Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
AUDIT KECURANGAN
DISUSUN OLEH:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melihat realita saat ini perkembangan zaman terutama dibidang teknologi
informasi yang semakkin berkembang. Hal ini berdampak juga dibidang ekonomi
termasuk dalam ruang lingkup auditing. Teknologi seakan-akan digunakan sebagai alat
untuk mempermudah cara untuk melakukan kecurangan yang didukung oleh tiga
keadaan yakni insentif atau tekanan, kesempatan, dan sikap rasionalisasi.
Disinilah terlihat bahwa perkembangan tekonologi yang semakin canggih akan
mempersulirt pendektisi kecurangan dalam dunia bisnis. Dan tanggung jawab seorang
auditor akan semakin berat untuk mendeteksi kecurangan oleh pihak-pihak tertentu.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih detail lagi tentang bagaimana sikap auditor saat
menemukan suatu kecurangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan audit kecurangan?
2. Apa saja jenis audit kecurangan?
3. Bagaimana cara mengetahui audit kecurangan?
4. Bagaimana tanggung jawab auditor ketika kecurangan telah dicurugai?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian audit kecurangan
2. Mengetahui jenis-jenis audit kecurangan
3. Memahami cara mengetahui audit kecurangan
4. Menetahui tanggung jawab auditor ketika kecurangan telah dicurugai
BAB II
PEMBAHASAN
2. Penyalahgunaan asset
Penyalahgunaan aset merupakan kecurangan yang melibatkan pencurian atas
aset milik suatu entitas. Dalam banyak kasus, namun tidak senuanya, jumlah
nominal yang terlibat tidak material terhadap laporan keuangan. Namun demikian,
pencurian aset perusahaan sering kali menjadi perhatian penting manajemen, tanpa
melihat tingkat meterialitasnya, karena pencurian-pencurian kecil dapat dengan
mudah meningkat ukurannya setiap saat.
Biasanya pelaku penyalahgunaan aset berada di tingkat hierarki organisasi yang
lebih rendah. Namun demikian, dalam beberapa kasus penting, manajemen puncak
terkadang terlibat dalam pencurian aset perusahaan. Karena otoritas manajemen
yang lebih besar serta kendali terhadap aset-aset perusahaan, penggelapan yang
melibatkan manajemen puncak dapat melibatkan jumlah yang signifikan. Suatu
survei mengenai kecurangan yang diselenggarakan oleh Association of Certified
Fraud Examiners menemukan bahwa rata-rata jumlah kerugian yang disebabkan
oleh kasus-kasus kecurangan yang melibatkan manajemen puncak tiga kali lebih
besar daripada kecurangna yang melibatkan pegawai lainnya.
B. Kondisi yang Menyebabkan Kecurangan
Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan dalam laporan
keuangan dan penyalahgunaan aset sebagaimana dijelaskan dalam PSA 70 (SA 316)
dinamakan dengan sgitiga kecurangan (fraud triangle):
1. Insentif/Tekanan. Manajemen atau pegawai lainnya memiliki insentif atau tekanan
untuk melakukan kecurangan.
2. Kesempatan. Situasi yang memberikan kesempatan bagi manajemen atau pegawai
untuk melakukan kecurangan.
3. Sikap/Rasionalisasi. Adanya suatu sikap, karakter, atau seperangkat nilai-nilai etika
yang memungkinkan manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang
tidak jujur, atau mereka berada dalam suatu lingkungan yang memberikan mereka
tekanan yang cukup besar sehingga menyebabkan mereka membenarkan
melakukan perilaku yang tidak jujur tersebut.
Kesempatan Meskipun laporan keuangan dari semua perusahaan potensial dapat terjadi
manipulasi, risikonya menjadi lebih besar untuk perusahaan yang bergerak dalam
industri yang melibatkan penilaian subjektif dan estimasi yang signifikan.
Pergantian pegawai di bagian akuntansi atau kelemahan lainnya dalam proses akuntansi
dan informasi dapat menyebabkan munculnya kesempatan terjadinya salah saji.
Tiga kondisi yang sama juga berlaku untuk penyalahgunaan aset. Namun
demikian, dalam melakukan penilaian risiko, penekanan yang lebih besar diberikan
insentif dan kesempatan pribadi untuk melakukan pencurian.
Kecurangan menjadi lebih besar di perusahaan yan lebih kecil dan organisasi nirlaba
karena lebih sulit bagi entitas tersebut untuk melakukan pemisahan tugas.
Sikap/Rasionalisasi Sikap manajemen terhadap pengendalian dan kode etik dapat
menyebabkan para karyawan dan manajer membenarkan pencurian terhadap aset.
a) Skeptisme Profesional
Berpikir Kritis
Selama merencanakan audit dalam setiap pengauditan, tim kerja harus membahas
kebutuhan untuk menjaga pikiran kritis disepangjang pengauditan untuk
mengidentifikasi risiko-risiko kecurangan dan secara kritis mengevaluasi bukti-
bukti audit.
