Professional Documents
Culture Documents
BAB XI
ANALISIS BUTIR TES
PENDAHULUAN
Kelemahan utama butir tes buatan guru adalah konstruksinya kurang
tersusun dengan baik dan benar. Kelemahan ini terutama disebabkan
oleh terbatasnya waktu yang tersedia untuk menyusun butir tes yang
berkualitas dan tidak adanya kesempatan uji coba dan analisis butir-butir
tes yang digunakan di kelas. Di samping itu, masih banyak guru yang
kurang terlatih dalam menulis butir tes yang berkualitas. Akibat dari
kelemahan ini adalah banyak butir tes yang digunakan oleh guru tidak
valid dan tidak reliabel serta tidak dapat mengukur aspek hasil belajar
yang hendak diukur. Untuk mengatasi kelemahan ini maka setiap guru
diharapkan untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
menulis, menganalisis, dan menilai kualitas tes.
Sejalan dengan itu, maka dalam bab ini dipaparkan konsep, teknik,
dan prosedur analisis butir tes yang mencakup perlunya analisis butir
tes, proses analisis butir tes, dan teknik pemilihan butir-butir tes yang
berkualitas. Setelah mendalami bab ini maka diharapkan para pembaca
akan dapat memahami dan mampu menganalisis dan memilih butir-butir
tes yang berkualitas.
229
Analisis Butir Tes
230
Analisis Butir Tes
Di samping itu, agar hasil analisis butir tes lebih cermat dan stabil
maka responden yang digunakan sebagai kelompok ujicoba harus setara
dengan kemampuan siswa yang akan diukur oleh tes yang sedang
dianalisis dan harus berjumlah banyak sehingga distribusi skor mereka
lebih bervariasi. Jumlah responden uji coba yang disarankan oleh
kebanyakan pakar pengukuran adalah berkisar antara 5 sampai dengan
10 kali lipat banyaknya butir tes yang akan dianalisis (Lihat: Nunnaly,
1970; Gable, 1986; Crocker dan Algina, 1986).
231
Analisis Butir Tes
Tabel 11.1
Jawaban 34 Siswa SMP atas 10 Butir Tes Pilihan Ganda
Kelom- Nama Nomor Butir
pok Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ali A C B B C C B A B D
Bintang A C B B C C B A B D
Tuti A C B B C C E A B D
Atas Tini A B B B C C B A B D
Tatang A C B B C C B A B D
Agus A C B B C C B A B D
Mita A C B B C C B A B D
Maman A C B B C C B A B D
Denis A C B B C C B A B D
Joni A C B B B C B A B D
Kunci A C B B C C B A B D
Jumlah A 10 0 0 0 0 0 0 10 0 0
siswa B 0 1 10 10 1 0 9 0 10 0
yang C 0 9 0 - 9 10 0 0 0 0
memilih D 0 - 0 - 0 0 0 0 0 10
pilihan E - - - - - 1 - - -
Sedang Jumlah
Benar 14 12 12 13 12 13 11 11 12 12
Munir A C B B D C E A A D
Mamat A C B B D C D A B D
Mawar C B B B C C B A B C
Neti A C B B C C E A B D
Beti A C B B C C E A B B
Mono A C B B C C A B B B
Surya A C D B C C D C D A
Perdana A B A A C C B B C A
Bawah Tamin D C C A B B C B A D
Tia C B B B D C E C D D
Kunci A C B B C C B A B D
Jumlah A 7 0 1 2 0 0 1 5 2 2
siswa B 0 3 7 8 1 1 2 3 5 2
yang C 2 7 1 - 6 9 1 2 1 1
memilih D 1 - 1 - 3 0 2 0 2 5
pilihan E - - - - - - 4 - - -
Catatan: Tanda (-) tidak tersedia pilihan itu
232
Analisis Butir Tes
Indeks kesukaran dan indeks daya beda butir tes digunakan untuk
penyempurnaan butir-butir tes apabila dari hasil analisis ditemukan butir
yang: (1) terlalu mudah, (2) terlalu sukar, dan (3) tidak mampu
membedakan antara kelompok atas dan kelompok bawah. Di samping
itu, informasi yang diperoleh dari analisis butir mungkin pula digunakan
untuk menilai keefektifan pembelajaran di kelas dan menentukan pokok
bahasan atau subpokok bahasan yang memerlukan pengajaran
remedial.
Beberapa tahapan dalam analisis butir tes adalah: (1) memberi skor
terhadap jawaban siswa, (2) menyusun jawaban siswa dari skor tertinggi
ke skor terendah, (3) menentukan kelompok atas, kelompok sedang,
dan kelompok bawah dengan cara mengambil 27% dari skor tertinggi
sebagai kelompok atas dan 27% dari skor terendah sebagai kelompok
bawah, (4) membuat ringkasan respons setiap pilihan (khusus untuk tes
PG) pada kelompok atas dan kelompok bawah dan menghitung jumlah
jawaban benar pada kelompok sedang, (5) menghitung tingkat
kesukaran setiap butir tes, (6) menghitung daya pembeda setiap butir
tes, (7) memeriksa keberfungsian pilihan, pilihan yang ambigu, dan
kesalahan kunci jawaban (khusus untuk tes PG).
