Professional Documents
Culture Documents
2
Juli - Desember 2013 96
Abstrak— Driver audio amplifier mempunyai fungsi sebagai penguat penggerak yaitu menggerakkan daya
isyarat masukan dan meneruskan ke bagian penguat akhir (power amplifier).Perangkat audio sangatlah
penting, dimana penggunaannya sangat luas. Terutama digunakan untuk memungkinkan seseorang untuk
mengatasi publik yang luas. Penguat audio atau alat penguat bunyi adalah penguat elektonik yang digunakan
untuk menguatkansinyal bunyi yang berfrekuensi rendah hingga ke tingkat yang bersesuaian untuk
menggerakkan loudspeaker. Bagian- bagian Audio amplifier meliputi : Input atau Microfon (mic), Pre-
Amplifier (penguat awal), Tone and Volume kontrol, Power Amplifier, dan Loudspeaker. Power amplifier
ditetapkan sebagai penguat terakhir dalam rantai transmisi (tingkat keluaran) dan tahap penguat yang
biasanya membutuhkan perhatian yang besar untuk efisiensi daya. Pertimbangan efisiensi menyebabkan
berbagai kelas power amplifier berdasarkan bias dari transistor output atau tabung. Berdasarkan Kelasnya,
power amplifier dibagi menjadi kelas A, B, AB dan C untuk desain analog, dan kelas D dan E untuk desain
digital. Distorsi seberangan adalah sebuah distorsi yang disebabkan oleh pergantian antara peranti yang
menjalankan beban. Istilah seberangan berarti pergantian penggerakan sinyal dari satu peranti ke peranti
lainnya, jadi sinyal menyeberang antar peranti. Dalam konteks penguat kelas-B, yaitu dari transistor NPN ke
transistor PNP, dan sebaliknya. Selain distorsi, sebuah sistem audio sangat mudah kemasukan derau (noise).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Variabel dalam penelitian ini adalah
dengan mengamati karakteristik audio amplifier stereo untuk beban bersama dan bergantian dengan
menggunakan saklar ganda sebagai pengatur beban yaitu tingkat kecacatan (distorsi), daya maksimal output
serta bentuk sinyal input dan output rangkaian. Besarnya penguatan tegangan VA (Gain, G) oleh rangkaian
audio amplifier merupakan perbandingan tegangan keluar (Vout) dan tegangan masuk (Vin). Besarnya
penguatan tegangan (G) suatu sistem audio amplifier untuk penguatan sinyal audio dapat dikonversikan
dalam bentuk dB (desiBell) dengan menggunakan persamaan logaritma. Penguatan sebuah audio amplifier
tergantung dari karakteristik transistor yang dipakai. Sebuah amplifier akan mengalami sebuah distorsi atau
kecacatan dalam outputnya.
96
Jurnal Teknik Elektro Vol. 5 No. 2
Juli - Desember 2013 97
2k2
470K
C828
10 uF
A K 270 50k
15K
C828 Out
47K
330uF
BASS
24V
frekuensi derau termal membentang dari dc hingga batas
4k7
50k
330k
22K
220K
220K
330k
frekuensi teknik penguatan elektronik. Puncak gelombang 121
D
104 104
4,7uF
3K3
derau biasanya mencapai empat kali lipat nilai rms. Semua 22
5k6
8k2
5k6
C828
4,7uF
C828
7
4,7uF
8 6 7
103
2 8 6
komponenresistor bias, antenna penerima, strain gages, 2
4K7
4,7uF
CD3207 CD3102
4,7uF 473
560
1 3 4
1K
1 3 4
5
330k
333 5
472
semikonduktor menghasilkan derau thermal. Hal ini dapat
1k
12K
47uF
47k
4k7
1k
1k
4k7
123 683
2k2
dikurangi dengan mengurangi lebar pita penguat atau dengan 50k
TREBLE
104
menurunkan temperatur komponen terhadap sinyal. 10K 50k
R
Derau shot
BALANCE
151
100K 100K L
104 102
333
15K
C
interferensi yang disebabkan oleh pembawa muatan. Derau
10K
15K
4K7
152
7
82K
2 IC 1 8 6
100 uF
10 uF
7
333
Shot dapat dikurangi dengan mengoperasikan penguat yang 8 6
33
2
47K
4558D
220K
47
1 3 4 4558D
15K
5
4,7uF
3
10 uF
1 4
10K
47uF
5
4,7uF
sensitif pada arus bias rendah. 22K
Derau Flicker
100K
1K
B507 MJ2955
1K
4,7uF 1nF 220nF 1nF 4,7uF
100
50k
47K
3K9
220nF
300
6K8
100n 1N4148
/5W
1K
C828
B 100p
0.5
E Speaker