Komunikasi Antara Sesama Tim Audit. PSA 70 mengharuskan tim audit untuk
melakukan diskusi untuk berbagi pemahaman dari anggota tim audit yang lebih
berpengalaman dan untuk “urun rembug” ide-ide yang menyangkut hal berikut.
1. Bagaimana dan kapan mereka yakin bahwa laporan keuangan entitas tidak
dicurigai terdapat salah saji yang disebabkan oleh kecurangan.
2. Bagaimana manajemen dapat melakukan dan menutupi kecurangan dalam
laporan keuangan.
3. Bagaimana setiap orang dapat menyalahsajikan asset entitas tersebut.
4. Bagaimana auditor dapat menghadapi kemungkinan adanya salah saji dalam
laporan keuangan yang disebabkan oleh kecurangan
Faktor-Faktor Risiko
PSA 70 mengharuskan auditor untuk mengevaluasi apakah factor-faktor risiko
kecurangan mengindikasikan adanya insentif atau tekanan untuk melakukan
kecurangan, kesempatan untuk melakukan kecurangan atau sikap atau rasionalisai
digunakan untuk membenarkan tindakan kecurangan. Keberadaan factor-faktor
risiko tidak berarti telah terjadi kecurangan, melainkan bahwa kemungkinan
terjadinya kecurangan lebih tinggi. Auditor harus mempertimbangkan faktor-
faktor tersebut beserta informasi lainnya yang digunakan untuk mengukur risiko
kecurangan.
Prosedur analitis
Informasi Lainnya.
1. Diskusi dengan sesame personel tim kerja dalam perencanaan audit mengenai
kecurigaan terhadap adanya salah saji material dalam mengenai laporan keuangan
entitas yang disebabkan oleh kecurangan.
2. Prosedur yang dilakukan unruk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk
mengidentifikasi dan mengukur risiko kecurangan material.
3. Risiko spesifik dalam kecurangan material yang telah diidentifikasi dan deskripsi
respons auditor terhadap risiko–risiko tersebut.
4. Alasan-alasan yang mendukung suatu kesimpulan bahwa hal tersebut bukan
merupakan risiko yang signifikan pengakuan pendapatan material yang tidak tepat.
5. Hasil dari prosedur yang dijalankan untuk mengatasi risiko dominasi pengendalian
oleh manajemen.
6. Kondisi-kondisi lain serta hubungan analitis yang mengindikasikan bahwa prosedur
audit tambahan atau penanganan lainnya diperlukan, dan tindakan-tindakan
tersebut telah dijalankan oleh auditor.
7. Sifat komunikasi mengenai kecurangan yang dilakukan dengan manajemen, komite
audit atau lainnya.
Manajemen bertanggung jawab untuk menerapkan tata kelola perusahaan dan prosedur
pengendalian untuk mengurangi resiko kecurangan yang dapat dilakukan melalui kombinasi
antara tindakan pencegahan,antisipasi dan pendeteksian. Dengan menerapkan program-
program dan pengendalian antikecuragan, manajemen dapat mencegah kecurangan dengan
mengurangi kesempatan yang memungkinkan terjadinya kecurangan. Untuk membantu
manajemen dan dewan direksi dalam menjalankan usaha antikecurangan, AICPA, bekerja
sama dengan beberapa organisasi profesi terkait, menerbitkan Program dan Pengendalian
Antikecurangan bagi Manajemen: Panduan untuk Membantu Mencegah, Mengantisipasi, dan
Mendeteksi Kecurangan. Panduan tersebut mengidentifikasi adanya 3 elemen untuk
mencegah,mengantisipasi dan mendeteksi kecurangan, yaitu Budaya kejujuran dan etika yang
bernilai tinggi, Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi resiko-resiko kecurangan dan
pengawasan dari komite Audit.
Cara yang paling efektif untuk mencegah kecurangan dan mengantisipasinya yaitu dengan
menerapkan program-program dan pengendalian antikecurangan yang berdasarkan pada
nilai-nilai utama yang dianut oleh perusahaan. Dengan adanya nilai-nilai tersebut dapat
membantu menciptakan suatu budaya kejujuran dan etika yang dapat menjadi dasar bagi
tanggung jawab para pegawai. Terdapat 6 elemen untuk menciptakan budaya kejujuran dan
etika yang bernilai tinggi, yaitu :
Manajemen dan dewan direksi bertanggung jawab untuk meberikan teladan dalam
perilaku yang beretika dalam perusahaan melalui komunikasi yang baik terhadap
bawahannya serta meyakinkan bahwa perilaku tidak jujur atau tidak etis tifak dapat
diterima,walaupun itu menguntungkan bagi perusahaan.
