You are on page 1of 37

ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS

Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK


Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PPPPTK)
Bidang Mesin dan Teknik Industri
Bandung, Indonesia

PENGENALAN PROGRAM ENERGI TERBARUKAN


PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI INDONESIA

MODUL SISWA SMK


PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA
(PLTS)
Modul No. ET- PLTS-S01-06

PEMASANGAN SISTEM PLTS

Editor:
Juhari
Toni Karyasaputra

Didukung oleh Disponsori oleh

Bandung, September 2008

1
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

PROYEK
PENGENALAN PROGRAM ENERGI BARU TERBARUKAN
PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI INDONESIA

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS)

Modul No. ET- PLTS-S01-06

PEMASANGAN SISTEM PLTS

DiEDIT oleh:

Juhari, S.Pd.
Toni Karyasaputra, S.Pd., M.Pd.

Diterbitkan oleh:

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN


PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PPPPTK)
Bidang Mesin dan Teknik Industri
Bandung, Indonesia

Bekerja sama dengan

KEDUTAAN BESAR BELANDA


SENTERNOVEM-
EDUCATION AND TRAINING CONSULTANT (ETC) ENERGY
Technical Training Program
Belanda

Didukung oleh

Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan
Micro Hydro Power Project- GTZ
PT. Entec Bandung

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa pun,
termasuk fotokopi, tanpa ijin tertulis dari Penerbit

Edisi 1
Bandung, September 2008

2
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

KATA PENGANTAR

Mulai tahun 2006 sampai dengan 2009 Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri/ PPPPTK BMTI
Bandung (Technical Education Development Centre Bandung) bekerjasama dengan
SenterNovem dan ETC/ Technical Training Program the Netherlands, memperkenalkan
Program Energi Terbarukan pada Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia. program
Energy Terbarukan diperkenalkan kepada siswa SMK sebagai hasil rekomendasi dari
Bilateral Energy Working Group Meeting Indonesia-the Netherlands yang ke-15 di
Lombok.
Ada empat bidang teknik energi terbarukan yang akan diperkenalkan secara bertahap,
yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), Pembangkit Listrik Tenaga
Matahari (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dan Pembangkit Listrik Tenaga
Biomassa (PLTBM). Pengenalan PLTS pada SMK dilakukan oleh PPPPTK BMTI
Bandung dengan bimbingan teknis dari PT Entec Indonesia dan PT GMN, sebuah
perusahaan konsultan bidang PLTS.
Ada 10 judul modul PLTS yang telah berhasil dibuat oleh Tim Pengembang Program
Energi Terbarukan dari PPPPTK BMTI Bandung yang dirancang berdasarkan kurikulum
PLTS yang juga disusun oleh tim tersebut. Dengan adanya kebijakan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), hingga saat ini modul-modul PLTS tersebut dapat dipelajari di
SMK sebagai:
1. Modul-modul tambahan (supplement), pelengkap (complement), atau pengganti
(subsitute) pada program studi keahlian Ketenagalistrikan, khususnya kompetensi
keahlian Pembangkitan
2. Modul-modul pembelajaran pada mata pelajaran Muatan Lokal Energi Terbarukan,
dimana SMK yang membuka kompetensi keahlian Pembangkitan dapat memilih
Energi Terbarukan sebagai mata pelajaran Muatan Lokal di sekolah tersebut.
Untuk mendukung implementasi pembelajaran PLTS di SMK, maka PPPPTK BMTI
Bandung menyelenggarakan Diklat Guru PLTS yang dilaksanakan selama empat level,
masing-masing satu bulan. Karena sifat pembelajaran PLTS yang multi disiplin, maka
para peserta diklat pun terdiri dari para guru Kelistrikan dan Elektronika yang
diorganisasikan secara khusus.

Bandung, 24 September 2008


PPPPTK BMTI Bandung
Kepala,

Drs. Murtoyo, MM.


NIP 131126143

3
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009 04-01
05-01
PETA KOMPETENSI DAN MODUL PLTMH 04-02
05-02
Nama dan Kode Modul ET-PLTS untuk SMK
04-03
05-03
04-04
S01-01 S01-02 S01-03 S01-04 S01-05

S01-06 S01-07 S01-08 S01-09 S01-10

N0 Nama Modul Kode


1 Kerja Bangku Elektro (Penggunaan dan ET-PLTS-S01-01
Pemeliharaan Peralatan Elektro)
2 Gambar Teknik Elektro ET-PLTS-S01-02
3 Pengenalan Teknologi Tenaga Surya ET-PLTS-S01-03
4 Pengukuran Elektro ET-PLTS-S01-04
5 Komponen-komponen PLTS ET-PLTS-S01-05
6 Pemasangan Sistem PLTS ET-PLTS-S01-06
7 Pengoperasian PLTS ET-PLTS-S01-07
8 Perawatan Unit PLTS ET-PLTS-S01-08
9 Penginspeksian Sistem PLTS ET-PLTS-S01-09
10 Pembuatan Model Aplikasi PLTS ET-PLTS-S01-10

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
Daftar Isi....................................................................................................................3
Daftar Gambar..........................................................................................................3
Glossarium................................................................................................................4

4
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

I. PENDAHULUAN...............................................................................................6
A. Deskripsi.....................................................................................................6
B. Prasyarat....................................................................................................6
C. Petunjuk Penggunaan Modul.....................................................................6
D. Kompetensi.................................................................................................7
E. Tujuan Akhir................................................................................................7
F. Cek Kemampuan........................................................................................7
II. PEMBELAJARAN.............................................................................................8
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1...............................................................................8
PEMASANGAN SHS................................................................................................8
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2.............................................................................16
PEMASANGAN PLTS TERPUSAT.........................................................................16
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2.............................................................................26
PEMASANGAN POMPA AIR TENAGA SURYA.....................................................26
III. EVALUASI.......................................................................................................32

Daftar Gambar

Gambar 1: Sistem penerangan individual atau Solar Home System (SHS).........10


Gambar 2: Skema pemasangan SHS (3 lampu)...................................................11
Gambar 3: Skema pemasangan modul ke dudukan modul..................................12
Gambar 4: Skema umum instalasi pompa air tenaga surya.................................27

5
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Gambar 5: Sistem SESF terpusat.........................................................................18