220nF
1K
1N4148
100K
10K
frekuensi 1 KHz atau lebih, efek derau mungkin masih dapat 30K
30K
5K6
47u
/5W
0.5
300
A564
50V
diabaikan. 47uF A564
1N4148
4K7
30K
50k
2M2 180K
560
47K
Mic 10 uF 200nF D31
2K2
2N3055
560
III. METODE PENELITIAN 1N4148
2K2
2k2 3
470K
C828 1N4148
A 10 uF 100
270
47uF
A. Metode Penelitian
15K
C828
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode A. Pre-Amp Mic
B. Aux In
32 V
+ 45 V
220
+ 12 v
24V
1000uF
220V 4x 60v
D. Tone Control CT
1N4008
E. Power Amplifier
penelitian di Laboratorium Jurusan Teknik Elektro Fakultas F. Power Supply
1000uF
F 4700uF
24V
Teknik UNNES, dimana peneliti dengan sengaja mengubah 32 V
-45 V
60v
220
- 12 v
Putaran
Potensiometer Bentuk Gelombang 1/4
(volume)
0
1/2
1/4
3/4
1/2
1
Bentuk
A. Kesimpulan
Gelombang Dari hasil pengujian rangkaian audio amplifier stereo,
Putaran
Pada Output Tegangan dapat disimpulkan bahwa :
Audio Beban Output
Potensio 1) Penguatan sebuah audio amplifier tergantung dari
Amplifier (Volt Suara
meter karakteristik transistor yang dipakai.
(Scala 2 AC)
V/div 2
2) Rangkaian audio amplifier menghasilkan sinyal output
mS/div)
yang sama dengan input hanya saja mengalami penguatan
yang lebih besar.
0 2V Tidak ada 3) Pengujian rangkaian audio ampliflier menggunakan
beban speaker 200 Watt menunjukkan hasil bahwa perubahan
volume dihasilkan rangkaian audio amplifier mengalami
distorsi pada putaran volume ¾ dan maksimal.
Kualitas 4) Penguatan dengan amplifier dimana Vac in sebesar 0,2
¼ 28 V
suara bagus Volt dengan putaran potensiometer minimal (0 Ω) akan
mengalami penguatan sebesar 22 dB pada outputnya.
B. Saran
Kualitas
suara Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dari hasil
½ 33 V terjadi penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut :
sedikit
derau 1) Sebuah amplifier akan mengalami sebuah distorsi atau
kecacatan dalam outputnya, untuk mengatasinya biasanya
dipergunakan grounding.
Derau 2) Pada pemasangan tipe audio amplifier dengan power
3/4 35 V terdengar
amplifier tipe OCL harus degan teliti, karena Transistor
jelas
power amplifier sangan rentan terjadi konsleting.
3) Perlu diadakan penelitian lanjutan dengan pengujian
yang lebih teliti pada output beban dan suara.
Derau
1 37 V terdengar REFERENSI
sangat jelas [1] Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta. 2006
[2] Handayani, Peni., dkk.. Teknik pemeliharaan dan Perbaikan Sistem
Elktronika jilid 1 Untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Maka dari hasil data pada tabel 3, dapat di buat grafik Menengah Kejuaruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
sebagai berikut : Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. 2008
[3] Handayani, Peni., dkk.. Teknik pemeliharaan dan Perbaikan Sistem
Elktronika jilid 2 Untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuaruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
[4] http://www.alldatasheet.com/. (4 Agustus2012).
[5] Susanto. Dasar Elektronik. Jakarta: UI-Press. 1989
[6] Susanto. Seri Catatan Kuliah Rangkaian Elektronika Analaog. Jakarta:
UI-Press. 1993
[7] Susanto. Rangkaian Elektronik Analog dan Digital. Jakarta: UI-Press.
1996
[8] Waluyanti, Sri., dkk. Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk
SMK. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
DirektoratJenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional,. 2008
[9] Waluyanti, Sri., dkk. Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 2 untuk
SMK. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008
[10] Wibowo, M.E., dkk. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang:
UNNES Press. 2007.
Gambar 8. Grafik penguatan VACOut terhadap putaran potensiometer