Lingkungan kerja yang positif dapat menciptakan moral pegawai yang lebih baik
sehingga akan mengurangi kemungkinan dilakukannya kecurangan terhadap
perusahaan. Caranya yaitu dengan mengurangi tekanan yang berlebihan terhadap
pegawai dan memberikan suatu proses pengaduan jika ada kecurigaan atau ada
kecurangan atau potensi pelanggaran kode etik lainnya.
Perlu adanya kebijakan pemilihan yang efektif terkait dengan penempatan orang
yang nantinya akan memegang posisi-posisi penting. Kebijakan mencakup latar
belakang kandidat yang akan dipekerjakan atau yang dipromosikan untuk posisi
penting.
Pelatihan
Konfirmasi
Disiplin
Kecurangan tidak dapat terjadi tanpa adanya kesempatan yang terbuka untuk melakukan
dan menutupi tindakan tersebut. Manajemen bertanggung jawab untuk melakukan
tindakan-tindakan sebagai berikut :
Pelaku kecurangan seringkali memiliki pengetahuan yang baik dalam prosedur audit.
Untuk alasan itu maka PSA 70 mengharuskan auditor untuk menerapkan rencana audit
yang tidak dapat diprediksi.
Auditor merancang prosedur audit yang tepat digunakan untuk mengatasi resiko audit
spesifik sesuai dengan akun yang sedang diaudit dan jenis resiko kecurangan yang
teridentifikasi.
3. Merancang dan Melakukan Prosedur-Prosedur untuk mengatasi Dominasi Manajemen
Terhadap Pengendalian.
PSA 70 menempatkan focus yang lebih besar untuk pemahaman atas dasar rasionalitas
bisnis untuk transaksi-transaksi tidak biasa yang signifikan yang mungkin di luar
kebiasaan bisnis perusahaan. Jadi disini auditor harus mendapatkan pemahaman atas
tujuan-tujuan dari setiap transaksi yang signifkan untuk menilai apakah transaksi
tersebut terkait dengan kecurangan dalam laporan keuangan.
Penilaian auditor terhadap resiko salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan
harus terus berjalan di sepanjang pengauditan dan dikoordinasikan dengan prosedur
penilaian resiko lainnya dengan mewaspadai kondisi-kondisi sebagai berikut :
Auditor juga menggunakan program kertas kerja dasar seperti excel untuk melakukan prosedur
analitis pada beberapa tingkatan. Auditor juga memperluas prosedur substantif lainnya untuk
menangani tingginya risiko kecurangan . seringkali, risiko kecurangan tinggi untuk beberapa
akun menurut estimasi subjektif manajemen. Untuk merespon tingginya risiko yang digunakan
dalam asumsi manajemen yang tidak tepat untuk mengestimasi saldo akun, seperti penyisihan
untuk keusangan persediaan, auditor dapat menggunakan jasa ahli untuk membantunya dalam
mengevaluasi keakuratan dan keandalan asumsi-asumsi kunci yang digunakan manajemen.
Ketika auditor menentukan bahwa kecurangan mungkin telah terjadi, PSA 70 mengjaruskan
auditor untuk membahas hal tersebut dan juga pendekatan audit yang digunakan untuk
penyelidikan lebih lanjut dengan tingkat manajemen yang tepat, meskipun masalah tersebut
dianggap tidak penting.
Terkadang, auditor mengidentifikasi risiko salah saji material yang disebabkan oleh
kecurangan yang memiliki implikasi terhadap pengendalian internal. Dalam beberapa kasus ,
pertimbangan auditor terhadap program dan pengendalian anti kecurangan yang dibuat oleh
manajemen dapat mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang menyebabkan gagalnya
penanganan terhadap resiko kecurangan tersebut. Hasil dari prosedur-prosedur yang dijalankan
oleh auditor dapat mengindikasikan adanya salah saji yang material yang disebabkan oleh
kecurangan sehingga auditor harus mempertimbangkan kemungkinan untuk mengundurkan
diri dari perikatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kecurangan didefinisikan sebagai salah saji dalam laporan keuangan yang dilakukan
dengan sengaja. Dua kategori utama kecurangan adalah kecurangan dalam laporan keuangan
dan penyalahgunaan asset. Kecurangan dalam laporan keuangan merupakan salah saji atau
penghapusan terhadap jumlah ataupun pengungkapan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
untuk mengelabui para penggunanya. Penyalahgunaan aset merupakan kecurangan yang
melibatkan pencurian atas aset milik suatu entitas.
Pelaku kecurangan seringkali memiliki pengetahuan yang baik dalam prosedur audit.
Untuk alasan itu maka PSA 70 mengharuskan auditor untuk menerapkan rencana
audit yang tidak dapat diprediksi.
Auditor merancang prosedur audit yang tepat digunakan untuk mengatasi resiko
audit spesifik sesuai dengan akun yang sedang diaudit dan jenis resiko kecurangan
yang teridentifikasi.