233
Analisis Butir Tes
Banyaknya siswa kelompok atas tengah bawah yang menjawab benar suatu butir tes
p
Total siswa yang menjawab butir tes tersebut
Nb
atau disingkat menjadi p
Nt
10 14 7
Butir nomor 1 p 0,91
34
Penggunaan informasi tingkat kesukaran butir tes. Tingkat
kesukaran butir tes dapat digunakan untuk kepentingan ujian dan
pembelajaran di kelas, seperti dicontohkan dalam Tabel 11.2.
234
Analisis Butir Tes
Tabel 11.2
Contoh Penggunaan Indeks Kesukaran Butir Tes (p)
Tujuan Prosedur Komentar
Menentukan Temukan butir-butir tes a. Skor tes yang rendah
konsep-konsep yang nilai p-nya paling mungkin disebabkan oleh
yang perlu rendah, nilai ini mungkin pembelajaran yang kurang,
diajarkan sebagai indikasi butir tes tidak benar, siswa
kembali perlunya pengajaran tidak belajar, atau motivasi
ulang rendah dalam merespons tes.
b. Skor sejumlah butir yang
homogen lebih reliabel
dibanding dengan skor satu
butir tes
Indikasi Hitung nilai p butir yang a. Lihat komentar a dan b
kekuatan dan sama pada suatu di atas.
kelemahan wilayah (misal propinsi) b. Cara ini hanya berlaku
kurikulum kemudian bandingkan untuk tes baku.
235
Analisis Butir Tes
10 7
Butir nomor 1 D 0,3
10
96
Butir nomor 5 D 0,3
10
92
Butir nomor 7 D 0,7
10
236
Analisis Butir Tes
237
Analisis Butir Tes
C 0 1
D 0 2
E 1 4
238
Analisis Butir Tes
Suatu pilihan dikatakan ambigu jika siswa kelompok atas tidak dapat
membedakan kunci jawaban dengan satu atau lebih pengecoh yang
tersedia. Jika hal ini terjadi maka kelompok atas yang memilih pengecoh
tertentu hampir sama banyaknya dengan yang memilih kunci jawaban.
Perhatikan contoh berikut:
Contoh soal PKn
Isu politik uang sering kita dengar dalam setiap PILKADA di
seluruh Indonesia sejak masa reformasi, hal ini disebabkan
oleh, kecuali…
a. gampangnya memperoleh uang pelicin
b. lemahnya penegakan hukum di negara
kita*
c. peraturan yang tidak tegas
d. kurangnya kontrol dari masyarakat
Pilihan Kelompok Atas Kelompok Bawah
A 0 2
*B 6 4
C 6 4
D 0 2
239
Analisis Butir Tes
240
Analisis Butir Tes
241
Analisis Butir Tes
Jumlah Salah
Skor = Jumlah Benar Banyaknya Pilihan 1
S
atau S B
N 1
Contoh perhitungan:
242
Analisis Butir Tes
Untuk butir nomor 1 dan nomor 7 pada tabel 11.1 dapat dihitung
sebagai berikut:
3
Butir 1 Skor = 31 30
4 1
12
Butir 7 Skor = 22 18
4 1
Jumlah Salah S
Skor = Jumlah Benar atau S B
2 2
Pengurangan skor melalui penggunaan rumus-rumus ini akan
merugikan siswa. Untuk mengatasi hal ini maka dalam pelaksanaan
tes siswa dianjurkan untuk tidak menebak jika sama sekali tidak
mengetahui jawabannya. Dalam hal ini akan terdapat sejumlah butir
yang ditinggalkan atau tidak dijawab oleh siswa-siswa tertentu.
Usaha siswa untuk meninggalkan sejumlah butir dihargai dengan
menggunakan rumus penskoran sebagai berikut:
243
Analisis Butir Tes
Korelasi biserial titik adalah korelasi antara skor butir tes dengan
skor total. Korelasi biserial titik dapat disamakan dengan daya beda
butir, namun rpbi itu sendiri perlu dihitung karena dapat memberikan
refleksi yang sebenarnya dari kontribusi setiap butir tes terhadap
keberfungsian tes. Semakin tinggi rpbi suatu butir tes semakin tinggi
kontribusinya dalam memprediksi total skor tes. Suatu butir tes dapat
dipertahankan apabila memiliki rpbi 0,30. Rumus yang digunakan
adalah:
M p Mt p
rpbi
t q
di mana:
Mp = rerata jawaban benar pada butir tes;
Mt = rerata skor total;
p = proporsi jawaban benar; dan
q = proporsi jawaban salah (1-p).