Gambar 6: Bentuk gelombang Pure Sine Wave....................................................20

6
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Glossarium

AC : Alternating current atau arus bolak-balik


Accu Zuur : Larutan asam atau larutan elektrolit yang ada di dalam
batere
Ah : Ampere-hour, satuan kapasitas baterai
Ampere : satuan arus listrik
Battery-coupling : Tipe sistem tenaga surya yang menggunakan baterai
sebagai penyimpan energi
BCU : Battery Control Unit, adalah perangkat pengontrol
proses charge dan discharge baterai

7
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Debit air : Volume air (m3) yang mengalir per satuan waktu
Direct-coupling : Tipe sistem tenaga surya yang langsung menyuplai
beban tanpa menggunaka baterai
Inverter : Merupakan konverter yang mengubah input DC
menjadi output AC
Lead-Acid battery : Jenis baterai yang terdiri dari kombinasi timbal dan
asam
LED : Light Emitting Diode, biasanya digunakan sebagai
lampu indicator pada perangkat seperti BCU dan
inverter
Over charge : Proses pengisian baterai yang berlebih
Over discharge : Proses pengosongan baterai yang berlebih
PV Array : Rangkaian seri/parallel beberapa modul surya
PV Junction Box : Kotak di bagian belakang modul surya
PV Combiner Box : Kotak yang menggabungkan koneksi seluruh PV Array
SHS : Solar Home System, adalah sistem suplai listrik
menggunakan energi surya yang dikhususkan bagi
kebutuhan minimum rumah penduduk di daerah
terpencil
Volt : Satuan tegangan listrik
Watt : Satuan daya listrik
Wp : Watt-peak, daya puncak yang bisa dihasilkan suatu
Water counter : i. Adalah meter air, yaitu alat untuk mengukur debit
air

8
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

I. PENDAHULUAN

Deskripsi

Modul ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan peserta didik dan/atau


pelatihan tentang cara-cara pemasangan beberapa sistem pembangkit
listrik tenaga surya.

Materi yang disajikan pada modul ini berupa langkah-langkah dalam


pemasangan sistem dari mulai rangka penyangga modul hingga instalasi
listrik sistem.

Prasyarat

Agar siswa dapat mengikuti pembelajaran yang akan disampaikan didalam


modul, disarankan agar siswa telah mengusai modul komponen-komponen
SESF yang telah dipelajari dan dipraktekan terlebih dahulu.

Petunjuk Penggunaan Modul

Modul “Pemasangan PLTS” ini dibagai menjadi 3(tiga) kegiatan belajar


yang tersususun secara sistematis dan berurutan sebagai berikut.
1. Pemasangan SHS
2. Pemasangan PLTS Terpusat
3. Pemasangan Sistem Pompa Air Tenaga Surya

Pemahaman siswa terhadap prinsip dasar kerja dan karakteristik dari


komponen-komponen PLTS, serta penguasaan terhadap dasar-dasar
penginstalasian sistem tenaga surya sangat penting agar nantinya para
siswa dapat melakukan secara nyata dan mandiri di lapangan mulai dari
tahap awal, yaitu pemasangan sisem.
Karenanya, sebelum peserta didik beralih ke kegiatan belajar berikutnya
peserta harus mengerjakan test kinerja yang telah disiapkan pada setiap
akhir pokok bahasan/kegiatan belajar. Untuk menguji kebenarannya,
peserta bisa menggunakan kunci jawaban yang sudah tersedia,

Pada akhir anda mempelajari modul ini anda harus mengerjakan soal yang
sudah disediakan pada lembar evaluasi tanpa kunci jawaban. Untuk
meyakinkan jawabannya, peserta bisa menggunakan kunci jawaban yang
telah tersedia.

Untuk lulus dari modul ini peserta harus telah mengerjakan ke 3(tiga)
latihan serta mengerjakan evaluasi akhir dengan benar.

9
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Kompetensi

Sebagaimana telah disinggung diatas, peserta diharapkan telah membekali


diri dengan penguasaan dasar instalasi listrik, serta sedikit kemampuan
mekanikal.
Selanjutnya, peserta juga diharapkan mempunyai sedikit bekal mengenai
kimia-listrik, terutama untuk mendukung pembelajaran di bidang baterai
penyimpan. Terakhir adalah pengetahuan siswa mengenai unit pengendali,
komponen pengaman dan komponen listrik secara umum.

Tujuan Akhir

Setelah selesai mempelajari modul ini, peserta diharapkan menguasai


pemasangan beberapa sistem tenaga surya yang berbeda. Kemampuan
tersebut akan memberikan kesempatan bagi siswa pada bidang kerja yang
diminati, seperti: usaha sistem integrasi, sektor pemakai (user) PLTS, dan
wirausaha dibidang jasa instalasi.

Cek Kemampuan

No Latihan/ Tugas Hasil Tgl Paraf


yang telah kerjakan Ya Tidak Assessor
1 Latihan 1
2 Latihan 2
3 Latihan 3
4 Evaluasi Akhir

Keterangan assessor:

Rekomendasi assessor

Assessor,

10
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

1 PEMBELAJARAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
PEMASANGAN SHS

A. Tujuan

Praktikan diharapkan:
 Mampu merakit Solar Home System secara mandiri dan benar.
 Memahami aplikasi Solar Home System;

B. Keselamatan Kerja

Prosedur keselamatan utama pada percobaan kali ini lebih kepada hal-hal
yang berhubungan dengan lead-acid baterai.

Pada percobaan kali ini, tidak disarankan menyentuh atau memindah-


mindahkan baterai. Untuk mendapatkan informasi spesifikasi baterai, dapat
dilakukan dengan membuka penutup baterai di bagian atas baterai,
sehingga tidak perlu mengangkat-angkat atau membolak-balikkan baterai.

Jika tanpa sengaja larutan asam tertumpah dari baterai, segera netralisir
asam baterai yang tumpah dengan bubuk baking soda atau deterjen yang
sudah dicampur dengan air (hati-hati agar larutan asam tersebut tidak
menciprat saat mencampur dengan larutan deterjen). Untuk itu sebaiknya
sediakan sedikit deterjen, ember dan air ledeng di lokasi percobaan.

