hari per minggu, maka 40/6 = 6,6
jam per hari, (Depkes RI (2006) dalam Sadariah (2008)).

Adapun standar beban kerja yang digunakan di provinsi


Jawa Tengah adalah setiap tenaga kesehatan mempunyai beban
kerja efektif kira-kira 80% dari waktu kerja dalam sebulan. Waktu
kerja normal per hari adalah 8 jam, waktu efektif untuk setiap
tenaga kesehatan adalah 5 jam per hari. Jadi total waktu kerja
normal per bulan adalah 5 jam x 24 hari = 120 jam per bulan. Dari
perhitungan tersebut dapat di simpulkan bahwa beban kerja
standar setiap tenaga adalah 80% sampai 100% dari waktu kerja
normal atau 120 jam sampai 150 jam per bulan, (Kanwil Depkes
Jawa Tengah (2012).

Perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan


indikator Indonesia sehat 2010 dan pedoman penetapan indikator
provinsi sehat dan kabupaten/kota sehat serta perkiraan
kebutuhan penambahan tenaga kesehatan untuk mencapai
Indonesia sehat 2010 berdasarkan indikator sumber daya
kesehatan tahun 2010 dalam kepmenkes no.
1202/MENKES/SK/VIII/2003. Adapun kebutuhan jumlah tenaga
perawat dan dokter tahun 2010 berdasarkan indikator indonesia
sehat 2010 dengan rasio perawat 117 per 100.000 penduduk dan
kebutuhan jumlah perawat tahun 2010 sebanyak 276.049 orang
sehingga perkiraan kebutuhan penambahan perawat tahun 2010
sebanyak 6.495 orang. Sedangkan rasio dokter umum 40 per
100.000 penduduk dan kebutuhan jumlah dokter umum tahun
2010 sebanyak 94.376 orang sehingga perkiraan kebutuhan
penambahan dokter umum tahun 2010 sebanyak 8.749 orang.

Unit Gawat Darurat Rsud Suradadi dalam menjalankan


fungsinya didukung dengan ketenagaan sebagai berikut: tenaga
medis 9 (sembilan) orang dan tenaga perawat 10 orang dan dengan
jumlah kunjungan UGD dari tahun ke tahun terus meningkat,
(Data Sensus Bulanan IGD Rsud Suradadi, 2018).

5
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tercapainya pelayanan yang bermutu yang berorientasi
kepada pasien, sesuai dengan misi Rumah Sakit Umum
Daerah Suradadi Kabupaten Tegal.

b. Tujuan Khusus
1. Untuk memperoleh informasi tentang beban kerja perawat
berdasarkan tugas pokok.
2. Untuk memperoleh informasi tentang beban kerja perawat
berdasarkan tugas tambahan.
3. Untuk memperoleh informasi tentang beban kerja perawat
berdasarkan waktu kerja.
4. Untuk memperoleh informasi tentang beban kerja perawat
berdasarkan jumlah kunjungan.

6
BAB II
ANALISA BEBAN KERJA PERAWAT

A. Sumber Daya Manusia (SDM)


I. Penghitungan berdasarkan Swansburg (1999)
Pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga perawat
menurut Swansburg (1999) dengan memperhatikan
u n i t k e r j a adalah sebagai berikut dasar perhitungan di gawat
darurat adalah :

Jumlah rata-rata pasien/hari X jumlah jam perawatan pasien/hari


Jam kerja/hari

1. Berdasarkan sensus bulanan pasien Maret 2018


Diruang IGD RSUD Suradadi diperoleh data rata-rata
pasien perhari pada bulan maret 2018 yaitu 21 pasien, jumlah
jam perawatan pasien perhari 4 jam(Konstanta), jam kerja
perawat perhari 7 jam perhari jadi berdasarkan rumus diatas
diperoleh perhitungan sebagai berikut :
21 X 4 = 12 atau 12 orang/24 jam
7
Jumlah shift dalam seminggu (12 orang) X (7 hari) = 84 shift.
Bila jumlah perawat sama setiap hari dengan 6 hari
kerja/minggu dan 7 jam/hari, maka jumlah perawat yang
dibutuhkan = 84 : 6 = 14 atau 14 orang.

