You are on page 1of 8

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan Percobaan


III.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu
kanula, plat panas 55oC dilengkapi dengan termostat, stopwatch
dan timbangan mencit.
III.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu
antalgin, NaCMC, dan paracetamol.
III.2 Hewan Coba
Adapun hewan coba yang digunakan pada percobaan ini yaitu
mencit (Mus musculus).
III.3 Cara Kerja
1. Antipiretik
a. Hewan 1 (kontrol)
 Dicatat suhu awalnya
 Kemudian diberi larutan pepton secara peroral, dicatat suhu
 Diberi larutan koloid NaCMC secara peroral
 Kemudian diukur temperaturnya melalui rektal pada 10’,
15’,20’
b. Hewan 2
 Dicatat suhu rektal
 Kemudian diberi larutan pepton, dicatat suhu
 Diberi larutan suspensi antalgin secara peroral
 Kemudian diukur temperaturnya melalui rektal pada 10’,
15’,20’
c. Hewan 3
 Dicatat suhu rektal
 Kemudian diberi larutan pepton, dicatat suhu
 Diberi larutan suspensi parasetamol secara peroral
 Kemudian diukur temperaturnya melalui rektal pada 10’,
15’,20’
2. Analgetik
a. Mencit 1 (kontrol)
 Diberi larutan NaCMC secara per oral
 Kemudian mencit diletakkan diatas plat panas 55 0C
 Dicatat waktu mencit mengangkat kakinya
 Diamati pada 10’, 20’, 40’, 80’
b. Mencit 2
 Diberi larutan suspensi antalgin secara per oral
 Didiamkan selama 15’
 Kemudian mencit diletakkan diatas plat panas 55 0C
 Dicatat waktu mencit mengangkat kakinya
 Diamati pada 10’, 20’, 40’, 80’
c. Mencit 3
 Diberi larutan suspensi antalgin secara per oral
 Didiamkan selama 15’
 Kemudian mencit diletakkan diatas plat panas 550C
 Dicatat waktu mencit mengangkat kakinya
 Diamati pada 10’, 20’, 40’, 80’
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
IV.1 Data Pengamatan
a. Antipiretik
BB Suhu perlakuan
Obat Hewan Dosis Suhu
(gram) obat awal 10’ 15’ 20’
Na CMC 22,6 1 gram 37,2 37,0 36,8 36,8
Antalgin 24,4 500 mg 36,7 36,2 35,1 36,7
paracetamol 25,8 500 mg 36,7 36,5 35,7 35,7

b. Analgetik
Obat BB Waktu Pengangkatan kaki mencit
Hewan 10 20 40 80
Na CMC 22,6 <1’ +++ +++ +++ +++
Antalgin 24,4 <1’ +++ +++ +++ +++
paracetamol 25,8 <1’ +++ +++ +++ +++

IV.2 Perhitungan dosis


1. NaCMC
Dik. Berat mencit = 22,6 g
Dosis Etiket = 1 gram
Dit. Volume yang diberikan ?
Jawab.
22,6
VP = x 1 mL
30
= 0,7 mL
2. Antalgin
Dik. Berat mencit = 24,4 g
Dosis Etiket = 500 mg
Dit. Volume yang diberikan ?
Jawab.
20 g = 500 mg x fk
= 500 mg x 0,0026
= 1,3 mg = 52 mg
24,4
VP = x 1 mL = 0,8 mL
30
3. Paracetamol
Dik. Berat mencit = 25,8 g
Dosis Etiket = 500 mg
Dit. Volume yang diberikan ?
Jawab.
20 g = 500 mg x fk
= 500 mg x 0,0026
= 1,3 mg = 52 mg
25,8
VP = x 1 mL = 0,8 mL
30

