You are on page 1of 19

ANALISIS SEDIAAN

(Spektrofotometri UV-VIS)

OLEH :
1. AMELIA G. SELLY
2. DENI O. LOPO
3. MARIA F. INDENG
4. MARIA H. PARE
5. SRI F. SERAN
6. VINSENSIA M. WEKA

KELAS : A
SEMESTER : IV

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG

2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih dan
penyertaan-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai
“Spektrofotometri UV-VIS” dengan baik dan tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar
pada pembuatan makalah selanjutnya dapat menjadi lebih baik.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam
memperluas wawasan dan pemahaman mengenai, Spektrofotometri UV-VIS.

Kupang, 24 Mei 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis
yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara
kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan
cahaya. Penentuan kompisis sampelini sangat berguna dalam dunis farmasi,
baik untuk penentuan kadar dalam obat maupun untuk kepentingan analisis
lainnya.
Pentingnya alat-alat instrumental dalam dunia farmasi membuat
seorang farmasis diharapjan dapat mengetahui mengenai alat-alat tersebut,
sehingga makalah ini dibuat. Makalah ini akan membahas tentang
spektrofotometri UV-VIS, baik itu prinsip dasar, instrumentasi, analisis
kuantitatif dan kualitatif dan interpretasinya.

1.2. RUMUSAN MASALAH


 Apa itu spektrofotometi UV-VIS?
 Apa prinsip kerja dari alat spektrofotometri UV-VIS?
 Apa saja interpretasi spektrofotometri UV-VIS?
 Apa saja keuntungan dan kerugian alat spektrofotometri UV-VIS?

1.3. TUJUAN PENULISAN


 Mengetahui apa itu spektrofotometi UV-VIS
 Mengetahui prinsip kerja dari alat spektrofotometri UV-VIS
 Mengetahui apa saja interpretasi spektrofotometri UV-VIS
 Mengetahui keuntungan dan kerugian alat spektrofotometri UV-VIS?
BAB II

SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

2.1.PENGERTIAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Spektrofotometri UV/Vis adalah teknik analisis spektroskopi yang


memakai sumber radiasi elektromagnetik ultra violet dekat (190 nm – 380
nm) dan sinar tampak (380 nm – 780 nm) dengan menggunakan instrumen
spetrofotometer. Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat
spektrofotometer melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul
yang dianalisis, sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai
untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat
berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam
larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang
tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer.

2.2.PRINSIP DASAR SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS


Cahaya yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram yang
bersifat polikromatis di teruskan melalui lensa menuju ke monokromator pada
spektrofotometer dan filter cahaya pada fotometer. Monokromator kemudian
akan mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya monokromatis (tunggal).
Berkas-berkas cahaya dengan panjang tertentu kemudian akan dilewatkan
pada sampel yang mengandung suatu zat dalam konsentrasi tertentu. Ketika
cahaya mengenai sampel terjadi interaksi antara cahayadan pertikel pada
sampel tersebut. Interaksi ini akan menyebabkan Elektron mengalami
promosi dari orbital bonding ke antibonding. Jenis transisi elektronik:
– Transisi σ—>σ*
– Transisi n—>σ*
– Transisi n—>π * dan Transisi π—>π *
1. Transisi σ—>σ*
Ikatan sigma merupakan ikatan yang sangat kuat sehingga dibutuhkan energi
yang tinggi untuk dapat melakukan transisi ini.
2. Transisi n—>σ*
Transisi jenis ini terjadi pada senyawa heteroatom berikatan tunggal yang
terikat dengan atom yang memiliki pasangan elektron bebas seperti atom
oksigen (O), atom-atom halogen (F, Cl, Br, I), atom nitrogen (N) dan
sebagainya.
3. Transisi π—>π*
Transisi jenis ini terjadi pada molekul hidrokarbon tak jenuh atau molekul
yang memiliki ikatan rangkap. Energi yang dibutuhkan untuk melakukan
eksitasi lebih kecil dibandingkan transisi sebelumnya, sehingga transisi ini
terjadi pada panjang gelombang yang lebih besar. Senyawa-senyawa organik
yang mengalami transisi ini diantaranya adalah senyawa alkena dan alkuna.
4. Transisi n—>π*
Transisi ini terjadi pada senyawa tak jenuh yang berikatan dengan atom yang
memiliki pasangan elektron bebas. Senyawa organik yang mengalami transisi
ini diantaranya adalah senyawaan karbonil (C=O), nitril (C=N).
Panjang gelombang yang diserap oleh sampel dipengaruhi oleh :