2. Berdasarkan sensus bulanan pasien April 2018


Diruang IGD RSUD Suradadi diperoleh data rata-rata
pasien perhari pada bulan april 2018 yaitu 22 pasien, jumlah
jam perawatan pasien perhari 4 jam(Konstanta) , jam kerja
perawat perhari 7 jam perhari jadi berdasarkan rumus diatas
diperoleh perhitungan sebagai berikut :
22 X 4 = 12,57 atau 13 orang/24 jam
7
Jumlah shift dalam seminggu (13 orang) X (7 hari) = 91 shift.
Bila jumlah perawat sama setiap hari dengan 6 hari
kerja/minggu dan 7 jam/hari, maka jumlah perawat yang
dibutuhkan = 91 : 6 = 15.1 atau 15 orang.

7
3. Berdasarkan sensus bulanan pasien Mei 2018
Diruang IGD RSUD Suradadi diperoleh data rata-rata
pasien perhari pada bulan maret 2018 yaitu 24 pasien, jumlah
jam perawatan pasien perhari 4 jam(Konstanta), jam kerja
perawat perhari 7 jam perhari jadi berdasarkan rumus diatas
diperoleh perhitungan sebagai berikut :
24 X 4 = 13,7 atau 14 orang/24 jam
7
Jumlah shift dalam seminggu (14 orang) X (7 hari) = 98 shift.
Bila jumlah perawat sama setiap hari dengan 6 hari
kerja/minggu dan 7 jam/hari, maka jumlah perawat yang
dibutuhkan = 98 : 6 = 16,3 atau 16 orang.

II. Penghitungan berdasarkan Menurut Depkes (2002)


Berdasarkan pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga perawat di
rumah sakit menurut direktorat pelayanan keperawatan Dirjen Yan-Med
Depkes RI (2002), dengan memperhatikan unit kerja yang ada pada
masing-masing rumah sakit khususnya di unit gawat darurat. Jumlah
jam perawatan per hari sebanyak 4 jam (Konstanta), dan jam efektif yang
digunakan per hari sebanyak 7 jam. Jadi kebutuhan tenaga perawat di
IGD di RSUD Suradadi adalah:

Kebutuhan tenaga perawat di ruang perawatan menggunakan rumus:

Kebutuhan tenaga = jumlah pasien tiap hari x jumlah jam perawatan di ruangan/hari

jam efektif perawat

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor


koreksi) dengan: Menambah perawat libur (loss day) dan tugas non
keperawatan.

Loss Day = jumlah hari minggu dlm 1 th + cuti + hari besar x keb.tenaga

Jumlah hari kerja efektif/th

8
Jumlah kebutuhan tenaga = kebutuhan tenaga + loss day

1. Berdasarkan sensus bulanan pasien Maret 2018


Diruang IGD RSUD Suradadi diperoleh data rata-rata
pasien perhari pada bulan maret 2018 yaitu 21 pasien, jumlah
jam perawatan pasien perhari 4 jam(Konstanta), jam kerja
perawat perhari 7 jam perhari jadi berdasarkan rumus diatas
diperoleh perhitungan sebagai berikut :

= ( 21 x 4 ) + los day ( (48+6+20) x 12) )


7 286
= 12 orang + 3 orang
= 15 orang

2. Berdasarkan sensus bulanan pasien April 2018

Diruang IGD RSUD Suradadi diperoleh data rata-rata pasien


perhari pada bulan april 2018 yaitu 22 pasien, jumlah jam
perawatan pasien perhari 4 jam(Konstanta) , jam kerja perawat
perhari 7 jam perhari jadi berdasarkan rumus diatas diperoleh
perhitungan sebagai berikut :

= ( 22 x 4 ) + los day ( (48+6+20) x 12) )


7 286
= 13 orang + 3 orang
= 16 orang

3. Berdasarkan sensus bulanan pasien Mei 2018


Diruang IGD RSUD Suradadi diperoleh data rata-rata
pasien perhari pada bulan maret 2018 yaitu 21 pasien, jumlah
jam perawatan pasien perhari 4 jam(Konstanta), jam kerja
perawat perhari 7 jam perhari jadi berdasarkan rumus diatas
diperoleh perhitungan sebagai berikut :

= ( 24 x 4 ) + los day ( (48+6+20) x 12) )


7 286

9
= 14 orang + 4 orang
= 18 orang

Sebagai catatan, saat ini jumlah perawat ruang IGD RSUD


Suradadi berjumlah 10 orang dan berdasarkan ketentuan rumus
diatas serta perbandingan rumus maka ruang IGD RSUD
Suradadi memerlukan penambahan perawat ±5 orang lagi.

