Professional Documents
Culture Documents
1. Membuat area prioritas dengan menggunakan 3 H ( High Risk, High Volume, High Cost dan potensi
menimbulkan permasalahan ) dengan skor dari 1 – 10
High Risk : semakin tinggi resikonya maka akan semakin tinggi nilainya
High Volume : semakin banyak kunjungannya maka akan semakin tinggi nilainya
High Cost : semakin mahal biayanya maka akan semakin tingi nilainya
Potensial Menimbulkan Masalah : semakin potensial menimbulkan masalah maka akan
semakin tinggi nilainya
AREA HR HV HC PM TOTAL
PRIORITAS
UGD 6 5 8 7 26
POLI UMUM 6 8 4 5 23
LABORATORIUM 8 6 6 7 27
FARMASI 9 9 7 7 32
KIA 6 6 4 6 22
GIZI 5 7 4 5 21
P2M 7 4 4 6 21
LOKET 6 9 4 7 26
PENDAFTARAN
Keterangan :
- HR + HV + HC + PM = TOTAL
- Di ambil nilai yang tertinggi ,jadi area prioritas yang ditentukan adalah yang memiliki total nilai
tertinggi
1. Setelah menentukan area prioritas, kita mebuat tim FMEA dari tempat area prioritas itu sendiri, di sini
are prioritas laboratorium, berarti tim FMEA dari Farmasi
2. FMEA di FARMASI
2.1. Menentukan alur proses pelayanan yang akan di analisa ( alur pelayanan di farmasi )
2.1.1.1. Penerimaan resep
2.1.1.2. Telaah resep
2.1.1.3. Penyiapan obat
2.1.1.4. Pemberian obat
2.1.1.5. Pemberian informasi obat
2.2. Identifikasi Faiure Mode ( Menetukan Failure Mode ( Potensial terjadinya kesalahan )
2.3. Memberi nomor urutan FM
2.4. Memberi skor dengan indicator Occurrence ( kasus sering terjadi , semakin sering terjadi semakin
tinggi nilainya ), Severty ( kegawatan / keparahan, semakinn gawat maka semakin tinggi angkanya ),
Detectability ( di deteksi, semakin sulit di deteksi maka semakin tinggi nilainya ), skor 1 - 10
2.5. Penghitungan RPN (Risk Priority Number) HASIL O S D dikalikan (O x S x D = total)
Kegiatan Failure Mode O S D RPN
(total)
2. Salah dosis FM 3 2 7 1 14
2. Salah etiket FM 5 1 6 1 6
3. Salah jumlah FM 6 1 2 1 2
3.6 Kemudian di urutkan dari nilai total tertinggi turun sampai yang terkecil
urutan
Salah baca Bila ada resep yang kurang jelas Penggung jawab 1 bulan
resep ditanyakan kedokternya, ketelitian farmasi
baca resep
Salah Pengaturan obat di atur kembali , Penangung jawab 1 bulan
mengambil LASA ( look alike, sound a like ) farmasi
obat petugas tidak teliti dalam
pemberian obat
Kompetensi petugas
Salah Sebelum penyampaian informasi Penangung jawab 1 bulan
penyampaian obat resep di baca terlebih dahulu farmasi
informasi obat
Bila sudah biasa menurunkan FM maka Susun SOP baru sesuai dengan hasil dan analisa FMEA.