You are on page 1of 9

LANDASAN TEORI

A. Hygiene Industri
Hygiene adalah suatu ilmu kesehatan yang mengajarkan tata cara untuk
mempertahankan kesehatan jasmani, rohani, dan sosial untuk mencapai tingkat
kesejahteraan yang lebih tinggi, serta sebagai suatu usaha pencegahan penyakit
yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia
beserta lingkungannya.
Hygiene kerja adalah praktek penilaian dan pengendalian faktor
lingkungan dan tekanan yang timbul di atau dari tempat kerja, yang dapat
menyebabkan cedera, penyakit, gangguan kesehatan dan kesejahteraan atau
ketidaknyamanan yang signifikan dan inefisiensi antara pekerja atau warga
masyarakat.
Ini meliputi studi:
 Toksikologi
 Proses industri
 Perilaku kimia dan fisika dari kontaminan udara
 Statistik dan teknik sampling lingkungan
 Desain dan evaluasi sistem ventilasi
 Pengendalian bising
 Perlindungan radiasi
 Dampak bagi kesehatan dari potensi bahaya kerja

B. Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Kerja


Beberapa faktor mempengaruhi kesehatan kerja daripada tenaga kerja antara
lain faktor fisik, faktor biologis, faktor kimia, sanitasi industri, dan pengolahan
limbah.
Faktor Fisik
1) Bising:
Kebisingan diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki, misalnya yang
merintangi terdengarnya suara-suara, musik dan sebagainya atau yang
menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup.

1
 Jenis kebisingan:
- Kebisingan terus-menerus: dihasilkan oleh mesin-mesin yang
berputar;
- Kebisingan terputus-putus: seperti suara pesawat terbang di udara;
- Kebisingan menghentak: seperti suara dentuman meriam, bom
meledak.
 Akibat kebisingan:
Tipe Uraian
Perubahan ambang batas sementara
Kehilangan akibat kebisingan, perubahan
pendengaran ambang batas permanen akibat
Akibat
kebisingan
lahiriah
Rasa tidak nyaman atau stress
Akibat fisiologis meningkat, tekanan darah meningkat,
sakit kepala, bunyi dering
Gangguan
Kejengkelan, kebingungan
emosional
Gangguan tidur atau istirahat, hilang
Gangguan
Akibat konsentrasi waktu bekerja, membaca
gaya hidup
psikologis dan sebagainya.
Merintangi kemampuan
Gangguan
mendengarkan TV, radio,
pendengaran
percakapan, telpon dan sebagainya.

Kebisingan yang dapat diterima oleh tanaga kerja tanpa mengakibatkan


penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk
waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu, yaitu 85 dB (A)
(Permenakertrans No. 13/MEN/X/2011). Agar kebisingan tidak
mengganggu kesehatan atau membahayakan, perlu diambil tindakan
seperti penggunaan peredam pada sumber bising, penyekatan,
pemindahan, pemeliharaan, penanaman pohon, pembuatan bukit buatan

2
ataupun pengaturan tata letak ruang dan penggunaan alat pelindung diri
sehingga kebisingan tidak mengganggu kesehatan atau membahayakan.

2) Getaran:
Yang dimaksud dengan getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau
media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangan. Getaran
terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan motor sehingga pengaruhnya
bersifat mekanis.
 Jenis getaran:
- Getaran seluruh tubuh
Getaran jenis ini mempunyai frekuensi 1-80 Hz;
- Vibrasi segmental,
Vibrasi jenis ini dapat memapari tubuh pekerja seperti lengan dan
tangan. Getaran ini mempunyai frekuensi 5 – 1500 Hz.

3) Iklim dan Suhu:


Seorang tenaga kerja akan mampu bekerja secara efisien dan produktif bila
lingkungan tempat kerjanya nyaman. Suhu nyaman bagi orang Indonesia
adalah 24°C-26°C. Bila iklim kerja panas dapat menimbulkan
ketidaknyamanan dalam bekerja dan gangguan kesehatan.

4) Pencahayaan:
 Sifat-sifat pencahayaan yang baik:
- Pembagian iluminasi pada lapangan penglihatan;
- Pencegahan kesilauan;
- Arah sinar;
- Warna;
- Panas penerangan terhadap keadaan lingkungan.
 Pengaruh pencahayaan yang kurang terhadap penglihatan:
- Iritasi, mata berair dan mata merah
- Penglihatan rangkap

3
- Sakit kepala
- Ketajaman penglihatan menurun, begitu juga sensitifitas terhadap
kontras warna juga kecepatan pandangan
- Akomodasi dan konvergensi menurun

 Intensitas cahaya di ruang kerja adalah sebagai berikut.


Tingkat
Jenis
pencahayaan Keterangan
Kegiatan
minimal (Lux)
Pekerjaan Ruang penyimpanan dan ruang
kasar & tidak peralatan/instalasi yang
100
terus- memerlukan pekerjaan yang
menerus kontinyu
Pekerjaan
kasar dan Pekerjaan dengan mesin dan
200
terus- perakitan kasar
menerus
Pekerjaan kantor/administrasi,
Pekerjaan ruang kontrol dan pekerjaan
300
rutin mesin dan perakitan atau
penyusun
Pembuatan gambar atau
Pekerjaan bekerja dengan mesin kantor
500
agak halus pekerja pemeriksaan atau
pekerjaan dengan mesin
Pemilihan warna, pemrosesan,
Pekerjaan
1000 tekstil, pekerjaan mesin halus
halus
dan perakitan halus
1500 Mengukir dengan tangan,
Pekerjaan
(tidak pekerjaan mesin dan perakitan
amat halus
menimbulkan yang sangat halus

4
bayangan)
3000
Pekerjaan (tidak Pemeriksaan pekerjaan,
detail menimbulkan perakitan sangat halus
bayangan)

 Beberapa hal yang dapat menurunkan intensitas penerangan:


- Adanya debu atau kotoran pada bola lampu;
- Bola lampu yang sudah lama;
- Kotornya kaca jendela, untuk penerangan alami;
- Perubahan letak barang-barang.