Hindari 3(tiga) hal tentang baterai yang membahayakan, seperti:


 Bahaya larutan baterai Accu Zuur atau asam baterai, jangan sampai
tersentuh kulit;
 Hubung singkat pada batere;
 Merokok dekat batere. Pada saat charging baterai menghasilkan gas
hidrogen yang bersifat eksplosif, untuk itu hindari adanya loncatan bunga
api atau spark di sekitar baterai;

Jika diperlukan, pergunakan topi keselamatan: sarung tangan dan pelindung


mata. Hal lain adalah melakukan pengoperasian sesuai dengan urutan
prosedur untuk melindungi komponen-komponen sistem dari kerusakan.
Khusus untuk baterai dihubungkan paling akhir ke sistem, setelah selesai
memeriksa rangkaian secara keseluruhan.

11
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

C. Peralatan

1. Modul surya

 Kapasitas : 50 Wp
 Jumlah : 1 buah

2. Kotak baterai, dilengkapi BCU dan saklar

 Jumlah : 1 unit

3. Baterai/Accu

 Jumlah : 1 buah

4. Rangka penyangga modul fotovoltaik

5. Kabel daya Fotovoltaik

 Tipe : Outdoor serabut, 2 x 2,5 mm


 Jumlah : 7m

6. Kabel instalasi

 Tipe : Indoor serabut, 2 x 1,5 mm


 Jumlah: 25m

7. Lampu, meliputi:

 Box lampu
 Inverter lampu (balast elektronik)
 Tabung Lampu TL, 10 W
 Jumlah: 3 set

8. Aksesoris/Utility

 Jumlah: 1 set

D. Uraian Materi

SESF Individual (yang umum disebut Solar Home System) di Indonesia


pada umumnya mempunyai tegangan kerja 12 Volt DC, dengan kapasitas
modul surya berkisar antara 50 Wp sampai dengan 300 Wp. Paket yang
paling banyak tersedia dipasar adalah paket sistem dengan kapasitas
modul surya 50 Wp.

12
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Sistem SHS ini umumnya dipasang pada rumah-rumah di daerah terpencil


dengan pola penyebaran rumah yang terpencar.

SHS selain terdiri dari modul surya juga terdiri dari komponenkomponen
lain seperti baterai dengan kapasitas 70 Ah, sistem pengontrol kondisi
baterai (BCR), Lampu DC 12 volt, dan stop kontak, seperti pada gambar
berikut ini:

Gambar 1: Sistem penerangan individual atau Solar Home System (SHS)

13
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

E. Langkah Kerja

1. Cara pemasangan SHS

a) Pasang Kabel daya di modul dengan memperhatikan kutub positif (+)


dan kutub negatif (-).

b) Pasang modul fotovoltaik pada penyangganya dengan kuat.

Atap/genteng
Modul fotovoltaik

50 cm
Rangka Penyangga

Tiang penyangga

Tiang kuda-kuda

Kabel daya
Klem pipa Langit-langit
(kabel modul)

Lampu TL 1 Lampu TL 2 Lampu TL 3


Kabel instalasi

Stop kontak DC
12 Volt
Dinding

Box baterai Kotak/box baterai


Kelengkapan :
& baterai
- Baterai
- Unit pengendali
baterai (BCU)
- Socket
- Saklar lampu
± 1.5 meter
Lantai

Gambar 2: Skema pemasangan SHS (3 lampu)

c) Pasang tiang penyangga di kuda – kuda atap rumah dengan ujungnya


menembus atap rumah kurang lebih 50cm, berikutnya masukkan kabel
daya ditiang penyangga lalu pasang dan arahkan modul mengikuti
arah utara, lalu kunci atau putar skrup penyangga modul.

14
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

d) Pasang kotak baterai di dinding terdekat dengan tempat modul


terpasang dengan ketinggian kurang lebih 1.5 meter dari lantai.

e) Hubungkan kabel daya dari modul ke terminal modul yang terletak


pada kotak baterai dan pasang kutub yang sesuai.

f) Pastikan saklar dalam posisi off /mati.

g) Pasang lampu – lampu ditempat yang diinginkan, dengan


menggunakan kabel instalasi hubungkan kutub (+) dan (-) inverter
yang ada di lampu dengan kutub yang sesuai pada SW1 – SW3.

h) Pasang baterai/accu di kotak bateraii lalu pasang kabel bateraii dari


BCU ke kepala bateraii/accu dengan kutub positif (+) dan negatif (-)
yang sama.

i) Bila lampu indikator merah menyala berarti listrik habis, oleh sebab itu
tunggu pengisian listrik dari matahari sampai lampu indikator merah
mati dan tekan saklar indikator untuk mengetahui berapa persen (10%
- 100%) listrik yang tersimpan.

j) Nyalakan lampu dengan menekan saklar pada posisi On.

Gbr. SKEMA PEMASANGAN MODUL KE DUDUKAN MODUL

Gambar 3: Skema pemasangan modul ke dudukan modul

15
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

2. Cara pemasangan tiang penyangga modul :

a) Rangkaikan kabel modul (a) ke box panel modul (b) sesuai


dengan kutub (+) dan (-) masing - masing.

b) Pasang 2 (dua) siku (d) ke profile T (e) dengan mur baut yang
telah tersedia.

c) Pasang tiang penyangga (f) di kuda - kuda atau dinding/tiang


rumah keluar menembus atap sepanjang  50 cm. Pasang klem U
yang disediakan (3 buah) dengan rapat (usahakan jangan sampai
goyang atau berputar).

d) Pasang profile T yang sudah diset pada langkah 2 ke tiang


peyangga.

e) Masukan kabel modul ke lubang yang sudah disediakan di bagian


atas profile T sampai keluar melalui bagian bawah tiang
penyangga.

f) Pasang modul ke aluminium siku dan kunci dengan mur baut (4


buah) yang telah disediakan.

g) Posisikan modul ke arah utara dengan cara memutar profileT.


Kunci 2 (dua) mur yang ada.

16
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

3. Berbagai pilihan pemakaian beban/lampu

Tabel 1: Variasi beban lampu SHS

F. Tes formatif

1. Pemasangan tiang penyangga modul menembus atap rumah. Apa tujuan


dari langkah ini bagi modul surya?