 Kromofor
Kromofor merupakan gugus atau atom dalam senyawaorganik yang mampu
menyerap sinar ultra violet dan sinar tampak. Beberapa macam kromofor dan
perkiraan panjang gelombang maksimalnya yaitu :

 Pengaruh pelarut
Pemilihan pelarut untuk digunakan dalam spekrtofotometri UV-VIS
merupakan suatu hal yang penting. Pelarut yang baik adalah pelarut yang
tidak menyerap radiasi UV didaerah yang sama, yang mana daerah
spektrumsenyawa yang akan dianalissi digunakan.
 Perubahan Suhu
Suhu yang rendah akan meningkatkan absorbansi dibandingkan pada suhu
kamar.
 Ausokrom
Ausokrom merupakan gugus fungsional yang mempunyai elektron bebas
seperti :
-OH, -O,dan -NH2. Terikatnya gugus ausokrom pada gugus kromofor akan
mengakibatkan pergeseran pita absorbsi, misalnya :

– Hipsokromik (pergeseran biru) : pergeseran panjang gelombang


maksimal kearah panjang gelombang yang lebih pendek
– Batokromik (pergeseran merah) : Pergeseran panjang gelombang
maksimal kearah panjang gelombang yang lebih panjang
– Hiperkromik : peningkatan intesitas (absorbansi) kearah yang lebih
tinggi
– Hipokromik : perubahan intensitas (absorbansi) kearah yang lebih
rendah
2.3.INSTRUMEN SPEKTROFOTOMETRI UV – VIS

1. Sumber cahaya

Sumber cahaya pada spektrofotometer harus memiliki panacaran radiasi


yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber cahaya pada
spektrofotometer UV-Vis ada dua macam :
 Lampu Tungsten (Wolfram), Lampu ini digunakan untuk mengukur
sampel pada daerah tampak. Bentuk lampu ini mirip dengna bola
lampu pijar biasa. Memiliki panjang gelombang antara 350-2200
nm. Spektrum radiasianya berupa garis lengkung. Umumnya
memiliki waktu 1000jam pemakaian.
 Lampu DeuteriumLampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-
380 nm. Spektrum energy radiasinya lurus, dan digunakan untuk
mengukur sampel yang terletak pada daerah uv. Memiliki waktu
500 jam pemakaian.
2.Wadah Sampel
Kebanyakan spektrofotometri melibatkan larutan dan karenanyan
kebanyakan wadah sampel adalah sel untuk menaruh cairan ke dalam
berkas cahaya spektrofotometer. Sel itu haruslah meneruskan energy
cahaya dalam daerah spektral yang diminati: jadi sel kaca melayani
daerah tampak, sel kuarsa atau kaca silica tinggi istimewa untuk daerah
ultraviolet. Dalam instrument, tabung reaksi silindris kadang-kadang
diginakan sebagai wadah sampel. Penting bahwa tabung-tabung semacam
itu diletakkan secara reprodusibel dengan membubuhkan tanda pada salah
satu sisi tabunga dan tanda itu selalu tetaparahnya tiap kali ditaruh dalam
instrument. Sel-sel lebih baik bila permukaan optisnya datar. Sel-sel harus
diisi sedemikian rupa sehingga berkas cahaya menembus larutan, dengan
meniscus terletak seluruhnya diatas berkas. Umumnya sel-sel ditahan
pada posisinya dengan desain kinematik dari pemegangnya atau dengan
jepitan berpegas yang memastikan bahwa posisi tabung dalam ruang sel
(dari) instrument itu reprodusibel.
3. Monokromator
Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya polikromatis
menjadi cahaya tunggal (monokromatis) dengan komponen panjang
gelombang tertentu. Bagian-bagian monokromator, yaitu :
a) Prisma
Prisma akan mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar
mungkin supaya di dapatkan resolusi yang baik dari radiasi
polikromatis.
b) Grating (kisi difraksi)
Kisi difraksi memberi keuntungan lebih bagi proses spektroskopi.
Dispersi sinar akan disebarkan merata, dengan pendispersi yang
sama, hasil dispersi akan lebih baik. Selain itu kisi difraksi dapat
digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum.
c) Celah optis
Celah ini digunakan untuk mengarahkan sinar monokromatis yang
diharapkan dari sumber radiasi. Apabila celah berada pada posisi
yang tepat, maka radiasi akan dirotasikan melalui prisma, sehingga
diperoleh panjang gelombang yang diharapkan.
d) Filter
Berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya
yang diteruskan merupakan cahaya berwarna yang sesuai dengan
panjang gelombang yang dipilih.
4. Detektor
Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar
kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder
dan ditampilkan dalam bentuk angka-angka pada reader (komputer).
Detector dapat memberikan respons terhadap radiasi pada berbagai
panjang gelombang Ada beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang
telah melewati kolom. Metode umum yang mudah dipakai untuk
menjelaskan yaitu penggunaan serapan ultra-violet. Banyak senyawa-
senyawa organik menyerap sinar UV dari beberapa panjang gelombang.
Jika anda menyinarkan sinar UV pada larutan yang keluar melalui kolom
dan sebuah detektor pada sisi yang berlawanan, anda akan mendapatkan
pembacaan langsung berapa besar sinar yang diserap. Jumlah cahaya
yang diserap akan bergantung pada jumlah senyawa tertentu yang
melewati melalui berkas pada waktu itu. Anda akan heran mengapa
pelarut yang digunakan tidak mengabsorbsi sinar UV. Pelarut
menyerapnya! Tetapi berbeda, senyawa-senyawa akan menyerap dengan
sangat kuat bagian-bagian yang berbeda dari specktrum UV. Misalnya,
metanol, menyerap pada panjang gelombang dibawah 205 nm dan air
pada gelombang dibawah 190 nm. Jika anda menggunakan campuran
metanol-air sebagai pelarut, anda sebaiknya menggunakan panjang
gelombang yang lebih besar dari 205 nm untuk mencegah pembacaan
yang salah dari pelarut
5. Visual display/recorder
Merupakan system baca yang memperagakan besarnya isyarat listrik,
menyatakan dalam bentuk % Transmitan maupun Absorbansi.
2.4. ANALISIS MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Analisis menggunakan spektrofotometri uv-vis dilakukan dengan cara :