5
HASIL PENGAMATAN DAN PEMECAHAN MASALAH

Pengamatan dilakukan di PT. BINA BUSANA INTERNUSA II tepatnya pada


lokasi pabrik di Cakung, DKI Jakarta :

3.1 FAKTOR FISIK


1) Bising

Berdasarkan hasil pengamatan secara tidak langsung, dan wawancara


dengan narasumber, jenis kebisingan dari mesin – mesin produksi adalah
kebisingan yang kontinu. Didapatkan hasil bahwa Nilai Ambang Batas yang
diperkenankan yang ada di tempat kerja sesuai dengan ambang batas yang
diperkenankan, yaitu 85 dB dengan waktu pemaparan 8 jam kerja sehari atau 40
jam per minggu. Berdasarkan informasi yang didapat dari narasumber, pihak
perusahaan sudah melakukan pengukuran untuk intensitas kebisingan di
lingkungan kerja sesuai dengan Permenakertrans No. 13/MEN/X/2011 tentang
Nilai Ambang Batas faktor fisika di tempat kerja yaitu sebanyak tiga kali dalam
setahun. Menurut pengamatan yang kami lakukan di tempat kerja (unit produksi)
secara langsung, para pekerja tidak tampak mengalami gangguan dalam hal
kebisingan di tempat kerja mereka.

2) Pencahayaan

Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung, penerangan di tempat


kerja di PT. BINA BUSANA INTERNUSA menggunakan sumber pencahayaan
buatan berupa lampu neon dan tidak menggunakan sumber cahaya matahari.
Menurut informasi yang diperoleh dari narasumber, telah dilakukan pengukuran
terhadap intensitas pencahayaan tiap 3 bulan pada area kerja tertentu, yang
mengacu kepada Peraturan Menteri Kesahatan RI No. 70 tahun 2016 tentang
standar dan persyaratan kesehatan lingkungan kerja industri. Intensitas cahaya
di tempat kerja dengan untuk pekerjaan industri tekstil seperti menjahit (sewing),
merajut halus (fine knitting), desain manual dan menggambar pola menggunakan

6
minimal tingkat pencahayaan 750 LUX. Sedangkan bagian industri tekstil yang
mengurus pekerjaan burling, picking, trimming, pemeriksaan warna dan
pemeriksaan kain mengharuskan tingkat pencahayaan minimal sebesar 1000
LUX. Menurut wawancara yang kami lakukan dengan pegawai perusahaan,
standar pencahayaan di PT. BBI pada unit produksi sebesar 800 lux sedangkan
unit quality control sebesar 1200 lux. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
pencahayaan telah memenuhi standar peraturan menkes.

3) Getaran

Beberapa alat yang digunakan untuk menunjang kegiatan perusahaan


pada proses produksi di PT. BINA BUSANA INTERNUSA berpotensi
menimbulkan getaran di dalam penggunaannya oleh para pekerja. Salah
satunya adalah alat jahit. Alat-alat ini berpotensi menimbulkan getaran pada
tangan dan lengan pekerja yang mengoperasikannya, namun tidak dapat
dilakukan pengamatan secara langsung, tetapi menurut narasumber para
pekerja tidak mengalami gejala klinis yang ditimbulkan oleh getaran alat-alat
tersebut.

4) Iklim Kerja

Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung, hanya sedikit pekerja


yang terpapar oleh sinar matahari secara langsung. Rata-rata suhu ruangan di
unit produksi sebesar 33,1oC tidak sesuai dengan nilai standar yang telah
ditetapkan dalam Permenakertrans No. 13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang
Batas faktor fisika di tempat kerja.

7
TABEL RINGKASAN PENYELESAIAN

Faktor Masalah yang Dasar Hukum Pemecahan


Dihadapi Masalah

Fisika Suhu Permenakertrans - Mengusulkan


No. 13/MEN/X/2011 perbaikan design
ruang kerja untuk
mengakomodasi
penambahan
ataupun perbaikan
sistem ventilasi di
ruang kerja lebih
efektif.

-Mengusulkan
relokasi pekerja
serta mesin kerja ke
area lain untuk
mengurangi jumlah
pekerja dan mesin
kerja per area kerja
yang berkontribusi
paling besar pada
penghasilan panas
dalam ruang kerja.

- Menggunakan
pendingin secara
mekanik.

- Menyesuaikan
pakaian pekerja dan
menyediakan area
istirahat khusus
dengan supply air
minum yang
adekuat kepada
para pekerja.

Getaran Permenakertrans - Merencanakan


No. 13/MEN/X/2011 pengukuran getaran

8
berkala pada
pekerja

- Mengusulkan
pembuatan
kuesioner terkait
dengan hand
vibration syndrome
yang dapat
ditimbulkan oleh
alat jahit yang
digunakan oleh
pekerja

You might also like