Penjelasan : untuk memberi peluang bagi sirkulasi udara yang baik,


sehingga modul tidak terlalu panas.

2. Berapa kisaran sudut kemiringan rata-rata peletakan modul surya di


Indonesia?

Penjelasan: Idealnya disesuaikan dengan posisi lintang, tetapi juga harus


ada kemungkinan untuk pembersihan alami oleh air hujan. Maka secara
umum ditetapkan sekitar 10 – 15°

3. Berapa kira-kira ketinggan peletakan BCU dari lantai untuk meghindari


jangkauan anak-anak?

17
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Penjelasan: Sekitar 1,5 meter

4. Menggunakan tombol yang mana dalam menyalakan beban lampu?

Penjelasan: Menggunakan saklar beban yang terdapat pada BCU

5. Dapatkah pengguna menggunakan beban seperti radio/tape? Bagaimana


langkah yang disarankan apabila ingin menggunakan beban tersebut?

Penjelasan: Untuk beban radio/tape dengan catu daya 6V dan 9V agar


menggunakan jack yang telah disediakan dengan terlebih dahulu dipilih
tegangan yang sesuai. Jangan lupa untuk memperhatikan kutub (+/-).

18
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
PEMASANGAN PLTS TERPUSAT

A. Tujuan

Praktikan diharapkan:
 Mampu merakit sistem SESF terpusat secara mandiri dan benar.
 Memahami aplikasi sistem SESF terpusat.

B. Keselamatan kerja

Demi keselamatan petugas intalasi dan keamanan peralatan, sebelum


menjalankan pekerjaan hal-hal berikut ini agar diperhatikan:

- Pekerjaan listrik sedikitnya dilakukan oleh dua orang dan hanya


dilakukan oleh petugas yang teruji untuk bekerja pada tegangan tinggi
(baik DC maupun AC) dan menguasai rancangan sistem keseluruhan.
- Agar diingat bahwa pada saat matahari bersinar tegangan terbuka
generator fotovoltaik dapat mencapai arus DC yang besar, jadi cukup
berbahaya.
- Tegangan DC baterai selalu terbentuk dan tanpa disadari (tegangan DC
tidak memberikan efek kejut) seringkali terjadi bahwa tubuh kita
mengalami kontak dengan kutub-kutub baterai pada saat bekerja. Hal ini
dapat berakibat fatal.
- Arus hubung singkat baterai yang besar.
- Apabila menggunakan alat-alat mekanikal, seperti : obeng, tang dan
kunci pas, harus digunakan dengan sangat hati-hati. Apabila mungkin
gunakan peralatan yang terisolasi dengan baik.
- Gunakan alas kaki yang mempunyai isolasi yang baik, apabila
dimungkinkan gunakan sepatu yang dirancang khusus untuk keperluan
pekerjaan listrik.
- Periksa ulang apakah semua saklar, sekring, dan MCB telah berada pada
posisi “OFF”.
- Ujung-ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel yang sesuai. ;
- Pikirkan baik-baik langkah yang akan dilaksanakan, kemudian lakukan
secara bertahap, hati-hati, dan hindarkan kondisi terburu-buru.

Prosedur keselamatan pada percobaan kali ini juga menitikberatkan kepada


hal-hal yang berhubungan dengan lead-acid baterai.

Pada percobaan kali ini, tidak disarankan menyentuh atau memindah-


mindahkan baterai. Untuk mendapatkan informasi spesifikasi baterai, dapat
dilakukan dengan membuka penutup baterai di bagian atas baterai,
sehingga tidak perlu mengangkat-angkat atau membolak-balikkan baterai.

Jika tanpa sengaja larutan asam tertumpah dari baterai, segera netralisir
asam baterai yang tumpah dengan bubuk baking soda atau deterjen yang

19
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

sudah dicampur dengan air (hati-hati agar larutan asam tersebut tidak
menciprat saat mencampur dengan larutan deterjen). Untuk itu sebaiknya
sediakan sedikit deterjen, ember dan air ledeng di lokasi percobaan.

Hindari 3(tiga) hal tentang baterai yang membahayakan, seperti:


 Bahaya larutan baterai Accu Zuur atau asam baterai, jangan sampai
tersentuh kulit;
 Hubung singkat pada batere;
 Merokok dekat batere. Pada saat charging baterai menghasilkan gas
hidrogen yang bersifat eksplosif, untuk itu hindari adanya loncatan bunga
api atau spark di sekitar baterai;

Jika diperlukan, pergunakan topi keselamatan: sarung tangan dan pelindung


mata. Hal lain adalah melakukan pengoperasian sesuai dengan urutan
prosedur untuk melindungi komponen-komponen sistem dari kerusakan.
Khusus untuk baterai dihubungkan paling akhir ke sistem, setelah selesai
memeriksa rangkaian secara keseluruhan.

C. Peralatan

1. Modul surya :

 Kapasitas : 50 Wp
 Jumlah : 4 buah

2. Baterai :

 Kapasitas : 100 Ah/12VDC


 Jumlah : 1 buah

3. Inverter:

 Kapasitas : 200 Watt


 Input : 12 VDC
 Output : 230 VAC/ 50 Hz
 Jumlah : 1 buah

4. Beban :

 Jenis : Lampu Pijar


 Kapasitas, Jumlah : 25 Watt, 1 buah
50 Watt, 1 buah
100 Watt, 2 buah

20
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

5. Alat Ukur

 Multimeter : 1 buah
 Clamp meter : 1 buah

6. Perlengkapan instalasi:

 Kuci pas : 1 set


 Obeng : 1 set
 Berbagai jenis tang : 1set
 Cutter : 1 buah

7. Rangka penyangga modul fotovoltaik

 Jumlah: 1 set

D. Uraian materi

SESF terpusat diaplikasikan untuk memasok listrik di daerah terpencil


dengan pola penyebaran rumah yang terkumpul atau kawasan dengan
kepadatan rumah yang cukup banyak.