Uji Kuantitatif
sampel Uji kuantitatif sampel
metode Spektrofotometri
UV-Vis
Penentuan Panjang
Preparasi sampel Gelombang

Pengence Pembuatan
ran Kurva Standar

Pembuatan
Larutan Baku Penentuan
sampel Kadar Sampel

a) Preparasi sampel

Proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik. Pelarut yang


digunakan yaitu kloroform. Ekstrasi dilakukan berulangulang sehingga
sampel yang dihasilkan benar-benar murni setelah itu dilakukan
penyaringan larutan, sehinggah didapat larutan yang jernih setelah disaring
larutan didiamkan sehingga terbentuk 2 lapiasan. Lapisan bawah kloroform
yang mengandung analit. Lapisan atas kloroform yang mngandung pengotor.
b) Pengenceran
sampel dari hasil ekstraksi kemudian diencerkan. Pengenceran ini dilakukan
dengan tujuan agar konsentrasi larutan sampel yang terdapat dalam sampel
tidak terlalu pekat yang akan menimbulkan over range dalam pembacaan
menggunakan spektrofotometer.
c) Pembuatan Larutan Baku sampel
Larutan standar sampel dipipet dan dimasukkan ke dalam labu takar kemudian
diencerkan dengan akuades hingga garis tanda yang digunakan sebagai larutan
baku.
d) Penentuan Panjang Gelombang
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer uv-vis. Larutan
yang diukur tdak berwarna dan menggunakan sumber lampu deutorium.
Mula-mula pengukuran dilakukan dengan mengukur zero base yang dilakukan
dengan mengukur blanko, kemudian dilanjutkan dengan mencari panjang
gelombang maksimum dengan cara mengukur salah satu deret standar yang
telah dibuat kemudian dibaca panjang gelombang maksimumnya
e) Pembuatan Kurva Standar
Larutan standar dibuat dengan mengambil beberapa mL dari larutan standar
sampel yang dibuat dari larutan induk, kemudian diencerkan lagi ke dalam
akuades, sehingga mendapatkan konsentrasi larutan standar yang diperoleh
berturut-turut dalam perbandingan
f) Penentuan Kadar Sampel
Absorbansinya dibaca pada panjang gelombang tertentu dalam nm dengan
blanko serapan akuades dan dihitung jumlah sampel dari angka serapan
masing-masing.
2.5.INTERPRETASI SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
1) Penentuan Kadar
Setelah dilakukan analisis menggunakan spektrofotometri UV-vis, maka
didapat grafik larutan sampel
Setelah diperoleh hasil absorbansi dari larutan sampel, maka dicari nilai a
dan b menggunakan persamaan regrasi linear: y = bx + a, dimana
y : absorbansi dan x : konsentrasi
setelah didapat nilai adan b dimasukan persamaan ini untuk obat
paracetamol dan mixagrip, sehingga diperoleh konsentrasi paracetamol
pada kedua obat adalah :

