Professional Documents
Culture Documents
TRADISIONAL
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahan Alam Farmasi
Disusun Oleh:
Farmasi 3D
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat
serta petunjuk-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah saintifikasi dan
rasionalisasi obat tradisional ini.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarga dan sahabatnya, serta seluruh umat yang
senantiasa taat dalam menjalankan syariatnya
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa
bermanfaat, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi penyusunan maupun pembahasannya.
Kritik dan saran dari pembaca sebagai koreksi sangat saya harapkan untuk
perbaikan makalah ini . Semoga taufik, hidayah dan rahmat senantiasa menyertai
kita semua menuju terciptanya keridhaan Allah SWT.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................................
A. Latar belakang
C. Tujuan
Mengetahui saintifikasi dan rasionalisasi obat tradisional ditawangmangu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a) Pengobatan tradisional
Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara,
obat dan pengobatnya yang mengacu kepada pengalaman, keterampilan turun
temurun, dan/atau pendidikan/pelatihan, dan diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku dalam masyarakat.
b) Obat Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran
bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman (Kepmenkes, 2003).
Jamu adalah obat tradisional yang berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan,
hewan, mineral, sediaan galenik, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang
secara turun temurun dipergunakan dalam upaya pengobatan berdasarkan
pengalaman. Bentuk sediaan terwujud sebagai serbuk seduhan, rajangan untuk
seduhan dan sebagainya. Sedangkan fitofarmaka adalah sediaan obat yang telah
dibuktikan keamanann ya dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau
sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku. Dasar pembuatan
simplisia meliputi beberapa tahapan. Adapan tahapan tersebut dimulai dari
pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, pengubahan bentuk,
pengeringan, sortasi kering, pengepakan dan penyimpanan. (Gunawan dan Sri
Mulyani, 2004)
b. Mendorong terbentuknya jejaring dokter atau dokter gigi dan tenaga kesehatan
lainnya sebagai peneliti dalam rangka upaya preventif, promotif, rehabilitatif
dan paliatif melalui penggunaan jamu.
c. Meningkatkan kegiatan penelitian kualitatif terhadap pasien dengan
penggunaan jamu.
d. Meningkatkan penyediaan jamu yang aman, memiliki khasiat nyata yang teruji
secara ilmiah, dan dimanfaatkan secara luas baik untuk pengobatan sendiri
maupun dalam fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Saintifikasi jamu dalam rangka kuratif hanya dapat dilakukan atas permintaan
tertulis pasien sebagai komplementer-alternatif setelah pasien memperoleh
penjelasan yang cukup(permenkes, 2010)
BAB III
PEMBAHASAN
A. Saintifikasi Jamu
Saintifikasi jamu adalah upaya untuk mengangkat jamu agar dapat
mempunyai nilai ilmiah. Bahan-bahan jamu atau campuran jamu ini didukung oleh
data-data uji praklinik pada hewan coba baik in vitro dan uji klinik terbatas pada
sejumlah pasien. Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2010, menunjukkan
bahwa 50% penduduk Indonesia menggunakan jamu baik untuk menjaga kesehatan
maupun untuk pengobatan karena sakit. Data Riskesdas ini menunjukkan bahwa,
jamu sebagai bagian dari pengobatan tradisional, telah diterima oleh masyarakat
Indonesia. Meskipun pengobatan tradisional, termasuk jamu, sudah banyak
digunakan oleh tenaga kesehatan profesional maupun battra, namun banyak tenaga
profesional kesehatan yang mempertanyakan pengobatan tradisional (jamu) dalam
pelayanan kesehatan formal. Hal ini bisa dimengerti, karena sesuai dengan Undang-
undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, dokter/dokter gigi dalam
memberikan pelayanan kesehatan harus memenuhi standar pelayanan medis, yang
pada prinsipnya harus memenuhi kaidah praktik kedokteran berbasis bukti
(evidence based medicine)
1. Analgenik inflamasi
2. Imunomodulator
3. Diabetes
4. Hiperurikemia
5. Hipertensi
6. Antihemoroid
7. Kolesterol
8. Nefrolitiasis
9. Fertilitas
10. Batuk
11. Common cold
12. Roborantia
13. Nafsu makan
14. Antikanker
15. Asma
16. Hepatoprotektor
17. Gangguan lambung
18. Preventif-promotif
KESIMPULAN
Saintifikasi jamu adalah upaya untuk mengangkat jamu agar dapat mempunyai nilai
ilmiah. Saintifikasi jamu dikembangkan agar dapat dipromosikan oleh profesional
medis dalam kesehatan formal, bertujuan untuk memberikan dasar ilmiah
pemanfaatan jamu di pelayanan kesehatan, membangun jaringan, mendorong
penyediaan jamu yang aman, efektif, dan berkualitas. Rasionalisasi dilakukan
terkait dengan masih banyaknya ditemui penyusunan obat tradisional yang tidak
rasional (irrasional) ditinjau dari jumlah bahan penyusunnya.
DAFTAR PUSTAKA