Sistem terpusat ini umumnya mempunyai keluaran sistem tegangan 220VAC


(sama dengan sistem PLN), karena itu diperlukan inverter untuk mengubah
arus searah menjadi arus bolak-balik

Blok diagram sistem SESF terpusat dapat dilihat pada gambar 5:

PV Array Inverter

BCU Beban
=
Baterai

Gambar 4: Blok diagram Sistem SESF terpusat

21
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

1. Panel surya

Modul fotovoltaik sebagai komponen utama dari SESF terpusat, pada


umumnya menggunakan tipe monokristal dan/atau polikristal berbasis
silikon.

Untuk keperluan pemasangan, modul fotovoltaik dilengkapi dengan box


koneksi (junction box) termasuk blocking-diode, bingkai modul, dan
kerangka penyangga modul.

2. Pengendali Baterai (BCU)

Fungsi pengendali baterai (battery control unit - BCU) adalah untuk


melindungi baterai dari pengisian berlebihan (over charged) dan
pengosongan habis-habisan (over discharged), karena hal tersebut dapat
mempercepat kerusakan baterai. Baterai dikatakan rusak apabila baterai
tidak dapat lagi menyimpan listrik dalam batas waktu yang diharapkan.

Pada dasarnya terdapat dua tipe pengendali BCU yang tersedia, yaitu :
tipe seri dan paralel. Pada tipe seri, apabila kapasitas baterai telah
maximum atau penuh maka hubungan modul fotovoltaik ke baterai akan
diputus dengan cara mengaktifkan suatu relay (baik secara mekanik
maupun elektronik). Sedangkan pada BCU tipe paralel, keluaran modul
fotovoltaik akan dihubung-singkatkan apabila baterai telah penuh.

Kelengkapan BCU antara lain terminal-terminal untuk modul fotovoltaik,


baterai dan beban. Selain itu, BCU pada umumnya dilengkapi dengan
berbagai indikator, seperti : lampu indikator LED, atau berupa layar (dan
panel) yang dapat mengindikasikan bahwa baterai dalam keadaan
normal, pengisian atau kosong. Apabila indikator baterai kosong menyala
(tegangan baterai turun sampai tegangan lepas - disconnect voltage),
maka semua hubungan kebeban akan diputus dan akan tersambung
kembali apabila baterai telah penuh atau normal kembali (pada tegangan
baterai mencapai tegangan terhubung – reconnect voltage).

3. Baterai

Fungsi baterai adalah didalam SESF pada umumnya untuk keperluan


menyimpan listrik yang dibangkitkan oleh modul fotovoltaik pada siang
hari dan digunakan untuk memasok listrik ke beban pada malam hari.

Dewasa ini terdapat banyak jenis baterai yang pada dasarnya


disesuaikan untuk keperluan tertentu. Jenis baterai yang sudah terbukti

22
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

handal untuk keperluan SESF adalah baterai stasioner dari jenis lead
acid.

Pada percobaan ini digunakan baterai lead-acid tipe baterai starter yang
sering digunakan pada kendaraan mobil.

Baterae stasioner pada umumnya dirancang untuk pemakaian arus relatif


kecil tetapi dalam jangka yang waktu yang lama. Karenanya permukaan
sel aktif yang luas tidak diperlukan sehingga jumlah rugi-rugi baterai (self
discharge) dapat ditekan dan baterai dapat bekerja lebih efisien.

Disamping itu konstruksi baterai stasioner pada umumnya dirancang


sedemikian rupa sehingga erosi material aktif pada saat gasing dapat
ditekan minimum dan ruang pengendapan untuk sel-sel yang telah dibuat
cukup (menghindari kemungkinan hubung singkat internal) sehingga
baterai dapat berumur lebih lama.

Umur baterai ditentukan oleh mekanisme degradasi (berkurangnya sel-


sel aktif), korosi, dan kejadian hubung singkat.

Penyebab proses penuaan baterai yang terutama karena :


- baterai sering mengalami kekosongan (over discharged)
- pengisian yang berlebihan (over charged)
- pemeliharaan yang tidak memadai

Dua alasan pertama dapat dihindarkan dengan cara penghitungan


kapasitas baterai (battery sizing) yang optimal dan dilengkapi dengan
BCU yang tepat.

4. Inverter

Inverter mengubah listrik DC dari panel surya menjadi listrik AC, yang
sesuai dengan kebutuhan beban. Tegangan keluaran biasanya 230VAC,
50Hz.

Tegangan input DC inverter menunjukkan jumlah modul yang harus


disambungkan secara seri, sedangan tegangan output AC menjelaskan
tegangan AC beban yang digunakan.

Jenis gelombang AC yang dihasilkan sebaiknya Pure Sine Wave atau


gelombang AC murni. Gelombang AC murni sesuai dengan kebutuhan
rata-rata peralatan rumah tangga, karena tidak menimbulkan gangguan
listrik berupa noise.

23
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Gambar 5: Bentuk gelombang Pure Sine Wave

E. Langkah kerja

Ruang lingkup kegiatan instalasi meliputi pekerjaan pemasangan dan


konstruksi modul surya, instalasi listrik dan pengkabelan. Bagian berikut
menjelaskan petunjuk pemasangan setiap komponen dan sub-sistem PLTS
terpusat.

SESF terpusat terdiri atas 4 komponen utama yaitu meliputi :


- Modul surya
- BCU
- Baterai
- Inverter

Dilihat dari bentuk kegiatannya, instalasi sistem ini meliputi: pekerjaan


elektrikal, mekanikal dan sipil. Namun untuk mempersempit ruang lingkup,
pekerjaan sipil tidak disertakan pada percobaan kali ini.

Pekerjaan elektrikal yang perlu dilakukan adalah:


- Pekerjaan pemasangan dan pengkabelan modul.
- Sistem instalasi kabel pada junction box, combiner box, baterai, dan
inverter.

Pekerjaan mekanikal yang perlu dilakukan adalah:


- Pemasangan meja atau penyangga modul fotovoltaik.
- Pemasangan penyangga dan blok baterai.

Pemasangan Rangka Penyangga

Siapkan rangka penyangga modul fotovoltaik sesuai petunjuk pemasangan


Pasang setiap komponen SESF Terpusat, yaitu ; modul fotovoltaik, panel
combiner, BCU, baterai dan inverter, pada tempat yang telah disediakan.