BAB V
PEMBAHASAN

Analgetika adalah obat atau senyawa yang dipergunakan untuk


mengurangi atau menghalau rasa sakit atau nyeri. Dan Antipiretik adalah
obat yang menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Rasa nyeri hanya
merupakan suatu gejala, fungsinya memberi tanda tentang adanya
gangguan-gangguan di tubuh seperti peradangan, infeksi kuman atau
kejang otot. Rasa nyeri disebabkan rangsang mekanis atau kimiawi, kalor
atau listrik, yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan dan melepaskan
zat yang disebut mediator nyeri (pengantara).
Sebagai mediator nyeri adalah:
1. Histamin
2. Serotonin
3. Plasmokinin (antara lain Bradikinin)
4. Prostaglandin
5. Ion kalium
Hewan yang digunakan sebagai hewan percobaan pada praktikum
ini adalah mencit (Mus musculus). Pada percobaan analgetik dan
antipiretik digunakan parasetamol, antalgin dan NaCMC.
Parasetamol disebut juga dengan asetaminofen merupakan obat
golongan non-opioid. Indikasi dari parasetamol yaitu mengurangi nyeri
ringan sampai sedang serta menurunkan demam. Mekanisme dari obat ini
yaitu memnghambat sintesis prostaglandin pada sistem saraf pusat. Pada
percobaan ini dapat dilihat pada menit ke-10, 20, 40, 80 setelah hewan
coba diberi larutan dan diberi rangsangan panas , hewan coba
mengangkat kaki pada detik pertama setelah diberi rangsangan panas. Ini
menunjukkan bahwa parasetamol belum menunjukkan efek analgetik.
Pada antipiretik, parasetamol sudah menunjukkan efek antipiretik yaitu
diukur suhu awal 36,7 setelah hewan coba diberi parasetamol suhu
tubuhnya menurun menjadi 35,7 pada menit ke 20.
Antalgin adalah obat yang termasuk salah satu obat dalam
golongan obat opioid. Antalgin disebut juga dengan metampiron.indikasi
dari antalgin yaitu mengurangi nyeri serta menurunkan demam yang
tinggi. Mekanisme dari obat ini yaitu untuk efek antipiretik mempengaruhi
pusat pengatur suhu dihipotalamus dan menghabisi biosintesa dari
protaglandin, sedangkan untuk efek analgetik mengurangi rasa nyeri
cukup kuat. Pada percobaan dapat dilihat bahwa pada menit ke-10, 20,
40, dan 80 setelah hewan coba diberi suspensi obat antalgin hewan coba
mengankat kaki pada detik pertama setelah diberi rangsangan panas. Ini
menunjukkan bahwa antalgin belum menunjukkan efek antipiretik. Pada
antipiretik, hewan coba diukur suhu awalnya yaitu 36,7, pada menit ke 15
antalgin menurunkan suhu tubuh hewan coba tersebut yaitu 35,1 tetapi
pada menit ke 20 suhu tubuhnya naik menjadi 36,7.
NaCMC digunakan sebagai pembanding, seharusnya parasetamol
dan antalgin memberi efek anti analgetik. Namun pada percobaan ini,
parasetamol dan antalgin malahan sama dengan efek yang diberikan
NaCMC yang digunakan sebagai pembanding
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Analgetik adalah obat yang mengurangi atau melenyapkan rasa
nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.Antipiretik adalah obat yang
menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Jadi analgetik-antipiretik adalah
obat yang mengurangi rasa nyeri dan serentak menurunkan suhu tubuh
yang tinggi. Rasa nyeri hanya merupakan suatu gejala, fungsinya
memberi tanda tentang adanya gangguan-gangguan di tubuh seperti
peradangan,infeksi kuman atau kejang otot. Rasa nyeri disebabkan
rangsang mekanis atau kimiawi, kalor atau listrik, yang dapat
menimbulkan kerusakan jaringan dan melepaskan zat yang disebut
mediator nyeri.
Zat ini merangsang, reseptor nyeri yang letaknya pada ujung syaraf
bebas di kulit, selaput lendir dan jaringan lain. Dari tempat ini rangsang
dialirkan melalui syaraf sensoris ke S.S.P (Susunan Saraf Pusat),
melalui sumsum tulang belakang ke talamus (optikus) kemudian ke
pusat nyeri dalam otak besar, di mana rangsang terasa sebagai nyeri.
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud percobaan
Untuk mengetahui dan memahami efek-efek yang bekerja
pada sistem saraf pusat terhadap hewan uji mencit (Mus
musculus)
I.2.2 Tujuan percobaan
Untuk menentukan efek-efek obat analgetik-antipiretik dari
zat uji yang digunakan terhadap hewan uji mencit (Mus musculus)
I.3 Prinsip Percobaan
Menentukan efek obat analgetik-antipiretik untuk menghilangkan
rasa nyeri pada percobaan pada hewan uji mencit (Mus musculus)
dan efek panas pada pengangkatan kaki mencit (Mus musculus).
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan bahwa
obat parasetamol dan antalgin tidak menunjukkan efek analgetiknya.
Dilihat dari banyaknya pengangkatan kaki oleh hewan coba mencit,
semakin banyak penganktana kaki dilakukan mencit menunjukkan
efek analgetik yang lemah.

VI.2 Saran

You might also like