konsentrasi paracetamol dalam kedua larutan sampel yang memiliki nilai


minus kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor,antara lain
rendahnya konsentrasi sampel yang digunakan, yakni 1%.Sebagaimana
telah disebutkan di atas bahwa absorbansi berbanding lurus
dengankonsentrasi. Karena konsentrasi paracetamol yang digunakan
rendah, makaserapan atau absorbansi yang terbaca oleh alat
spektrofotometer juga rendah.
2) Identifikasi Senyawa
Identifikasi senyawa menggunakan spektrofotometri UV-VIS
salah satu contohnya adalah Identifikasi Golongan dan Jenis Senyawa
Flavonoid.Identifikasi golongan dan jenis senyawa flavonoid dilakukan
menggunakan spektrofotometer UV-cahaya tampak. Mula-mula, isolat
murni yang mengandung senyawa flavonoid dilarutkan dalam metanol
p.a. kemudian dilihat spektrumnya menggunakan spektrofotometer UV-
cahaya tampak. Jika spektrumnya terlihat pada rentang 240-285 nm (pita
II) dan 300-550 nm (pita I) maka isolat mengindikasikan senyawa
flavonoid dan selanjutnya dilakukan penambahan pereaksi geser seperti
aluminium klorida, asam klorida, natrium hidroksida, natrium asetat dan
asam borat lalu diamati pergeseran panjang gelombang maksimum
sesudah dilakukan penambahan pereaksi geser.
Pada pemeriksaan penapisan fitokimia serbuk daun dewa
menunjukkan adanya golongan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin,
tanin, steroid atau triterpenoid dan minyak atsiri. Berdasarkan hasil
identifikasi spektrofotometer ultraviolet-cahaya tampak dalam fase n-
butanol dari ekstrak etanol daun dewa dengan penambahan pereaksi
geser, isolat NB-III diduga senyawa flavonol dengan gugus OH pada
posisi 3,7 dengan oksigenasi pada posisi 6 atau 8 serta gugus o-diOH
pada cincin B, isolat NB-V diduga senyawa flavonol dengan gugus OH
pada posisi 3,5 dan 7 serta gugus o-diOH pada cincin B. Isolat NB-VI
diduga senyawa flavanon dengan gugus OH pada posisi 5,7 dan 8.
2.6. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PENGGUNAAN
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Spektrofotometri UV-VIS memiliki keuntungan dan kerugian. Beberapa
keuntungannya yaitu :
– Dapat duigunakan untuk analisis anorganik, organik dan biokimia
– Sensitivitasnyatinggi
– Ketelitiannya baik, sehingga kesalahan relative kecil
Kerugiannya :
– Sampel yang dianalisis harus dalam keadaanmurni
– Sampel yang dianalissi hanya dalam jumlah yang kecil
– Hanya dapat digunakan untuk analisis flavanoid
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Spektrofotometri UV/Vis adalah teknik analisis spektroskopi yang


memakai sumber radiasi elektromagnetik ultra violet dekat (190 nm – 380 nm)
dan sinar tampak (380 nm – 780 nm) dengan menggunakan instrumen
spetrofotometer. Intrumen alat ini terdiri dari, Sumber cahaya, Wadah Sampel,
Monokromator, Visual display/recorder. Alat ini dapat digunakan untuk analisis
kualitatif dan kualitatif
DAFTAR PUSTAKA

http://catatankimia.com/catatan/spektofotometri-uv-vis.html
http://aaknasional.wordpress.com/2012/06/08/spektrofotometer-uv-vis/Iklan
https://wocono.wordpress.com/2013/03/04/spektrofotometri-uv-vis/
Djamil Ratna Dan Yenni Catharina.2014. Jurnal Isolasi Dan Identifikasi Senyawa
Flavonoid Dalam Fraksi N-Butanol Daun Dewa (Gynura Pseudochina (L.) Dc)
Secara Spektrofotometri Uv-Cahaya Tampak.Jakarta
Gandjar Ibnu.2012.Analisis Obat SecaraSpektrofotometri dan Kromatografi.Pustaka
pelajar: Yogyakarta.

You might also like