24
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Rangkaian

Lakukan pengkabelan SESF terpusat, sesuai dengan diagram berikut :

Gambar 6: Setup SESF terpusat

1. Modul Fotovoltaik

Modul fotovoltaik berjumlah 4 buah dipasang pada suatu penyangga


sedemikian rupa sehingga membentuk 2 grup generator fotovoltaik.
Setiap grup terdiri atas 2 modul fotovoltaik. Setiap bagian penyangga
modul fotovoltaik terbuat dari struktur besi yang diberi lapisan galvanis
sehingga memberikan perlindungan terhadap kemungkinan timbulnya
karat.
Untuk memudahkan transportasi, meja modul dirancang dan dibuat
dalam bentuk knock-down dan pengesetan akan dilakukan pada saat
pemasangan dilokasi.

Pemasangan modul dilakukan setelah semua meja terpasang dan


diperiksa kelurusannya untuk menghindarkan terjadinya moment yang
bekerja pada modul fotovoltaik.

25
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

2. Baterai

Meskipun baterai masih dalam keadaan baru, perlu diperhatikan bahwa :


- Tegangan DC baterai selalu terbentuk dan tanpa disadari (tegangan
DC tidak memberikan efek kejut) seringkali terjadi bahwa tubuh kita
mengalami kontak dengan kutub-kutub baterai pada saat bekerja. Hal
ini dapat berakibat fatal.

- Arus hubung singkat yang besar.

- Baterai dapat membangkitkan gas asam.

Karenanya, sebelum memulai dengan pekerjaan pemasangan baterai


beberapa petunjuk keselamatan harus diperhatikan :
- Selalu menggunakan kaca mata pengaman dan siapkan selalu air
bersih dalam jumlah cukup untuk pertolongan pertama dalam
keadaan darurat.

- Pada saat bekerja dengan larutan asam baterai (accu zur) gunakan
selalu sarung tangan karet dan hindarkan kontak dengan larutan
asam baterai.

- Apabila menggunakan alat-alat mekanikal, seperti: obeng, tang dan


kunci pas, harus digunakan dengan sangat hati-hati. Apabila mungkin
gunakan peralatan yang terisolasi dengan baik guna menghindarkan
terjadinya hubung singkat.

- Gunakan alas kaki yang mempunyai isolasi yang baik, apabila


dimungkinkan gunakan sepatu yang dirancang khusus untuk
keperluan pekerjaan listrik.

- Pikirkan baik-baik langkah yang akan dilaksanakan, kemudian


lakukan secara bertahap, hati-hati, dan hindarkan kondisi terburu-
buru.

- Pada saat pengisian larutan elektrolit baterai, usahakan agar


dilakukan pada tempat yang bersih, kering dan memiliki sirkulasi
udara yang baik.

Baterai yang digunakan merupakan jenis baterai asam-timbal (lead accid)


dari tipe stationary. Baterai tersebut dikirim dalam keadaan kering-terisi (dry-
charged), yaitu belum diberi larutan elektrolit tetapi telah diberi muatan listrik.
Larutan elektrolit atau asam baterai disimpan pada tempat tersendiri, dan
dituangkan kedalam baterai pada kesempatan terakhir yaitu pada saat
baterai siap dipasang.

Langkah-langkah pemasangan baterai adalah sebagai berikut:


1. Periksa suhu dan berat jenis larutan elektrolit. Jika yang digunakan
adalah baterai lad-acid stationary maka siapkan larutan elektrolit dalam

26
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

jumlah yang cukup dan sesuai dengan ketentuan yang dianjurkan oleh
pabrikan.

2. Isikan larutan elektrolit yang telah disiapkan kedalam baterai sampai


batas atas yang dianjurkan. Pada saat larutan baterai diisikan suhu
larutan akan meningkat karena terjadinya reaksi elektro-kimia didalam
baterai.

3. Usahakan tidak ada larutan elektrolit yang tercecer pada permukaan


baterai, apabila terjadi sebaliknya bersihkan menggunakan lap yang
lembab dan cuci lap tersebut dengan air yang banyak.

4. Sistem Pengkabelan

1. Pastikan semua saklar dan sekring pada tiap sub-sistem dalam


keadaan “OFF”.

2. Menggunakan kabel modul rangkai hubungan seri dari modul fotovoltaik


melalui junction box di belakang modul sehingga membentuk satu
jaringan generator fotovoltaik sesuai gambar 8.

3. Hubungkan kutub positif dan kutub negatif dari rangkaian generator


fotovoltaik pada combiner box sesuai gambar 8.

4. Pasang panel baterai pada lokasi yang telah ditentukan dan pastikan
sekring pada panel baterai sudah dilepas. ;

5. Pastikan seluruh pengkabelan baterai sudah benar, kemudian


rangkaikan ke BCU.

6. Hubungkan ujung-ujung kabel yang berasal dari junction box, dan


baterai pada terminal yang sesuai. Pastikan polaritas kabel tidak
terbalik

7. Hubungkan inverter ke BCU, dan terakhir ke baterai.

8. Rangkai sistem pentanahan.

9. Pastikan warna polaritas kabel tidak terbalik.

10. Hubungkan soket listrik AC pada inverter, untuk siap digunakan beban
AC.

27
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

F. Tes formatif

1. Mengapa suhu larutan elektrolit baterai meningkat pada saat larutan


baterai diisikan?

2. Apa yang harus dihindarkan dalam pemasangan modul surya agar tidak
terjadi moment pada modul?

3. Apa yang anda ketahui tentang baterai lead-acid stationary yang sering
digunakan pada sistem PLTS terpusat?

4. Berapa tegangan kerja per sel baterai lead-acid pada umumnya?

5. Sebutkan kategori pekerjaan elektrikal pada instalasi sistem PLTS


terpusat!

28
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
PEMASANGAN POMPA AIR TENAGA SURYA

A. Tujuan

Praktikan diharapkan:
 Mampu merakit sistem pompa tenaga surya secara mandiri dan benar.
 Memahami aplikasi sistem pompa tenaga surya.