Alasan ruang IGD meminta penambahan perawat antara


lain:
1) Meningkatnya jumlah pasien tiap bulannya. Dimana dengan
jumlah perawat yang ada saat ini dinilai kurang memberikan
pelayanan yang maksimal dikarenakan dalam setiap
bulannya jumlah pasien di IGD RSUD suradadi terus
mengalami peningkatan tetapi tidak diimbangi dengan jumlah
petugas yang ada.
2) Selama ini dengan jumlah perawat 10 orang membuat jadwal
dinas baik pagi, siang, malam perawat yang jaga hanya
berjumlah 2 orang dengan kriteria total jumlah hari kerja
minimal 21 hari. Dengan ditambahkannya perawat menjadi
15 orang, memungkinkan untuk membuat jadwal dinas
menjadi pagi, siang dan malam berjumlah 3 orang, dengan
pembagian pagi 4 orang termasuk kepala ruang, siang 3
orang, dan malam 3 orang.
3) Jarak ruang rawat inap yang semakin jauh. Dengan petugas
yang jaga di ruang IGD hanya 2 orang akan menimbulkan
kelelahan hanya untuk transportasi pasien ke ruang rawat
inap. Dimana salah satu memindahkan pasien ke ruang
rawat inap petugas satunya lagi kewalahan memberikan
asuhan keperawatn di ruang IGD sendirian.
4) Banyaknya pasien IGD yang memerlukan pemeriksaan
penunjang, misal Rontgen. Di RSUD Suradadi banyak sekali
kasus kecelakaan, dan tidak sedikit pasien yang
membutuhkan pemeriksaan foto rontgen. Dimana saat akan
dilakukan foto rontgen terhadap pasien, pasien harus
didampingi oleh perawat sedangkan pasien di IGD sedang
banyak.

10
Dengan alasan-alasan tersebut, ruang IGD RSUD Suradadi
mengajukan permohonan penambahan perawat, dengan
kriteria :
- Jumlah 5 orang, laki-laki 3 orang dan perempuan 2 orang
- IPK minimal 3.00
- Lulusan D3/S1/Ners
- Mempunyai sertifikat BTCLS
- Mempunyai STR

BAB 3
PENUTUP

Salah satu aspek yang sangat penting untuk mencapai pelayanan


keperawatan yang bermutu adalah tersedianya tenaga keperawatan
yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan baik kuantitas maupun
kualitasnya. Untuk itu diperlukan perencanaan yang baik dalam
menetukan pengembangan tenaga perawat.

Perencanaan yang salah bisa mengabitkan kekurangan tenaga atau


kelebihan tenaga, bila tenaga berlebih akan mengakibatkan kerugian

11
pada rumah sakit, dan apabila tenaga kurang bisa mengakibatkan
beban kerja yang tinggi sehingga kualitas pelayanan akan menurun.
Bila kualitas pelayanan menurun bisa berdampak pada kunjungan
pasien akan menurun dan ini akan mengakibatkan income rumah
sakit menurun dan seterusnya bisa membuat kesejahteraan karyawan
juga menurun.

Manajer keperawatan dituntut untuk bisa merencanakan jumlah


tenaga Perawat yang betul-betul sesuai dengan kebutuhan yang real,
sehingga mutu pelayanan dapat terjamin. Disamping itu manajer
harus mempunyai visi dan misi sesuai dengan visi dan misi rumah
sakit. Dalam setiap pengambilan keputusan harus betul-betul
mempertimbangkan berbagai aspek, baik aspek mikro maupun aspek
makro rumah saikit.

Pendekatan perhitungan tenaga yang dibahas dalam makalah ini


mudah-mudahan dapat membantu para manajer keperawatan di
rumah sakit dalam merencanakan penambahan tenaga keperawatan.

12

You might also like