Tabel 11.3
Petunjuk Pemilihan Butir Tes
244
Analisis Butir Tes
TUJUAN TES
Pengukuran kemampuan relatif siswa Pengukuran
KRITERIA Pengelompokkan Pembagian siswa kemampuan Absolut
keseluruhan siswa atas beberapa (Penguasaan tujuan
sesuai urutan kelompok sesuai pembelajaran di
kemampuannya kemampuannya kelas)
Tujuan Menentukan Membagi siswa Menilai pencapaian
umum kedudukan semua dalam dua kelompok siswa atas tujuan
siswa sesuai sesuai dengan pembelajaran.
capaiannya dalam kemampuan mereka.
pelajaran tertentu.
Tujuan Menentukan Membagi siswa Menentukan
khusus tes perbedaan hasil dalam dua persentase
belajar masing- kelompok. pencapaian siswa
masing siswa. atas tujuan
pembelajaran.
Kisi-kisi tes Butir-butir tes Butir-butir tes Butir-butir tes mewakili
mencakup mencakup semua subpokok
keseluruhan topik- keseluruhan topik bahasan dan tujuan
topik penting. penting. pembelajaran.
Penggunaan Pada setiap topik Pada setiap topik, Tidak memilih butir
indeks dalam kisi-kisi tes, pilih butir tes yang berdasarkan indeks
kesukaran pilih butir-butir tes nilai p-nya lebih kesukarannya (p),
butir (p) yang: Nilai p-nya besar dari persentase tetapi pelajari setiap
antara 0,16 dan siswa yang akan nilai p untuk
0,84 jika kinerja ditempatkan pada memastikan
dalam tes hanya kelompok atas. Misal mungkin terdapat
mengukur satu jika kelas akan dibagi kesalahan dalam
kemampuan. dua kelompok (50%) penulisan butir tes.
Nilai p-nya antara maka nilai p yang
0,40 dan 0,60 jika diambil = 0,60. Jika
kinerja dalam tes dibagi atas 27% dan
mewakili beberapa bawah maka butir
kemampuan yang harus memiliki nilai p
berbeda. = 0,35 (ini hanya
berlaku pada tes
yang mengukur satu
kemampuan)
Penggunaan Pada setiap topik Pada setiap topik Semua butir tes harus
daya beda dalam kisi-kisi tes, dalam kisi-kisi tes, memiliki nilai D > 0,0.
butir (D) pilih butir-butir tes pilih butir-butir tes Kecuali ada alasan
yang memiliki nilai yang memiliki nilai D kuat atas penggunan
D lebih besar atau lebih besar atau butir yang nilai D-nya
sama dengan sama dengan +0,30. negatif.
+0,30.
245
Analisis Butir Tes
246
Analisis Butir Tes
KESIMPULAN
Analisis butir tes dilakukan untuk menyederhanakan dan
menggunakan informasi dari jawaban siswa untuk penetapan keputusan
tentang perangkat tes yang digunakan. Untuk kepentingan analisis butir
tes, maka tes perlu diujicobakan kepada kelompok responden yang
memiliki karakteristik mirip dengan kelompok sasaran yang hendak
diukur dengan tes yang sedang dianalisis. Di samping itu, agar hasil
analisis butir tes lebih cermat dan stabil maka responden yang
digunakan sebagai kelompok ujicoba harus berjumlah banyak sehingga
distribusi skor mereka lebih bervariasi. Jumlah responden uji coba yang
disarankan oleh kebanyakan pakar pengukuran adalah sekitar 5 sampai
dengan 10 kali lipat banyaknya butir tes yang akan dianalisis.
Alasan perlunya analisis butir tes: (1) mengetahui kekuatan dan
kelemahan butir tes sehingga dapat dilakukan perbaikan dan seleksi, (2)
memberikan informasi tentang spesifikasi butir tes secara lengkap, (3)
mengetahui daya beda dan tingkat kesukaran butir tes, (4) memilih butir
tes yang berkualitas untuk disimpan dalam bank butir, dan (5) untuk
menyusun perangkat tes paralel.
Jika menulis suatu tes untuk mengukur kemampuan relatif siswa
(penilaian acuan norma), maka perlu diingat bahwa jika dua butir tes
mengukur tujuan yang sama, memiliki tingkat kesukaran yang sama,
tetapi memiliki daya beda butir yang tidak sama, maka pilihlah butir yang
memiliki indeks daya beda yang lebih tinggi. Untuk tes acuan patokan,
yaitu untuk mengukur hasil belajar siswa di kelas maka statistik butir tes
kurang berperan dalam pemilihan butir tes. Pertimbangan utama dalam
pemilihan butir tes di kelas adalah keterwakilan tujuan pembelajaran,
karakteristik pokok bahasan dan subpokok bahasan yang diukur, dan
karakteristik siswa yang diukur. Statistik butir tes hanya digunakan untuk
menyempurnakan butir-butir tes.
247