B. Keselamatan kerja

Didalam unit pembelajaran ini, peserta didik akan melakukan pengukuran dan
kegiatan eksperimen berupa pemasangan suatu unit pompa air tenaga surya
(PATS). Modul fotovoltaik pada umumnya akan mengeluarkan listrik
bertegangan rendah apabila dikenai cahaya matahari.
Didalam percobaan ini peserta akan dilatih untuk melakukan pemasangan
PATS skala kecil, sehingga tidak terlalu membahayakan. Namun demikian
kehati-hatian tetap diperlukan, terlebih lagi apabila modul fotovoltaik tersebut
akan dirangkai dalam hubungan seri dan paralel dalam jumlah yang banyak
(sebagaimana PATS pada umumnya) sehingga mengasilkan daya besar dan
tegangan yang relatif tinggi.
Apabila bekerja dengan modul fotovoltaik, usahakan agar selalu menutup
modul fotovoltaik atau menghindarkan modul dari penyinaran matahari,
khususnya pada saat terik, termasuk apabila akan menyusun rangkaian
pengukuran
Prosedur keselamatan yang utama antara lain:
- Dikarenakan percobaan ini berhubungan dengan medium air, maka
hindari hubung singkat akibat cipratan atau tumpahan air, ke rangkaian
listrik atau perangkat elektronik yang ada di sistem maupun di sekitar
lokasi percobaan.
- Untuk tidak melepas/memindah/membuka motor listrik dan pompa air
dari tempatnya.

C. Peralatan

Didalam percobaan ini diperlukan peralatan sebagai berikut:

1. 1(satu) Unit SESF Terpusat

 Kapasitas: 200 Wp (sebagaimana diuraikan pada pembelajaran ke 2)

29
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

2. Pompa air

 Jumlah: 1 unit
 Daya: maksimum 75 Watt
 Head: min 20 meter

3. Bak air

 Jumlah: 2 buah
 1(satu) buah befungsi sebagai sumber air
 1(satu) buah berfungsi sebagai penampung air

4. Alat Ukur

 Water counter (water meter), 1 buah


 Manometer, 1 buah
 Wattmeter, 1 buah

5. Sistem perpipaan & komponen pendukung (kran, klep, knee, dsb)

D. Uraian materi

Deskrpsi umum instalasi pompa air tenaga surya yang ada di lapangan,
dapat diilustrasikan seperti gambar 4 berikut:

insolation
main reservoir

pv generator

inverter
public hydrant

pump unit

Gambar 7: Skema umum instalasi pompa air tenaga surya

30
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Peralatan utama sistem pompa air tenaga surya terdiri dari: modul surya,
inverter dan unit pompa air.

1. Panel surya

Panel surya terdiri dari beberapa modul surya yang menghasilkan energi
listrik dari insolasi matahari. Panel surya tersebut dirangkai sedemikian
rupa sehingga menghasilkan daya yang dibutuhkan pompa air dan
sesuai dengan output listrik inverter.

2. Inverter

Inverter mengubah listrik DC dari panel surya menjadi listrik AC, yang
sesuai dengan kebutuhan daya AC pompa air.

Tegangan input DC inverter menunjukkan jumlah modul yang harus


disambungkan secara seri, sedangan tegangan output AC menjelaskan
tipe motor pompa air yang bisa digunakan.

3. Pompa air

Pompa air yang ada digunakan di lapangan umumnya adalah pompa air
submersible. Jenis pompa ini sudah terbukti kehandalan dan
ketahanannnya untuk kegunaan sistem penampungan air.

4. Storage tank dan pipa air

Pompa air berfungsi menyedot air dari sumbernya untuk ditampung di


storage tank yang kemudian mengalirkannnya secara alami melalui gaya
gravitasi ke pipa-pipa pengguna.

Volume storage tank tersebut harus dirancang untuk kebutuhan pada


saat musim kemarau ataupun saat mendung yang menyebabkan
berkurangnya penyinaran matahari.

Selain hambatan penyinaran matahari dan ketersediaan air pada masa-


masa tertentu, rugi-rugi akibat gesekan air di pipa juga perlu diperhitungkan
pada saat merancang sistem pompa air.

Ada dua tipe umum system pompa air tenaga surya: battery-coupling dan
direct-coupling.

31
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

a. Battery-coupling

Sistem ini melibatkan baterai untuk menyimpan energi, sehingga pompa


masih dapat beroperasi di malam hari atau saat tidak ada penyinaran.
Sistem terdiri dari panel surya, BCU, pengntrol pompa, pressure switch
dan tangki, dan pompa air DC. Arus listrik yang dihasilkan panel surya
digunakan untuk mengisi baterai, yang kemudian menyuplai pompa air
kapanpun dibutuhkan.

Gambar 1: Sistem pompa air tenaga air Battery-coupling

b. Direct-coupling

Cara kerja sistem ini, listrik yang dihasilkan oleh modul surya langsung
disuplai ke pompa. Pompa beroperasi dengan memompa air melalui
pipa-pipa air untuk dialirkan ke tanki air.

Sistem pompa air tenaga surya pada umumnya di negara berkembang


tidak menggunakan baterai sebagai penyimpan energi, karena ini akan
mengurangi efisiensi dan tidak ekonomis. Karenanya sistem ini dirancang
untuk bekerja pada saat matahari bersinar. Sehingga besar tanki air
sebaiknya sudah diperhitungkan untuk memasok kebutuhan di saat
musim penghujan atau cuaca mendung berhari-hari.

Banyaknya air yang tertampung per hari tergantung dari banyaknya


penyinaran, dan juga pemasangan sudut kemiringan modul surya. Selain
itu pemilihan pompa juga berpengaruh.

32
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

Gambar 2: Sistem pompa air tenaga surya tipe direct coupling

E. Langkah kerja

Untuk memberikan pemahaman terhadap pemasangan SESF untuk sistem


pompa air, akan diberikan melalui pelatihan pemasangan unit simulasi
pompa air. SESF yang digunakan untuk catudaya pompa air digunakan
SESF terpusat sebagaimana diuraikan atau dijelaskan pada unit
pembelajaran terdahulu.

Skema simulasi pompa air diperlihatkan pada gambar dibawah ini:

Gambar 8: Setup percobaan pompa air tenaga surya

33
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

1) Rangkai pipa-pipa sesuai gambar 5, hubungkan pipa-pipa tersebut


dengan peralatan berikut :
- Pompa air
- Manometer
- Debit meter/meter air
- Klep pengatur aliran atas
- Klep pengatur aliran balik
- Tangki air bawah sebagai simulator sumber air
- Tangki air atas sebagai penampung air

2) Isi tangki air bawah dengan air hingga di atas klep air, yang berfungsi
sebagai simulator sumber air.

