You are on page 1of 4

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

UPT DINAS KESEHATAN


PUSKESMAS JRANGOAN
Jl. Raya Jrangoan Kec. Omben Kab.Sampang e-mail:puskesmasjrangoansampang@yahoo.co.id

FORM FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS


( FMEA )
TIM FMEA :
 Ketua Tim : dr. Nora Febrina
 Anggota : dr. Ita Rosiana Helmi,
Ahmad Zunaidi,S Kep,Ns
 Petugas Notulen : Siti Subaida Iya,S Kep

1. Membuat area prioritas dengan menggunakan 3 H ( High Risk, High Volume, High Cost dan potensi
menimbulkan permasalahan ) dengan skor dari 1 – 10
High Risk : semakin tinggi resikonya maka akan semakin tinggi nilainya
High Volume : semakin banyak kunjungannya maka akan semakin tinggi nilainya
High Cost : semakin mahal biayanya maka akan semakin tingi nilainya
Potensial Menimbulkan Masalah : semakin potensial menimbulkan masalah maka akan
semakin tinggi nilainya
AREA HR HV HC PM TOTAL
PRIORITAS
UGD 6 5 8 7 26

POLI UMUM 6 8 4 5 23

LABORATORIUM 8 6 6 7 27

FARMASI 9 9 7 7 32

KIA 6 6 4 6 22

GIZI 5 7 4 5 21

P2M 7 4 4 6 21

LOKET 6 9 4 7 26
PENDAFTARAN
Keterangan :
- HR + HV + HC + PM = TOTAL
- Di ambil nilai yang tertinggi ,jadi area prioritas yang ditentukan adalah yang memiliki total nilai
tertinggi
1. Setelah menentukan area prioritas, kita mebuat tim FMEA dari tempat area prioritas itu sendiri, di sini
are prioritas laboratorium, berarti tim FMEA dari Farmasi
2. FMEA di FARMASI
2.1. Menentukan alur proses pelayanan yang akan di analisa ( alur pelayanan di farmasi )
2.1.1.1. Penerimaan resep
2.1.1.2. Telaah resep
2.1.1.3. Penyiapan obat
2.1.1.4. Pemberian obat
2.1.1.5. Pemberian informasi obat
2.2. Identifikasi Faiure Mode ( Menetukan Failure Mode ( Potensial terjadinya kesalahan )
2.3. Memberi nomor urutan FM
2.4. Memberi skor dengan indicator Occurrence ( kasus sering terjadi , semakin sering terjadi semakin
tinggi nilainya ), Severty ( kegawatan / keparahan, semakinn gawat maka semakin tinggi angkanya ),
Detectability ( di deteksi, semakin sulit di deteksi maka semakin tinggi nilainya ), skor 1 - 10
2.5. Penghitungan RPN (Risk Priority Number) HASIL O S D dikalikan (O x S x D = total)
Kegiatan Failure Mode O S D RPN
(total)

1 Penerimaan resep 1. Salah identitas FM 1 2 9 1 18

2 Telaah resep 1. Salah baca resep FM 2 4 9 1 36

2. Salah dosis FM 3 2 7 1 14

3 Penyiapan obat 1. Salah obat FM 4 3 9 1 27

2. Salah etiket FM 5 1 6 1 6

3. Salah jumlah FM 6 1 2 1 2

4 Pemberian obat 1. Salah orang FM 7 2 9 1 18

5 Pemberian informasi 1. Salah penyampaian FM 8 4 8 10 320


obat informaasi
pemakaian obat

3.6 Kemudian di urutkan dari nilai total tertinggi turun sampai yang terkecil
urutan

FM 8 320 320 ( 320 / 441 ) x 100 % = 72 %

FM 2 36 356 ( 356 / 441 ) x 100 % = 80 %

FM 4 27 383 ( 383 / 441 ) x 100 % = 86 %

FM 1 18 401 ( 401 / 441 ) x 100 % = 90 %

FM 7 18 419 ( 419 / 441 ) x 100 % = 95 %

FM 3 14 433 ( 433 / 441 ) x 100 % = 98 %

FM 5 6 439 ( 439 / 441 ) x 100 % = 99 %

FM 6 2 441 ( 441 / 441 ) x 100 % = 100%


3.7 Kemudian dijumlah kebawah
3.8 Setelah itu di persenkan
3.9 Menentukan threshold / batas FM yang akan di selesaikan dan FM apa saja yang akan di selesaikan (
diambil yang bisa di selesaikan, yaitu yang < 80 %, yaitu yang 40 %, 62 % dan 77 % )
3.9.1.1 Salah baca resep
3.9.1.2 Salah obat
3.9.1.3 Salah penyampaian informasi obat
3.10 Merencanakan kegiatan / tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi FM tsb, kemudian
tetapkan penanggung jawab dan kapan dilakukan.
Kegiatan yang di rekomendasikan Penangung jawab Waktu

Salah baca Bila ada resep yang kurang jelas Penggung jawab 1 bulan
resep ditanyakan kedokternya, ketelitian farmasi
baca resep
Salah Pengaturan obat di atur kembali , Penangung jawab 1 bulan
mengambil LASA ( look alike, sound a like ) farmasi
obat petugas tidak teliti dalam
pemberian obat
Kompetensi petugas
Salah Sebelum penyampaian informasi Penangung jawab 1 bulan
penyampaian obat resep di baca terlebih dahulu farmasi
informasi obat

Bila sudah biasa menurunkan FM maka Susun SOP baru sesuai dengan hasil dan analisa FMEA.

You might also like