3) Atur klep pengatur aliran pada tangki air atas untuk mendapatkan debit
yang diinginkan.

4) Atur juga klep pengatur aliran balik untuk mengembalikan air dari tangki
air atas ke tangki air bawah.

F. Tes Formatif

1. Mengapa rata-rata sistem pompa air tenaga surya di indonesia


menggunakan pompa air rendam (submersible pump)?
Untuk mengantisipasi sumber-sumber air yang berada jauh dibawah
permukaan tanah.

2. Apa kegunaan lapisan galvanis pada penyangga modul surya?

3. Kelengkapan proteksi apa saja dari inverter untuk sistem pompa air
tenaga surya, yang dapat meningkatkan kehandalan dalam operasi
daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh operator?

4. Parameter apa yang menjadi acuan dalam menentukan jumlah modul


surya dalam susunan paralel pada system pompa air tenaga surya?

5. Sebutkan 4 komponen pendukung utama dalam sistem pompa air tenaga


surya!

34
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

I. EVALUASI

A. Evaluasi pengalaman belajar

1. Mengapa panjang kabel dari modul ke BCU serta dari BCU ke baterai
diusahakan sependek mungkin?

2. Jelaskan cara menentukan peletakan modul surya pada SHS!

3. Bagaimana pemasangan ujung kabel yang baik pada tiap terminal?


Mengapa?

4. Berikan penjelasan anda alasan mengapa dalam sistem pompa air


tenaga surya dipilih motor listrik AC tiga fasa?

5. Sebutkan kategori pekerjaan mekanikal pada instalasi sistem PLTS


terpusat!

6. Berapa baterai lead-acid 2V/1500Ah yang dibutuhkan jika diinginkan


sistem tegangan 48V dengan kapasitas 3000Ah? Bagaimana
rangkaiannya?

7. Bagaimana standar keselamatan dalam pekerjaan menggunakan


peralatan mekanikal dalam instalasi sistem tenaga surya seperti obeng,
tang dan kunci pas?

8. Setelah pekerjaan pemasangan dan instalasi selesai, biasanya dilakukan


pengetesan. Sebelum pengetesan dilakukan, bagaimana kondisi standar
prosedur seperti MCB, sekring, dan berbagai saklar?

9. Pentanahan utama apa saja yang pada sistem PLTS terpusat?

B. Kunci Jawaban

1. Tes Formatif Pemasangan SHS

1) untuk memberi peluang bagi sirkulasi udara yang baik, sehingga


modul tidak terlalu panas.
2) Sekitar 10 – 15°
3) Sekitar 1,5 meter
4) Menggunakan saklar beban yang terdapat pada BCU
5) Untuk beban radio/tape dengan catu daya 6V dan 9V agar
menggunakan jack yang telah disediakan dengan terlebih dahulu
dipilih tegangan yang sesuai. Jangan lupa untuk memperhatikan
kutub (+/-).

35
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

2. Tes Formatif Pemasangan Sistem Pompa Air Tenaga Surya

1) Untuk mengantisipasi sumber-sumber air yang berada jauh dibawah


permukaan tanah.

2) Agar tahan terhadap proses pengkaratan.

3) - salah kutub
- hubung singkat
- beban lebih
- sumur kering (tidak ada air)

4) Daya hidrolik yang diperlukan untuk memompa air.

5) - pembangkit listrik fotovoltaik


- pengubah arus DC/AC (inverter)
- motor listrik (elektromotor)
- pompa air

3. Tes Formatif Sistem PLTS Terpusat

1. Karena terjadinya reaksi elektro-kimia didalam baterai.

2. Memasang modul-modul pada meja-mejanya secara tidak rapi atau


tidak lurus

3. Baterai yang pada saat terkirim dalam keadaan kering (dry-charged)


yaitu belum diberi larutan elektrolit tetapi telah diberi muatan listrik.
Larutan elektrolit atau asam baterai disimpan pada tempat tersendiri.,
dan dituangkan ke dalam baterai pada kesempatan terakhir yaitu
pada saat baterai siap dipasang.

4. 2 volt

5. - Pekerjaan pemasangan dan pengkabelan modul


- Sistem instalasi kabel pada combiner box, baterai, dan inverter

36
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008
ET-PLTS-S01-5 Pemasangan Sistem PLTS
Pengenalan Program Energi Terbarukan pada SMK
Kerjasama Indonesia-Belanda 2006-2009

6. Evaluasi pengalaman belajar

1) Untuk mengurangi rugi-rugi daya akibat panjang kabel

2) Pertama-tama, hindari bayangan akibat pohon, bangunan atau


benda-benda lain. Kedua, dengan menggunakan bantuan kompas,
tentukan arah modul menghadap khatulistiwa dengan kemiringan
sekitar 10 – 15°

3) Pasang skun kabel (+,-) di ujung kabel daya atau disolder dengan
timah agar serabut kabel tidak berantakan. Serabut kabel yang tidak
terpasang rapi dapat menyebabkan hubung singkat yang merugikan
listrik dan berbahaya.

4) agar pompa air dapat bekerja lebih efisien, tanpa sikat (brushless)
dan memudahkan mendapatkan suku cadang, karena hampir semua
motor kapasitas besar yang tersedia di pasaran merupakan motor AC
tiga fasa.

5) - Pemasangan meja atau penyangga modul surya


- Pemasangan penyangga dan blok baterai

6) 96 buah baterai lead acid 2V/1500Ah. Masing-masing 24 baterai


diseri, kemudian diparalel.

7) Gunakan peralatan tersebut dalam keadaan terisolasi.

8) Semua harus dalam keadaan OFF, kealpaan terhadap hal ini dapat
berakibat fatal bagi pelaksana dan peralatan.
9) - Meja modul
- Setiap kotak peralatan seperti combiner box, dsb-
- Kutub-kutub negatif atau positif (tergantung sistem pentanahannya)
fotovoltaik dan baterai
- Kutub netral dari sistem AC

37
PPPPTK BMTI Bandung
September 2008

You might also like